"di luar hari sudah gelap Mayang berdiri di depan luar gerbang kepalanya menoleh
ke kiri dan ke kanan Mayang nampak kebingungan rupanya Mayang tidak tau kemana arah jalan pulang ke desa Tanjung sari"
"di seberang jalan terlihat seorang laki-laki setengah baya pedagang kain
sedang membereskan kain-kain dagangannya
sepertinya pedagang itu hendak segera pulang"
Mayang bergegas menghampiri nya
"permisi Paman"
pedagang itu menoleh ke arah Mayang
"silahkan Nini di pilih dulu
Nini mau kain yang mana"
"maaf Paman" Mayang kembali bicara
"saya bukan hendak membeli kain ini Paman
tapi saya hendak bertanya"
"oh" jawab pedagang itu
"apa yang mau nini tanyakan, sepertinya Nini bukan orang sini, saya baru kali ini melihat Nini,
Nini dari mana atau hendak kemana"
"benar sekali Paman aku bukan warga sini
aku berasal dari desa Tanjung sari,
apa Paman tau arah jalan menuju desa Tanjung sari" tanya mayang
"tentu Paman tau Nini, tetapi yang jadi masalah
hari sudah gelap
sedangkan menuju ke desa Nini cukup jauh memakan waktu sekitar empat jam
jalan yang akan Nini lalui pun harus melewati hutan dan juga menyebrangi sungai"
"kalau Paman boleh tau sebetulnya sedang apa Nini disini, apa Nini sedang punya urusan"
si pedagang kain balik bertanya
"benar sekali Paman, aku mencari kerabat jauh ku yang kebetulan dulu tinggal di Kuta raja ini"
ternyata mereka sudah pindah ke desa lain
"oh begitu toh rupanya Nini"
ucap si pedagang kain
"Nini tidak baik Nini berjalan sendirian di malam hari, sebaiknya malam ini Nini menginap saja dulu
besok pagi baru melanjutkan perjalanan
di samping jalan sebelah Utara ada sebuah penginapan Nini menginap saja disana"
si pedagang kain menunjuk ke arah penginapan
Mayang tertunduk raut wajahnya sangat sedih
"tapi Paman saat ini aku tidak punya uang untuk membayar penginapan"
"Paman mengerti nini"
"bagaimana kalau malam ini Nini menginap saja di rumah paman, kebetulan di rumah hanya ada Paman dan istri paman saja"
"Mayang mengangkat kepalanya matanya menatap si pedagang kain hatinya pun merasa lega"
"terimakasih Paman, semoga hiyang Widhi
membalas kebaikan Paman"
Mayang pun membantu merapihkan kain-kain dagangan lalu di masukan kedalam keranjang rotan"
sesampainya di rumah si pedagang kain berteriak dari luar memanggil istrinya
"nyai nyai nyai, buka pintu aku pulang"
"masuk saja kakang pintu tidak di kunci
aku sedang membereskan pakaian"
jawab si nyai
si pedagang kain mempersilahkan Mayang untuk masuk
"masuklah Nini tapi mohon maaf keadaan rumah kami seperti ini"
"keadaan di dalam rumah sangat sederhana dengan hanya diterangi cahaya lentera seorang perempuan kira-kira berusia lima puluh tahun sedang duduk melipat pakaian"
nyai Rasmi menoleh ke arah Mayang
lalu ke arah suaminya sambil bertanya
"siapa dia kakang, mengapa kau ajak ke rumah kita"
"nanti aku jelaskan nyai" jawab si pedagang kain
"sekarang tolong ambilkan air untuk minum"
"Nini duduklah jangan sungkan itu istri paman namanya nyai Rasmi dia orang yang baik"
"terimakasih Paman" jawab Mayang sambil duduk
"tidak lama kemudian nyai Rasmi masuk dengan membawa minuman dan makanan
seadanya"
"silahkan Nini di minum maaf kami hanya bisa menyediakan makanan alakadarnya"
dengan ramah nyai Rasmi mempersilahkan Mayang untuk makan
"terimakasih nyai bagiku ini sudah lebih dari cukup"
"oh iya Nini" nyai Rasmi lalu bertanya
"siapa sebetulnya Nini ini dan dari mana Nini berasal"
sebelum menjawab pertanyaan nyai Rasmi Mayang menatap wajah Ki Suma si pedagang kain itu
"aku minta maaf Paman sebenarnya tadi itu aku berbohong pada Paman"
Ki Suma mengerutkan kening tidak mengerti
"namaku Mayang suri nyai"
Mayang menoleh ke arah nyai Rasmi
"aku berasal dari desa Tanjung sari aku disini atas undangan juragan karja"
Ki Suma manggut-manggut tanda mengerti
"siang tadi kedua suruhan juragan karja menjemput ku ke desa Tanjung sari"
"buat apa juragan karja meminta Nini datang"
nyai Rasmi memotong pembicaraan Mayang
"apa dia punya maksud tertentu pada Nini"
nyai Rasmi menebak-nebak
"betul sekali nyai" jawab Mayang
"juragan karja memintaku untuk menjadi selirnya"
"sudah ku duga" nyai Rasmi setengah berteriak
"tapi bagaimana Nini bisa lepas dari cengkraman juragan karja, karena yang kami tau juragan karja tidak semudah itu melepaskan mangsanya"
"rupanya warga Kademangan mekar jaya sudah hapal betul akan tabeat juragan karja"
"aku katakan padanya" Mayang buka suara
"sebetulnya aku sudah punya tunangan"
nyai Rasmi tersentak kaget
"apa Nini mengatakan kepada juragan karja tentang tunangan Nini"
"betul nyai" Mayang mengangguk
"nyai Rasmi semakin terkejut wajahnya penuh kekesalan, sambil menggeming-gemingkan badan suaminya yang sedari tadi hanya jadi pendengar saja"
"bagaimana ini kakang ini celaka ini pasti celaka kakang, aku tau betul siapa juragan karja dia pasti merencanakan sesuatu untuk
mencelakakan keluarga tunangan Nini Mayang aku yakin betul hal itu yang akan terjadi"
"wajah Mayang pucat pasi tubuhnya bergetar ketakutan keringat dingin mengucur di dahinya
mendengar penuturan nyai Rasmi"
Ki Suma pun akhirnya buka suara
"ya sudah nyai sekarang siapkan kamar untuk nini Mayang beristirahat,
besok pagi-pagi sekali aku akan mengantarkan nya ke perbatasan desa"
"malam itu tidak sekejap pun Mayang bisa memejamkan matanya ucapan nyai Rasmi terus terngiang di telinganya dan terus menghantui pikiran Mayang"
pagi-pagi setelah sarapan
"mari Nini kita berangkat, saya akan mengantar Nini ke perbatasan desa"
"iya Paman terimakasih sebelumnya"
jawab Mayang
"setibanya di perbatasan desa Mayang dan Ki Suma pun berpisah,
Mayang meneruskan perjalanan nya pulang ke desa Tanjung sari"
"di ujung perkampungan Mayang tidak menuju ke rumahnya melainkan berbelok ke arah pesawahan yang di tuju nya tempat dimana Mayang bertemu dengan kekasihnya"
"setibanya di balik rumpun semak Mayang menatap tumpukan jerami kering
bibirnya bergumam"
"dimana kau kakang mengapa kau tidak menunggu ku disini apakah kakang sudah mencampakkan ku"
"dalam keadaan tubuh yang lemas Mayang duduk di atas tumpukan jerami kering
trik matahari terasa sangat menyengat kulit Mayang, pertanda hari sudah siang
tetapi yang di tunggu Mayang tak kunjung datang"
"Mayang menghela napas panjang walau terasa berat akhirnya mayang pun bangkit
perlahan dia melangkah kan kaki"
"sepertinya kakang giri tidak datang hari ini
bagaimana caranya agar aku bisa bertemu dengan kakang giri untuk menyampaikan pesan nyai Rasmi,
sepertinya besok aku harus memberanikan diri untuk datang ke kediaman kakang giri"
"tidak terasa hari pun sudah menjelang sore
Mayang memutuskan untuk pulang ke rumah dan beristirahat"
"setibanya di rumah Mayang memberanikan diri dan berganti pakaian
setelah rapi Mayang pun makan
makanan yang seadanya, setelah semua selesai Mayang pun pergi ke kamar dan tidur"
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments