WHEN LOVING YOU A MY DESTINY
_•Happy Reading•_
Kala itu langit yang di penuhi cahaya jingga keemasan begitu sangat memukau bagi netra siapa saja yang memandangnya. Hamparan luas pegunungan yang di kelilingi pemandangan pohon bak seperti lukisan, dapat terlihat jelas di tepian danau buatan sedang duduk kedua bocah sambil bersenda gurau. Danau yang sudah menjadi tempat favorit bagi keduanya, kedua bocah itu bernama EZRA dan ARETHA.
Mereka begitu sangat akrab sejak mereka diusia yang masih kecil. Meskipun usia Ezra yang terpaut lebih tua satu tahun dari Aretha sehingga banyak yang mengira bahwa mereka adalah kakak beradik. Mereka memang terlihat begitu menyayangi satu sama lain meskipun mereka bukan terlahir dari rahim seorang ibu yang sama. Ya, akan tetapi kasih sayang mereka memang patut di bilang seperti kakak beradik.
"Kak, coba kakak lihat kearah langit itu." tunjuknya kearah hamparan langit yang terlihat cerah. "Langitnya bagus sekali kan, ka? Warnanya begitu sangat indah." seru Aretha begitu terdengar ceria bahkan ia masih sambil menunjuk ke arah langit depan pandangan matanya.
"Em," angguknya. "Sungguh terlihat luar biasa." lanjut Ezra tersenyum bahagia.
"Aretha, kamu tahu tidak? Kalau kamu tidak akan pernah bisa melihat sebuah pelangi tanpa adanya hujan terlebih dahulu?" serunya kembali sambil sesekali memandang ke arah Aretha lalu sedetik kemudian mengarah kembali memandang ke arah langit.
"Ya aku tahu lah kak, mana mungkin ada pelangi kalau tidak ada hujan terlebih dahulu. Tapi mengapa kakak malah bertanya tentang sebuah pelangi tanpa adanya hujan?!"
Pandangan Aretha mengarah ke anak cowok disebelahnya. "Aneh sekali, sedangkan kita saja saat ini tengah membicarakan warna langit itu, Ka." protes Aretha geleng-geleng kepala.
Protesan Aretha terhadap dirinya mampu membuat ia tertawa kencang. "Ha..ha..ha.." tawa Ezra terdengar begitu menggelegar di kuping gadis itu sehingga ia reflek menatap kembali kearah Ezra dengan tatapan yang menghunus tajam.
"Karena kamu dan kakak begitu sangat menyukai hujan, bukan?"
"Lalu apa hubungannya? Kakak ini tidak nyambung sama sekali!"
"Kita ini ibarat sebuah pelangi dan hujan. Jika kamu bersedih dan merasakan sebuah kerinduan karena seseorang, kamu harus ingat bahwa kakak akan selalu ada untuk menghapus air mata kamu dan akan memberikan warna pelangi itu. Pelangi yang bersinar indah di balik hujan, itu berarti tandanya akan ada sebuah kebahagiaan setelah derai air mata kesedihan kita. Pelangi yang muncul setelah hujan menjadi janji alam jika masa buruk telah berlalu dan masa depan akan baik-baik saja."
"Cie, Cie, kakak kenapa puitis banget, sih." ledek Aretha.
"Itu bukan ucapan kakak, tetapi itu adalah ucapan seseorang yang selalu mengingatkan kakak."
"Oh, jadi itu bukan dari hati kakak sendiri ya? Melainkan copas (Copy paste) milik orang lain. Aretha pikir itu dari hati kakak sendiri." seolah-olah merasa kecewa terhadap ucapan kakaknya.
Ezra yang melihat mimik wajah Aretha yang begitu menggemaskan. Membuat Ezra tersenyum sambil mencubit pipi gembul bocah cantik di sampingnya itu. "Kamu itu lucu banget, sih!" ucap Ezra yang makin mempererat cubitannya serta menggoyangkan pipi gembul bocah cantik itu.
"Aduh, ih Kakak sakit." seru kencang Aretha sambil melepaskan kedua tangan Ezra dari pipinya. Kemudian langsung segera mengusap pipinya yang terasa panas tadi akibat ulah sahabat yang ia anggap kakak sekaligus orang terpenting dalam hidupnya.
"Upss sorry, cantik." ucap Ezra sambil membelai lembut rambut panjang Aretha.
"Memangnya seseorang itu siapa sih, kak? Sepertinya dia begitu sangat berarti untuk hidup Kakak?" tanyanya penasaran.
Tanpa terasa langit kini sudah mulai menunjukkan sisi gelapnya. Warna yang semula terlihat biru, kini menjadi jingga ke orange yang menandakan bahwa hari tengah memasuki waktu Maghrib atau orang-orang menyebutnya dengan kata, "SENJA" (Waktu saat matahari tenggelam.)
"Ayo kita pulang." ajak Ezra pada Aretha dan Ezra tak menanggapi pertanyaan Aretha barusan.
"Ayo kak, nanti Bunda dan Mommy nyariin kita. Aku tidak ingin mereka khawatir nantinya."
"Oke anak baik, ayo buruan kamu naik biar kakak gendong kamu dibelakang." perintah Ezra yang kini sudah berjongkok di depan Aretha.
"Tidak kak, tidak!! Aretha ini bukan lagi anak kecil. Aretha sudah dewasa dan juga sudah berat. Jadi, kakak tidak usah menggendong Aretha lagi. Nanti yang ada kakak akan keberatan dan capek bila menggendong Aretha." tolak gadis kecil itu secara halus.
"Kamu tenang aja, kakak ini kan kuat. Seperti kata kamu, kakak ini seperti super Hero yang akan selalu kuat untuk menjaga dan melindungi Princessnya." ucap Ezra bangga dengan membusungkan dadanya.
"Emm, baiklah kalau kakak memaksa. Akan tetapi Aretha tidak ingin nantinya kakak mengeluh capek sehabis menggendong Aretha ya?"
"Siapp Princess!!" memberi hormat. "Kakak akan berjanji tidak akan mengeluh karena capek menggendong mu." Ezra berkata sambil mulai berjalan pulang kerumah dengan Aretha yang sudah berada di gendongan Ezra.
Perlahan-lahan langkah Ezra berjalan, sehingga tanpa terasa mereka sudah berada di depan gerbang masuk kompleks perumahan mereka. Ezra lalu menurunkan Aretha perlahan di depan gerbang rumah gadis kecil itu dan kemudian mereka pulang dan masuk ke dalam rumah mereka masing-masing. Sebelumnya sesaat mereka dalam perjalanan pulang, mereka sudah berjanji akan pergi bermain esok hari seusai mereka pulang beraktivitas di sekolah.
•_To be continued_•
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-06-19
1
hayatun nufus
good luck ya thor...
2022-09-22
0
Kenzi Kenzi
siyap2 lanjut in misi baca thorrr
2022-09-21
0