Setelah memesan beberapa makanan Farhan menyodorkan paper bag kearah Vony. "Buat kamu"
"Apa ini?" menerima uluran paper bag tersebut Vony mengintimidasi isi dalamnya yang ternyata satu set perhiasan yang baru saja pria itu beli. "Bukannya ini perhiasan yang baru saja kamu beli? kenapa kamu kasih kepada ku?"
"Aku sengaja membelikannya untuk mu dan pasti perhiasan itu akan cocok dengan mu besok"
"Tapi ini berlebihan" menyodorkan kembali paper bag tersebut Vony tak bisa menerima barang mewah seperti itu oleh seorang laki-laki yang baru saja ia kenal, takutnya pria itu akan meminta imbalan kepadanya suatu hari nanti.
"Jangan ditolak, anggap saja ini hadiah buat aku untuk dirimu"
"Tapi-"
"Tidak ada penolakan" menyodorkan kembali paper bag tersebut Vony menerimanya kembali dengan tersenyum canggung.
Tidak berselang lama seseorang pramusaji datang membawa makanan dan minuman yang tadi mereka pesan lebih tepat Vony yang paling banyak memesan aneka makanan dari restoran tersebut. Tak menunggu basa basi Vony menjauhkan sendok dan garpu dari piringnya.
"Kamu tau makan sushi itu lebih enak menggunakan tangan langsung biar afdhol" meraih satu sushi yang di hadapannya Vony langsung memakan dengan rakus.
"Dan ini juga toopoki makanan khas jepang yang di sukai banyak orang" meraih satu mangkuk toopoki Vony makan langsung dari piringnya tanpa menggunakan alat makan.
"Ahhh, kamu mau?" Vony menyodorkan mangkuk di tangannya pada Farhan.
"Ti-tidak" tolak Farhan.
"Kenapa?, ini enak loh kamu harus coba" bangku dari duduknya Vony memutari meja berdiri di samping Farhan meminta pria itu mencoba makanannya.
"A-aku bisa makan sendiri"
"Biar aku suap in, lihat pasangan lain selalu seperti ini saat berkencan bukan jadi aku juga ingin melakukannya pada mu, ayo buka mulut!" mencengram kedua pipi Farhan Vony menyuap kan langsung beserta mangkuknya ke mulut Farhan dan dengan sengaja juga Vony menumpahkan kuah toopoki yang berwarna merah mengenai jad hitam Farhan.
"Aaa" pekik Farhan merasa kuah tersebut jatuh mengenai jasnya.
"Ya ampun Farhan baju kamu kotor, sebentar aku bersihkan dulu" pura-pura peduli dengan pria tersebut Vony meraih tisu di atas meja dan sengaja menyenggol jus alpukat milik Farhan yang kembali jatuh mengenai celana.
"Aaa" kembali Farhan memekik dengan sangat keras membuat pengunjung lain menatap kearahnya.
"Maaf-maaf aku tidak sengaja" mengulurkan tangannya berniat membersihkan noda pada tubuh Farhan tangannya lebih dahulu dicengkeram oleh pria tersebut.
"Jangan pegang-pegang!"
"Aku ke kamar mandi sebentar" melihat Farhan bangkit dari duduknya Vony mengarahkan salah satu kakinya kedepan.
Bugh...
Tubuh kekar Farhan jatuh ke atas lantai yang baru saja mau di pel oleh cleaning servis alhasil wajah tampan tersebut mencium kain pel yang kotor.
Benar-benar pemandangan yang sangat indah untuk malam ini membuat Vony menahan gelak tawanya yang hampir meledak. Sedangkan pengunjung lain sudah lebih dahulu menertawakan Farhan yang mencium kain pel yang bisa di pastikan baunya seperti apa.
Bangkit dari tempatnya dengan bantuan cleaning servis Farhan menatap tajam wajah cantik Vony yang masih menahan tawanya. "Sial! apa kamu sengaja membuat ku jatuh?!"
"Bagaimana bisa aku membuat mu jatuh, kalo aku saja tidak tau bagaimana bisa kamu jatuh seperti itu" elak Vony.
"Jangan bohong!"
Mengangkat bahunya tak acuh Vony menjawab pertanyaan Farhan dengan santai. "Kalo tidak percaya yasudah"
Melihat wajah Vony yang tanpa rasa bersalah sedikitpun setelah membuatnya malu dihadapan umum Farhan menarik pergelangan tangan Vony kasar. "Bisa gak jadi perempuan tuh sifatnya anggun dikit!"
"Setiap perempuan punya porsi mereka masing-masing dan kalo kamu tidak suka silahkan pergi, gampang kan!"
"Apa kamu tidak pernah diajarkan sama mama kamu jadi cewek yang anggun saat berpergian dengan laki-laki?!"
Mendengar sang mama yang diseret-seret oleh pria itu Vony melepaskan cengkraman tangan Farhan dengan kasar. "Jangan pernah bawa nama mama gue kedalaman masalah ini!, karena selama ini mama udah didik gue dengan benar yang gak benar di sini itu lo!"
Meraih paper bag yang sempat disodorkan Farhan kepada tadi Vony menaruhnya kasar ke tubuh Farhan. "Dan ini gue kembali in barang murahan lo, karena suatu saat nanti gue bisa dapat seratus kali lipat dari suami gue nanti!"
Mendengar kata suami yang di ucapkan wanita dihadapannya membuat Farhan tertawa terbahak-bahak.
"Dasarnya kalo emang udah gila akhirnya bakal kumat juga!"
Mengusap bulir bening yang keluar dari bola matanya Farhan kembali menatap Vony yang tengah berdecak pinggang. "Mana ada laki-laki yang mau sama kalo sifat putri tuan Anggara aja kaya gini" ucap Farhan meremehkan.
"Tunggu aja undangan pernikahan gue satu tahun lagi dan gue bakal bukti in sama lo kalo suami gue lebih segala-galanya dari pria gila kaya lo!" meraih tas miliknya Vony mendorong tubuh Farhan kebelakang dan berlalu pergi meninggalkan Farhan di restoran tersebut.
Berjalan keluar dari dalam Mal Vony terus bergerutu kesal, kenapa semua orang menganggap dirinya tidak akan laku?, dari sang mama yang beralih profesi menjadi mak comblang yang selalu mengenalkannya dengan berbagai pria, sampai Farhan pria yang sangat menyebalkan juga ikut mengatainya tidak akan pernah laku.
"Aku bakal bakal buktiin sama semua orang kalo dalam satu tahun kedepan ini harus ada laki-laki yang mau jadi suami ku!"
"Dan pastinya pria itu harus lebih segala-galanya dari si Farhan tanpa otak itu!"
Sesaat setelah menyemangati dirinya Vony menghela nafas frutasi mengingat tak ada satupun laki-laki yang seusia dengan apa yang di inginkan hatinya. "Tapi siapa yang mau jadi suami gue?"
Terlalu meratapi nasib apesnya tanpa Vony sadari dirinya sudah berjalan kearah jalan raya yang dimana lalu lalang kendaraan yang sangat ramai.
Tin.....
Suara kelakson mobil yang begitu sangat keras membuat Vony tersadar akan lamunannya dan mendapati dirinya sudah berada di pinggir jalan beruntung mobil tersebut berhenti sebelum mengenai tubuhnya. Seorang pria dengan setelah jas yang senada dengan kemeja yang ia gunakan keluar dari dalam mobil menghampirinya yang tengah mengusap dadanya.
"Kalo mau mati jangan di sini mending gantung diri aja sekalian di monas!, bikin repot pengguna jalan lain saja!" omel pria tersebut.
"Ma-maaf tuan" menaikan pandannya Vony menatap pria yang baru saja mengomelinya itu.
Pandangan mata keduanya saling bertemu dengan jari telunjuk menunjuk orang di hadapan mereka "Kamu!"
"Apa segitu gilanya kamu cuma masalah stroberi tadi siang sampai harus bunuh diri segala?" pria yang ada dihadapan Vony saat ini adalah Alan yang baru saja pulang setelah memastikan persiapan acara pernikahan sahabat sekaligus atasannya itu tidak kurang satu apapun.
"Disini gak ada yang mau bunuh diri!, kamu saja yang tidak bisa bawa mobil sampai mau menabrak orang!"
"Kamu yang salah kamu juga yang nyalahin orang, dasar gila!" gerutu Alan.
"Apa kamu bilang?" tanya Vony yang sudah mengambil posisi untuk menghajar pria dihadapannya.
"Kamu gila,gila,gila" jawab Alan bertubi-tubi.
Mendengar pria tersebut mengatainya dirinya gila Vony memukuli tubuh kekar itu bertubi-tubi tanpa menghiraukan pengendara lain yang tengah menyaksikan aksi nekatnya. "Dasar pria jelek! disini yang gila itu kamu!"
Mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari tangan gadis itu membuat tubuhnya menempel pada badan mobil bagian depan alhasil saat tubuhnya jatuh kebelakang Alan menarik tangan Vony yang masih terus memukuli dada bidangnya. Jarak keduanya kini begitu sangat dekat bahkan hembusan nafas keduanya bisa mereka rasakan.
Sebagai pria normal yang berada di situasi seperti ini dengan seorang wanita membuat benda pusakanya mulai mengeras apa lagi yang membuatnya bereaksi adalah tubuh bagian atas wanita itu tepat mengenai tubuhnya.
"Kenyal"
Tin...tin...
Suara kelakson motor membuat Vony yang berada di atas tubuh Alan segara berdiri dengan tegap merapikan penampilannya yang sedikit berantakan karena terlalu bersemangat memukil pria tersebut. Sedangkan Alan bersikap biasa-biasa saja seperti tak terjadi apapun dia antara keduanya.
"Kalo mau berbuat mesum jangan di pinggir jalan seperti ini, sebaiknya di lakukan di rumah. Mengingat masih banyak anak yang berada di bawah umur" ucap pengendara motor yang ternyata seorang laki-laki.
"Apa?" pekik Vony saat pengendara motor tersebut bisa memikirkan hal yang tidak ia lakukan sama sekali.
"Lagian pengantin baru gak sabaran banget" imbuh seorang wanita yang duduk di jok belakang yang bisa di tebak kedua orang itu sepasang suami istri.
Menatap wajah Alan yang hanya diam saja seperti orang yang tidak memiliki rasa malu setelah mendapatkan teguran seperti itu.
"I-ini tidak seperti yang kalian bayangkan" ucap Vony berusaha menjelaskan yang sebenarnya terjadi tapi sepertinya sepasang suami istri tersebut malah seakan-akan sangat tau apa yang mereka ingin lakukan.
"Mas bawa pulang Istrinya dan lanjutkan dirumah karena tidak lucu bukan kalo sedang bermesraan di tempat seperti ini terus di grebek sama polisi" mendengar saran pengendara motor tersebut Alan hanya menganggukan kepalanya.
Melihat pengendara motor tersebut yang telah pergi Vony memukul lengan Alan dengan cukup kuat. "Ngapain pakai ngangguk segala sih!"
"Kamu mau di tuduh berbuat mesum sama orang tadi?"
"Ya gak" jawab Vony seperti anak kecil dan dalam sekejap ia kembali lagi ke mode galak. "Tapi pengendara tadi ngangep kamu sebagai suamiku!"
"Gak ada yang mau jadi suami dari cewek gila kaya kamu!" tegas Alan melangkah masuk kedalam mobilnya.
"Gue sumpahin lo bakal jadi suami gue nanti!" teriak Vony saat mobil Alan meninggalkannya.
Sadar akan ucapannya barusan Vony memenangi bibirnya. "Ngapain harus pakai nyumpahin segala sih"
"Bodoamat cuma omong kosong doang gak mungkin tuhan ngabulin omong kosong kan" melambaikan tangannya Vony memberhentikan taksi yang kebetulan lewat dan mengantarnya pulang.
***
Author bilek : "Sial!, Vony gak tau aja kalo takdirnya ada si tangan Author 🤣"
Jangan lupa Like, Komen, Vote dan Beri Hadiah 🤗♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Siti Aisah
harus baca trus, akan indah pada waktunya
2021-12-19
0