Episode 2

Dengan ceria, aku melangkah menuju lantai 4.

'Ya Allah, lancarkan lah pekerjaan ku hari ini, dan seterusnya. Amin.' Pinta ku dalam hati.

"Haduhh.. Capek juga yah, baru juga naik tangga dari lantai 1 ke lantai 4, udah ngos-ngosan. Dasar kaum rebahan! Belum juga sehari, gimana kalo udah sebulan, remuk sudah tulang ku." Gerutuku.

Setelah sampai dilantai 4, Riska berjalan sambil menatap kagum kiri dan kanan ruangan.

***

Aldi memasuki Lobby utama bersama asisten Bian, dan seperti biasa dia mendapatkan sapaan dari para kariyawan.

"Selamat pagi pak."

"Haduhh calon imam udah datang."

"Calon papanya anak-anak gue itu."

"Oh ya ampun pak Aldi, namamu selalu ku sebut dalam doaku."

Dengan tenang dan wajah datar, Aldi tetap melangkah. Tak menghiraukan pujian karyawannya. Hingga dia dan Bian memasuki lift menuju ke ruangannya.

Sedang dalam lift Bian mencibir "Ya elah, Al .. Al .. Senyum dikit kek. Dipuji ciwi-ciwi tuh muka datar aja kek tembok." Sedang yang dicibir hanya cuek dengan datar.

"Ya Alloh, berikanlah hidayah pada teman Bian satu ini, ya Alloh." Sambung Bian lagi, jengkel karena perkataan tidak digubris Aldi.

"Berisik!" Sentak Aldi kesal.

"Gimana mau dapan jodoh coba, Al, orang senyum aja pelit Lu. Live is must go on Al, cam'on! Dia aja mungkin nggak ada mikirin lu, Al." Berang Bian.

"NGGAK USAH BAHAS DIA !! " Sentak Aldi dengan sedikit bentakan.

"Oke." Bian memilih mengalah.

Setelah itu, hanya ada keheningan dalam lift, hingga mereka tiba dilantai 4.

***

Liat kanan, liat kiri, Riska berjalan sambil bersenandung "Hariku cerah .. Matahari bersinar .. Ku gendong tas merahku, di pun--- "

Bruk!

Nyanyian Riska terhenti, karena tak sengaja menabrak seseorang.

"Njirr ... Sakit pantat gue. Makin rata dah pasti, nih pantat. Siapa sih yang naroh tembok didepan gue? Nggak liat apa, IU mau lewat." Setelah puas mengumpat, Riska mengalihkan pandangan ke atas.

"Ba- bapak, yang tadi saya tabrak??" Tanya Riska gagap.

"Ihh .. Ganteng yah ampun ... Boleh tabrak lagi nggak, Pak?? Celetuk Riska, sambil cekikan.

Ha .. Ha ..

Bian tertawa mendengar perkataan Riska. Sedang yang jadi bahan godaan, bermuka masam.

"Udah ketawanya, Bian?" Sentak Aldi, dengan suara berat.

Bian langsung diam. Aura bosnya mulai negatif.

"Dan kamu!" Tunjuk Aldi pada Riska.

"Kamu pikir, ini kantor punya nenek moyang kamu? Hah? Seenaknya sendiri nyanyi-nyanyi. Iya kalo suaranya bagus. Ini kayak kaleng pecah juga! Ini kantor buat kerja, bukan buat main. Kalo mau main, ke taman kanak-kanak sana." Bentak Aldi dengan wajah menahan emosi.

"Ya ampun pak jangan galak-galak ihh .. Susah jodoh loh nanti .." Balas Riska santai, tak merasa tertekan.

"Jangan kurang ajar yah,kamu! Mau kamu, saya pecat hah?" Aldi mulai emosi jiwa.

Riska tertegun sejenak. Dilihat dari penampilannya, pria itu seperti, mempunyai jabatan yang tinggi. Namun Riska menepis anggapannya. "Emangnya bapak siapa? Sampai bisa pecat saya? Mau saya laporin bapak, ke CEO nya? Hayooo .."

"Sudahlah. Ngomong sama orang gila, nanti bisa ikutan gila." Aldi mulai kesal.

"Bapak, ngatain saya gila?? Wahh enak aja. Cantik gini dikatain gila. Bapak kalo yang gila!" Bantah Riska. Dia tak terima, dikatakan gila oleh lelaki di hadapnnya ini.

"KAMU?" Jerit Aldi, dengan suara sudah naik satu oktaf.

"Apa? Bapak, kira saya takut? Jangan mentang-mentang, Bapak atasan disini, terus bisa semena-mena sama bawahan, Pak." Riska balik menantang.

"DIAM KAMU! Sana balik bekerja." Bentak Aldi, kemudian langsung berbalik. Diikuti Bian berjalan dibelakang nya, menuju ke ruangannya.

"Dasar cewe sinting, gila .." Gerutu Aldi.

Ternyata gerutu Aldi, didengar oleh Riska. Hingga Riska balas dengan sedikit teriak.

"AKU SUMPAHIN JODOH BAPAK, ITU AKU!"

Degg..

Setelah mendengar teriakan Riska, Aldi terpaku sejenak. Kemudian langsung mempercepat jalannya agar cepat menjauh dari Riska. Sedang Riska, mencak-mencak ditempat, sambil ngomel. Kemudian memilih pergi, untuk menemui rekan kerjanya.

Sambil berjalan, Riska memikirkan ancaman Aldi tadi. Siapa lelaki itu sebenarnya? Kuasa apa yang dia punya, hingga bisa mengancam, ingin memecatnya? Bagaimana jika, dia benar akan dipecat?

***

Setelah tiba didalam ruangan Aldi. Bian tak bisa lagi menahan tawanya.

Ha .. Ha ..

"Gila itu cewek! Berani banget dia. Katanya dia mau laporin Lu , Al, ke CEO. Dia nggak tau aja, kalo yang dia ajang perang tadi, CEO nya langsung." Gumam Bian, setelah tawanya reda.

"Diem kagak Lu, Yan. Pusing gue .." Protes Aldi, yang sedang duduk dikursi kebesaran nya, dan Bian duduk didepan Aldi.

"Hati-hati loh, Al. Jangan-jangan, jodoh beneran Lu sama tuh cewe." Ledek Bian, kemudian kembali tertawa.

"Keluar Lu, Yan." Usir Aldi. Emosi Aldi mulai meluap karna candaan Bian.

"Ya elah .. Gitu aja sensi. Kayak cewek PMS Lu, Al"

Aldi menatap tajam Bian. "Yan.. KELUAR!!!" Teriak Aldi frustasi. Bian langsung lari keluar karena ketakutan. Aura Aldi sangat menakutkan.

Setelah kepergian Bian, Aldi meremas rambutnya frustasi. Memikirkan Mamanya, yang hobi sekali ingin menjodohkan dirinya, dengan anak teman arisannya. Memikirkan mantan kekasih nya, yang namanya masih ia simpan dihati. Lalu ditambah lagi, dengan cewek bar-bar, over PD yang tadi dia temui tadi. Rasanya kepalanya ingin pecah.

"Aisshh .. Bisa gila beneran, Gue." Gumamnya.

Tak ingin beneran gila. Aldi kemudian, mulai menyibukkan dirinya dengan menyelesaikan berkas, dan mempelajari materi untuk pertemuan nya dengan ibu Marisa nanti.

***

Tiba dipantri, Riska disambut beberapa rekan kerjanya, sesama cleaning service.

"Selamat pagi .. Perkenalkan nama saya Riska, office girl baru disini." Sapa Riska sopan, sambil memperkenalkan dirinya, kepada rekan kerjanya.

"Halo Riska.. Kenalkan, saya Intan, sebelah kanan saya Ayu, sebelah kiri saya Jihan, sebelah Jihan itu Dodi, dan terakhir disebelah Ayu, itu Duta. Selamat bergabung Riska, semoga betah yah." Balas Intan memperkenalkan diri dan teman-temannya

"Hai semuanya ..." Balas Riska tersenyum.

"Sudah bu Dewi beritahukan, apa aja aturan dilantai ini, dan larangannya kan?"

Aku mengangguk, mengiyakan pertanyaan Intan.

"Oke. Sekarang kami ikut aku. Kita akan membersihkan kaca jendela, samping ruangan CEO." Ajak Intan. Aku hanya mengganguk dan ikut berjalan disamping Intan.

"Kamu bersihkan di sebelah kanan, dan aku di sebelah kiri yah." Ujar Intan, membagi tugas.

Aku mengganguk dan mulai bekerja mengikuti intrukusinya.

Dengan semangat, aku membersihkan kaca jendela di depanku. Sambil sesekali bercanda dengan Intan. Ternyata Intan orang yang asik, dan tipikal teman yang mudah akrab.

Sedang asik membersihkan jendela. Tiba-tiba pintu ruangan, yang bertuliskan CEO, disamping kiri ku terbuka. Mau tak mau, membuat ku ikut menoleh kearah pintu, penasaran ingin melihat rupa sang CEO.

Degg .. Degg..

Aku terpaku. Nafasku terasa tercekat ditengorokan.

Bersambung ...

Episodes
1 Prolog
2 Episode 1
3 Episode 2
4 Episode 3
5 Episode 4
6 Episode 5
7 Episode 6
8 Episode 7
9 Episode 8
10 Episode 9
11 Episode 10
12 Episode 11
13 Episode 12
14 Episode 13
15 Episode 14
16 Episode 15
17 Episode 16
18 Episode 17
19 Episode 18
20 Episode 19
21 Episode 20
22 Episode 21
23 Episode 22
24 Episode 23
25 Episode 24
26 Episode 25
27 Episode 26
28 Episode 27
29 Episode 28
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31
33 Episode 32
34 Episode 33
35 Episode 34
36 Episode 35
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 PENGUMUMAN
67 Episode 65
68 Episode 66
69 Episode 67
70 Episode 68
71 Episode 69
72 Episode 70
73 Episode 71
74 Episode 72
75 Episode 73
76 Episode 74
77 Episode 75
78 Episode 76
79 Episode 77
80 Bab 78. Riska hamil
81 Bab 79
82 Episode 80
83 Bab 81. Senjata makan tuan
84 Bab 82. Keras kepala
85 Bab 83. Drama Korea
86 Bab 84. Aku sayang kamu
87 Bab 85. Tukar tambah saja
88 Bab 86. Bian yang malang
89 Bab 86. Memaafkan
90 GIVEAWAY!!
91 Bab 87. Bian dan Selly
92 bab 88. kelahiran penerus keluarga Narendra
93 Bab 89. Selesai
94 Extra part
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Prolog
2
Episode 1
3
Episode 2
4
Episode 3
5
Episode 4
6
Episode 5
7
Episode 6
8
Episode 7
9
Episode 8
10
Episode 9
11
Episode 10
12
Episode 11
13
Episode 12
14
Episode 13
15
Episode 14
16
Episode 15
17
Episode 16
18
Episode 17
19
Episode 18
20
Episode 19
21
Episode 20
22
Episode 21
23
Episode 22
24
Episode 23
25
Episode 24
26
Episode 25
27
Episode 26
28
Episode 27
29
Episode 28
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31
33
Episode 32
34
Episode 33
35
Episode 34
36
Episode 35
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
PENGUMUMAN
67
Episode 65
68
Episode 66
69
Episode 67
70
Episode 68
71
Episode 69
72
Episode 70
73
Episode 71
74
Episode 72
75
Episode 73
76
Episode 74
77
Episode 75
78
Episode 76
79
Episode 77
80
Bab 78. Riska hamil
81
Bab 79
82
Episode 80
83
Bab 81. Senjata makan tuan
84
Bab 82. Keras kepala
85
Bab 83. Drama Korea
86
Bab 84. Aku sayang kamu
87
Bab 85. Tukar tambah saja
88
Bab 86. Bian yang malang
89
Bab 86. Memaafkan
90
GIVEAWAY!!
91
Bab 87. Bian dan Selly
92
bab 88. kelahiran penerus keluarga Narendra
93
Bab 89. Selesai
94
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!