Setelah mereka selesai makan dan menginap di hotel yang sudah di sediakan oleh tuan Albert one Alexander Wijaya sekalu pemilik perusaahan.
"huff dingin banget ya di sini lagi musim salju" gumam Lidia baru selesai mandi.
Lalu lidia baring di tempat tidur sambil menata langit - langit atap, tiba - tiba dia teringat tentang kejadian tadi.
"a..aaa kenapa jadi mikirin dia terus sih, hm... tapi dia ganteng banget" lirihnya membuat pipinya mendadak merah.
"aku jadi kepo tentang dia" megambil handphone dan mencari tau tentang Dion.
"Ternyata dia anak tunggal dari pasangan nyonya Jesica dan tuan Albert" Lidia berucap dalam hati terus mencari tahu.
"Pasti capek juga karena mau giman pun dia penerus utama" lanjut Lidia sesekali mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda ia mengerti.
"wah..selain itu pengikutnya banyak juga di Instagram 10 juta lebih. Bukan hanya itu tapi dia juga anaknya mandiri buktinya dia buat perusahaan sendiri dengan hasil kerja payahnya sendiri." ucap Lidia pelan merasa kagum terhadap Dion one Alexander Wijaya.
Tiba - tiba Lidia berhenti di satu foto yang ia lihat. kedua bocah remaja sedang libur di pantai dengan keluarganya dan ada juga beberapa foto saat mereka sudah beranjak dewasa.
"Kira - kira ini siapa ya?" batinnya bertanya - tanya.
"huff... mau itu pacarnya, temannya atau siapapun aku tetap dukung sebagai penggemar" batin Lidia berucap.
Menghentikan mencari lebih dalam lagi dan memutuskan untuk tidur mengingat cuaca dingin dan hari sudah larut.
*
*
*
ke keesokkan harinya, mereka sudah sampai di loby mobil dan akan pergi ke tempat syuting di perusahaan one Alexander Wijaya.
"Hai semuanya... jadi hari ini kita akan syuting" kata rose dan yang lainnya. Mereka sedang membagikan kegiatan selama di luar negeri melalui Chanel YouTube red white.
setelah mereka sampai di perusahaan mereka di sambut baik dan di antar ke arah ruang meeting.
"Wah..." red white berdecak kagum melihat perusahaan yang begini mewah dan elegan. Apalagi ini adalah perusahaan terbesar di kota ini. Sehingga tak heran dengan ruangan dan design ruang perusahaan tersebut.
sedangkan Lidia baru selesai dari kamar mandi. Setelah izin memberi tau kepada produsennya dan teman nya.
"wah... perusahaan benar - benar besar dan megah" Lidia berdecak kagum. Sebenarnya ia sudah bisa ke perusahaan - perusahaan begini namun perusahaan ini tampak lebih menonjol dari yang pernah ia datangi.
"dret"
"dret"
handphone Lidia berbunyi menandakan seseorang menelpon nya.
"Holo kak key"
"Lidia cepat datang kesini tuan Albert one Alexander Wijaya sudah sampai."
"a...iya kak aku udah di dalam lift kak" jawab Lidia.
"oke"
Panggil terputus bertempat dengan lift terbuka. Lidia buru - buru berjalan ke arah ruangan meeting.
"Oke terima kasih atas waktunya semua yang ada di sini semoga kita bisa berkerja sama dengan baik" kata asisten tuan Albert one Alexander Wijaya mengakhiri meeting.
"berhubungan karena tuan Albert tidak ada di sini. Jadi yang akan menangani ini adalah Dion one Alexander Wijaya anak dari tuan Albert, sekian dan terimakasih." lanjut Siwon dengan datar dan dingin. membuat mereka dalam ruangan mengembuskan nafas lega.
"oke berhubungan papa saya ada kerjaan Jadi saya yang akan mewakili ya dan saya akan ikut dalam syuting ini untuk mengawasi dan sekaligus untuk menambah ilmu pengetahuan saya" kata Dion degan suara kas tegas dan dingin.
Setelah meeting selesai pun benar - benar bernafas lega karena Dion di kenal lebih kejam dari papanya.
Keesokan harinya mereka sudah sampai dan berkumpul di lokasi syuting. Hingga syuting di mulai sampai malam hingga akhir selesai mereka pulang.
Sedangkan Lidia belum bisa pulang karena dia di panggil di ruang kerja.
"Kalian dulu aja" ucap Lidia tak enak hati.
Dengan sedikit paksaan akhir mereka pun pulang walaupun tak tenang meninggalkan Lidia sendiri.
"ya udah kalau gitu kami pulang duluan kamu hari - hatinya, kalau ada apa - apa langsung telepon". ucap Clara sambil memeluk dan di ikuti rose dan Keyla.
Setelah Lidia Sampai di ruangan dan di hadapkan langsung dengan pria yang di kagumi nya .
"oke selamat malam nona, saya ingin menawarkan kerja sama sebagai mentor di perusahaan ini" ucap seorang pria tampan l dan dingin. Bukan Dion yang berbicara melainkan sang asisten sedari tadi berdiri di belakang tuanya.
Lidia menatap bingung ke arah ke dua pria di hadapannya. Tiba - tiba mengajak berkerja sama,karena biasanya itu akan di kerjaan manajer atau Perusahaan.
Hingga sang asisten menjelaskan bahwa sudah memberi tau pada perusahaan. Sebab perempuan di hadapannya tampak bingung hingga akhir kerjasama pun di setujui kedua belah pihak.
apakah yang akan terjadi selanjutnya
karena kerja awal mula dari kisah percintaan mereka.
"Baiklah kalau begitu saya permisi tuan dan terimakasih" ucap Lidia. Setelah itu Lidia pergi meninggalkan ke dua pria dingin di ruangan itu.
Dion hanya menghela nafas setelah Lidia keluar dari ruangan. Membuat sang asisten menoleh sesat seakan tau pikiran tuannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments