Gabby merentangkan tangannya, kemudian membuka jas dokternya. Rasanya tubuhnya begitu lemas tak bertenga. Setelah memeriksa Nael. Gabby memutuskan untuk pulang dan beristirahat di rumah. Rasanya, ia ingin berendam dengan air hangat.
Ia Keluar dari ruangannya, kemudian menuju basment untuk mengambil mobilnya. Mobil yang di kendarai Gebby melaju di dengan sedang. Ia menghentikan mobilnya saat berada di lampu merah.
Gebby menoleh ke samping, kemudian tersenyum ketika melihat seorang lelaki yang menggendong anak kecil. “Tuhan, kapan aku bisa mengandung,” ucap Gabby dengan lirih, wajahnya berubah sendu, saat mengingat ia ingin tak kunjung hamil setelah dua tahun menikah.
Ia sungguh ingin secepatnya mengandung. Tapi Tuhan belum mengabulkan keinginannya, dan ia hanya bisa bersabar- bersabar dan bersabar.
Lampu sudah berubah, Gabby kembali melanjutkan mobilnya dan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Akhirnya Gabby sampai di rumah, ia memarkirkan mobilnya kemudian masuk kedalam rumah.
“Apa Arsen sudah pulang?” tanya Gabby pada kepala pelayan.
“Belum Nona, Setelah anda pergi, tuan Arsen pun ikut pergi dan belum kembali ke rumah,” jawab para pelayan tersebut, membuat Gebby mengerutkan keningnya.
Mendengar penjelasan kepala pelayan, tiba-tiba perasaan aneh itu kembali muncul, perasaan yang tak ia mengerti. Ada apa dengan hatinya, perasaan ini terus menghantuinya setiap ia mengingat nama suaminya.
“Nona, apa anda membutuhkan sesuatu?” tanya kepala pelayan menyadarkan Gebby dari lamunannya.
“Tolong buatkan cemilan kesukaanku!” setelah mengatakan itu, Gebby pun memilih untuk melanjutkan langkahnya untuk pergi ke kamar.
••••
Arsen menggeliat dalam tidurnya, ia melihat ke samping ternyata Kristin juga sedang tertidur sambil memeluknya. Ia menciumi seluruh wajah h Kristin kemudian menyentuh bagian sensitif Kristin, ia berniat untuk mengajak Kristin untuk bermain kembali.
Namun saat ia akan membangunkan Kristine, ponselnya berdering. Ia pun menoleh dan mengambil ponsel itu dari atas nakas. Matanya membulat, ketika nama Gabby terpampang di layar ponselnya.
“Shittt!” umpat Arsen, ketika melihat jam sudah sangat sore. Jika Gabby menelponnya, berarti kini, isrtrinya sudah berada di rumah.
“Arsen, ada apa?” tanya Kristin saat ia terbangun dari tidurnya.
“Aku harus pulang, Gabby menelponku sepertinya dia sudah di rumah.” Arsen bangkit dari berbaringnya, kemudian ia turun Dari ranjang. Setelah itu, ia bergegas ke kamar mandi lalu memakai pakaiannya.
“Kristin, aku akan mengirim uang untukmu bersenang-senanglah. Aku harus pulang secepatnya dan membuat alasan untuk Gabby.” Setelah mengatakan itu, Arsen keluar dari unit apartemen Kristen dan berlari menuju basement untuk mengambil mobil.
Arsen mengendarai mobilnya dengan kecepatan sangat penuh. Rasanya, ia Ingin secepatnya sampai di rumah, beberapa kali ia menyalip mobil. Hingga mobil yang sedang ia kendarainy hampir saja melesat menabrak bahu jalan. Sungguh, saat ini Arsen tak memikirkan keselamatannya. Di otaknya adalah bagaimana cara beralasan pada Gebby.
Setelah menempuh perjalan panjang, akhirnya Arsen sampai di rumah, ia langsung memarkirkan mobilnya kesembarang arah, kemudian masuk ke dalam rumah.
“Arsen dari mana kau?” tanya Gebby ketika ia sedang menonton televisi. Ia langsung berbalik ketika mendengar suara derap langkah.
Jantung Arsen berdebar tak karuan,.ia merasa jantungnya serasa akan keluar dari rongga dadanya. Tatapan Gabby begitu menusuk dan begitu tajam, seolah ingin menerkamnya. Ia menghela nafas kemudian menghembuskannya, lalu nlberusaha setenang Mungkin, ia tahu sekarang Gabby sedang dalam mode curiga.
Scroll gengs.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 603 Episodes
Comments
Purwanti Kurniawan
hayo bebby kecurigaan mu benar seludikin arsen kirim penguntit geb
2023-08-20
0
dekuroi
lama banget ketahuannya
2022-09-14
0
Cicih Sophiana
orang selingkuh itu hidupx ga tenang...
2022-06-11
2