karja berteriak memanggil penjaga
diluar kedua orang penjaga datang menghampirinya. "kami siap melaksanakan perintah juragan"
"buang mayat Mayang suri ke jurang di ujung desa sana" perintah juragan karja
lalu penjaga masuk kedalam kamar Mayang
didalam kamar didapatinya Ningsih tengah menangis sambil memeluk tubuh kaku Mayang
dengan kasarnya kedua penjaga itu mendorong Ningsih "buk" suara tubuh Ningsih menabrak dinding kamar
"ambil kain itu" salah satu orang itu bicara
lalu tubuh Mayang di bungkus dengan kain tersebut
***
"pada saat yang bersamaan di tepi jurang
ada seorang nenek tua sedang mencari tanaman herbal," tiba-tiba matanya menangkap sosok bayangan putih
"benda apa itu? sepertinya ada sesuatu di dalam bungkusan itu" gumam si nenek
"Dengan gerakan yang sangat cepat nenek itu melesat menyambar sosok bayangan putih itu
setelah meletakkan benda itu di atas batu
lalu si nenek melihat ke atas juragan
dengan penglihatan yang sangat tajam si nenek dapat melihat beberapa orang laki-laki berpakaian serba hitam yang sedang memastikan bahwa benda tersebut sudah jatuh ke dasar jurang"
tidak lama kemudian mereka pun pergi
nenek tua itu memeriksa apa yang ada di balik kain putih itu alangkah terkejutnya si nenek setelah mengetahui apa yang ada di balik kain putih itu "siapa orang ini mengapa mereka membuangnya ke dalam jurang"
"perlahan-lahan nenek tua membuka kain putih untuk memastikan lebih jelas
nenek tua menempelkan telinganya di dada wanita tersebut namun tidak ada detak jantung, lalu memeriksa pergelangan tangan
masih ada getaran walaupun sangat lemah
lalu memeriksa leher wanita itu
Masih hangat"
"masih hidup wanita ini masih hidup"
gumam si nenek
"semoga aku bisa menyelamatkan nya"
"tangan kiri si nenek meraih keranjang tanaman herbal lalu membopong tubuh wanita tersebut di pundaknya
dengan gerakan yang sangat cepat nenek tua itu melesat melompati bukit-bukit kecil yang di lalui nya, terlihat ilmu meringankan tubuh nya sangat sempurna"
"tidak sampai setengah jam nenek tua itu sampai di mulut goa yang tertutupi rumput-rumput yang menjalar tumbuh di mulut goa
si nenek menyibak rumput tersebut dan masuk ke dalam go"
"di dalam goa dalam keadaan gelap gulita
nenek menerobos masuk matanya begitu jeli mengenali setiap sudut di dalam goa
rupanya si nenek mengunakan ajian si mata pedang sehingga langkahnya tidak tertahan oleh benda-benda apapun"
"sosok yang terbungkus kain putih di letakkan di atas lempengan batu pipih
setelah itu si nenek menyalakan api untuk penerangan di dalam goa"
"si nenek duduk di samping Mayang dan membuka kain yang menutupi wajah Mayang
sambil menatap wajah Mayang"
si nenek bergumam
"Nini kasihan sekali cantik-cantik kenapa nasibmu seperti ini siapa orang yang tega membinasakan Nini?"
"tidak terasa air mata menetes di pipi si nenek
seolah-olah nasib yang di alami Mayang
di alami juga oleh dirinya"
"mendadak wajah cantik Mayang yang sedang di tatap si nenek perlahan-lahan meleleh
si nenek terkesima tersentak kaget"
setengah berteriak si nenek berkata
"oh hiyang Widhi apa yang terjadi dengan gadis ini?, mengapa tiba-tiba wajahnya meleleh?"
"si nenek berusaha mengamati cairan ke kuning-kuningan yang keluar di sekitar wajah Mayang"
si nenek kembali berkata
"hiyang agung hiyang rumuhun rupanya gadis ini terkena serbuk racun yang amat sangat mematikan"
" secepat kilat si nenek melompat dari samping Mayang dan meraih keranjang yang berisi tanaman herbal, dengan tangkasnya tangan si nenek meracik ramuan obat kemudian di tempel di sekitar leher hingga pundak Mayang"
"ramuan ini bukan penawar tetapi hanya sekedar untuk penangkal agar racun itu tidak menjalar ke tubuhmu Nini"
nenek sakti penguasa lembah gurang-rang itu termenung dan bergumam
"bagaimana caraku untuk mendapatkan penawar dari racun itu? aku tau siapa pemilik penawar nya tapi apa mungkin aku mengemis memintanya?"
"hiyang Widhi bagaimana ini apa yang harus aku lakukan gadis ini butuh pertolongan
tapi di sisi lain enggan rasanya aku berjumpa dengan si tua renta itu"
tangan si nenek menepuk keningnya sendiri
"suara hatinya terus mengatakan aku harus menolongnya- aku harus menolongnya
berkali-kali"
"seandainya aku pergi kessana butuh waktu lima jam sementara racun ini akan terus bereaksi tidak ada pilihan lain untukku selain pergi ke sana"
si nenek berbisik di telinga Mayang
"kau tunggulah aku nini, aku akan segera pergi mencari penawar racun ini"
si nenek pun menghilang dari dalam goa
"di satu tempat yang cukup jauh dari goa tempat Mayang berada, di puncak gunung
sima gong-gong tempat si pemilik penawar racun tinggal muncul sosok nenek tua dari kehampaan"
di puncak gunung yang di tuju si nenek
tanpa permisi si nenek berteriak dari luar
"hei tua renta aku tau kau berada di dalam aku datang untuk meminta sesuatu"
dari dalam terdengar suara terkekeh
"he he he, akhirnya kau datang juga nyai rupanya kau masih membutuhkan pertolongan ku, masuklah nyai jangan hanya berdiri di luar
tidak baik seorang tamu berteriak-teriak di luar"
"tua renta aku datang bukan untuk basa-basi
aku datang untuk meminta penawar racun katak merah" jawab si nenek
"he he he he, bagaimana mungkin wanita sesakti dirimu bisa terkena racun itu?"
"aku datang kesini dengan baik-baik, kau berikan atau ku ambil secara paksa?"
"coba jelaskan dulu untuk siapa penawar racun itu?"
"dengar tua renta aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya, seseorang sedang menungguku dan dia sangat membutuhkan penawar racun itu"
"he he he he, baiklah nyai kali ini aku percaya
dari suaramu kau sama sekali tidak berbohong
tangkaplah ini nyai, he he he he"
"sebuah benda berukuran kecil terbungkus kain hitam melesat ke hadapan si nenek
Dengan tangkas si nenek menangkapnya"
sambil melompat si nenek berteriak
"terimakasih tua renta aku pergi"
si nenek pun kembali menghilang dari pandangan
"di dalam goa tempat Mayang terbaring tiba-tiba muncul retakan di udara dan keluar sosok nenek tua itu"
"tanpa berpikir panjang si nenek menyiapkan
segala sesuatunya"
sesudah segalanya siap
"si nenek meraih tangan kiri Mayang dan menekan urat nadinya lalu menggores nya dengan pisau kecil setelah luka menganga penawaran racun pun bubuhkan nya lalu mengikatnya dengan sehelai kain
begitu pula dengan tangan kanan Mayang di lakukan hal yang serupa si nenek kembali duduk di samping Mayang"
"malam pun beranjak pagi di luar goa mentari sudah menampakkan sinarnya,
perlahan-lahan jemari tangan Mayang bergerak
si nenek melonjak kegirangan"
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments