Putuskan laki laki itu

Atala tengah menunggui anaknya mandi, Atala segera mengirimi pesan kepada istrinya bahwa dirinya hendak kembali ke rumah bersama putra mereka. Atala sebenarnya bingung harus mengatakan apa, entah kenapa rasanya Atala malas untuk mengirimi pesan kepada istrinya. Namun dengan pertimbangan anaknya akhirnya Atala mengirimi pesan untuk tetap berada di rumah.

📨 Tetap di rumah aku dan Putra akan kembali, jangan kemana mana, bersikaplah seperti biasanya.

Begitulah pesan yang di kirimkan Atala kepada Yanti, istrinya. Atala berharap Yanti akan memenuhi permintaannya, demi putra mereka. Jika dengan perasaan dirinya Yanti tidak perduli, maka setidaknya Yanti memikirkan putra mereka. Namun semua tak sesuai harapan, jawaban Yanti justru semakin membuat Atala kecewa.

📩 Aku ada janji dengan teman ku, aku sibuk titip saja pada Linda tau Anisa. Aku tidak bisa, kalau tidak dengan mu saja.

Atala memijit pangkal hidungnya, bagaimana tida seorang ibu mengatakan hal seperti itu dalam urusan anaknya. Atala benar benar tak habis pikir, entah bagaimana sikap Yanti ketika dirinya tidak ada.

"Papa Putra udah mandi, nanti papa ya yang ngatar Putra ke sekolah," ujar putra tersenyum ke arah Atala.

Atala ikut tersenyum berusaha menutupi kesedihannya di hadapan anaknya. Atala mengusap kepala Putra dengan penuh kasih sayang, sedih memikirkan bagaimana nasib putranya kedepannya. Bagaimana jika mereka harus berpisah, entahlah bagaimana yang pasti Putra adalah penyemangat dan penguat baginya.

"Kamu sekolah hari ini? Memangnya hari ini hari apa?" Atala jujur saja karena masalah rumah tangga mereka, ia mengira hari ini adalah hari minggu jadi ia berencana akan membawa putra kembali.

"Ih papa hari ini hari kamis, ayo pah Putra telat nih," Putra merengek kepada Atala membuat putra terkekeh.

"Iya ini papa sudah siap, kamu pakai baju gih, papa siapin sepatu sama tas kamu ya," ujar Atala kemudian beranjak mengambil tas dan sepatu Putra, menyiapkan kaus kaki Putra. Memastikan bahwa tali sepatu putra pas dan kaus kakinya tidak terbalik, melihat jadwal pelajaran anaknya, dan memastikan tidak ada buku yang tertinggal serta seluruh tugas telah terselesaikan.

"Pah, papa kenapa sih sibuk terus? Kan putra mau sama papa, kalau sama mama Putra ga di kasih makan pagi, kata mama ngantuk," adu Putra menyampaikan isi hatinya.

Atala yang mendengar hal tersebut tersentak, sungguh ia benar benar kecewa. Bagaiman mungkin istrinya melakukan hal tersebut, bagaimana mungkin seorang ibu yang seharusnya lebih menyayangi buah hatinya di banding apa pun tega melakukan hal tersebut. Ia tak tahu salah apa dirinya selama ini, mengapa istrinya melakukan hal tersebut. padahal selama ini ia melakukan segalanya, agar istri dan anak tidak kekurangan. Namun entah berapa kali ia harus menelan kekecewaan kembali.

Tanpa sengaja air matanya kembali menetes, ia benar benar kecewa kepada istrinya, kecewa kepada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia tak tahu hal tersebut. "Papa nangis? Kan kata papa cowok ga boleh cengeng, harus kuat harus harus melindungi wanita."

Atala tertegun ketika anaknya menghapus air matanya, Atala tak menyangka bahwa anaknya bisa sedewasa itu. Atala tersenyum, benar kata anaknya bahwa laki laki tak boleh cengeng, harus kuat harus mampu menjadi pelindung wanita. Jika dirinya saja lemah bagaiman membahagiakan anak dan adiknya.

"Iya papa lupa, ya udah kita ga boleh nangis ga boleh cengeng biar bisa lindungin orang yang kita sayang," ujar Atala membuat Putra ikut tersenyum.

Saat tengah memasang sepatu Anisa dan Linda keluar dari dalam kamar, tampak ketiga gadis tersebut tersenyum ke arah keduanya.

"Lah kalian sudah mau ke kampus?" Atala tersenyum melihat keduanya.

"Iya kak, sudah hampir siangan soalnya, hari ini terakhir ujian semester," ujar Linda melihat pergelangan tangannya.

"Ayo sekalian kakak antar," ujar Atala tersenyum, laki laki itu memang sangat tampan ketika tersenyum, kerap kali membuat Linda malu sendiri.

"Ya sudah ayo kak, takut telah soalnya," ujar Anisa segera berlari kearah mobil milik Atala.

Atala dan Linda menggeleng melihat tingkah Anisa. Namun mereka segera melangkah menuju mobil, Atala segera menggendong Putra sementara Linda mengunci rumah mereka. Setelah itu baru mereka masuk ke dalam mobil.

Atala memberhentikan mobilnya tepat di depan sekolah dasar, Putra keluar dengan Linda dan yang ikut mengantarkan bersamaan dengan Atala. Beberapa orang tua yang mengantar anaknya berbisik bisik. Linda hanya tersenyum ke arahnya.

"Putra anak papa belajar yang rajin ya," ujar Atala segera mengecup puncak kepala Putranya.

"Iya pa," ujar Putra tersenyum senang. Setidaknya hari ini putra merasa memiliki keluarga yang utuh, sama seperti yang lainnya. Putra merasa memiliki ibu yang perhatian, tak seperti ibunya saat ini yang tidak memperdulikannya.

"Iya sayang belajar yang rajin, biar jadi anak yang pintar," ujar Linda tersenyum manis.

"Dada..." Putra melambaikan tangannya ke arah Atala dan Linda, mereka kemudian masuk ke dalam mobil, dan melihat Anisa yang masih sibuk dengan berkas berkasnya.

"Mama kamu sama papa kamu ganteng sama cantik ya Putra. Pantas anaknya tampan dan pintar," puji salah satu guru yang baru pertama kali melihat Linda. Putra hanya tersenyum, ia paham bahwa mamanya memang jarang pergi mengantarkan dirinya, jika memang mengatakan mamanya tidak mau turun dari mobil.

Mereka telah turun dari mobil bersaman dengan Atala, mereka kemudian berjalan ke arah yang berbeda, pasalnya mereka memiliki jurusan yang berbeda, serta tujuan yang berbeda pula. Linda yang ingin memulai kelas, sementara Anisa yang ingin bimbingan.

Atala tersenyum melihat kedua gadis tersebut kemudian melajukan mobilnya ke apartemen miliknya, Atala sungguh berat hati ingin kembali ke sana. Sangat menyakitkan hati ketika mengingat perselingkuhan istrinya. Namun masalah ini harus selesai, ia akan kembali berangkat ke luar negri besok pagi.

Atala telah memarkirkan apartemennya di basmen dan segera naik ke unit apartemen yang di tinggali dirinya dan keluarga kecilnya. Saat pintu apartemen di buka Atala melihat sang istri bersiap siap untuk keluar, dengan tas bermerek nya yang Atala yakin itu dari selingkuhnya. Pasalnya harga tas tersebut amat sangat mahal, butuh beberapa tahun ia yang belanja yang harus istrinya kumpulkan. Atala bukan pelit dengan sang istri, semua kebutuhannya memang telah di penuhi oleh Atala, namun Atala juga tahu bahwa istrinya amat sangat boros, tak bisa menyimpan uang dengan baik. Maka dari itu Atala selalu menyisihkan untuk masa depan anak mereka dan juga untuk membangun usaha.

"Kau mau kemana?" Atala memandang istrinya yang memandangnya dengan pandangan acuh tak acuh, Atala dapat melihat pandangan mata istrinya yang sudah tak menghormati dirinya, bahkan cenderung merendahkan.

Yanti terkekeh, ia melengos hendak meninggalakan Atala. "Tentu saja pergi," ujar Yanti.

"Apa kau ingin bertemu dengannya? Dia tahu atau tidak kalau kau memiliki anak dan suami?" Atala masih saja mencoba menahan emosinya. Bukannya minta maaf, istrinya justru semakin bertingkah. Bahkan harga diri Atala rasanya seperti di rendahkan.

"Kalau iya kenapa?" Yanti berbalik arah memandang Atala dengan santai. Wanita itu memandang suaminya Daria tas sampai bawah, sungguh sangat jauh berbeda dengan selingkuhannya. Atala hanya menggunakan jas setelan dan kemeja yang tak seberapa mahal, sementara selingkuhannya? Pakaiannya sungguh di atas puluhan juta. Yanti menggeleng, bagaimana ia tidak jatuh hati pada selingkuhannya, bahkan apa yang dia inginkan semua tercapai.

"Putuskan laki laki itu," ujar Atala dingin ke arah Yanti.

Terpopuler

Comments

Grande

Grande

lepaskan aja

2022-02-21

1

wen cavan

wen cavan

tampak kedua gadis... mungkin itu maksudnya ya Thor 😊

2022-02-21

2

Ika Sartika

Ika Sartika

lanjut

2022-02-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!