Bab. 5

Sedangkan pak tua tersebut,ia hanya menatap malas ke arah Ayahnya pria muda tersebut,lalu ia segera meminum air putih miliknya tadi yang baru ia minum sedikit saja.

Beberapa detik kemudian...

"Apakah kamu seorang Dokter?" tanya Pak tua tersebut dengan wajah santainya kembali,sambil menatap ke arah Ayahnya pria muda tersebut.

"Iya,tapi dulu.Sekarang aku sudah lama pensiun,karena kecelakaan yang aku alami" jawab Ayah dengan nada santainya juga,sambil menunjukkan bekas operasi yang ada di pergelangan tangannya pada pak tua tersebut.

Pak tua tersebut yang langsung mengertipun,hanya mengangguk-nganggukan kepalanya dengan pelan.Pantasan saja,tadi malam kedua Father's son tersebut mampu menolong dirinya yang hampir sekarat itu.

"Apa lukamu sudah membaik?" tanya Ayah,masih dengan nada santainya,sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursinya.

"Sudah,terima kasih karena kalian sudah mau menolongku" jawab pak tua tersebut dengan nada tulusnya.

"Tidak masalah" ucap Ayah,sambil kembali meminum kopi miliknya.

"Ayah,Ibu,aku mau berangkat kerja dulu ya" ucap Sebastian dengan sedikit berteriak setelah ia sudah selesai bersiap-siap,sambil berjalan dengan langkah lebarnya ke arah pintu keluar.

"Hai,pak tua.Ternyata kamu sudah sadar" lanjut Sebastian lagi,dengan wajah kaget yang bercampur senang karena ia melihat kalau wajahnya pak tua tersebut sudah tidak sepucat malam tadi lagi.Ia berbicara,sambil menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Ayah dan Pak tua tersebut.

Sedangkan Ibu,Ayah dan pak tua tersebut,sibuk menatap santai ke arah Sebastian yang sudah rapi dengan pakaian kerjanya,dan juga terlihat sangat tampan.

"Syukurlah,aku pikir kamu masih ingin tidur lebih lama lagi.Dan maaf pak tua,aku tidak bisa mengobrol banyak lagi.Karena aku sudah terlambat masuk kerja" lanjut Sebastian lagi,dengan nada menyindirnya dan wajah seriusnya,lalu ia segera melangkahkan kakinya kembali.

Pak tua yang mendengar nada sindiran pria muda tersebut,ia hanya mampu mendengkus kesal saja,sedangkan Ayah dan Ibu langsung tertawa kecil.

Tapi saat Sebastian baru saja hampir berhasil melewati pintu keluar rumahnya,tiba-tiba saja beberapa pria tegap yang berpakaian rapi dan sedang memegang senjata,yang ntah datang dari mana,sedang menghadang dan berdiri tepat di hadapannya.

"Siapa kalian?" tanya Sebastian dengan wajah kagetnya,sambil menatap waspada ke arah beberapa pria tersebut dan melangkah mundur perlahan-lahan.

"Di mana kamu sembunyikan Tuan kami?" tanya salah satu pria tegap tersebut,sambil mengacungkan pistolnya ke arah keningnya Sebastian.Hingga mampu membuat Sebastian sedikit menelan ludahnya dengan susah payah,tapi ia masih tetap menampilkan ekspresi berani di wajah tampannya.

"Jauhkan senjatamu dari pria muda itu" perintah Pak tua tersebut dengan nada tegasnya,sambil berdiri dari duduknya dan memegang dadanya yang masih terasa sakit.

Sedangkan Ayah dan Ibu yang sedang sibuk mencuci piring tadipun langsung berjalan cepat untuk mendekat ke arah putra mereka itu dengan wajah khawatirnya mereka.

"Tuan" panggil beberapa pria tersebut dengan wajah takut mereka,sambil menunduk hormat ke arah Tuan mereka yang sedang berjalan pelan ke arah mereka semua.Termasuk juga, pria tegap yang sedang mengacungkan pistolnya ke arah Sebastian tadipun langsung menurunkan senjatanya dengan cepat,lalu ia segera berdiri paling depan dan mengikuti pergerakan teman-temannya.

Sedangkan Sebastian yang merasa kaget dan juga menahan rasa takutnya tadi langsung menjadi heran dan juga menghela napas lega secara bersamaan, saat ia melihat beberapa pria tegap tadi yang langsung menunduk hormat pada pak tua tersebut.

Beberapa detik kemudian,ia langsung bisa menebak saat ia melihat wajah takutnya beberapa pria tegap tersebut,begitu juga dengan Ayah.Tapi tidak dengan Ibu,karena saat ini Ibu masih saja tetap menampilkan wajah khawatir dan juga takut,sambil memeluk lengannya Ayah.

"Apa begitu sulit untuk menemukanku,sampai kalian baru muncul sekarang?" tanya Pak tua tersebut dengan nada tegas dan wajah marahnya,sambil terus melangkah dengan pelan.

"Maafkan kami,Tuan" jawab anak buahnya pak tua tersebut secara serentak.

"Pak tua,lukamu belum kering,jangan banyak bergerak" ucap Sebastian dengan nada khawatirnya sambil membantu jalannya pak tua tersebut,karena ia takut kalau bekas jahitan darinya tadi malam akan terbuka atau berdarah lagi.

Sedangkan pak tua tersebut,ia hanya mampu menghela napas dengan berat.Jika saja pria muda ini tidak monolongnya malam tadi,ia pasti sudah tidak bernyawa saat ini,kalau ia harus menunggu anak buahnya yang datang untuk menyelamatkannya.

Dan anak buahnya pak tua tersebut langsung menatap tidak percaya ke arah pria muda tersebut.Apakah pendengaran mereka tidak sedang bermasalah,kalau pria muda tersebut sedang memanggil pak tua pada Tuannya barusan.Lalu mereka semua kembali menundukkan kepala mereka karena masih merasa takut pada amarahnya Tuan mereka.

"Apa yang kalian ingin aku lakukan,untuk membalas kebaikan kalian padaku?" tanya pak tua tersebut dengan nada santainya,sambil duduk di kursi yang di berikan oleh Sebastian dan menatap kedua orang tuanya pria muda tersebut dan terakhir tatapannya berhenti di wajahnya Sebastian yang sudah kembali tenang.

"Katakan saja,aku pasti bisa memenuhinya" lanjut pak tua tersebut lagi,dengan wajah penasarannya karena ia melihat ke 3 orang tersebut hanya diam saja dari tadi.

"Kami tidak menginginkan apa-apa,Tuan.Lagi pula,tadi malam kami ikhlas menolong Tuan.Jadi,kamu tidak perlu melakukan apa-apa lagi pak tua" jawab Sebastian dengan jujur dan nada santainya,sambil menatap wajah brewok pak tua tersebut.

Ayah dan Ibu langsung tersenyum bangga ke arah putra mereka yang memang selalu tidak pernah meminta imbalan kalau sedang menolong orang yang sedang mengalami kesulitan.

"Kalau pak tua tidak keberatan...Aku hanya ingin pak tua segera menghilangkan brewokanmu itu saja.Karena aku tidak menyukainya" lanjut Sebastian lagi dengan wajah yang tersenyum santai dan juga jujur,sambil menatap ke arah pak tua tersebut yang langsung mendengkus kesal.

Ayah dan Ibupun langsung tertawa kecil saat mereka berdua mendengar permintaan konyolnya putra mereka itu.

Sedangkan anak buahnya pak tua tersebut,mereka semua hanya mampu menahan tawa saja karena takut terkena amukan dari Tuan mereka.

"Apa kamu tidak memiliki permintaan yang lebih baik dari itu?" tanya pak tua tersebut dengan nada kesalnya,sambil menatap pria muda tersebut.

"Tidak" jawab Sebastian dengan singkat dan masih dengan tersenyum santai ke arah pak tua tersebut.

"Apa kamu tidak bisa memanggilku dengan sebutan yang lebih baik? " tanya pak tua tersebut lagi,masih dengan nada kesalnya,setelah ia menatap wajah pria muda tersebut untuk beberapa saat.

"Bisa,tentu saja bisa paman" jawab Sebastian dengan cepat dan wajah yang tertawa kecil.

"Baiklah,kalau begitu aku akan pergi dulu.Semoga kita akan bertemu lagi" ucap pak tua tersebut dengan wajah kesalnya,sambil berdiri dari duduknya dengan pelan dan juga memegang dadanya.

Sedangkan anak buahnya pak tua tersebut,mereka langsung mendekat ke arah pak tua tersebut.

"Ya,sampai jumpa lagi.Lain kali hati-hati pak tua,jangan sampai tertidur di tengah jalan lagi.Di lain hari,belum tentu aku bisa menyelamatkanmu" peringat Sebastian dengan nada menyindirnya dan wajah yang tersenyum puas karena ia berhasil membalas rasa kesalnya tadi malam akibat jas dan dasinya yang terpaksa ia buang.

"Ayo" perintah pak tua tersebut pada anak buahnya dengan nada kesalnya,sambil melangkah pergi dari rumah tersebut.

Ia harus segera pergi dari sana,sebelum pria muda tersebut akan kembali membuat dirinya kesal.

Di dalam mobil.

"Jaga mereka semua dari kejauhan,kalau kalian melihat mereka sedang menemukan kesulitan,bantu mereka.Terutama pria muda yang tadi" perintah pak tua tersebut setelah ia sudah duduk bersandar di dalam mobil,sambil menatap ke arah rumahnya pria muda tersebut.

Rumah yang tidak besar tapi juga tidak terlalu kecil,bahkan rumah tersebut hanya berbahan kayu setengah tembok.

Tapi walaupun begitu,rumah kayu setengah tembok tersebut tetap terlihat kokok dan juga menarik,berkat pembuatan pondasinya yang kuat dan juga desain rumahnya yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya.

Sepertinya ia mulai menyukai pria muda tersebut,karena pembawaan pria muda tersebut yang sangat tenang,berani dan juga berhati mulia.Tidak seperti dirinya yang mau tidak mau,harus melakukan perbuatan-perbuatan buruk karena dirinya yang sudah terlahir di dalam lingkungan mafia.

"Apakah kesulitan yang Tuan maksudkan.Termasuk kesulitan apapun,Tuan?" tanya anak buahnya yang sedang duduk di samping kemudi itu dengan wajah bingungnya,anak buahnya yang telah mengarahkan pistolnya ke arah Sebastian tadi dan juga sebagai Asistennya.

"Iya,apapun" jawab Pak tua tersebut dengan nada tegasnya,sambil menatap ke depan dan memejamkan kedua matanya setelah mobilnya sudah mulai melaju.

"Baik Tuan" ucap Asisten tersebut,sambil menelisik wajah tenang Tuannya.

"Ingat,jangan sampai terjadi apa-apa sama mereka dan juga pria muda itu.Jangan sampai kelalaian yang telah terjadi seperti padaku terjadi lagi.Apa terjadi lagi pada mereka." peringat pak tua tersebut dengan nada tegasnya dan juga serius,tanpa membuka kedua matanya.

"Baik Tuan" jawab Asisten tersebut dengan cepat,lalu ia tersenyum saat ia baru menyadari kalau Tuan mereka pasti sedang ingin membalas budi.

"Satu lagi,cari tahu tentang pria muda itu secara menyeluruh.Dan segera beritahu aku,kalau kamu sudah mendapatkannya" perintah pak tua tersebut lagi,dengan nada santainya.

"Baik Tuan" jawab Asisten tersebut dengan cepat,sambil menatap pantulan di cermin yang menampilkan wajah tenang Tuannya yang seperti sudah mulai terlelap.

Di rumah Sebastian.

"Apa lagi yang kamu lihat?" tanya Ayah,sambil menatap punggung putra mereka yang tidak juga bergerak dari tadi.

"Tidak ada,Yah.Hanya saja,pak tua itu terlihat sangat tegas dan juga kejam saat memerintah anak buahnya seperti tadi" jawab Sebastian dengan wajah yang tersenyum,sambil berbalik badan dan menatap wajah tersenyum kedua orang tuanya

"Ya Tuhan,aku sudah semakin terlambat Yah.Aku pergi dulu,Yah,Ibu" lanjut Sebastian lagi,dengan wajah kagetnya,lalu ia segera berlari untuk mengambil motornya dan berangkat kerja.

Ayah dan Ibu hanya mampu menggeleng-gelengkan kepala mereka dengan pelan sambil terus tersenyum lucu,saat mereka melihat tingkah lucu putranya itu.

Di Restoran A*****.

"Baru hari ini,aku tidak melihat wajahmu saat aku sampai tadi.Apa tadi malam kalian merayakan malam tahun baru sampai pagi?" tanya Erik dengan wajah yang penasaran dan juga heran,sambil berdiri dari duduknya dan menatap Sebastian yang sedang berjalan masuk ke dalam Restoran tersebut.

Karena biasanya selalu Sebastian yang duluan sampai,lalu Elvan,Elisa dan terakhir dirinya yang selalu agak sedikit terlambat datang.

Dan hari ini adalah yang tidak pernah di lakukan oleh Sebastian sama sekali,dirinya saja jam 8 pagi tadi baru sampai.Tapi lihatlah,Manager yang biasanya selalu datang jam 7 pagi atau jam 6 lewat,malah datang pada jam 9 pagi begini.

"Dasar" lanjut Erik lagi,saat ia melihat Sebastian yang hanya berjalan melewatinya dengan wajah datar dan mengabaikan pertanyaannya.Lalu iapun langsung berjalan ke arah meja bar sana dengan wajah kesalnya.

"Di mana dia?" gumam Sebastian dengan wajah herannya sambil menatap layar HPnya dan juga memakan beberapa roti di dapur Restoran tersebut,karena waktu datang tadi ia belum sempat sarapan pagi sama sekali.

Sudah 3 kali ia menelepon Siska,kekasihnya.Tapi kekasihnya tidak juga mengangkatnya,chat tadi malam juga masih belum di balas oleh kekasihnya.

Biasanya juga,kekasihnya itu selalu saja lambat balas atau lambat menjawab telepon darinya,tapi kali ini lebih lama dari yang sebelumnya.

"Siapa?" tanya Elisa dengan wajah penasarannya saat ia tidak sengaja mendengar gumamannya Sebastian barusan,sambil berjalan ke arah Sebastian dan duduk di hadapannya Sebastian yang baru saja sedang duduk makan sarapan pagi.

"Tidak ada" jawab Sebastian dengan wajah kagetnya,karena suara Elisa yang datang tiba-tiba dari belakangnya.

"Maaf" ucap Elisa dengan wajah yang tersenyum cenges-ngesan,karena ia tidak sengaja telah membuat Sebastian menjadi kaget.

""Tidak apa-apa.Apa malam tahun baru kalian tadi malam menyenangkan ?" tanya Sebastian dengan nada santainya,sambil menyimpan HPnya kembali.

"Tentu saja sangat menyenangkan,hanya saja Erik sangat suka jahil" jawab Elisa dengan wajah yang tersenyum senang,dan di tanggapi senyuman oleh Sebastian.

"Bagaimana denganmu?" tanya Elisa dengan wajah penasarannya,sambil menatap wajahnya Sebastian yang langsung berubah menjadi datar kembali.

"Tidak ada yang menyenangkan.Aku ke depan dulu" jawab Sebastian dengan nada malasnya saat ia mengingat kembali kejadian tadi malam.Lalu ia segera berdiri dari duduknya dengan membawa sekeping roti,sisa roti yang sudah ia oleskan selai tadi dan meninggalkan Elisa yang sedang menatap heran ke arah dirinya.

Tidak mungkin ia menceritakan panjang lebar tentang kejadian malam tadi pada Elisa.Lagi pula, bercerita panjang lebar atau membicarakan masalah yang menurutnya tidak perlu di bicarakan itu bukan tipe dirinya.

"Hai Bas,apa semuanya baik-baik saja?" tanya Elvan dengan nada seriusnya,sambil menelisik wajah tidak bersemangatnya Sebastian yang baru saja duduk di hadapannya.

Karena ia juga sama dengan Erik yang merasa kaget dan juga penasaran sama penyebabnya Sebastian terlambat datang kerja hari ini.

Episodes
1 Bab. 1
2 Bab. 2
3 Bab. 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab. 6
7 Bab.7
8 Bab.8
9 Bab. 9
10 Bab.10
11 Bab. 11
12 Bab. 12
13 Bab.13
14 Bab.14
15 Bab. 15
16 Bab. 16
17 Bab. 17
18 Bab. 18
19 Bab. 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21
22 Bab. 22
23 Bab. 23
24 Bab. 24
25 Bab. 25
26 Bab. 26
27 Bab. 27
28 Bab. 28
29 Bab. 29
30 Bab. 30
31 Bab. 31
32 Bab. 32
33 Bab. 33
34 Bab. 34
35 Bab. 35
36 Bab. 36
37 Bab.37
38 Bab. 38
39 Bab. 39
40 Bab. 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab.43
44 Bab. 44
45 Bab. 45
46 Bab. 46
47 Bab. 47
48 Bab. 48
49 Bab. 49
50 Bab. 50
51 Bab. 51
52 Bab. 52
53 Bab. 53
54 Bab. 54
55 Bab. 55
56 Bab. 56
57 Bab. 57
58 Bab. 58
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61
62 Bab. 62
63 Bab. 63
64 Bab. 64
65 Bab. 65
66 Bab. 66
67 Bab. 67
68 Bab. 68
69 Bab. 69
70 Bab. 70
71 Bab. 71
72 Bab. 72
73 Bab. 73
74 Bab. 74
75 Bab. 75
76 Bab. 76
77 Bab. 77
78 Bab. 78
79 Bab. 79
80 Bab. 80
81 Bab. 81
82 Bab. 82
83 Bab. 83
84 Bab. 84
85 Bab. 85
86 Bab. 86
87 Bab. 87
88 Bab. 88
89 Bab. 89
90 Bab. 90
91 Bab. 91
92 Bab. 92
93 Bab. 93
94 Bab. 94
95 Bab. 95
96 Bab. 96
97 Bab. 97
98 Bab. 98
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101
102 Bab. 102
103 Bab. 103
104 Bab. 104
105 Bab. 105
106 Bab. 106
107 Bab. 107
108 Bab. 108
109 Bab.109
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bqb. 112
113 Bba. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115
116 Bab. 116
117 Bab. 117
118 Bab. 118
119 Bab. 119
120 Bab. 120
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123
124 Bab. 124
125 Bab. 125
126 Bab. 126
127 Bab. 127
128 Bab. 128
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab. 131
132 Bab. 132
133 Bab. 133
134 Bab. 134
135 Bab. 135
136 Bab. 136
137 Bab. 137
138 Bab. 138
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143
144 Bba. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 147
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab.151
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
Episodes

Updated 161 Episodes

1
Bab. 1
2
Bab. 2
3
Bab. 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab. 6
7
Bab.7
8
Bab.8
9
Bab. 9
10
Bab.10
11
Bab. 11
12
Bab. 12
13
Bab.13
14
Bab.14
15
Bab. 15
16
Bab. 16
17
Bab. 17
18
Bab. 18
19
Bab. 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21
22
Bab. 22
23
Bab. 23
24
Bab. 24
25
Bab. 25
26
Bab. 26
27
Bab. 27
28
Bab. 28
29
Bab. 29
30
Bab. 30
31
Bab. 31
32
Bab. 32
33
Bab. 33
34
Bab. 34
35
Bab. 35
36
Bab. 36
37
Bab.37
38
Bab. 38
39
Bab. 39
40
Bab. 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab.43
44
Bab. 44
45
Bab. 45
46
Bab. 46
47
Bab. 47
48
Bab. 48
49
Bab. 49
50
Bab. 50
51
Bab. 51
52
Bab. 52
53
Bab. 53
54
Bab. 54
55
Bab. 55
56
Bab. 56
57
Bab. 57
58
Bab. 58
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61
62
Bab. 62
63
Bab. 63
64
Bab. 64
65
Bab. 65
66
Bab. 66
67
Bab. 67
68
Bab. 68
69
Bab. 69
70
Bab. 70
71
Bab. 71
72
Bab. 72
73
Bab. 73
74
Bab. 74
75
Bab. 75
76
Bab. 76
77
Bab. 77
78
Bab. 78
79
Bab. 79
80
Bab. 80
81
Bab. 81
82
Bab. 82
83
Bab. 83
84
Bab. 84
85
Bab. 85
86
Bab. 86
87
Bab. 87
88
Bab. 88
89
Bab. 89
90
Bab. 90
91
Bab. 91
92
Bab. 92
93
Bab. 93
94
Bab. 94
95
Bab. 95
96
Bab. 96
97
Bab. 97
98
Bab. 98
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101
102
Bab. 102
103
Bab. 103
104
Bab. 104
105
Bab. 105
106
Bab. 106
107
Bab. 107
108
Bab. 108
109
Bab.109
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bqb. 112
113
Bba. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115
116
Bab. 116
117
Bab. 117
118
Bab. 118
119
Bab. 119
120
Bab. 120
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123
124
Bab. 124
125
Bab. 125
126
Bab. 126
127
Bab. 127
128
Bab. 128
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab. 131
132
Bab. 132
133
Bab. 133
134
Bab. 134
135
Bab. 135
136
Bab. 136
137
Bab. 137
138
Bab. 138
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143
144
Bba. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 147
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab.151
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!