Selamat Membaca..
Setelah pertemuan dengan kedua pihak keluarga besar dari kedua calon mempelai. Akhirnya diputuskan lah hari minggu menjadi hari pelaksanaan pesta pernikahan mereka.
"Kak Rian maafkan Faika yang harus mengingkari janji kita, Faika terpaksa menerima pinangan orang lain, Faika juga tidak ingin dicap anak durhaka."
Dia lah Wandi Pratama Putra nama calon suami Faika. Wandi adalah seorang lulusan S2 dari Luar Negeri tepatnya dari Singapura. Wandi sudah bekerja di ibu kota sebagai salah satu karyawan di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Perhotelan. Kehidupan Wandi sudah cukup mapan dan terbilang sukses plus sejahtera.
Wandi termasuk tipe cowok yang humoris, baik hati dan setia. Kalau Wandi dan Rian disandingkan pasti Rian lebih dari segala-galanya. Tapi, mau dikata apa lagi, kalau ke dua orang tua mereka sudah memutuskan pernikahan mereka.
Wandi masih betah di Ibu kota dan masih sibuk dengan urusan pekerjaannya. Wandi akan pulang ke kampung halamannya Jum'at Sore satu hari sebelum hari akad nikahnya.
Komunikasi diantara Wandi dan Faika terbilang biasa saja, seperti layaknya seorang teman yang baru menjalin hubungan pertemanan. Tidak ada yang istimewa dari mereka. Bahkan kadang Faika enggan untuk mengangkat telpon Wandi.
Seperti saat ini, Faika sedang sibuk dengan undangan yang akan disebarkan tiba-tiba gawainya Faika berdering. Faika segera mengambil gawainya di atas Meja yang masih setia dengan deringannya.
"Ihh menelponmi seng, kayak gak ada kerjaannya saja."
Faika kembali meletakkan gawainya di atas meja, Dia tidak berniat untuk mengangkat telponnya.
"Kak Faika kita angkatmi saja lah dulu telponnya, siapa tahu telpon penting itu," ucap Farah Aulia.
Farah Aulia adalah adik sepupunya dari ibunya.
"Malasku angkatki telponnya, deh gak capeknya setiap hari nelpon terus."
"Iya Kak, ga baik kalau ditelpon sama orang terus gak diangkat, aku sering rasain digituin sama orang, sakitnya tuh di sini" ucap Farah yang sengaja mendramatisir.
"Edede tapi malas sekalika angkatki, masa tiap hari nelpon," ucapnya.
Dengan berat hati, Faika akhirnya mengangkat telponnya.
"Assalamu alaikum." ucap seseorang dari seberang telpon.
"Waalaikum salam kak," ucap Faika dengan tidak ikhlas.
"Gimana kabarnya dek, apa kamu baik-baik saja," tanya Wandi.
Ya dialah Wandi calon suami Faika yang menelpon.
"Alhamdulillah baik KaK, kalau kakak gimana?" tanya balik Faika.
Faika masih setia mengatur undangannya sambil menelpon dengan Wandi. Tapi, sebelum Wandi menjawab tiba-tiba ada suara yang memanggil Wandi.
"Abang makanannya sudah siap di meja loh."
Sambungan telpon pun terputus secara sepihak tanpa pamit kepadanya. Faika malahan bersyukur karena telponnya terputus.
"Itu suara siapa, dan sepertinya itu suara cewek, tapi siapa yah?"
Faika kembali melanjutkan menyusun nama-nama undangan yang akan diantarkan ke rumah sanak saudara dan tetangganya.
"Kenapa harus repot-repot memikirkan siapa dan kenapa Wandi bersifat seperti itu."
Setiap hari Wandi menyempatkan dirinya untuk menelpon Faika, tapi kadang Faika tidak mengangkat telponnya dengan seribu macam alasan.
Hari sabtu pun tiba, berbagai acara adat telah dilaksanakan di rumah ke dua mempelai. Saat ini telah berlangsung acara makpaccing/akkorangtigi.
Keluarga Faika merasa senang karena semua kebutuhan dapur untuk membuat kue kering serta kue basah, berbagai macam bumbu masakan keluarga Wandi lah yang menyiapkan segalanya. Kemudian membawa langsung ke rumah Faika.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam, baru lah acara selesai, Faika pun sudah mengganti pakaiannya yang sebelumnya memakai pakaian pengantin khas Makassar. Gawai Faika berdering. Faika mengira itu lagi-lagi telpon dari Wandi, Tapi ternyata dugaan Faika salah besar.
"Siapa lagi yang nelpon, malasku angkatki jangan sampaib Wandimi seng."
Ternyata yang menelpon Faika adalah nomor baru. Faika ragu untuk mengangkat telponnya, tapi Faika Juga penasaran dengan siapa yang menelponnya. Faika akhirnya memutuskan untuk mengangkat telponnya.
"Assalamualaikum," ucap salam dari seberang telpon.
Rian Alaric Kim yang menelpon Faika di tengah malam itu. Faika hanya bisa menangis tersedu-sedu ketika mendengar suara yang menelponnya. Faika sudah tahu siapa yang menelponnya itu. Faika tak kuasa menahan tangisnya dan pertahanannya pun runtuh.
"Waalaikum salam Kak," ucap Faika yang berusaha menyembunyikan kalau dirinya sedang menangis.
Faika tak tahu harus menjawab apa dan gimana. Faika Hanya menangis dan terus menangis.
"Adek kalau itu yang terbaik untuk kamu, Kakak akan berusaha untuk ikhlas dan menerima semua kenyataan ini walaupun kenyataannya sangat sulit," ucap Rian.
Rian pun berusaha untuk tidak menangis walau pun hatinya juga sangat rapuh.
"Maafkan Faika kak," hanya kata itu yang mampu diucapkan oleh Faika.
"Kakak akan terus do'akan yang terbaik untuk Adek, semoga pernikahan kalian selalu dilindungi oleh Allah, sakinah, Mawadah, dan warahmah," ucap do'a Rian.
Walaupun sakit yang dirasakan oleh Rian, tapi Rian tetap mendoakan yang terbaik untuk Faika.
Pintu kamar Faika diketuk oleh seseorang sehingga Faika mematikan telponnya. Rian pun tidak mencoba untuk menghubungi kembali nomor handphone Faika, karena Rian takut terjadi sesuatu kepada Faika akibat ulahnya.
"Sakit sekali, aku harus gimana ya Allah, aku tidak mampu mendengar suaranya, dan aku yakin dia juga sama terpukulnya."
Tubuhnya luruh ke lantai, Rian terduduk di lantai kamarnya setelah telponnya terputus. Rian sangat sedih dan hancur harus menerima kenyataan bahwa Faika akan menikah dengan cowok lain. Padahal Rian sudah mengutarakan maksud dan keinginannya kepada ke dua orang tuanya yang akan melamar Faika setelah balik dari Amerika serikat.
Ke dua orang tua Rian dengan senang hati menyambut kabar dan rencana putera sulungnya. Rian tidak ingin memberitahukan kenyataan bahwa Faika akan menikah dengan cowok lain.
Keesokan harinya, Rian sudah bertolak ke Negeri Paman Sam untuk melanjutkan studi S2 nya sekaligus membantu pekerjaan Ayahnya di salah satu cabang Perusahaannya yang ada USA.
Hari minggu tepatnya Faika akan melangsungkan pernikahan dengan Wandi cowok yang dikenalnya setelah acara lamaran dan akan menjadi calon suaminya.
Orang-orang yang berada di rumah Faika Sudah hilir mudik ke sana kemari membantu persiapan akad nikah. Ada yang sibuk di dapur menyiapkan beberapa masakan, ada yang sibuk membuat kue basah maupun kue kering tradisional khas daerah Takalar.
Dan ada yang sibuk mengatur tempat pelaksanaan ijab Kabul. Keluarga Faika merasa senang dan bahagia karena mereka tidak akan lama lagi memiliki besan yang kaya raya dan merupakan orang yang paling terkaya di kampung mereka.
Tapi hal itu tidak berlaku untuk ke dua orang tua Faika. Mereka merasakan kesedihan seperti yang dirasakan oleh Puteri sulung mereka. Walaupun Faika tidak pernah bercerita kepada ke dua orang tuanya tapi mereka sangat tahu derita dan kesedihan hati Faika.
Ibu Delia suatu hari tanpa sengaja mendengar tangisan dan curhatan Faika di sepertiga Malam. Ibu Faika ikut larut dalam kesedihan putrinya, ibu Faika tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk kehidupan anak-anaknya.
Faika pun diMake up oleh Moa terbaik di Kampungnya bahkan yang termahal. Faika didandani dengan begitu cantik dan elegan. Bahkan banyak keluarga yang datang diacara itu dan melihat langsung Faika tidak mengenali kalau itu Faika. Saking cantiknya Faika setelah diMake over.
"Cantiknya sang pengantin" jawab Bibi Faika.
"Gimana gak cantik kalau emang sononya sudah cantik, apa lagi yang Makeup Saya ya pasti semakin cantikmi pengantinnya," ucap ibu Tuty yang memake up Faika sambil tertawa.
Beberapa jam kemudian, iringan dan rombongan pengantin laki-laki
telah datang.
Calon pengantin telah duduk di tempat khusus untuk melaksanakan ijab Kabul. Pak penghulu pun sudah siap untuk menikahkan mereka. Sedangkan Faika masih di dalam kamar pengantin. Nanti setelah Selesai ijab qobul baru lah pengantin wanita dibawah ke luar menghadap pengantin laki-laki.
"Apa sudah siapmi?" Tanya Bapak imam Desa yang bertugas menjadi pak penghulu.
"Siap," ucap Wandi.
Mereka pun berjabat tangan, lalu melanjutkan dengan pembacaan ikrar janji ijab qobul.
"Saya terima......" ucapan Pak Penghulu terpotong karena kedatangan seseorang yang membuat keributan.
.............
Maafkan FANIA yang tidak bisa update setiap hari. Fania masih fokus pada Novel Fania yang satu yaitu BDP 🙏🙏.
Tetap Dukung Novel Receh Fania yah kakak 🙏🙏.
Bagi yang ingin bergabung dengan Grup Chat Fania silahkan klik Nama akunku yah..
Mohon bantuan Likenya, Favoritnya juga kk 🙏🙏.
Makasih banyak 💖🥰
...********Bersambung********...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Kaliani Rahman
harus gagal
2022-07-19
0
CR⃟7Naikenz *🎯Hs
Kasihan faika demi berbakti kepada orang tua harus menerima pernikahan ini
2022-05-31
0
🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
sabar yang faika mungkin abang rian memang bukan jodoh kamu dan terima lah wandi dengan ihklas 😭
2022-05-16
1