Lucifer begitu kaget ketika dia membuka matanya dia melihat mata Violet itu...
Sebuah bibir menempel dibibirnya sekilas lalu langsung dilepaskan.
Sebelum sempat dia bertanya gadis itu langsung berlari pergi secepat kilat.
Lucifer memengang bibirnya dengan jarinya, dia masih bisa mengingat ciuman singkat itu...
DEG
Entah kenapa jantungnya menjadi tidak karuan.
Dirinya terdiam, seakan otaknya kosong...
Terdiam cukup lama untuk mencerna apa yang baru saja terjadi...
"Untuk berpikir ada seseorang yang bisa masuk kedalam penghalangku tanpa kusadari... Gadis aneh..." Gumannya pelan, ada sedikit senyum muncul diwajah tampannya.
"Ah kurasa aku harus segera pergi..." Dia mengambil Balzer disampingnya dan memasukan kacamata kedalam sakunya, dia keluar dari jendela...
Menghilang dalam bayangan....
####
Gadis berambut Pirang itu berlari tanpa arah tidak, dia tidak berlari tanpa tujuan karena pada dasarnya Lantai ini hanya memiliki dua lift satu untuk naik dan satu untuk turun. Ketika dia sampai pada lift dia sadar.
"Bagus sekali Seraphina... Kok kamu bisa bodoh banget? Bagaimana caranya pergi dari sini??" dia berguma pada dirinya sendiri.
Tanpa pikir panjang dia kembali berlari menuju ruangan itu...
Kreakkk
Ketika dia membuka ruangan dia tidak menemukan siapapun disana...
"Kemana siswa yang tadi?" katanya dengan binggung, tidak ada tanda-tanda keberadaannya...
"Apa mungkin cuma khayalanku saja??"
"Tidak.. Dia Asli tapi bagaimana bisa? Ini kah lantai 20... Dan aku tidak melihatnya keluar pintu...."
Dia terdiam..
"Pemuda yang Misterius..." Gumanya lagi.
Namun tiba-tiba dari balik jendela masuklah sesesok berambut hitam itu dan berguma.
"He he he... Ternyata ini lantai 20 Aku baru saja lupa.. Kupikir ini lantai satu sehingga aku bisa loncat dan kabur dari jendela agar terlihat keren..."
Kata pemuda itu sambil menatap gadis berambut pirang yang terlihat pematung kaget melihat kelakuan pemuda didepannya itu.
Kesan Pemuda tampan dan misterius tadi tiba-tiba lenyap dari pikiran gadis itu. Dia lebih baik tidur dari pada bangun, pikir Seraphina tiba-tiba kesal.
"Eh??" Seraphina terlihat binggung karena pemuda misterius itu tiba-tiba mendekat, tidak lebih tepatnya dia berlari mendekat, melewati Seraphina dan langsung menuju pintu keluar kemudian berlari ke arah lift.
"Tunggu..." Kata Seraphina mengejar pemuda itu yang saat ini ada didalam lift berniat memutup pintu itu.
"Selamat tinggal, gadis aneh.. ha ha ha....." kata nya seambil melambaikan tanganya.
"Berhenti!!! Aku ikut tunggu!!! Aku tidak tahu bagaimana caranya memakai ruang bergerak itu!!!"
Seraphina terlihat berteriak, namun sayang ketika dia sampai, pintu lift sudah tertutup.
'Sial..' Batinya, sekarang dia tengah menikirkan cara untuk sekali lagi keluar dari sana dan menuju kelasnya atau dimanapun yang ada orangnya.
####
Didalam Lift pemuda berambut hitam itu terlihat menghela nafas, entah kenapa dia jadi salting sendiri, otak jeniusnya tidak bisa mencerna apa yang terjadi, dia sendiri tidak mengerti apa yang dia lakukan. Jadi saat dia berniat loncat dari jendela entah kenapa dia tidak jadi dan malah kembali masuk.
"Ah padahal aku bisa terbang... Kenapa aku kembali masuk..."
Dan ketika dia melihat gadis itu lagi entah kenapa dia menjadi malu sendiri, dengan perkataan bodohnya barusan.
Dia lalu mulai menampar dirinya sendiri.
"Apaan dah aku...." gumannya tak jelas, lalu dia memegani bibirnya....
Lalu mulai tersenyum sendiri.
Dasar gadis aneh masih gadis aneh yang sama yang tidak bisa mengunakan mesin penjual otomatis,
Dan kenapa dia tiba-tiba menciumku....
####
Dilantai atas, sekali lagi Seraphina memandang hampar pada lift itu. Sebenarnya sih lift tidak cuma satu, ada dua satu untuk naik dan satu untuk turun.
"Duh, bodo' banget Aku, tadi ngapain sih aku kok jadi gila mencium pemufa itu duh.... Malu banget.."
Dia mulai menampar dirinya sendiri.
"Ya, Tuhan.. Ampuni Dosa hamba....." Dia mulai berdoa.
"Ini salahku yang terbuai oleh godaan... pikiranku tiba-tiba berasa hilang..."
Dia mulai memegangi bibirnya, dan mulai tersenyum sendiri.
"Akhhhh....." lalu dia mulai menjambak rambutnya sendiri.
Tring
Suara lift terbuka, ada seorang pemuda berambut biru gelap keluar dari lift. Pemuda itu hanya menatap Seraphina yang sedang menjambak rambutnya sendiri dengan heran.
Sepintas tatapan mereka bertemu.
Seraphina jadi salah tingkah sendiri didepan pemuda itu yang menatap binggung kearahnya.
Ini adalah seorang siswa yang kelihatannya menjadi perwakilannya siswa baru yang membacakan pidato tadi pagi.
Lihat, penampilan dan wajahnya yang tampan itu.
Walaupun itu masih tidak setampan pemuda misterius yang ditemuinya barusan.
"Kamu, Itsuki?"
Pemuda berambut biru gelap itu menatap gadis itu.
"Kamu tahu aku?"
"Siapa yang tidak tahu? Kamu kan perwakilan kelas satu yang membacakan sambutan tadi pagi,"
"Ah, begitu."
Seraphina binggung mau bertanya apa lagi.
"Kami kesini untuk?"
"Aku sedang mencari, Kakakku."
"Kamu punya, Kakak?"
"Kakak sepupuku. Dia seharusnya disekitar sini."
"Seperti apa dia? Mungkin aku melihatnya?"
"Kakakku laki-laki, dia biasanya memakai kacamata yang bergitu tebal."
Mengigat soal laki-laki dengan kacamata tebal, Seraphina di teringat tentang pemuda yang menolongnya saat berurusan dengan mesin penjual otomatis tempo hari.
"Apakah mungkin, Touma?"
"Kamu tahu Kakakku?"
"Dia Sekolah disini juga?" Tanya balik Seraphina.
Itsuki yang bertanya malah balik ditanya merasa kesal, namun dia tetap menjawab.
"Iya dia Sekolah disini juga. Apakah kamu bertemu dengannya?"
"Ah.... Tidak. Hanya saja tempo hari diluar sekolah, aku kebetulan pernah bertemu dengannya. Dan dia sepertinya tidak ada disini, aku sudah memeriksa semua ruangan dan tidak melihat Touma.'
"Owh, begitu. Terimakasih informasinya," kata Itsuki lalu kembali membuka lift itu, dan masuk.
Namun gadis itu yang akhirnya mengigat lagi apa yang harus dia lakukan, langsung buru-buru masuk lift, dia bahkan hampir terpleset didalam namun untungnya Itsuki menangkap gadis itu.
Jarak mereka begitu dekat, saling bertatapan dan terdiam dengan posisi ini sebentar, melihat wajah tampan pemuda didepannya ini sesaat membuat Seraphina tersipu.
Sampai ketika sadar Seraphina lalu bangun dan minta maaf.
Kamudian didalam, mereka berdua saling bertatapan lagi.
"Ah, aku juga ingin turun."
"Tapi ini lift untuk naik,"
Gadis itu menatap Itsuki dengan binggung.
"Ini untuk naik, kalau mau turun mengunakan lift yang satunya, ini untuk kenyamanan saja dari pada bolak-balik."
"Aku tidak bisa mengunakan alat ini," kata Seraphina dengan malu.
Sekali lagi, Itsuki menatap gadis ini heran.
Kira-kira dari mana asal gadis ini?
Apakah dari peradaban tanpa teknologi?
Tapi seharusnya, di Dunia Luar Advance City tidak seburuk itu, sampai tidak ada lift.
Bahkan di Kota Utama Dunia Iblis di Underworld ada hal-hal praktis seperti ini.
Seraphina merasa malu akan hal ini, dirinya belum pernah ke dunia manusia sebelumnya, dan tidak mengerti teknologi yang mereka gunakan.
Di Heaven tempat dirinya berasal, jelas tidak ada hal-hal seperti ini.
Jadi disini, Itsuki akhirnya mulai bertanya pada gadis itu mau ke lantai berapa, dan mengantarkannya.
#####
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Yukity
Keren...👍🏼👍🏼😍
mampir yuk ke novelku
Si Oyen Pacarku Bukan Manusia
2022-02-20
1