Sesampainya di parkiran mall, mereka semua turun dari mobil. Sekarang gantian Rigel yang mengambil alih untuk menggendong Arsy.
"Arsy mau main apa?" tanya
"Cemuanya," jawab Arsy semangat.
Sekarang Arsy sudah mulai terbuka saat bersama Rigel, sudah tak terlalu takut seperti dulu.
"Baiklah, hari ini Papa akan turuti semua permintaan Tuan putri."
"Benelan, Pa?"
"Beneran dong, apa sih yang nggak buat Tuan putri kesayangan Papa." Rigel mencubit gemas hidung mungil Arsy.
"Hole ..." Arsy bersorak gembira karena hari ini apa yang dia minta akan di turuti oleh sang Papa.
Sesampainya di timezone, Arsy langsung berlari untuk mencoba bermain semua permainan yang di temani oleh Rigel. Sedangkan Jingga ikut tersenyum saat melihat Arsy bahagia dan lupa kalau di tinggal pergi oleh Mami dan Daddy nya.
Tiba-tiba, ponsel Jingga berdering. Dia tersenyum saat melihat siapa yang sedang melakukan panggilan vidio itu. Jingga langsung mengangkatnya.
"Halo pengantin baru, apakah kalian sudah sampai di villa?" tanya Jingga.
"Ya kita sudah sampai, dan tempatnya sungguh indah," sahut Simon yang memeluk Elia dari belakang.
Jingga merasa sedikit risih saat melihat pasangan pengantin baru itu. Mentang-mentang sidah halal, seenaknya saja bermesraan di depannya seperti itu.
"Apakah kalian akan terus pamer kemesraan seperti ini! Kalau begitu akan ku tutup panggilannya," ancam Jingga.
"Jangan ... Jangan ...." cegah Elia.
" sayang ... tolong fokus dulu, Aku mau bicara sama Jingga. Kalau kau terus seperti itu, menjauhlah!" protes Elia kepada Simon yang terus saja menghujani wajahnya dengan ciuman.
"Baiklah." Simon terlihat sedih saat melihat istrinya yang sudah marah-marah.
"Jing, bagaimana Arsy? Apakah dia sudah bangun? Menangis apa nggak?" tanya Elia bertubi-tubi. Sejak tadi, dia belum tenang jika belum mendengar bagaimana kabar Arsy.
Jingga bukannya menjawab, dia justru mengganti menjadi kamera belakang yang memperlihatkan bagaimana bahagianya Arsy saat bermain dengan Papanya.
Elia mencoba memperhatikan kembali siapa pria yang sedang bersama Arsy. Saat mengetahui bahwa itu Rigel, membuat hati Elia sedikit senang. Setidaknya Arsy sudah mau akrab dengan papanya.
"Bagaimana? Apakah sudah bisa melihat dengan jelas?" kata Jingga.
Elia terlihat mengangguk.
"Makasih ya Jing, sudah mau menjaga Arsy."
"Sama-sama. Kayak sama siapa saja, lagian Arsy kan juga putriku!" ungkap Jingga.
Elia mengangguk dan tersenyum. Jingga memang sudah menganggap Arsy seperti putrinya sendiri.
"Bolehkan aku berbicara dengannya sebentar?" tanya Elia.
Jingga berjalan mendekati Rigel dan Arsy yang sedang main trampolin. Dia memanggil Arsy mengatakan bahwa Mami dan Daddy nya sedang melakukan panggilan vidio.
Arsy terlihat bahagia, dan berlari menghampiri Jingga. Kemudian, Jingga mengarahkan kamera ke wajah Arsy.
"Halo sayang...," sapa Elia.
"Halo my little princess," timpal Simon.
"Halo Dady dan mami," jawab Arsy dengan wajah bahagia. Terlihat jelas kalau tak ada kesedihan di wajah putrinya itu.
"Arsy maafin Daddy sama Mami ya, tadi gak pamit dulu sama Arsy. Soalnya Arsy masih tidur."
"Gapapa Mami, Acy ngelti kok. Oh, ya jangan lupa nanti pulang bawakan acy adik bayi ya."
Elia terbelalak saat mendengar Arsy mengatakan tentang adik bayi. Sedangkan Simon tersenyum bahagia.
"Siap little princess, doakan Mami biar cepat ada adik bayi dalam perutnya ya," sahut Simon yang terlihat bahagia ketika mendengar Arsy menginginkan adik bayi. Sedangkan Elia menatapnya dengan tatapan tajam.
Mendengar Arsy menginginkan adik bayi dari Simon dan Elia membuat hati Rigel terasa perih seperti teriris pisau. Ternyata hatinya masih belum bisa berdamai jika mendengar kalau Elia kini sudah menjadi milik pria lain.
"Mami sudah dulu ya, Acy mau main cama Papa." setelah itu, Arsy kembali menghampiri Rigel untuk bermain kembali. Melihat wajah Rigel yang terlihat sendu membuat Arsy bingung.
"Papa kenapa? Kok sedih?" tanya Arsy.
Melihat Arsy menyadari kalau dia sedang terluka, membuat Rigel segera membuang perasaan itu jauh-jauh.
"Papa gak apa-apa kok sayang, kita lanjut main lagi ya.
" Arsy mengangguk. "
Sedangkan Elia terlihat kesal dan bertanya-tanya kenapa Arsy bisa membahas soal adik bayi. Dan Jingga hanya menjawab dengan mengatakan kalau Arsy memang menginginkan adik bayi. Setelah berbicara cukup lama, Elia dan Jingga menyudahi panggilan vidio mereka.
Di pertengahan permainan, tiba-tiba Arsy merasa lapar. Jadi, dia mengajak untuk mencari makan terlebih dahulu, nanti lanjut bermain lagi. Dan Rigel menuruti keinginan putrinya.
Di tempat yang sama, Angkasa juga sedang berjalan mengecek pusat perbelanjaan milik keluarganya dengan di temani oleh asisten Lim dan beberapa bodyguard. Di tengah perjalanan, tiba-tiba dia melihat sosok wanita yang beberapa hari ini memenuhi pikirannya.
"Asisten Lim, aku mau menyapa temanku sebentar."
"Tapi, Tuan muda___" asisten Lim tak melanjutkan ucapannya ketika melihat tatapan Angkasa yang begitu tajam. Jadi, terpaksa dia menuruti perintah tuan mudanya itu.
"Kalian di sini saja, jangan ikuti saya!" titah Angkasa.
Angkasa tak mau di lihat sedang bersama para bodyguard yang wajahnya datar dan menyeramkan. Perlahan, Angkasa menghampiri Jingga yang sedang duduk sendirian sambil memainkan ponsel.
"Hei cantik, sendirian saja," sapa Angkasa yang tiba-tiba duduk di kursi depan Jingga.
Jingga menoleh sebentar, lalu acuh dan kembali menatap layar ponselnya. Melihat Jingga yang mengabaikannya, membuat Angkasa merasa kesal.
Angkasa menghembuskan nafasnya perlahan untuk menetralkan emosinya. Sepertinya harus ekstra sabar jika ingin berkenalan dengan wanita cuek. Angkasa berubah mendekat duduk di dekat Jingga, wajahnya bertumpu pada telapak tangan dan melihat dengan jelas wajah cantik wanita itu dari dekat.
Entah kenapa, jantungnya berdetak begitu cepat, wajah cantik itu benar-benar telah membuatnya terhipnotis sampai membuat sepasang matanya tak berkedip sedikitpun.
"Jangan terus menatapku!" ujar Jingga tanpa menoleh sedikitpun ke arah Angkasa.
Angkasa tersenyum saat mengetahui bahwa Jingga sebenarnya tahu kalau dia sedang menatapnya, tapi sok cuek dan jual mahal.
"Ternyata kamu sadar kalau ada seseorang yang sedang menatapmu?"
"Tentu saja, aku tidak buta dan tuli!" pungkas Jingga yang masih fokus memainkan game dalam ponselnya.
"Lalu, kenapa kamu mengabaikan pria setampan ini dan terus bermain game? Apakah game itu lebih menarik dari pada aku?"
Jingga menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke angkasa dengan tatapan tajam.
"Tentu saja lebih menarik, karena aku tak suka pria sepertimu!" tandas Jingga. "Jadi, pergilah sebelum ada sesuatu yang melayang," lanjutnya.
Angkasa hanya tersenyum saat melihat wajah galak Jingga yang justru membuat dia semakin menarik. Ini adalah pertama kalinya Angkasa bertemu dengan wanita seperti ini. Biasanya semua wanita akan mendekatinya karena kekayaan dan ketampanannya. Tapi, wanita cantik yang ada di depannya saat ini, terus saja menjauhinya sejak pertama kali bertemu.
Melihat Pria aneh yang ada di depannya saat ini hanya tersenyum bukannya pergi, membuat Jingga semakin merasa kesal.
"Pergi atau___"
"MaNgga ...," seru Arsy yang berjalan menghampiri Jingga.
Melihat ada seorang gadis kecil tiba-tiba memeluk Jingga, serta pria dewasa yang datang menghampiri meja mereka. Membuat Angkasa mengerutkan kening.
Mereka siapa? Jangan bilang gue udah godain istri orang! Batin Angkasa.
...****************...
Ciye... Ada yang mulai..
Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya ya...
Novel ini akan up setiap hari jam 10 pagi. Kalau lagi gak sibuk in sya Allah akan kasih bonus up. Jadi, ikuti terus kisahnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Lui Sian
salah paham
2022-05-12
0
nisa
😄 bang angkasa slh pahan mangga blm nikah lho
2022-02-24
0
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
baru mulai baca di awal jingga seorang dokter ini kok kayak baby sister ya
2022-02-17
0