Kedua orang itu masih saling menatap satu sama lain dengan pemikiran masing-masing.
Ih beneran kayak Chris Pine tapi Kawe - batin Yuna.
Ini cewek kenapa dingin banget ya mukanya - batin Edward.
"Mr. Blair?" sapa Yuna formal.
"Miss Pratomo." Edward mengangguk hormat kepada gadis di depannya.
"Yuna" ucap Yuna sembari mengulurkan tangan yang disambut dengan tangan Edward.
"Edward."
Yuna tersenyum. Edward yang melihatnya memasang muka bertanya.
"Kenapa nona tersenyum?" tanya Edward.
"Untung namamu bukan Christopher, jadi saya tidak salah orang kalau anda berbeda dari Chris Pine yang asli."
"What the... ! Ah sudahlah! Ayo kita ke mansion." Edward mengambil alih koper Yuna.
"Wait, mister! Ke mansion? Bukankah saya menginap di hotel yang sudah Anda siapkan?" tanya Yuna kaget.
"Rencana berubah, Darling! Kita ke mansion Blair." Edward lalu melangkah meninggalkan Yuna.
Yuna segera mengambil cup kopinya lalu mengejar Chris Pine Kawe itu.
"Wait! Mr. Edward!" Namun Edward seolah tidak mendengar teriakannya.
"Chris Pine!" serunya yang sukses membuat Edward berhenti. Wajah Yuna menunjukkan kemenangan karena tahu banyak paparazzi yang berkeliaran di Heathrow.
Edward memasang muka sebal. "I'm NOT Chris Pine!" Lalu menarik tangan Yuna dan menyeretnya menuju keluar bandara. Dan benar, banyak paparazzi disana yang mengabadikan keduanya dengan kamera.
Edward mendorong Yuna masuk ke dalam Range Rover lalu menyusul duduk di sebelahnya. John memasukkan koper Yuna dan segera masuk ke kursi sopir dan pergi dari sana.
***
Yuna tertawa terbahak-bahak melihat wajah Edward yang ditekuk seperti combro kering.
"Yakin, besok kita akan muncul di the Sun, Daily mail atau bahkan sekarang pun sudah ramai di sosial media" gelak Yuna.
Edward hanya melirik wajah cantik di sebelahnya.
Another bar-bar dan Savage lady dari keluarga Pratomo.
"Sekarang jelaskan kenapa saya harus menginap di mansion anda, Mr. Blair?" tanya Yuna serius setelah lelah tertawa.
"Karena saya mau anda nyaman dan just feel like home."
"Kalau soal rumah, saya bisa tinggal di apartemen milik sepupu saya disini."
"Maksudmu milik keluarga Neville?" tanya Edward.
"Yes" jawab Yuna.
"No. Anda itu tamu saya dan sudah kewajiban saya menjamu anda di rumah saya yang humble."
John terbatuk mendengar kalimat bossnya.
Humble dari mana Boss ??? - batin John.
Edward yang tahu John meledeknya hanya menatap John dan yang ditatap hanya menatap lurus ke jalan karena tatapan Edward seperti hendak makan orang.
"So, miss Yuna. Sesampainya di mansion saya, silahkan anda beristirahat dan besok kita mulai bekerja." Edward lalu menatap keluar jendela menikmati pemandangan.
Yuna sendiri merasa lelah hanya bisa menyandarkan kepalanya di kursi mobil. Tanpa sadar, dirinya pun terlelap.
***
Edward menatap gadis yang tertidur di dalam jok belakang mobilnya. Pelan-pelan dia menggoyangkan bahu Yuna.
"Miss Yuna. Miss Yuna" bisiknya.
"Hhhmm...bentar ma. Lima menit lagi" igaunya.
Edward meraup wajahnya. Sejak kapan aku menjadi mamanya?
"Boss, gimana ini? Nona Yuna tidak mau bangun?" tanya John.
"Kamu gendong deh!" sahut Edward asal.
John pun menggeleng. "No way, Sir. Itu adik sepupu nona Nabila. Aku tidak mau nona Nabila nanti tahu aku menggendong adiknya, bisa habis nanti aku!"
"Astaga John! Nabila tidak disini!" desis Edward.
"Boss please. Kalau tuan muda marah, aku bisa tahan. Kalau nona Nabila, saya mending ditendang ke Timbuktu!" John dan Jack pengawal Duncan McGregor memang lebih takut dengan Nabila.
"Jadi aku harus menggendongnya?" tanya Edward kasar.
John menganggukkan kepalanya dengan kuat.
Edward memincingkan matanya sebal ke arah John yang hanya memberikan senyuman sopan.
Dengan pelan Edward mulai menggendong Yuna yang ternyata tubuhnya sangat ringan dari sangkaannya.
Gadis ini terlalu kurus!
Edward menggendong ala bridal style menuju kamar yang sudah disiapkan oleh pelayannya.
Tubuh Yuna lalu pelan-pelan dia letakkan di atas tempat tidur yang berseprai putih dan selimut hijau.
Melihat Yuna masih memakai Coat Burberry nya, secara pelan Edward melepaskan coat itu dan meletakkan di sofa. Tampak Yuna mengenakan sweater putih di baliknya. Edward juga melepaskan sepatu Yuna, lalu dia menyelimuti gadis itu dan mengganti lampunya menjadi lampu tidur.
"Goodnight."
Edward pun keluar dari kamar Yuna dan menutupnya pelan-pelan.
***
"Yo!"
"Mike Cahill kau brengsek!" maki Edward lupa dia berbicara dengan siapa.
"Hah? What the hell, Ed?" seru Mike di seberang sana. Edward kini sedang menelpon tuan mudanya.
"Kamu mengirimkan adik Nabila demi taruhan kan?" selidik Edward.
"Lho? Apakah Yuna culun dan berkacamata?"
"Lebih daripada itu! Dia cantik tuan muda."
Mike tertawa terbahak-bahak. Dia sudah tahu ketika melihat foto keduanya di Heathrow yang langsung auto gosip kalau Edward Blair memiliki kekasih baru. Meskipun Yuna tadi berteriak memanggilnya 'Chris Pine' tapi para paparazzi Inggris bisa membedakan mana Chris Pine mana Edward Blair.
"Dia menarik ya Ed" kekeh Mike.
"Damn you Mike! Kamu sengaja ya!"
"Look Ed, kalau kamu memang nggak ada perasaan dengannya, tidak perlu takut kehilangan Porsche 911 Gt3 mu bahkan kau mendapatkan Lamborghini Aventador milikku."
"Tenang saja tuan muda, aku akan mengambil Lambomu!"
"We'll see about that!" kekeh Mike yang entah kenapa kali ini dia akan menang taruhan.
"Damn it!"
***
Edward menghabiskan malam itu dengan tidur di ruang kerjanya setelah menghabiskan dua botol bir. Semalam dia meminta Bram untuk segera menurunkan berita tentang dirinya dan new girl yang belum pernah dilihat oleh para awak pers Inggris.
"Who's that girl?"
"Apakah itu calon istrinya Edward Blair?"
"Kekasih baru Edward Blair."
"Siap-siap patah hati!"
Dan banyak judul yang absurd yang membuat tim IT dan hacker keluarga McGregor-Blair berusaha mentake down semua foto dan berita tentang keduanya. Duncan McGregor memang sudah melakukan merger dengan Edward Blair agar perusahaan yang dibangunnya tetap berjalan karena kedua putra Duncan tidak ada yang tertarik meneruskan usahanya.
Mario dan Mike sendiri tidak keberatan karena keuntungan dari perusahaan pun masuk ke rekening mereka karena saham yang dimiliki keduanya.
***
Mansion McGregor, Edinburgh Skotlandia
Duncan dan Mike tertawa terbahak-bahak melihat wajah Edward yang kusut ketika menarik tangan Yuna di koran The Sun dan Daily Mail. Mereka memang bisa mentake down berita dunia Maya tapi tidak media cetak.
"Kamu pikir usaha mu akan berhasil, son?" tanya Duncan kepada putranya.
"Harus berhasil, Dad. Aku masih belum ikhlas kehilangan si Lambo" jawab Mike.
"Paling sebentar lagi Adrian menelpon Dad dan mempertanyakan kenapa keponakannya diseret oleh Edward di bandara." Duncan tersenyum ketika melihat ponselnya berbunyi dan nama Adrian Pratomo muncul di layar.
"Panjang umur!" gelaknya. "Halo, Adrian."
***
Yuhuuu
Up lagi yaaaa.
Thank you for reading
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Rasanya aku jadi ingin tidur disitu.. 😴😴
2023-10-11
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
"Mrs. Yuna" yang benar Kak Hana. bukan Miss. 🙏🏻 kalau Miss artinya rindu.
2023-10-11
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
Dari Hongkok. Udeh iya in aja Jhon. maklum Cassanudin yg lagi Caper. 😝😝
2023-10-11
1