Cuaca siang ini panas, karena memang jam sudah menunjukkan lebih dari pukul 1 siang, didalam suatu kelas di Sekolah X, kebetulan AC ruangan mati, membuat para siswa didalamnya merasa sangat sesak dan kepanasan hanya dengan duduk disana.
Itu termasuk seorang pemuda tertentu yang duduk dibarisan agak depan dikelas itu.
Sejujurnya, dia menyesal untuk duduk ditengah ruangan disaat cuaca panas tanpa AC seperti ini, owh ini benar-benar bagaikan Neraka....
Keringat mulai membanjiri wajahnya perlahan-lahan, walaupun sebenarnya dia tidak melakukan apa-apa.
Ya, itu karena selama ini dirinya sudah sangat terbiasa menggunakan semua peralatan modern dan selalu berada diruangan ber AC yang nyaman bahkan ketika cuaca panas, jadi setelah sekian lama dan akhirnya mengalami kepanasan yang mendadak ini, pemuda itu kesal.
Ya ya, pemuda itu tidak lain dan tidak bukan adalah Mantan Archangel Lucifer juga salah satu penguasa Underworld, namun dia terlihat tidak tahan hanya dengan menghadapi cuaca panas ini.
Itu juga munkin karena memang dia 'akhir-akhir' ini jarang keluar dari rumahnya, atau lebih tepatnya, selalu berada dirumahnya di Istana Raja Iblis di Underworld, didalam kamarnya lalu hanya membaca beragam cerita Novel, Manga, bermain game, atau menonton beberapa film atau anime.
Kata 'akhir-akhir' ini tentu saja memiliki makna yang sangat berbeda bagi Sang Mantan Archangel itu, yang sudah hidup selama ribuan tahun itu.
Entah 'akhir-akhir' ini itu seberapa lama sebenarnya.
Dia sudah tidak tahan lagi ingin segera pindah tempat duduk.
Untungnya, sepertinya guru yang dijadwalkan untuk kelas ini masih belum juga datang.
Lalu Lucifer mulai menutup sebuah buku yang dibacanya, memasukannya ke Tasnya, kemudian berniat membereskan barang-barangnya disana.
Melihat tingkah teman sebangkunya itu, membuat pemuda disamping Lucifer binggung lalu bertanya,
"Mau kemana, kamu Touma?"
"Aku ingin pindah ketempat duduk belakang dekat jendela, kamu lihat? Bukankah cuaca begitu panas?"
Pemuda disampingnya itu yang terlihat sedang membaca sebuah buku pelajaran, mulai membenarkan kacamatanya, dan mulai berkomentar,
"Kenapa kamu meninggalkanku disini, Hah? Kamu penghianat!! Aku juga merasa sangat kepanasan!!"
"Memang dasar, AC sialan dan kenapa juga musti dapat ruangan sialan ini pula," kata Lucifer kesal.
"Itu benar. Sungguh menyebalkan."
"Jadi apakah kamu mau ikut?"
Mendengar pertanyaan Lucifer itu, pemuda itu lalu ke arah deretan meja paling belakang.
Itu....
Itu berisi orang-orang tertentu yang tidak bisa diganggu, yang terlihat sedang bermain-main dengan ponsel atau tidur siang disana.
Zona Genk pengaggu di Sekolah, Zona dimana anak baik-baik tidak bisa berurusan dengan mereka bahkan walaupun masih ada beberapa kursi kosong di deretan belakang.
"Aku memilih untuk tetap disini." Kata Pemuda itu lagi.
"Baiklah, aku akan pergi,"
"Hati-hati kawan, semoga kamu selamat. Disana Zona Berbahaya, sebaiknya kamu hati-hati, aku benar-benar tidak merekomendasikannya."
"Baiklah-baiklah, terimakasih Ketua Kelas, aku akan mendengarkan nasihatmu," kata Lucifer namun dia tetap membawa tasnya dan pergi ke Zona belakang, sambil melambaikan tangannya kearah Ketua Kelas.
####
Setelah beberapa waktu berlalu, namun guru kelas tidak kunjung menunjukkan kehadirannya.
Namun tiba-tiba pintu terbuka, membuat Semua mata memandang ke arah pintu masuk ruang kelas.
Oh apakah akhirnya, guru yang mereka tunggu sudah datang?
Namun sayangnya mereka salah.
Yang masuk ke ruangan itu adalah seorang gadis muda berambut pirang panjang, menatap dengan malu kearah teman-teman sekelasnya.
Namun sepertinya orang-orang di sana juga enggak terlalu memperhatikan Gadis itu setelah kau jika itu bukanlah guru, kembali ke aktivitas mereka masing-masing.
Melihat dirinya yang awalnya menarik perhatian lalu tiba-tiba diabaikan itu membuat Seraphina kau harus berekspresi seperti apa.
Setidaknya guru kelas belum datang Jadi masih ada waktu untuk bisa mengikuti kelas dengan penuh dan tidak jadi bolos.
Yang paling penting sekarang adalah mencari tempat duduk.
Namun karena dirinya datang terakhir....
Dan lagi sampai saat ini dirinya belum terbiasa dan memiliki teman, tidak ada tempat duduk di sana yang tersisa, kecuali deretan belakang kelas.
Beberapa langkah yang harus dirinya lakukan adalah untuk mendapatkan seorang teman.
Ini adalah moving class, jadi teman sekolah dari pagi dan siang ini berbeda, walaupun masih ada beberapa wajah yang masih sama, namun Seraphin mengenal mereka semua.
Benar-benar harus memiliki seorang teman, agar memiliki seseorang yang bisa ditanya-tanya.
Lalu dengan hati-hati, Seraphina juga deretan belakang kelas.
Namun sayangnya deretan belakang kelas bukanlah tempat yang bagus.
Disana diisi oleh wajah-wajah yang sepertinya tidak ramah.
Lalu tatapan mata Seraphina langsung menuju ke arena tempat duduk dekat jendela.
Di sana ada seorang pemuda yang terlihat sedang membaca dengan serius, dibalik kacamata tebalnya.
Itu seperti wajah yang cukup familiar.
Melihat wajah yang familiar itu, Seraphina merasa senang, dia lalu langsung menuju tempat duduk disebelah pemuda itu yang kebetulan kosong.
Setelah sampai disana dia lalu menyapa orang itu,
"Touma?"
Lucifer jadi tadi fokus ke arah kukunya kaget melihat wajah seorang gadis yang terlihat sangat familiar.
Ini masih lah gadis yang beberapa jam lalu menciumnya.
Bukan, belum sampai satu jam, lebih tepatnya baru beberapa puluh menit yang lalu.
"Aku merasa lega ada seseorang yang aku kenal di kelas ini," kata gadis itu terlihat ceria sambil duduk disitu.
Lucifer memikirkan ini, mungkinkah gadis aneh ini tidak mengenalinya?
Memikirkan ini membuat dirinya tiba-tiba kesal.
"Itu bagus," Kata Lucifer sekilas lalu kembali melanjutkan membaca bukunya.
Melihat orang yang dikenalnya juga mengabaikannya, membuat Seraphina sedikit sedih.
"Kamu tahu? Aku tidak memiliki siapa punya aku kenal di sini, jangan abaikan aku."
Mendengar rengekan gadis itu membuat Lucifer kembali menatap gadis itu dengan dingin.
"Jadi, apa maumu?"
"Kenapa kamu tiba-tiba seperti ini? Apakah kamu marah denganku?"
"Aku tidak marah denganmu."
"Tapi kamu terlihat seperti kamu sedang kesal denganku. Apakah warna terakhir kali kita bertemu tidak membuatmu nyaman? Apakah kamu tidak menyukai Kaleng Kopi yang aku berikan?"
"Tadi awal kamu tidak akan mendapatkan kaleng minuman itu kalau bukan karena aku."
"Itu memang masuk akal. Tapi seharusnya aku yang marah, kamu langsung pergi tiba-tiba, dan disana aku harus dikejar oleh robot keamanan disana, karena alaram berbunyi. Aku berlari keliling taman sampai aku akhirnya lolos, begitu melelahkan. Apakah kamu tahu? Aku yang seharusnya marah!!"
Mendengar cerita gadis itu, membuat Lucifer tiba-tiba tertawa.
Gadis ini sungguh lucu.
Itu membuat moodnya awalnya buruk itu menjadi baik.
"Jangan menertawakanku!!"
"Baiklah-baiklah," lanjutannya sambil mencoba menahan tawanya.
Lalu keduanya mulai kembali tertawa bersama, sampai guru yang akhirnya ditunggu-tunggu datang ke kelas.
Karena ini masih hari pertama, jadi guru tidak terlalu memberikan materi, hanya perkenalan antar siswa lalu menjelaskan sedikit soal hal-hal akan mereka pelajari di kelas ini.
Dari awal sampai akhir kelas, Seraphina memperhatikan guru itu dengan baik.
Berbeda dari pemuda yang duduk di sampingnya, yang mana asik dari tadi membaca sebuah buku ditangannya.
Setelah kelas itu berakhir akhirnya gadis itu memiliki kesempatan untuk bertanya,
"Buku apa yang kamu baca?"
"Ini adalah Novel Fantasi yang mengisahkan tentang perang antara malaikat dan iblis."
Mendengar itu Seraphina cukup terkejut.
"Imajinasi manusia cukup bagus juga bukan? Ada Iblis, Malaikat dan Dunia Iblis,"
Mendengar itu, Seraphina hanya tertawa canggung.
"Apakah kamu percaya dengan hal-hal seperti itu? Jika Malaikat dan Iblis itu benar-benar ada?"
"Eh???" Seraphina mendadak panik ketika mendengar hal itu.
Bagaimana dirinya harus menjawab?
"Apa? Kenapa kamu terkejut? Tentu saja hal-hal seperti itu tidak ada bukan? Itu bukan hal-hal yang bisa dibuktikan secara Ilmiah,"
Ah benar juga, Seraphina baru saja ingat kalau mereka ada di Advance City tempat dimana hal-hal seperti itu tidak dipercaya.
"Ahahahaha... Itu benar juga ya, mana ada ya Malaikat juga Iblis..."
"Tapi kami memiliki Esper walaupun terlihat sangat Ilmiah namun terlihat sangat Fantasi, kenapa kamu tidak percaya keberadaan Malaikat dan Iblis?"
Mendengar itu Seraphina lagi-lagi binggung harus menjawab apa.
Karena dirinya sendiri adalah seorang Malaikat jadi tentu saja percaya itu, namun dirinya tidak bisa mengatakannya.
Melihat Seraphina yang sangat serius memikirkan itu membuat Lucifer tertawa.
"Kamu jangan terlalu menganggap serius perkataanku aku hanya membuat sebuah lelucon."
"Tapi bagaimana jika hal-hal itu benar-benar ada?"
"Sepertinya kamu juga tertarik tentang hal-hal fantasy seperti itu."
"Itu memang terlihat menarik."
"Baik bagaimana kalau aku menceritakan sebuah Kisah Fantasy yang cukup bagus?"
"Apa itu?"
"Ini tentang seorang Malaikat yang paling indah di Surga, dia yang paling dikagumi, dia yang paling kuat, dia yang paling dicintai, suatu hari dia dibuang dengan begitu kejam ketempat para musuhnya di Dunia Iblis, setelah melakukan Dosa,"
"Dosa apa itu?"
"Dia hanya ingin mendapatkan posisi yang lebih tinggi dan melakukan pemberontakan,"
"Hmm? Tidakkah itu aneh?"
"Kenapa memangnya?"
"Bukankah dia sudah memiliki segalanya? Sudah memiliki Keindahan, Kekuatan, di kagumi dan dicintai banyak orang. Kenapa dia ingin sesuatu yang lebih tinggi lagi?"
"Mungkin karena dia Kesepian? Walaupun dia dicintai, namun disisi lainnya beberapa iri dan segan padanya dan ingin menjatuhkannya, beberapa selalu menjaga jarak dengannya, dan kadang takut padanya. Mungkin kalau dia benar-benar ada diposisi lebih tinggi semua orang akan menerimanya."
"Apakah begitu? Tapi bukankah setidaknya ada seseorang yang benar-benar mencintainya? Sangat wajar jika beberapa memiliki kebencian. Tapi bukankah yang penting fokus ke yang benar-benar tulus? Dia memberontak, pasti memiliki banyak pengikut setia yang ikut bersamanya bukan? Artinya dia tidaklah sendirian, dia hanya tidak sadar saja kalau selalu ada yang berada disampingnya."
Lucifer merenung sebentar.
"Hmm, entahlah? Mungkin itu benar," katanya sambil tersenyum misterius lalu melihat keluar jendela menatap langit, lalu hanya lanjut berkata,
"Atau mungkin dia hanya benar-benar serakah...."
Disini Seraphina hanya menatap kearah pemuda itu dengan binggung, tidak tahu apa yang pemuda itu pikirkan.
####
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Eva
Lanjut thor ..Mangat yah
2021-12-25
4