PERJALANAN SANG DETEKTIF

PERJALANAN SANG DETEKTIF

part 1

"Shakilaaaaaa!!!!!!" Teriak seorang wanita, menggoyang-goyangkan tubuh putrinya yang masih terlelap dengan selimut yang menutupi seluruh tubuh.

"Emzzz.." sahut Shakila membalikan badan menjadi memunggungi ufairah.

Sudah mulai gemas dengan sikap putrinya yang pemalas, dengan jahil ufa mengkelitiki pingganya membuat Shakila repleks memundurkan tubuhnya.

Brukkkk

Awwwww ringis Shakila mengusap pinggulnya yang sakit.

"Ummi..." keluh Shakila mengkerucutkan bibirnya kesal.

"Apa?!"balas ufa tenang sambil bersedekap.

"Sakit tahu!. Bagaimana kalau pinggangku retak,lalu aku masuk rumah sakit. Terus ummi nanti cemas, dan bersedih karena aku sakit" cerocos Shakila membuat ufa menautkan sebelah halis.

"Lihat jam. Mau jam berapa kamu sholat subuh?" Tunjuk ufa ke arah jam.

Kepala Shakila menoleh ke arah jam. Spontan matanya langsung membulat.

"ummi!.kenapa tidak membangunkan ku dari tadi." panik shakila langsung berlari ke kamar mandi, untuk mengambil wudhu.

Ufa hanya menggeleng kecil melihat sikap putrinya.

"entah dari mana sikap pemalasnya. Bahkan kamarnya, terlihat seperti kapal pecah." keluh ufa menepuk dahi,melihat sekeliling kamarnya yang tidak pernah tertata rapih

"Dulu juga kamarmu seperti ini." sahut Hisyam dari belakang, sambil memegang dasi lalu menyodorkannya pada ufa.

Ufa terdiam sejenak,kemudian membenarkan perkataan Hisyam.

"ahh..ya juga. Dulu kan aku paling malas bersihin kamar." setuju ufa terkekeh.

"Ternyata dia memang anakku." aku ufa kemudian tertawa.

"Kenapa mas berangkat pagi sekali?" Tanya ufa sambil memasangkan dahi ke leher Hisyam.

"Mas harus berangkat ke luar kota. Apalagi Adam kembali lagi ke Mesir, jadi kamu tahu sendiri lah?, Mas yang harus turun tangan."

Kepala ufa memangut-mangut.

"seperti apa yah sekarang Malih. Mungkin dia sangat tampan.." ucap ufa yang tiba-tiba teringat Malih yang tidak lain putra Sarah.

Hisyam tertawa kecil membuat ufa jadi bingung.

"kenapa tertawa?"tanya ufa bingung.

"Tampannya seperti Adam. Sikap dinginnya seperti Sarah. Ramahnya seperti Adam, juga pintarnya seperti Sarah. Dan satu lagi, dia anak yang bijaksana seperti Adam dulu. Bahkan anaknya sangat teliti akan sesuatu seperti Sarah yang selalu seperti detective" jelas Hisyam membuat ufa terperangah karena kagum.

"Mereka memang pasangan yang cocok!"puji ufa gemas dengan kedua pasangan itu.

"Ummiii!!!!"teriak Shakila dari kamar mandi, membuat ufa dan Hisyam tersentak.

"Shakila!"

Hisyam segera berlari,kemudian mencoba membuka gagang pintu kamar mandi berkali-kali.

"Shakila!!, buka pintunya nak!!" Pinta Hisyam menggedor pintu beberapa kali dengan panik bahkan ufa sudah tidak kalah paniknya.

Brakkk

Pintu terbuka, karena Hisyam mendobraknya. Dengan panik mereka menghampiri Shakila yang sedang berdiri di pojok dinding dengan takut.

"Ada apa?!" Panik Hisyam melihat putrinya.

"Itu.." tunjuk Shakila ke arah kecoa yang ingin menghampiri ufa.

"Aaaaaaarrrrrrrrrgghhhhh." teriak ufa ikut menjerit. membuat wajah Hisyam Berubah masam.

"Ibu dan anak sama saja." batin Hisyam jengkel.

******

Di meja makan Malih sedang duduk. Tatapannya masih fokus melihat makanannya, bahkan ia tidak berucap atau sekedar beranjak sebentar dari tempat duduknya.

"Malih.." panggil Sarah melirik putranya lembut.

"Iya."

"Bagaimana dengan sekolah barumu?. Apa kamu suka?"

Malih terdiam sebelum ia kembali membuka bibirnya.

"sekolahnya bagus." balas malih singkat.

"Kamu seperti ayahmu. Selalu menjawab singkat jelas dan padat." ucap Sarah terkekeh,sambil mengingat kenangannya dengan Adam.

"Aku berbeda dengan ayah." Bantah malih, tampa mengangkat wajahnya untuk melihat raut wajah ibunya yang terkejut.

"Kenapa kamu seperti membenci ayahmu sendiri?" Tanya Sarah pelan kemudian mendekati Malih.

Dengan cepat Malih berdiri.

"karena Malih bukan seperti ayah." tambahnya lagi membuat hati Sarah menohok sakit.

"Dia terlalu baik untuk kamu benci nak." sahut Sarah menatap putranya sedih.

Malih memalingkan wajah ke arah lain.

"ayah tidak pernah ada untuk Malih." jujur Malih menahan sakit di hatinya.

"Dia bekerja dan mengajar di sana nak!. Dia sedang memberi manfaat ilmu kepada semua orang. Harusnya kamu bangga." ucap Sarah memegang pundak putranya.

"Untuk apa memberi manfaat ke pada orang lain!. Sedangkan keluarganya saja yang membutuhkan kehadirannya,ayah tidak pernah ada." tutur Malih kecewa.

Sarah tersentak,kembali menatap putranya pilu.

"sudahlah Bu..,Malih tidak ingin bertengkar dengan ibu,Malih takut berdosa." pinta Malih memohon.

"Kamu pikir. Membenci ayah juga tidak termasuk dosa!"

Malih bungkam.

"Malih..ayah sangat menyayangimu, walau dia jarang bersama kita. Percayalah, hatinya selalu ada bersama kita." kata Sarah menjelaskan ke pada putranya secara perlahan.

"Sebaiknya aku berangkat sekolah." mencium punggung Sarah,kemudian berbalik.

"Assalamu'alaikum" alih Malih memilih pamit pergi.

"Sikapnya terlalu sama seperti Adam." gumam Sarah menghela nafas berat.

*******

Gerbang sekolah sudah hampir tertutup, membuat Shakila cepat-cepat berlari untuk menghadangnya

"Pakkkkkk....jangan tutup gerbangnya!!!" teriak Shakila berlari, dan "hap" dia bisa menahan pintu gerbang itu sebelum tertutup.

"Tolong bukakan gerbangnya pak." pinta Shakila memelas.

"Kamu sudah telat Shakila. Ini pelajar buatmu, karena kamu sering telat masuk!" Tegur satpam kembali ingin Menutup gerbang.

"Tapi kan, tidak tiap hari aku telat!" Bela Shakila kesal

"Pokonya kamu sudah telat titik." Teguh satpam tidak bisa di ganggu gugat.

"Assalamualaikum pak. Boleh saya masuk." salam seorang pria yang langsung di beri senyuman ramah satpam.

"Tentu saja, silahkan nak Malih." sahut satpam sambil membuka pintu gerbang dengan senang.

Shakila melongo, hatinya sudah mendumel jengkel.

"kalau begitu aku juga masuk!" Pinta Shakila tegas.

"Tidak bisa!" Tolak satpam kembali menutup gerbang.

Kaki Malih melangkah melewati koridor sekolah. Semua orang sudah menatap Malih dengan kagum, bahkan tidak banyak gadis sudah langsung meleleh melihat Malih yang lewat .

Bagaimana tidak?,di sekolah Malih terkenal dengan ketampanan dan kecerdasannya yang di ambang batas. Semua kegiatan di sekolah ia ikuti, membuat hampir sebagian siswi,berlomba-lomba untuk masuk kegiatan sekolah hanya untuk bertemu Malih.

"Dia sangat tampan." puji seorang wanita dengan gemas.

"Dia juga sangat pintar. Katanya di sekolah dulu, dia menjuarai lomba mate-matika se asia, dan dia mendapatkan juara satu. Bukankah itu keren!!" Sahut satu gadis lagi dengan heboh.

Tidak lama Shakila melewat. Dari tatapan kagum, wajah mereka berubah menjadi muram. Bahkan ada beberapa orang yang sudah berbisik-bisik dan itu membuat telinga Shakila jadi panas.

"Apa dia tidak gerah dengan mukenanya?"

"Kalau saranku, lebih baik dia pakai mukena aja sekalian. Kan sama-sama lebar,benar kan Shob?" Aju gadis itu membuat kedua sahabatnya tertawa

Mendengar pembicaraan gadis yang sedang bergosip,zio melirik malih yang tadi ikut duduk di sebelahnya.

"Menurut lo gimana Malih!. Kalau menurut gue, Shakila itu berlebihan. padahal kan kita masih 3 SMA, harusnya dia lebih banyak bergaul, dan kurangin dikit dalam hal pakaianya yang terlihat gerah itu." kata zio yang kebetulan sedang duduk dekat Malih.

Malih diam enggan menjawab. Ia lebih memilih memejamkan mata sambil bersedekap, kakinya di silangkan untuk mendapatkan kenyamanan duduk. di pikirannya sedang mengulan-ngulang hafalan Al-Qur'an,tampa orang ketahui.

"Lo itu tidur yah!" Tegur zio karena Malih tidak merespon ucapannya.

Terdengar helaan nafas berat.

"Lo lagi bicarain orang?" Tanya Malih melirik zio

"Gue bilang Shakila itu berlebihan. Padahal dia kan cantik nih..seharusnya dia agak banyak bergaul. Dan lagi pakaian nya terlalu ribet." ulang zio.

Malih mendesah pelan, kemudian berdiri.

"gue pergi. Assalamualaikum." salam Malih yang langsung di hentikan zio.

"Kenapa Lo malah pergi?" Tanya zio heran.

"apa jangan-jangan Lo suka sama Shakila yah." tuduh zio terkekeh.

"Dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. [al Hujurat/49 : 12]."

" Sekarang Lo tau kan. alasannya, kenapa gue malah memilih menghindar." tambah Malih dingin. kembali berjalan pergi meninggalkan zio yang langsung bungkam.

Di dalam kelas sudah ramai, semua siswa-siswi sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Seperti Shakila, ia memilih mencoret-coret buku dengan kesal,pasalnya semua orang selalu melihatnya dengan berbeda.

"Menurutmu emang salah kalau aku pakai kerudung panjang?" Tanya Shakila ke arah sahabatnya Nia.

Nia yang sedang bermain game menoleh.

" tentu saja tidak!. Jangan dengarkan mereka. Istiqomah saja okhe." semangat Nia kembali memainkan game dengan heboh.

Tidak lama Malih masuk kelas. Seketika Kelas langsung menjadi hening. Malih yang adem ayem merasa tidak terganggu dengan tatapan mereka, ia segera memilih duduk bersama pria yang memang terlihat culun.

Pria itu menoleh melihat Malih dengan kaget.

"jangan duduk di sini!!" Tolak pria itu panik, karena Malih memilih duduk di dekatnya.

"Ini meja punya sekolah. Jadi gue berhak duduk di mana aja." timbal Malih cuek, sambil memasang headset di sebelah telinganya.

"Malih!. Lo jangan duduk sama anak culun itu, sama kita aja di sini. Nanti Lo ketularan virusnya." ucap salah seorang pria membuat semua siswa-siswi tertawa

Pria culun itu tertunduk. Sedangkan Malih seperti biasa enggan untuk membalas. Sebenernya Malih mencoba menghindari mereka, alasannya cukup sederhana, Malih tidak suka dengan orang yang banyak bicara tapi tidak ada faedah dalam setiap perkataanya. Menurutnya lebih baik mereka diam,dari pada banyak kata yang keluar namun dosa yang di ucapkan.

Pembelajaran pun sudah di mulai. Seperti siswa biasanya, Malih akan mencatat dan memperhatikan apa yang di ucapkan guru di depan.

Setiap pertanyaan yang di ajukan,bila siswa-siswi di kelas tidak bisa menjawab,maka mereka pasti langsung melirik malih. Karena bagi mereka,Malih punya 1000 jawaban di otaknya.

"Apa kamu tahu kapan Albert Einstein lahir?" Tanya guru itu ke pada Malih, karena semua orang menunjuk Malih untuk menjawabnya.

"14 Maret 1879"

"William James sidis?"tanya lagi guru

"1 April 1898"

"Kamu tahu berapa IQ nya?"

"IQ (tingkat Kecerdasan) di atas 250-300. Kejeniusannya mengalahkan Da Vinci, Einstein, Newton dan ilmuwan lainnya. Yang tidak bisa saya sebutkan lagi"jawab Malih tenang,masih fokus melihat gurunya

Semua orang menganga, berdecak kagum dengan kepintaran Malih.

"Selalu makan apa dia pagi hari?" Tanya salah seorang siswi menggeleng-geleng kepalanya tidak percaya.

"Mungkin dia selalu makan buku pelajaran. Aku tidak tahu seluas apa otaknya, hingga bisa menjawab semua pertanyaan guru."

"Kamu bisa menjelaskan, biodata singkat William James sidis?" tantang guru karena merasa mulai tertarik dengan kepintaran Malih.

Malih menggeleng kecil, tidak menjawab atau menolaknya .

"kamu bisa menjelaskannya?" Tanya lagi pak Gian karena ia yakin Malih bisa menjawab

Malih lagi-lagi menggeleng kecil membuat Gian mendesah pasrah.

"baiklah..kita lanjutkan pemlajaran"sambung Gian kembali menjelaskan materi di bor

"Kenapa tidak menjawabnya?" Tanya pria culun itu ragu

"Tidak papa" balas Malih dingin. Sebenarnya..Malih tahu, tapi ia tidak ingin membuat semua orang terlalu memujinya, karena ia bisa menjawab semua pertanyaan guru.

dan lagi tatapan kagum itu hanya membuat Malih tidak nyaman, karena tatapan kagum itu takut hanya akan membuatnya menjadi tinggi hati.

********

Bel istirahat sudah berbunyi. semua siswa-siswi sudah berhamburan keluar kelas. Begitupun Shakila dan Nia.

"Kamu tahu itu Malih anak baru. Masya Allah di buat apa itu otaknya,kok encer banget yah!!" kagum Nia mengingat jawaban Malih yang selalu sukses membuat semua siswa-siswi diam 1000 bahasa.

Shakila tertunduk tidak menjawab ucapan Nia. Karena sebenarnya Shakila lebih tahu tentang Malih dari pada semua orang. Karena dulunya Malih pernah di titipkan beberapa kali oleh Sarah di rumahnya. Shakila sudah tau benar sikap Malih yang dingin dan irit bicara dan kata ufairah mamahnya, kalau Malih paling banyak menuruni sifat Sarah dari pada Adam ayahnya.

"Woyyy!!,malah bengong.." Tegur Nia menepuk punggung Shakila. membuatnya langsung terbatuk-batuk.

"Astagfirullah!!. Anak ini pinginnya di jitak kali." geram ufa hendak menjitak kepala Nia, namun Nia sudah berlari terbirit-birit sambil tertawa.

Kini shakila sudah berada di kantin, tidak biasanya kantin terlihat sepi. Mungkin mereka memilih bergosip di taman sekolah, karena biasanya memang begitu dan Shakila selalu menghindarinya.

Mata Shakila melirik meja yang berada di pinggir dinding, hingga langkahnya tertarik untuk berjalan ke sana. Baru saja ia sampai, kursi itu sudah bergeser.

Srrttttt kursi bergeser ke belakang, dan kursi itu sudah terisi oleh pria yang amat di kenali Shakila.

"Maaf. aku yang duluan kesini." kata Shakila agak keberatan dengan tindakan pria yang seenaknya menduduki tempat orang lain.

Seperti biasa Malih tidak menjawab, ia memilih menyimpan mangkuk mie nya di meja lalu melahapnya.

"Malih!. Ini tempatku." kukuh Shakila yang sudah geram dengan tingkah Malih.

Tidak ada jawaban,sampai Malih menyelesaikan makanannya.

"silahkan!" balas Malih dengan enteng berjalan pergi meninggalkan meja makan.

Tangan Shakila sudah menggepal. Bagi Shakila kelakuan Malih masih terlihat sama, sangat menjengkelkan baginya.

Semenjak mendapat kabar Malih pindah ke sekolahnya, sudah membuat shakila ingin berteriak, memohon agar kepala sekolah tidak menerimanya.

Namun sayang. Malih malah mendapat beasiswa karena sudah beberapa kali mendapat penghargaan di sekolahnya dulu.

"Kenapa kau terlihat marah?" Heran Nia ikut duduk di depan Shakila.

"Anak baru itu.. ingin sekali ku pites dia bagai kutu. Lalu ku kubur dia dalam-dalam di tanah." oceh Shakila membuat Nia menelan selivanya takut

"Perkataanmu sangat sadis!"

"Bayangkan..aku baru saja mau duduk. Lalu dia dengan santainya duduk di tempatku. Bagaimana aku tidak geram??" curhat Shakila dengan tangan yang di gerakan, mengikuti ekspresi yang ia ucapkan.

"Kenapa aku merasa,kamu jadi marah padaku?" Tanya Nia bingung,melihat Shakila yang menyepertikan kalau ia adalah Malih.

Wajah Shakila berubah seketika.

"ahh ya juga. Sepertinya ini karena aku sedang kesal hehe" nyengir Shakila membuat Nia mendesah pasrah.

******

Setelah selesai makan,Malih lebih tertarik duduk di kursi yang berada di koridor sekolah. Headset kembali terpasang di telinganya,seperti biasa ia akan memejamkan mata untuk mendengar setiap lantunan ayat suci Al-Qur'an . Selain untuk mengingatkan hafalannya, juga agar membuat hati Malih menjadi damai.

"Hei Malih! " sapa seseorang menepuk bahu Malih lalu duduk di sisinya.

"Assalamualaikum." balas Malih terdengar malah seperti menyindir.

"Santai saja bro. Lo itu agamis banget sih." gurau lelaki itu,sedikit menganggu di telinga malih.

" Lo ingin dapet pahala?" tanya Malih dingin.

"Yaeyalahhh,mau. Buat bekel masuk surga nanti." sahut zaio tertawa.

"Kalau gitu baca salam." sahutnya lagi.

"Dari abdullah bin Amr bin Ash, bahwasanya ada seorang yang bertanya kepada Rasulullah saw : Bagaimanakah Islam yang baik itu? Beliau menjawab : "Yaitu kamu memberi makanan, dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang belum kamu kenal. HR. Bukhari dan Muslim"

Lo ngerti sekarang?" Tambah Malih Tampa melirik zio

"Mulai deh ceramahnya." keluh zio mendengar penuturan Malih.

"gue tau Lo pandai. Tapi nyeramahin gue gak akan mempan." sahut zio kemudian berlalu pergi.

Malih menggelengkan kepala kecil,kemudian kembali fokus mendengar lantunan suci ayat Al-Qur'an. Baru saja dia mulai fokus,seseorang sudah menganggu hafalannya.

"Haii malih" lambai seorang wanita dengan genit. Yang tentu saja di hiraukan Malih

Merasa di hiraukan wanita itu mendekat lalu duduk dekat malih, namun sayang Malih langsung berdiri dan berlalu pergi membuat wanita itu langsung berdecak tak percaya.

"Apa gue kurang cantik?" Kesal wanita itu melirik kedua sahabatnya yang juga tak percaya.

"Pertama kalinya gue di giniin. Pokoknya gue gak terima!!" Sambungnya menghentakkan kakinya ke lantai dengan kesal.

Terpopuler

Comments

Yuni Triana

Yuni Triana

mampir Thor...
Mampir juga ya buat semua ke karya ku Dinding Pemisah dan Pulang Malu Tak Pulang Rindu

2022-04-01

0

alwi 1234

alwi 1234

semangat kakak....aku mampir

2022-01-12

1

Erlin

Erlin

langsung like favorit 🌹aku suka.kuat agama ny 💞💪

2022-01-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!