"Putuskan laki laki itu," ujar Atala dingin ke arah Yanti. Atala memandang tajam ke arah Yanti, seolah pandangan tersebut menusuk mata Yanti.
Namun Yanti yang sudah gelap mata dan hati tidak perduli, justru dirinya terkekeh. "Putus? Yang ada aku akan memilihnya, kau lihat? Semua yang kukenal sangat berkelas, bahkan teman teman ku sangat iri pada ku. Lihatlah tas ku, kau bahkan tak dapat membelikannya untuk ku bukan?"
Atala menggeleng. "Apa harga diri mu hanya sebatas sebuah tas dan pakaian mewah?" Atala menohok harga diri Yanti, yang semakin membuat Yanti muak dengannya. .
"Lalu kalau iya kenapa? Kau itu hanya anak angkat dari keluarga miskin, kau bahkan tak siapa orang tua mu," sarkas Yanti mengejek dan merendahkan Atala.
"Lalu kalau begitu kenapa dulu kau mau?" Atala mulai tak dapat menahan emosinya, bahkan laki laki itu telah mengangkat tangannya. Jika saja bukan karena mengingat pesan dari almarhum ayah angkatnya, maka sudah pastikan Atala tak akan segan kepada Yanti.
"Kau itu penghasilan mu tak seberapa, malah sok mau membiayai Anisa. Eh dia itu sudah dewasa, Kebutuhan ku saja tak bisa kau penuhi, tapi malah sok ingin membiayai gadis itu, apa dia selingkuhan mu?" Yanti berusaha memojokkan Atala, seolah semua itu salah Atala.
Atala terkekeh, dirinya tahu betul watak istrinya. "Kau tahu? Aku adalah kakaknya, bagaiman mungkin setelah orang tua kami meninggal aku meninggalkan nya? Bagaimana mungkin aku menelantarkannya, kau jangan egois. Dia bahkan tetap bekerja dan berkuliah. Meski aku telah mengiriminya uang. Kau tahu uang bulanan mu bahkan melebihi siapapun penghuni apartemen ini, kau kuberikan sepuluh juta khusus untuk diri mu saja, terpisah dengan kebutuhan Putra dan kebutuhan rumah tangga," ujar Atala panjang lebar.
"Cih hanya segitu? Apa yang bisa di banggakan?" Yanti meremehkan Atala, bahkan dirinya hanya perlu menunjuk kini mendapatkan apa yang ia inginkan.
"Aku memang tak bisa memenuhi gaya hidup mu, karena harus memikirkan masa depannya Putra, namun aku bisa memenuhi kebutuhan mu," ujar Atala memejamkan matanya mencoba menahan emosi, ia baru sadar kini menjadi tontonan gratis para tetangga di pagi hari. "Masuk lah jika kau masih menghargai ku sebagai suami mu, dan masih menyayangi putra kita."
Bukannya menurut, Yanti justru berbalik. Alangkah terkejutnya dirinya ketika melihat semua orang berkerumun di tempat tersebut. Yanti dengan rasa malu segera meninggalakan tempat tersebut.
"Cih wanita yang harga dirinya hanya sebatas tas dan pakaian bermerek saja," ujar salah satu tetangga mereka.
"Diam kau tukang gosip," bentak Yanti tanpa menoleh ke arah orang tersebut.
"Tidak tahu malu. Memang begitu orang yang baru jaya, uang sepuluh juta pasti tidak akan cukup, berbeda dengan kita kita yang kaya sejak dahulu, pasti akan pintar mengelola keuangan," salah satu wanita yang seumuran dengannya kini ikut berkomentar.
Yanti tidak perduli, kini ia melangkah menjauh. Atala tak puas dengan penyelesaian tadi, berniat mengikuti langkah Yanti, ingin mencari tahu siapa sebenarnya selingkuhan istrinya. Para tetangga yang melihat hal tersebut memandang Atala dengan kasihan. Padahal banyak wanita yang ingin menjadi istri seorang Atala, bahkan ingin menjadi yang kedua, namun laki laki itu memilih untuk setia, meski pada akhirnya dirinya diselingkuhi oleh istrinya.
Atala hendak mengikuti Yanti, tampaknya wanita itu telah membeli mobil baru yang mewah, Atala semakin nyeri saja melihat hal tersebut. Istrinya benar benar berselingkuh hanya demi gaya hidup mewah, Atala semakin penasaran siapa laki laki itu. Atala memegang dadanya sakit, wajahnya memerah menahan segala emosi yang ia miliki. Namun mau bagaimana lagi ia tak dapat berbuat apa apa.
Atala berhenti di tempat yang lumayan jauh, Atala mengintai istrinya, dengan memicingkan mata, Atala melihat seorang laki laki berjas yang Atala tahu itu pasti mahal harganya. Atala menyaksikan laki laki itu memeluk istrinya dan mengecupnya, Yanti terlihat tersenyum bahagia, hati Atala berdenyut melihatnya. Atala akan menangkap basah mereka, Atala akan turun dan melihat siapa laki laki itu. Baru saja Atala hendak turun, tiba tiba ponselnya berbunyi.
"Halo tuan, dengan orang tuan siswa bernama Muhammad Putra Atala?" Suara telfon di sana membuat Atala sedikit berdegup kencang.
"Iya dengan saya sendiri, saya ayahnya," ujar Atala.
"Tolong datang ke rumah sakit xxx, karena anak anda tadi pingsan dan mimisan, kami sangat panik sehingga membawanya ke rumah sakit, saat ini tengah di lakukan pemeriksaan," terang penelfon yang di ujung sana.
"Saya akan ke rumah sakit sekarang," Atala segera mematikan sambungan telfonnya. Niatnya ingin mengetahui siapa selingkuhan istrinya kini telah musnah seketika, ketika mendengar anaknya masuk ke rumah sakit.
Ketika sampai di parkiran, sebuah telfon kini kembali mengejutkannya. Atala melihat penelfonnya ternyata itu adalah Linda.
"Halo Linda," Atala menjawab telfon sembari berlari masuk ke dalam rumah sakit, menuju resepsionis.
"Halo kak, buku Linda tadi tertinggalnya di mobil kakak ga? Soalnya itu buku catatan Linda, tidak maslah kok, kalau ada di mobil cuman mau mastikan, tolong di simpannya kak, itu semua catatan Linda," ujar Linda di seberang sana.
"Iya Linda kalau mau ngambil ke rumah sakit xxx saja, Putra masuk rumah sakit, sedang di rawat dokter," ujar Atala membuat Linda panik seketika.
"Hah? Putra kenapa kak? Linda ke sana," ujar Linda tak kalah panik, terdengar sambungan telfon terputus.
Putra segera masuk ke rumah sakit dan bertanya tentang ruangan anaknya. "Halo ruangan Muhammad Putra Atala di mana ya?" Atala segera menanyakannya kepada resepsionis.
"Oh di ruang rawat inap, khusu penyakit dalam tuan," ujar wanita resepsionis tersebut.
"Ruang berapa mbak," tanya Atala.
"Ruang tiga belas lantai tiga pak, tadi administrasi sudah di isi oleh pihak sekolah," ujar wanita tersebut.
"Terimakasih," Atala segera berlari menuju lantai tiga, dan mencari ruangan anaknya.
Tepat setelah Atala masuk ke ruang Atala, Linda mendatangi resepsionis. "Ruangan atas nama Muhammad Putra Atala di mana mbak?"
"Oalah di lantai tiga nomor tiga belas mbak," ujar resepsionis tersebut mengira Linda merupakan ibu dari Atala.
"Terimakasih," ujar Linda segera menuju lantai tiga.
"Orang tuanya bule semua, tapi nama anaknya Indonesia banget," ujar resepsionis tersebut.
Linda baru saja sampai di ruangan Putra, ternyata di situ masih ada guru guru yang menjelaskan keadaan Putra. Linda memilih diam dan melihat keadaan Putra. Jujur saja Linda sangat menyayangi anak tersebut.
"Ibu permisi, semoga anak kalian lekas sembuh ya," ujar guru guru berpamitan. Linda dan Atala hanya mengangguk mengerti.
"Kak Putra sakit apa?" Linda memandang iba kepada anaknya sebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BRRTI ATALA BLM TAU LAKI2 SLINGKUHAN YANTI, HRSNYA KMARIN PAS KPERGOK, ATALA DKATI DIAM2, SAMBIL LIAT WAJAH LKI2 SLINGKUHAN YANTI YG ATASAN ATALA SNDIRI
2022-11-15
0
Grande
😥😥😥😥
2022-02-21
1
Ika Sartika
next
2022-02-12
1