satu bulan berlalu meraka sangat bekerja profesional dan dalam satu bulan juga Lidia terus mengagumi Dion. tapi dia hanya berani menatap dari kejauhan karena dia sadar dion seperti sangat mencintai wanita itu. dia adalah jisoo yang berprofesi sebagi model di perusahaan Dion one Alexander. dan jisoo lah yang membantu Dion untuk tetap semangat berusaha dalam mengurus perusaahan dan perusahaan yang dia bangun sendiri.
Lidia sudah pernah bertemu sekali di waktu red white lagi makan di sebuah restoran dan Meraka saling menyapa. Dan mereka juga sudah menyimpan nomor satu sama lain.
dan hari ini mereka akan pulang ke tanah air yang tercinta yaitu Indonesia. sekarang mereka sudah sampai di bandara insinyur Soekarno.
"akhirnya kita sampai juga" Clara begitu senang. Jujur ia sudah tak sabaran ingin makan masakan di Indonesia apalagi barusan sang mama tercinta mengirimkan makan ke apartemennya.
keesokan harinya, mereka sudah berkumpul di ruang meeting.
"oke terima kasih atas semua yang ada berada disini yang sudah bekerja dan untuk satu minggu ke depan red white akan libur" ucap sang CEo sekaligus pemilik perusahaan.
"Setelah itu kita akan kembali syuting untuk comeback kalian" lanjut Andre. Mau bagaimana pun red white juga butuh liburan.
Tentu saja hal itu membuat red white amat Bahuga. Mengingat mereka sangat jarang libur, hari - hari di habiskan latihan dan konser.
setelah itu mereka semua sudah selesai berdiskusi untuk rencana syuting film yang akan di buat di balik tentang awal perjuangan red white hingga sukses. yang akan di mulai syuting minggu depan.
"Baiklah semuanya boleh kembali keruang kerjanya masing-masing kecuali lidia" ucap pak Andre.
setelah mereka keluar dari ruang meeting dan kini tersisa hanya ada Lidia dan produser.
"Lidia besok kamu akan jadi mentor di perusahaan tuan Albert. Saya sangat berharap kamu ini akan menjadi awal yang lebih baik lagi untuk perusahaan" ucap Andre dengan tulus. Andre merasa kagum kepada Lidia yang begitu tulus dan semangat untuk memenuhi kehidupannya berserta neneknya.
"iya pak saya akan lakukan sebaik yang saya bisa" jawab Lidia dengan ramah dan sopan. Ia juga sudah banyak berterima kasih kepada perusahaan ini.
Setelah selesai Lidia menuju tempat restoran yang sudah mereka pesan. Namun Lidia datang terlambat akibat jalan begitu macet.
"maaf ya gais telat" ucap Lidia nggak enak.
"iya enggak apa-apa" sahut yang lain dengan serempak.
" oo... iya selama libur satu minggu ini kita jalan - jalan yuk!!" ajak rose yang dari tadi hanya diam.
"iya benar tuh" timpal Keyla dan di anggukan Clara.
"maaf kak, bukan aku enggak mau tapi aku masih ada kerjaan" sahut Lidia tidak bersemangat.
"Loh kenapa?" perkataan Clara berhenti ketika dia teringat sesuatu.
"Ooo...iya dia kan lagi ada kerjaan sama pujaan hati nya" ucap Clara karena selama mereka di luar negeri Lidia terus mencuri - curi pandang dengan tuan Dion.
Hal itu tak luput dari pandangan mereka bertiga sehingga mereka menyimpulkan sesuatu. Lidia menyukai Dion one Alexander Wijaya.
"hih.. kalian apa sih!!" Lidia malu karena ternyata teman - temannya memperhatikan gerak geriknya.
Entahlah mendengar nama pria itu saja membuat pipinya merah bak kepiting rebus. Membuat ketiganya semakin gencar menggoda Lidia.
"Udah - udah kita makan nanti keburu dingin ini makanya" sahut Clara yang tak lain member tertua dan leader. Menengahi karena sebentar lagi mereka akan syuting.
Dan mereka pun menikmati makan malam sambil bercerita dan tertawa. mereka sudah seperti keluarga sendiri.
keesokan hari nya lidia sudah berada di jalan menuju perusahaan pujaan hati nya. Namun di tengah jalan ternyata mobilnya tiba - tiba berhenti.
"eeh.. aduh... mobilnya kenapa ya?" gumamnya panik. mengingat ia sangat jarang menyetir dan biasa di antar sehingga jelas ia tak tau penyebab mobil berhenti mendadak.
"kok berhati sih..yah elah pakai mogok segala lagi" sambil menelepon seseorang.
"pak mobil saya mogok di tengah jalan, sedangkan saya lagi buru - buru. Nanti pak Ujang ambil mobilnya di bengkelnya. Tadi saya sudah telepon" ucap Lidia dengan cepat karena ia sudah telat.
"iya non" ucap seorang dari seberang yang tak lain supir pribadi red white di perusahaan.
"oke, makasih banyak pak" sambil memberikan telepon.
"aduh bagaimana ini aku udah telat nih...!!" pekik Lidia panik.
Tak lama kemudian Lidia menyetop taksi. Lidia langsung masuk dan menyuruh dengan lebih cepat, hingga tak lama kemudian lidia sudah sampai di depan perusahaan yang menjulang tinggi.
"makasih ya pak, ini ongkos saya"
"iya non, sama - sama tapi ini kebanyakan non" kata pak taksi. melihat nominal uang yang di berikan.
Lidia hanya tersenyum "enggak apa-apa pak ini buat rejeki bapak"
"iya non, makasih banyak non" tersenyum bahagia.
"iya pak kalau begitu saya masuk dulu ya pak" sambil berjalan masuk kedalam perusahaan.
"iya non" sambil pergi, mungkin pak taksi tak mengenali siapa yang di antaranya.
"Duh bagaimana ini, masuk enggaknya" gumam Lidia berusaha menetralkan degup jantung nya bukan karena jatuh cinta melihat ia telat di hari pertama masuk.
Ternyata di loby ia sudah di tunggu oleh seseorang dan di antara ke arah ruangan Dion .
"terimakasih pak" sambil tersenyum kepada pria di sampingnya.
"hm" ucap ya dingin sambil berlalu.
"duh ini orang dingin banget ini orang sama kayak bosnya" gumam Lidia di dalam hati.
"Semoga dia selamat dari bos kalau enggak dia bisa Kenan marah" gumam asisten Dion di dalam hati. Karena tuannya begitu tidak suka dengan orang tidak disiplin.
"tok"
"tok"
"clek"
pintu terbuka setelah mendapatkan perintah masuk. Jujur saja kaki Lidia sedikit gemetar merasa takut dengan suara dingin itu. Padahal hanya suara nya saja gimana lagi kalau berhadapan.
"permisi pak" Lidia sambil menunduk kan kepala "maaf saya terlambat." lanjut Lidia takut karena melihat wajah Dion menyeramkan.
"brak"
Dion benar - benar marah hingga menggebrak meja, melihat perempuan dihadapannya begitu sangat tak disiplin.
"kau!!" Dion menatap tajam dan dingin sambil menunjuk ke arah Lidia yang begitu takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments