Meskipun syarat yang diberikan oleh Pak Dikta bisa dibilang sedikit memberatkannya namun, Aurora tetap akan sangat berterima kasih atas kesempatan yang boleh didapatkannya sekali lagi.
Aurora pun bergegas mengambil ponsel dari dalam tasnya lalu membuka sebuah grup obrolan bernama empat sekawan.
...------------------------------...
...EMPAT SEKAWAN...
...------------------------------...
^^^Aurora :^^^
^^^Gue dapet nih.^^^
^^^Pak Dikta mau kasih kesempatan lagi buat ulang tuh tugas makalah.^^^
Arjuna :
Tenggat waktunya sampai kapan ?
^^^Aurora :^^^
^^^Disuruh ngumpulin besok.^^^
^^^Paling lambat jam dua siang.^^^
Keysha :
Ya udah...
Jadi, kita mau kerjain tugasnya dimana ?
Arjuna :
Mau di tempat biasa kita nongkrong gak ?
^^^Aurora :^^^
^^^Pasti rame, Jun.^^^
^^^Mending di rumah gue gimana ?^^^
Keysha :
Memangnya gak apa-apa, Ra ?
Gak ganggu bokap lo kan ?
Arjuna :
Iya, bokap lo kan lagi sakit.
Nanti kita ganggu istirahatnya.
^^^Aurora :^^^
^^^Bokap sama nyokap gue masih di rumah sakit. Mungkin bakal pulang malam nanti.^^^
Keysha :
@Gilang, lo ikut kan ke rumah si Rara ?
Gilang :
Ikut. Tapi, mungkin gue bakal telat.
Gue masih ada di ruangan Bu Siska.
Arjuna :
Ra, lo bareng gue aja.
Gue bawa mobil jadi bakal cukup.
^^^Aurora :^^^
^^^Loh si Arjun, masih di kampus ?^^^
^^^Kirain lo udah balik duluan sama ayang bebeb Keysha.^^^
Keysha :
Kita nungguin lo, Ra.
^^^Aurora :^^^
^^^Ahhh... So sweet :)^^^
^^^Kalian dimana ? Gue bakal ke sana sekarang.^^^
Arjuna :
Parkiran mobil.
...---ooOoo---...
Setelah bertukar pesan di grup itu, Aurora pun bergegas menuju ke arah parkiran mobil untuk menemui dua temannya.
Tak membutuhkan waktu yang lama, Aurora akhirnya bertemu dengan Keysha dan sang kekasih Arjuna. Rupanya dua sejoli itu tengah menunggunya di dalam mobil dengan kondisi jendela yang terbuka.
"Ayo, Ra..." Suruh Keysha.
Aurora hanya mengangguk lalu masuk ke dalam mobil dan mengambil kursi penumpang bagian belakang.
"Kalian beneran nungguin gue ?" Tanya Aurora sembari tangannya berusaha untuk memasang sabuk pengaman.
"Tadi kita berdua udah ada rencana pulang tapi–" ucap Arjuna di gantung sejenak karena masih sibuk memutar stir supaya bisa keluar dari parkiran.
"–si Keysha lihat lo yang lagi nungguin di depan ruangan Pak Dikta." Lanjutnya.
"Lo nungguin Pak Dikta berapa jam, Ra ?" Tanya Keysha terdengar penasaran.
"Lama banget. Pokoknya tuh kurang lebih dari jam dua." Balas Aurora memberitahu.
"Makanya Ra, kalau udah di kasih kesempatan di awal tuh langsung terima aja. Gak usah pakai acara menolak." Keysha yang sedang mencoba memberikan nasihat kepada temannya.
"Jadinya kan, nyusahin diri lo sendiri." Tambahnya.
"Ya kan habisnya gue pikir bakal percuma. Soalnya kan Pak Dikta memang pelit nilai."
"Gak ada ya ! Dosen yang paling adil dalam memberikan nilai ya, cuma Pak Dikta." Kata Keysha.
Aurora terdiam. Meskipun sudah diberitahu berulang kali, penilaian Aurora terhadap dosen bernama Dikta tak akan pernah berubah.
Iya, Aurora beranggapan bahwa Pak Dikta itu hanyalah seorang dosen yang selalu memberinya masalah, membuatnya jengkel dan memberikan nilai jelek.
Perlu diketahui, nilai Aurora untuk mata pelajaran yang diajarkan oleh Pak Dikta paling bagus cuma mendapatkan B. Tak pernah sekalipun lebih dari itu.
...🥀🥀🥀...
Mobil yang dikendarai oleh Arjuna telah terparkir dengan rapi di garasi rumah Aurora. Hanya butuh waktu sekitar dua puluh menit untuk bisa sampai di kediaman Aurora. Cukup cepat, karena kondisi jalanan sore ini memang terbilang ramai lancar.
Aurora yang sudah lebih dahulu turun dari mobil pun bergegas untuk menunju pintu utama dari rumah ini. Iya, gadis itu harus terlebih dahulu membuka pintu rumah yang masih terkunci.
Setelah terbuka, Aurora tanpa ragu mempersilahkan kedua temannya itu masuk. Sebagai seorang tuan rumah, Aurora terbilang begitu ramah.
"Silahkan..." Ucap Aurora sembari tersenyum hangat.
"Permisi ya, Ra." Kata Keysha lalu berjalan melewati Aurora.
Seusai Keysha yang masuk, tak lama Arjuna juga ikut menyusul. Orang terakhir yang masuk ke dalam rumah itu adalah Aurora.
"Anggap seperti rumah sendiri. Buat diri kalian nyaman," Ucap Aurora.
"Gue mau ke kamar dulu." Imbuhnya meminta izin.
Setelah berkata demikian, Aurora pun dengan santai melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua dari rumah ini.
Sambil menunggu Aurora kembali, Arjuna dan Keysha pun nampak mulai membuka laptopnya. Mereka berniat untuk menyicil sedikit tugas makalah milik Aurora.
"Kita kerjain langsung kali ya, by..."
"Daripada diem, nganggur kek begini." Ucap Keysha.
Keysha sudah terlihat serius sedangkan sang kekasih masih saja berkutat dengan ponselnya.
"By, kamu bisa bantuin cari materi soal Kardiovaskular ?"
"Bentar, aku masih mau pesan makanan dulu. Kerjain tugas kalau gak ada camilan, rasanya kurang afdol." Ucap Arjuna.
"Kamu mau apa ?" Tanya Arjuna kepada sang kekasih.
"Pesan makanan dari restoran cepat saji kan ?"
Arjuna mengangguk. "Kamu mau apa ?" Dia bertanya lagi.
"Kentang goreng, nugget sama es krim." Ucap Keysha memberitahu keinginannya.
"Oke..."
Jemari Arjuna mulai menekan-nekan layar ponsel itu. Sepertinya, Arjuna akan memesan banyak makanan.
"Pizza mau gak ?" Arjuna bertanya lagi.
Belum sempat Keysha berucap, Aurora yang sudah kembali dengan membawa laptop miliknya dan langsung menyahut pertanyaan dari Arjuna.
"Boleh Jun. Gue mau ya, yang toppingnya tuna sama jagung. Kejunya jangan banyak-banyak. Gue gak terlalu suka." Sahut Aurora dengan keinginannya.
"Oke..."
"Nanti, duitnya gue ganti."
"Gak usah. Buat apa diganti ?"
"Ya, gue agak gak enak aja sih sama lo." Ucap Aurora sembari menggaruk belakang lehernya yang dirasa tak gatal.
"Santai aja kalau sama gue." Tukas Arjuna sembari tersenyum.
Semua pesanan untuk makanan sudah Arjuna pesan. Kini hanya tinggal sang tukang ojek mengantarkan makanannya dan pastinya membutuhkan waktu.
"Tunggu tiga puluh menit," Arjuna menaruh ponselnya lalu ikut fokus mengerjakan tugas makalah.
"Tadi, gue disuruh nyari apa ?" Tanya Arjuna.
"Soal Kardiovaskular." Balas Keysha.
Dengan cekatan, Arjuna mengotak-atik laptopnya untuk mencari materi tentang Kardiovaskular di internet.
Suasana menjadi hening karena ketiga orang itu sudah terlalu fokus. Ini bukan tugas kelompok melainkan tugas individu milik Aurora yang pengerjaannya dilakukan secara bersama-sama.
Beruntung banget gak sih Aurora ? Dia punya teman-teman yang sebaik itu.
...🥀🥀🥀...
Tiga puluh menit berlalu, ditengah keheningan yang masih menyapa mereka bertiga, suara deru mesin sepeda motor mulai terdengar.
Aurora yang fokusnya tengah mengetik di laptop pun teralihkan. Gadis itu langsung beranjak dari tempatnya untuk membuka pintu membiarkan Gilang masuk.
"Akhirnya lo dateng juga." Kata Aurora ketika melihat Gilang.
"Sorry ya, gue telat. Bu Siska resek banget." Keluh Gilang sembari membuka helmnya.
"Kenapa ? Lo bikin masalah sama Bu Siska ?"
Gilang menggeleng terlihat enggan untuk membicarakan masalahnya dengan dosen yang bernama Siska itu.
"Kalau lo benci sama Pak Dikta nah, gue benci banget sama Bu Siska." Tutur Gilang jujur.
"Jangan terlalu benci, nanti jatuh cinta sama Bu Siska." Kata Aurora bercanda. Ia hanya ingin menggoda temannya itu.
"Lo juga..."
"Jangan terlalu benci sama Pak Dikta, nanti jatuh cinta baru tahu rasa." Gilang membalas candaan dari temannya itu.
"Idih..."
"Hal itu mustahil dan gak akan pernah terjadi. Buat apa gue jatuh cinta sama Pak Dikta disaat rasa benci gue terlalu gede." Kata Aurora terdengar cukup meyakinkan.
"Cinta dan benci tuh beda tipis,"
"Mending lo hati-hati deh..." Bukan ingin menakut-nakuti, Gilang cuma memberi peringatan kepada temannya itu.
"Gue udah punya Devin. Jadi, hal seperti itu cuma ada di imajinasi lo aja." Tukasnya sembari sedikit menaikan alis, tak percaya.
Seakan tidak peduli, Gilang pun berhenti menghiraukan Aurora. Ia berlalu begitu saja masuk ke dalam rumah dan memilih bergabung bersama kedua temannya yang masih sibuk dengan tugas makalah.
Akun media sosial Author :
Instagram : just.human___
Nb. Sewaktu-waktu mungkin author bakal sedikit spill spoiler dari kelanjutan dari cerita ini :)
...🥀🥀🥀...
Seperti biasa kawan, kalau kalian suka dengan ceritanya bisa berikan like, vote dan komentar.
Yuk bantu author meramaikan lapak ini...
Biar kita bisa berhalu dan bersenang-senang bersama. Semakin ramai, bakal semakin seru.
Kalau kalian mau follow akun Noveltoon author juga boleh. Minta follback juga boleh. Nanti kalian bisa bilang aja. Mau gabung grupnya juga boleh...
Pokoknya mari berteman dan ramaikan semuanya kawan :)
.
.
.
Mau ngomong apa ke Aurora ? Atau ketiga temennya ? Atau mungkin ke Pak Dikta ?
.
.
.
^^^Bersambung...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments