Episode 4

"Eh? Azura? Ada apa dengan wajahmu?" tanya Dennis heran. Tapi Dian malah ngakak duluan melihatnya.

Ya. Wajah Azura yang sekarang telah dihinggapi luka memar di bagian pipi, dahi dan sudut bibir. Ia menunjuk ke arah ketiga luka itu, lalu menjawabnya, "Oh, ini? Ah ... ini biasa, cuy. Gw kena seruduk badak lagi."

"Lagian nyari ribut sama Rei," ucap Dian, lalu kembali menertawakan nasib Azura.

"Oy, Dian. Gw bisa, loh, potong lidah lu biar gak ketawa lagi." Aura hitam yang menyeramkan dari Azura keluar dan menyerbak sampai Dian tidak tertawa lagi. Kelas juga sangat hening.

"I–iya iya, gw berhenti." Lelaki itu melontarkan senyuman masam, dengan rasa takut akan ancaman di dalam hatinya.

"O–oh iya, bagaimana Derrel di kelas, Nis?" Dian mengalihkan pembicaraan sebelum keadaan menjadi buruk.

"Dia berusaha bohong kepadaku." Dennis meletakan kepalanya di atas meja. Ia sebenarnya lelah dengan keadaan kelas adiknya.

"Bohong gimana?" tanya dua lawan bicaraya serempak.

"Dia bohong kalau tidak diapa-apakan sama teman sekelasnya. Untung saja dia gak pandai bohong."

"Kasian Derrel. Iya, kan, Azu—Eh, Ra?" Dian melihat sekeliling, ia tidak menemukan sosok Azura. "Ck, kayak hantu aja. Dateng tiba-tiba, hilang tiba-tiba."

Namun Dennis merasakan sesuatu yang salah. "Kayaknya—" Dennis segera beranjak dari kursi dan pergi. Begitu juga dengan Dian yang ikut dengannya.

****

Di kelas Derrel–

Azura datang-datang langsung membanting pintu kelas. Semua orang terkejut. Derrel yang sedang mengerjakan PR teman-temannya tersentak dan langsung menutup bukunya.

"Eh, Kak Azura—"

"Kamu di-bully satu kelas?" Tanpa basa basi Azura melontarkan pertanyaan itu.

Derrel langsung menggeleng seperti jawabannya kepada kakaknya tadi. Azura mengerutkan dahinya, lalu menatap tajam ke semua orang yang ada di kelas Derrel.

"Hey kalian semua!" Azura berbicara lantang. "Kalau kalian menyakiti Derrel, langsung berhadapan denganku! Jangan suka main dengan yang lemah!"

"Hahahaha!" Satu kelas tertawa. Hal itu membuat Azura semakin kesal. "Dia mau menghajar kita katanya? Hahaha! Ferdi, lu jago bela diri, kan? Sana maju!"

Lelaki yang mengaku bernama Ferdi maju dengan bangganya. Dia tidak tau kalau dia sedang menantang maut jika berhadapan dengan Azura.

Ferdi melenturkan otot tangan dan leher sebelum menghajar Azura lalu memasang kuda-kuda. Sementara Azura hanya berdiri tegak.

"Yang tidak berkepentingan, mundur!" titah Azura. Mereka mundur untuk memberikan ruang untuk mereka berdua ingin berkelahi.

Azura membiarkan Ferdi menyerang duluan dengan kepalan tangan. Pukulan pertama tidak mengenai Azura. Ia menghindari pukulan tersebut, lalu maju secara mendadak dan balas menyerang.

BUGH!

Satu pukulan Azura dengan mulus mengenai perut Ferdi. Lelaki itu lengah, jadi dengan bebasnya Azura memukul Ferdi. Ia mengangkat tangannya, dan memukul dagu Ferdi sampai Ferdi terkapar lemas tidak berdaya.

Begitu Ferdi terjatuh, Azura langsung melenturkan tangannya. "Huh, andai kau temanku, aku tidak akan menyerang balik."

Ferdi tampak menahan sakit di bawah lawannya. Azura menginjak tubuh anak itu lalu tersenyum sinis menatapnya. "Huhuhu, sakit ya?" ejek Azura.

Dian dan Dennis baru datang dan terkejut dengan keadaan kelas. "Azura mau bunuh anak itu?" bisik Dian.

"Sstt, nanti kamu yang dibunuh, loh!" ancam Dennis sambil menyeringai. Jadi sekarang, mereka berdua yang baru datang itu tidak bisa melakukan apa-apa. Jadi mereka hanya menonton sambil ngemil keripik bersama dengan santainya.

"Yare~ yare~ dapet hiburan gratis di sekolah. Nyam... nyam...."

BUK!

Azura menendang tubuh Ferdi sampai tubuhnya berbalik dan tergeletak di depan mejanya Derrel. Derrel sendiri yang melihat anak paling kuat di kelasnya itu pun terkejut. Karena dia berhasil dikalahkan Azura dengan mudahnya.

"Sampah! Yang seperti ini kalian anggap hebat?!"

Azura kembali menatap semua orang di kelas. Seketika setelah mata mereka bertemu dengan Azura, orang-orang itu langsung mundur ke belakang karena takut berhadapan dengan Azura.

Azura senang melihat orang-orang yang awalnya sok hebat, tiba-tiba jadi ketakutan karena dirinya. Ia melangkah maju secara perlahan mendekati semua murid di kelas yang sedang berkumpul di pojokan.

Saat di barisan meja kedua, lelaki itu dengan kasarnya menjatuhkan satu kursi yang menghalangi jalannya. Ia terus berjalan mendekati murid-murid tersebut.

Tak lama, Azura berhenti. Ia mengibas poninya, lalu menatap semua murid itu dengan wajah datar. Dia kembali mengeluarkan suaranya yang terdengar menyeramkan itu.

"Apa ada dari kalian yang sok kuat lagi dan ingin melawanku?" Azura masih ingin menantang mereka. "Ayo sini maju kalau berani!"

Semua murid itu menggeleng. Azura mengembangkan senyuman manis dengan senangnya. "Jangan bully Derrel lagi oke?"

"Yare~ yare~ dia malah sok baik." Dian masih ngemil keripik kentangnya. Sementara Dennis sudah berhenti mengunyah sejak Azura menjatuhkan kursi dalam kelas itu dengan kasar tadi. Ia langsung merinding melihat Azura.

"Membully itu tidak baik, ya? Adek-adek kelasku. Jadi karena itu bukan perbuatan baik, kalian harus menghentikan perbuatan kalian." Azura berbalik badan lalu kembali melangkah ke depan papan tulis. Saat di hadapan Derrel, ia mengelus kepala anak itu lalu kembali menatap tajam ke semua murid di kelas.

"Jika kalian masih berani kasar pada temanku, maka kalian akan berhadapan langsung denganku! Aku akan patahkan kedua tangan kalian dan jika ada yang menulis ejekan atau melemparkan kata-kata kasar untuk anak ini, maka tak segan-segan ..." Azura menatap tajam dengan mata merahnya ke semua anak-anak di pojokan.

"Aku akan merobek mulut kalian! Camkan itu!!" lanjut Azura.

Setelah ancaman yang diberikan Azura, seketika semua murid di kelas langsung mengangguk kaku. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa lagi sekarang. Yang bisa mereka lakukan hanya berdiam diri dengan perasaan takut terhadap teman Derrel yang terlihat seperti bukan manusia lagi di mata mereka.

"Derrel, kau tidak perlu melanjutkan ini semua lagi, ya?" Azura berbisik lembut pada temannya itu.

Derrel yang sedari tadi selalu diam pun mengangguk dan menjawab, "I–iya kak Azura."

Azura tersenyum manis di hadapan Derrel lalu matanya kembali melirik ke semua murid-murid itu. Azura mengambil semua tumpukan buku tulis yang ada di meja Derrel, lalu melemparnya sembarangan.

"Hei! Yang namanya PR itu kerjakan sendiri di rumah kalian masing-masing!" Setelah semua buku itu berserakan di lantai, Azura mengajak Derrel untuk keluar dari kelasnya dan bermain bersama teman-teman baiknya saja.

...*******♥********...

Setelah Azura mampir ke kelas Derrel, temannya itu terselamatkan. Derrel sudah tidak dibully lagi. Tapi ia masih diacuhkan dari teman-temannya. Walau begitu, berkat Azura hidupnya di kelas kembali seperti semula.

Saat pulang sekolah, Derrel dengan kedua kakaknya yaitu Dennis dan Rei kembali ke rumah dengan berjalan kaki bersama. Mereka juga berjalan dengan teman lainnya yaitu Dian, Azura dan Leon.

"Eh, kambing!" Azura menepuk pundak Leon. Lelaki itu tentu lebih tinggi dari tubuh Azura. "Tadi aku juga dengar, kau ditembak cewek lagi, ya?"

Leon hanya terdiam. Ia masih fokus dengan buku fiksi yang ia baca saja daripada mendengarkan pertanyaan Azura yang membuatnya kesal.

"Eh, ayo dong! Jangan pura-pura tuli, ah! Kebiasaan si kambing!"

Leon tetap diam. Hingga akhirnya Azura pun menyerah. Kemudian Dennis yang berjalan di samping Azura pun tertawa kecil. Ia menganggap sikap Leon yang terus mengacuhkan Azura itu lucu.

"Males ah pulang bareng lu." Azura pun cemberut. Lalu tak lama, ia berbelok ke jalan kiri untuk memisahkan diri karena rumahnya memang harus melewati jalan itu. Seharusnya ia pulang dengan Leon. Tapi Leon hari ini ingin kerja kelompok bersama Rei. Jadi ia akan pulang telat. Azura pun pulang sendiri.

Beberapa temannya melambai saat Azura pergi ke jalan lain. Kecuali Rei yang masih kesal dengan anak itu dan Leon yang pendiam.

...*******♥*******...

Sebelum pulang ke rumah, Azura memutuskan untuk mampir ke cafe sebentar untuk membeli kopi susu kesukaannya. Setelah membelinya, ia pun langsung keluar dan tidak nongkrong dulu di sana seperti pelanggan lainnya. Jadi ia meminum minumannya sambil jalan saja.

Saat sedang damainya dengan keadaan sekitar, seseorang menyenggol Azura dan secara tak sengaja Azura menjatuhkan minumannya. "Anjir lah." Batinnya kesal.

"Maaf," ujar orang itu, lalu berjalan dengan langkah panjang menjauh.

Azura membiarkannya pergi dan sekarang ia ingin membeli kopinya lagi. Tapi saat merogoh kantung, ia sadar dompetnya hilang. Pandangannya pun langsung mengarah ke jalan orang tadi pergi.

Setelah menemukan orang itu, ia melepas tas selempang yang dia pakai dan membidik kepala orang tadi, lalu melemparkannya. Orang itu kesal dan berbalik badan dengan tatapan marah.

Azura memasukan tangannya ke saku celana sambil mendekati orang tersebut. "Mengambil rezeki orang itu gak baik, loh. Masih mau hidup damai, kan?"

Azura mengeluarkan tangannya yang sudah menggeggam cutter. Orang itu mau mencekik Azura, tetapi lelaki tersebut langsung mengayunkan cutternya ke arah wajah dan nyaris mengenai orang itu.

Namun pergerakan Azura tadi telah membuat celah untuk orang itu memukul kepalanya dari samping. Karena pukulan itu, Azura terjatuh dan langsung menyentuh pipinya.

Seorang wanita cantik yang kebetulan sedang jalan di dekat perkelahian mereka pun terkejut dan langsung melihat keadaan Azura. Pencuri itu melarikan diri, tapi dengan sigap, Azura pun berdiri kembali.

"Eh, kau baik-baik saja?" tanya wanita itu sambil menggenggam erat tasnya.

Di hadapan wanita itu, Azura menyibak poninya, lalu tersenyum. "Oh, ini mah kecil."

"Eh? Orang tadi ... apa mau aku laporkan ke polisi?"

"Oh, tidak usah, cantik~ Aku bisa menanganinya sendiri." Azura sedikit menyipitkan mata dan kembali tersenyum pada wanita itu. Tebar pesonanya sangat berdamage sampai wanita itu tertawa kecil karena malu.

Lalu setelah itu pun, Azura pergi mengejar orang yang mencuri dompetnya sebelum sosoknya pergi terlalu jauh.

*

*

*

To be continued–

Terpopuler

Comments

Xiiboyy pena.

Xiiboyy pena.

hei thor iam comeback habis ditelan bumi

2022-01-23

7

Alinnn

Alinnn

next thor

2022-01-23

2

Aliz

Aliz

Lanjut, semangat

2022-01-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!