Nia dan Shakila kembali berjalan,untuk mendekati orang yang ingin mereka temui. Terlihat seorang gadis masih belum bisa mengalihkan pandangan kagumnya dari Malih,
"Assalamualaikum. Kak Syifa "salam Nia dan Shakila serempak. namun tidak mendapat respon
"Kak Syifa?!" Panggil Nia beberapa kali karena Syifa belum juga tersadar dari lamunannya.
"Kakkkkkk Syifaaaaaaaaaaa" teriak Nia di dekat telinga Syifa. Membuat wanita itu langsung menoleh kaget
Bahkan beberapa orang pun langsung melihat ke arah sumber suara. Malih yang tadi sedang bicara ikut menengok, hingga tatapannya menangkap seorang wanita yang amat ia kenali.
"Kenapa berteriak?!"protes Syifa karena teriakan Nia yang amat melengking di telinga.
" tadi Nia udah panggil kakak beberapa kali lohh. Tapi kakak gak denger,jadi Nia teriak. Dan taraaaaa berhasilkan" seru Nia semangat membuat Syifa berdecak sebal.
"Ada apa?" tanya Nia ketus.
"Begini loh kak. Tadi pak teguh beri amanat sama saya, kalau kak Syifa di suruh ke kantor sama Dimas" kata Nia sambil melihat Dimas yang mengerutkan halis bingung,kemudian melangkah mendekati mereka.
"Gue juga sama?" Tanya Dimas menunjuk dirinya yang langsung di beri anggukan Nia
Wajah Syifa berubah cemas.
"perasaan gue gak ngelakuin kesalahan dehh" panik Syifa melirik Dimas.
"Dari pada penasaran mening gue ke kantor aja sekarang." putus Dimas berjalan pergi kemudian di ikuti Syifa di belakang.
Kini Nia menoleh melihat Malih, matanya berbinar melihat malih sedang mengusap kening dengan lengannya.
"ya ammpunnn malihhhh. Lo kerennnn bangettttttt." Teriak Nia histeris melihat Malih seperti bagai bintang iklan olahraga.
Mendengar namanya di sebut Malih menoleh. Namun tidak lama hingga ia berjalan pergi untuk mengganti baju.
"Malih itu memang orangnya dingin" sahut Shakila tenang.
"Semua orang juga tahu. Tapi dia itu walau dingin tapi selalu keren."
"Kalau Malih dekat sama kamu, dia pasti akan nyeramahin kamu. Karena sikap kamu yang terlalu ber-le-bi-han." Ledek Shakila terkekeh membuat Nia mengerucutkan bibirnya kesal.
Dari arah pintu masuk, sudah masuk tiga orang gadis yang memang cukup populer di kalangan laki-laki. Perhatian mereka langsung melihat sekeliling ruangan seperti tengah mencari seseorang.
"Ngapain si tuh anak datang kemari!" dumel Nia greget karena baginya mereka sering cari masalah dengan Shakila.
Kepala Shakila menoleh.
"udah..biarin aja kali. Merekakan punya hak datang ke sini" bela Shakila nenangin Nia yang memang selalu tersulut emosi kalau sudah lihat mereka.
"Tetep aja kamu tahu sendiri kan. Dia itu bibirnya kaya petasan. Nyerocos kaga berhenti, udah gitu suka nyakitin hati orang." gerutu Nia kesal.
Tampa mereka sadari,Malih berdiri tidak cukup jauh dari mereka. Kepalanya menggeleng kecil, kemudian melangkah mendekati Shakila dan Nia yang masih membicarakan ke tiga wanita tadi.
"Kalian mau terus nge ghibah?" Sahut Malih membuat kedua orang itu berbalik.
Mulut niat sudah menganga tidak percaya" di-dia menghampiri kita Shakila"tunjuk Nia syok sambil menyenggol tubuh Shakila beberapa kali karena melihat Malih berada di hadapan mereka
Mata Shakila menajam,seakan mengatakan kalau ia tidak suka kehadirannya dan itu di rasakan Malih"dengarkan firman Allah,terutama untukmu "tunjuk Malih ke pada shakila
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki meredahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
(Surah Al Hujuraat : 11)
"Jadi kalian masih mau menggibah?" Tanya Malih dengan wajah datar.
Kepala Nia menggeleng cepat.
"assalamualaikum." pamit Malih kembali berjalan pergi ke luar ruangan.
"Wa'alaikumsalam." balas Shakila kecil.
"Astagfirullah Shakila.. ada yah orang sepintar itu, udah pinter bela diri, hafal arti Al-Qur'an ,pinter pelajaran. Pokonya, malam ini aku akan berusaha bangun malam, aku akan menyebut nama Malih di doaku" kukuh Nia semangat karena sudah benar-benar di buat jatuh hati oleh malih.
Kepala Shakila hanya menggeleng kecil,melihat kelakuan sahabatnya yang memang agak-agak kalau sudah nyangkut sama urusan pria yang pinter ilmu agama.
******
Tangan Malih mengambil handset di dalam saku,lalu memasangkannya di kedua telinga. Sudah beberapa jam ini Malih tidak menghafal Al-Qur'an, yang ia takutkan kalau ia akan melupakan sebagian surah karena harus terus mengurusi urusan pekerjaan.
Langkah Malih berhenti seketika. ketika seorang wanita menghadang jalannya di depan.
Matanya terlihat menatap tajam ke arah malih"Gue masih gak terima,saat Lo nolak gue di depan umum!" Tunjuk wanita itu ke arah wajah Malih yang terlihat tenang seperti tidak terganggu
"Pokoknya Lo harus jadi pacar gue. Gue gak mau pencintraan gue luntur gara-gara di tolak." kukuh nya namun seperti tadi Malih tidak peduli.
Dengan santai ia kembali berjalan, membuat wanita itu semakin geram.
"Lo gak bisa giniin gue malih!!" teriak wanita itu langsung membuka sepatu lalu melemparnya ke arah Malih.
Badan Malih berbalik "Grepp" sepatu itu sudah di tangkap Malih dengan mudah. Wanita itu menganga tidak percaya,padahal ia melemparnya dari arah belakang. Tapi Malih masih mampu menangkapnya
"Heii!! Tenang sobat.....!!"tiba-tiba zio datang menengahi keduanya,kemudian melihat gadis cantik yang terlihat geram.
"kenapa nona cantik?" Tanya zio melihat wanita tersebut lembut.
Wanita itu melirik tajam zio. Membuat pria itu memundurkan langkahnya ke belakang.
"Lo apain wanita secantik itu?" bisik zio ke arah Malih.
"QS Al Ahzab Ayat 32“Maka janganlah kalian (istri istri Nabi) berbicara dengan suara yang lembut sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit di dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik”.
"Pikirkan surah itu,lalu pahami maknanya" suruh Malih sambil melempar sepatu itu kembali. wanita itu tertegun menggenggam sepatunya. tatapannya tidak lepas dari punggung Malih dan zio yang sudah pergi.
"Kenapa sih Lo suka bawa-bawa surah, kalau ada masalah?" tanya zio heran.
"Kalau Lo beli makanan bungkusan,tidak ada nama produknya. Mau beli tidak?" Lirik Malih ke arah zio
Kepala zio menggeleng.
"ya..kaga lah. Gimana kalo itu makanan gak sehat"
"Nah Lo ngerti. Al-Qur'an dan hadist itu sumbernya. Jadi jelas, semua yang gue katakan ada dalam Al-Qur'an dan al-hadist" sambung Malih.
"Terserah Lo aja dahhh" sahut zio ngalah. Karena memang yang di ucapkan Malih benar adanya.
Drrrttt Drrrttt Drrrttt
Zio yang penasaran mengintip handpond Malih yang bergetar
"Angry Bird!" Kaget zio melongo.
"Lo namain pemimpin kita angry bird" tawa zio pecah saat melihat nama yang tampil di layar handpond Malih.
Dengan malas Malih mengangkat telepon.
"Malih!. Cepat kau segera pergi ke Jl. J.A. Yani . Di sana Laila sedang bekerlahi" setelah telepon terputus, mereka saling melirik lalu mengangguk.
"Kita pergi!" Ajak Malih berlari di ikuti zio di belakang.
Shakila yang melihat Malih berlari terburu-buru, ikut membuntuti mereka. karena tidak sengaja ia mendengar perbincangan Malih bersama seseorang di telepon.
"Aku akan membuntuti mereka." gumam Shakila ikut berlari dengan jarak yang sangat jauh
Mobil hitam melaju cepat di jalanan yang terlihat sepi . Tidak lama lokasi sudah terlihat , tangan Malih sudah semakin memegang erat setir mobil"Pegangann yangg eraattttttt!!!!" Teriak Malih langsung memutar setir mobil ke kanan, hingga mobil langsung berbelok tajam, kemudian mengeremnya langsung.
Tubuh zio masih membeku semenjak tadi. Alasannya karena melihat Malih menyetir mobil seperti orang di kejar polisi. dan karena itu juga sukses membuat zio terus berpikir akhirat sepanjang jalan.
"Lo mau buat gue cepet-cepet ke akhirat yah!" Bentak zio ke arah Malih.
Tidak peduli protesan zio. Dengan cepat Malih keluar, ia mengambil sesuatu di balik bajunya,kemudian segera berlari ke arah perkelahian.
Terlihat di sana seorang wanita sedang melawan beberapa orang, wajahnya sudah terlihat babak belur,bahkan terdapat luka sayatan di tangannya.
"Malih!. Bawa ini!" Lempar wanita itu karena melirik malih yang baru datang. Dengan sigap Malih menangkapnya,membuat semua orang langsung berhenti berkelahi.
Para pria berjas berbadan kekar itu langsung membagi tiga bagian dan tentu paling banyak ada pada Malih, karena kotak kecil panjang itu ada pada malih.
Mereka langsung menyerang Malih bersamaan. Untungnya, Malih masih bisa melawannya. Melihat mereka hanya fokus pada kotak di tangan Malih, dengan sengaja Malih melempar kotak itu kebelakang, membuat lima pria itu melihat ke belakang untuk mengambil kotak itu namun..
Bagg biggg bugggg
Dengan satu kali tendang putaran, Malih merobohkan semua para suruhan. dengan menyeringai menang Malih kembali mengambil kotak itu,kemudian berjalan mendekati Laila yang sudah terlihat membaringkan badannya di jalan karena sudah lemah.
"are you okay?"tanya zio sambil membantu Laila berdiri.
Laila menggeleng kecil,sambil memegang perutnya yang sakit.
"they really make my body, so it hurts all" keluh Laila meringis, membuat zio tertawa.
"at least you are still alive haha." gurau zio membuat Laila berdecak.
"Sebaiknya kita pulang ke kantor,dan Lo juga harus segera di rawat" ajak Malih kemudian berbalik pergi.
"Sebenarnya apa yang kamu lakukan Malih?" selidik seseorang wanita dengan suara penuh penekanan.
Mata Malih terbelalak kaget tidak mampu bersuara ketika melihat Shakila sudah ada di hadapannya.
"siapa dia?" bisik Laila lemah melihat seorang wanita berseragam sekolah dengan kerudung syar'i menghalangi mereka.
Mata Shakila semakin menyipit" sebenarnya apa yang kamu lakukan?" Tanya lagi Shakila penuh selidik
Malih mendesah berat"jangan ikut campur. Pergilah!!" Usir Malih kembali berjalan pergi
"Aku akan melaporkanmu pada bibi!!"ancam Shakila yang tidak di pedulikan Malih, karena ibunya pun sudah tahu dia bekerja sebagai detektif.
"Ikutlah bersama kami. Dan kamu akan tahu" ajak Laila tersenyum kecil mengagetkan zio dan Malih.
"Tidak bisa!" Tolak Malih berbalik "dia tidak boleh ikut" tegas Malih membuat Laila menoleh.
"Kenapa?. Bukanya dia sahabatmu. sepertinya kalian juga cukup dekat" timbal Laila tidak peduli.
"Pokonya gak bisa!. Gue gak kenal sama dia" ucap Malih membuat Shakila terhenyak.
Laila berdecak kesal
"Jangan coba-coba membohongiku Malih, aku tahu benar silsilah keluargamu dari awal. Dan gadis ini adalah sahabat kecilmu" sahut Laila memegang pundak shakila pelan.
"Ikutlah denganku, kalau dia tidak mau mengajakmu. Aku sendiri yang mengajakmu bersamaku" ajak Laila terlihat kukuh untuk membawa Shakila pergi bersamanya.
jangan lupa like dan koment.nya ya😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Erlin
aku suka,🥰
2022-01-11
2