Selamat membaca🌷🌷🌷
Degg .. Degg ..
Aku terpaku. Nafasku terasa tercekat ditengorokan.
Rasanya hampir keluar jantung ku dari tempatnya. Itukah CEO perusahan ini ??
'Ya Tuhan, tamat riwayatmu Riska. TAMAT ! Haduh, masa baru kerja langsung dipecat sih.' Keluh ku dalam hati.
Dengan cepat aku berbalik menyembunyikan wajahku, jangan sampai dia melihat wajahku. Sesekali ku lirik ke belakang, melihat apakah dia sudah pergi atau belum. Ku sapu dadaku lega, setelah melihat dia sudah pergi bersama laki-laki, yang ku perkirakan adalah asistennya.
Huhh..
Aku berjalan mendekat ke arah Intan. Intan tengah sibuk mengelap jendela juga. Ku colek lengannya. "Intan, apakah CEO kita bapak yang itu?" Tanyaku, setelah Intan balik menatap ku. Sambil menunjuk dua orang laki-laki, yang berjalan beriringan diujung lorong mendekati lift.
Seketika jantungku berpacu cepat, seperti tengah maraton, setelah Intan mengiyakan pertanyaan ku.
"Inikah akhir karirku disini Tuhan ?? Hah ... Selamat Riska. Kau sukses, menghancurkan karirmu sendiri." ucapku dan menertawakan diriku sendiri dalam hati.
Menghilangkan sedikit rasa malu. Aku akan berusaha bertemu dan meminta maaf. Demi masa depan, karir yang baru aku rintis. Tak apa, membuang egoku.
***
Bian sudah menunggu Aldi didepan ruangannya. Aldi segera membereskan berkas penting, yang harus dibawah nya untuk pertemuan dengan perusahan JAYA WIRAWAN.
Ketika membuka pintu, Aldi tertegun, merasa seperti ada yang memperhatikan dirinya. Menoleh ke kanan dan ke kiri, namun ia tak menemukan seorang pun memperhatikannya. Yang ia temukan, hanya ada dua orang OG yang sibuk membersihkan kaca. Mungkin hanya perasaan nya saja, pikirnya.
Aldi pun melangkah bersama Bian, menuju tempat pertemuan bisnisnya. Setelah hampir satu jam berkendara, akhirnya mereka tiba di restoran yang sudah disepakati sebelumnya.
"Selamat siang. Saya Bian Nugraha asisten Bapak Aldino Narendra. Dan disamping saya, ini adalah Bapak Aldino Narendra, CEO perusahan kami. Maaf atas keterlambatan kami." Ujar Bian, memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangan dan disambut oleh wanita didepan mereka.
"Selamat siang juga Pak. Saya Marisa Ayunda sekertaris, sekaligus perwakilan dari perusahan JAYA WIRAWAN. Mohon maaf saya yang mewakili, dikarenakan bapak Ridwan Wirawan selalu CEO, sedang ada perjalanan bisnis keluar kota selama beberapa hari." Ujar Marisa.
"Tidak apa-apa Bu Marisa, saya paham. Kalau begitu, bisa kita mulai pembahasan kontraknya sekarang saja? Tanya Aldi dan di setujui oleh Marisa .
"Baik Pak. Mari kita mulai pembahasannya." Sahut Marisa.
Aldi kini mulai sibuk dengan dokumen-dokumen, hingga tidak terasa kini sudah memasuki jam makan siang. Aldi mengalihkan pandangannya kepada Marisa. "Bu Marisa, bagaimana kalau kita makan siang dulu? Karena sekarang sudah waktunya makan siang, nanti bisa kita lanjutkan kembali pembahasan nya, selesai makan siang. Bagaimana? Apakah Ibu Marisa tidak keberatan?" Tanya Aldi.
Marisa mengangguk. "Baiklah Pak. Pembahasannya, bisa kita lanjutkan selesai makan siang." Jawab Marisa kemudian merapikan berkasnya.
Bian pun langsung memesan makanan. Mereka makan, diselingi obrolan ringan. Selesai makan siang, pembahasan pun dilanjutkan kembali. Jam 3 kurang 10 menit, akhirnya rapat selesai, dengan diakhiri penandatanganan kontrak kerjasama.
"Baik Pak. Terima kasih atas waktunya, semoga kerjasama perusahan ini dapat berjalan dengan baik." Marisa berdiri, kemudian menjulurkan tangannya, dan di balas Aldi menjabat tangan Marisa. Sebagai tanda disepakati nya kerjasama.
"Sama-sama Ibu Marisa. Semoga kerjasama ini berhasil. Kalau begitu saya permisi, kembali Ke kantor Bu." Pamit Aldi. Setelah disetujui oleh Kliennya. Aldi langsung melangkah keluar restoran. Sedangkan Bian harus membayar tagihan makanan lebih dulu.
Aldi segera masuk ke mobilnya, duduk di kursi penumpang dan langsung menyandarkan punggung lelahnya ke jok mobil. Pertemuan kali ini lumayan melelahkan, karena hampir 3 jam, waktu yang mereka habiskan mengadakan pertemuan.
Tiba dikantor, Aldi langsung keluar dari mobil, lalu melangkah pergi ke ruangannya. Dia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.
Setelah tiba didepan ruangan nya, Aldi berhenti dan langsung menatap Bian, untuk memberikan pesan. "Yan, tolong nanti jika ada orang yang mencari ku, kamu katakan aku sedang tidak bisa diganggu."
Bian mengiyakan perintah bos nya itu, dan langsung berlalu menuju ruangan nya. Sedang Aldi langsung masuk dan mengunci pintu ruangannya, dia sedang tak ingin di ganggu oleh siapa pun.
Namun sebelum pergi, Bian sempatkan mengatakan pesan Aldi kepada Citra, selaku sekertaris Aldi.
***
Riska mendudukkan dirinya di kursi yang ada di pantri, guna merilekskan tubuhnya sejenak, dari aktivitas nya yang melelahkan. Lalu kemudian termenung, memikirkan bagaimana cara untuk meminta maaf kepada Aldi. .
'Pokoknya, aku harus berusaha agar mendapatkan maaf darinya. Masa hari pertama kerja, langsung di pecat sih. Kan nggak lucu.' Batinnya.
Sedang asik melamun, hingga Riska tak menyadari, kalau Dodi sudah duduk di depannya.
"Mikirin apa sih, Ris ? Kayaknya serius amat." Tanya Dodi. Aku refleks langsung menatap nya karena kaget.
"Nggak ada. Nggak lagi mikirin yang serius-serius kok. Cuma karena capek aja, maklum lah hari pertama kerja." Jawabku sambil tersenyum kikuk. Dodi pun hanya mengangguk dan ber- Oh ria saja, menanggapi jawabanku.
"Kamu tinggal nya dimana, Ris?" Riska mengerit. Untuk apa, Dodi bertanya alamat tempat tinggalnya, pikirnya.
"Dijalan Kartini no 4. Kenapa memangnya, Di?" Meski binggung, tapi ku jawab saja. Terlihat Dodi,bmenggaruk belakang kepalanya.
"Nggak sih. Siapa tau kan, nanti bisa anterin kamu pulang bareng, gitu." Jawabnya kikuk. Dan aku hanya tersenyum tipis.
"Nggak usah ih, Dodi. Aku nggak mau ngerepotin kamu. Ya udah, aku cari Intan dulu yah." Ucap ku setelah nya aku berdiri, lalu berjalan mencari keberadaan Intan.
Aku masih berjalan mencari Intan, mungkin dia sedang bersama Ayu dan Jihan pikirku. Dan bukannya Intan yang ku lihat, tetapi laki-laki yang bersama Pak CEO tadi pagi. Ku lihat dia baru keluar dari ruangan nya, mungkin saja itu ruangannya kan? Bisa saja. Aku memberanikan diri menghampirinya.
"Selamat sore, Pak." Sapa ku, sambil menunduk hormat.
"Iya, ada apa yah?" Terlihat dia seperti memperhatikanku.
"A-pakah, saya bisa bertemu dengan Pak CEO? Maaf jika saya lancang. S-saya hanya ingin meminta maaf saja." Jawabku terbata.
"Maaf. Tapi saat ini, beliau tidak bisa di ganggu. Beliau sedang sibuk! Mungkin lain waktu saja." Jawabnya.
"Baiklah, Pak. Kalau begitu saya permisi." Pamitku, dan dia jawab dengan anggukan. Dengan tertunduk lesu, aku kembali berjalan mencari Intan dan lainnya. Sungguh aku sangat gugup sekali tadi.
'Jelas sangat susah bertemu dengannya. Dia orang penting, waktunya pasti sibuk. Tapi aku tidak boleh putus asa.' Batinku.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Dewi
hai thor aku mampir membawa like dan favorit...jangan lupa mampir ya kelapakku,kita saling dukung..💪
2022-03-10
1