Bulan madu telah usai. Darren dan Shima kembali bekerja seperti biasanya. Tugas pertama Shima setelah liburan bulan madunya adalah meliput seorang aktris yang tewas karna bunuh diri di apartemennya.
Anton dan Novi sudah bersiap didalam mobil. Anton adalah seorang kameraman sedang Novi adalah seorang reporter. Sedangkan Shima yang menulis berita yang nantinya akan dibacakan oleh Novi dan di shoot oleh Anton.
Apartemen termewah di kota ini sudah penuh dengan para jurnalis. Sistem keamanan apartemen yang serba ketat menjaga privasi penghuninya menyulitkan para jurnalis untuk meliput berita. Tak menyerah, Shima terus berjibaku dengan deadline yang harus ia selesaikan hari ini. Berdesak-desakan dengan para jurnalis yang lain sudah menjadi makanan sehari-hari untuknya.
Peluh dan letih mulai menggelayuti tubuhnya. Shima memilih mundur sejenak untuk sekedar minum dan kembali mengumpulkan tenaga. Novi dan Anton berjalan menghampiri.
" Gimana shima? Dapet infonya? " Kata Anton
" Belum Ton. keamanannya terlalu ketat "
" Namanya apartemen mewah ya begini nih. Penghuninya orang kaya raya semua jadi privasinya juga pasti nomor satu. Mau mahal kaya apa harganya, pasti dibeli yang penting privasi mereka aman " Novi menimpali.
" Kalian berdua tunggu aja disini! biar aku yang coba cari info kedalam. Novi, kamu ambilin air minum dimobil ya. Kasian Shima sampe ngos-ngosan begitu "
" Siap! " Seketika Novi berlari ke arah mobil yang diparkir di ujung jalan.
Shima memukul-mukul betisnya dengan pergelangan tangannya. Berdiri 2 jam sambil berdesakan dengan jurnalis yang lain membuat kakinya sedikit kram. Matanya tertuju pada sosok pria berjaket hitam dengan hodie di kepalanya. Wajahnya tertutup masker dan kacamata hitam. Ia terlihat bertolak pinggang dan terhenti saat melihat kerumunan para jurnalis di depan pintu masuk apartemen. Ia memutar badannya dan berlari menjauhi apartemen.
Penasaran dengan pria misterius itu, Shima mengikutinya. Pria itu berlari-lari kecil menuju ke arah danau buatan sebagai tempat wisata apartemen itu. Ia duduk di rerumputan pinggir danau. Mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang " tolong jemput saya di apartemen. Diluar terlalu banyak orang. saya gak bisa masuk kedalam " ucapnya.
" Boleh saya duduk disini? " Tanya Shima.
Pria itu tampak menoleh mendengar suara Shima. Dipandanginya tubuh Shima dari ujung kepala sampai ujung kaki. " Silahkan " Jawabnya.
" Kenalkan, namaku Ashima Nayla. Aku seorang jurnalis yang kebetulan meliput berita diapartemen itu. Apa anda tinggal disana? "
" Tidak! "
" Lalu anda kemari untuk apa? "
" Jogging "
" Oh.. Tapi tadi saya denger anda bilang kalau anda gak bisa masuk kedalam "
" Maaf saya sibuk, saya permisi dulu " Ucapnya lalu segera berdiri.
" Tuan, ini kartu nama saya. Tuan bisa menghubungi saya jika tuan mendengar berita diapartemen itu "
" Baik. Saya permisi "
" Tunggu sebentar tuan, apa anda punya kartu nama? " Pria itu menggeleng " kalau begitu saya harus memanggil apa ke tuan jika kita bertemu lagi? "
" Panggil Tian, Destian " Tanpa menoleh lagi pria itu segera berlari meninggalkan Shima yang masih berdiri dipinggir danau.
################################
Sebuah mobil mewah terparkir tak jauh dari danau. Tian segera masuk kedalam dan menyandarkan bahunya yang lelah. " Apa bajuku sudah disiapkan? " Tanyanya.
" Sudah bos. Ada di bagasi. Ada apa di apartemen bos? "
" Entahlah, kabarnya ada seoarng aktris yang bunuh diri diapartemennya "
" Mau saya carikan hotel bos? "
" Tidak usah. Nanti malam juga aman lagi. keamanan di sana pasti menjaganya dengan ketat "
Teringat wajah manis dengan matanya yang indah, Tian mengeluarkan Sebuah kartu nama yang disimpan di saku jaketnya. " Ashima Nayla " tertulis diatasnya. Indah sekali namanya seindah orangnya.
Mobil sedan mewah itu terus melaju memecah keramaian ibu kota. Mengantarkannya ke perusahaan terbesar yang dipimpinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Neni_Queen
ooo..ooo.. org ketiga dr pihak Shima yaa??
waduuuh..
lanjuut deh..
2020-09-20
1