“Arsen, kau sedang apa disini?” tanya Gaby ketika melihat Arsen ada di ruangannya. lagi-lagi perasaan itu datang lagi, perasaan Saat ia tak nyaman melihat suaminya. 15 tahun bersama Arsen, untuk pertama kalinya. Ia merasakan perasaan semacam ini.
Ia benar-benar heran pada dirinya, kenapa dari semalam, saat Arsan akan mencium bibirnya, ia benar-benar merasakan perasaan yang berbeda.
“Aku hanya ingin menunggumu saja dan ingin mengajakmu makan siang,” jawab Arsen lagi. Gebby terdiam, dulu, setia Arisan mengajaknya makan bersama, Gabby akan sangat bahagia. Bahkan, bukan hanya sekedar makan bersama. Setiap saat, Arsen melakukan hal sederana. Gabby akan merasa sangat berbunga-bunga.
Tapi hari ini berbeda, seperti ada yang lain dengan hatinya.
Nael yang berada di belakang Gabby berdehem, hingga mata Arsen dan mata Nael saling bertatapan. Tatapan keduanya begitu menyiratkan sesuatu.
Saat Nael berdehem, Gabby juga ikut tersadar. “Arsen maaf, sepertinya aku ada operasi malam ini. kau tunggulah di rumah, aku akan pulang setelah operasi selesai,”bawab Gaby.
Tanpa mendengar lagi jawaban Arsen, Gebby menoleh ke arah Nael, kemudian mengangguk kan kepalanya, pertanda mengajak Nael untuk melanjutkan langkahnya untuk ke ruang pemeriksaan. Setelah itu, Gabby kembali melanjutkan langkahnya lagi, meninggalkan Arsen yang diam terpaku.
Arsen terdiam, kemudian menatap punggung Gabby yang semakin menjauh, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian mengusap wajah kasar. Ada apa dengan istrinya, tidak mungkin Gabby menyadari perselingkuhannya dengan Kristine.
Ia sangat mengenal Gabby, jika Gaby memang sudah tahu, Arsen yakin, Gabby tidak akan diam saja, mungkin Gabby akan mengamuk atau melakukan hal lain. Tapi kenapa kali ini, Gabby berbeda, itulah yang membuat Arsen bingung. Seketika Arsen merasa kesal, ketika melihat Gabby dan Nael berjalan bersamaan.
Baru saja ia akan mengikuti langkah Gabby, langkahnya terhenti, ketika ponsel di sakunya berdering, satu pesan masuk ke dalam ponselnya miliknya yang lain, ponsel yang ia selalu gunakan untuk berhubungan dengan Kristine.
Ia menyeringai, ketika melihat satu pesan yang dikirim Kristine, Kristine, mengirim sebuah foto yang seksi, membuat fantasi Arsen menari-nari di otaknya, ia membatalkan niatnya untuk mengikuti Gabby dan lebih memilih untuk pergi ke apartemen, Kristen, toh, istrinya juga tidak akan mengetahui.
beberapa jam kemudian.
Pemeriksaan CT scan dan lain-lain sudah selesai dilakukan, operasi Nael tetap tidak bisa dilakukan malam ini, operasi Nael akan dilakukan keesokan hari, Nael sempat berdebat dengan Gabby, karena ia benar-benar ingin dioperasi hari ini. Tapi ternyata, Gabby menjadwalkan Nael utuk dioperasi keesokan harinya.
“Kau benar-benar tidak bisa mengoperasiku sekarang?” tanya Nael setelah mereka sama-sama keluar dari ruang pemeriksaan.
Gebby yang sudah berjalan mendahului Nael menghentikan langkahnya, kemudian berbalik. Ia bersedekap lalu berjalan ke arah Nael. Gabby menoleh ke sana kemari, memastikan tak ada yang mendengar ucapannya.
“Selama aku berkarier menjadi dokter, aku tidak pernah bertemu dengan pasien semenyebalkan kau!” ucap Gabby membuat mata Nael membulat.
“Kau mengutukku?” tanya Arsen, Gabby menyeringai.
“Sekarang jika kau ingin dihargai bersikaplah seperti pasien normal lainnya, jangan hanya karena kau banyak uang kau bisa berlaku seenaknya. Asal kau tahu, kekuasaan tidak berlaku di rumah sakit ini. Kau banyak uang atau tidak, itu tidak berpengaruh bagi kami.”
“Kau ....” Nael menatap tak percaya pada Gabby. baru pertama kali ia direndahkan oleh seorang wanita.
“Siapa namamu, apa kau tidak mengenal seorang Nathanael Gerry Beecher?” tanya Nael.
Gebby menyeringai, kemudian iya mengeluarkan name tagnya. “Gaby Josephine, putri dari seorang Stuard Josepin, putri dari CEO Aerpin grup dan juga pemilik rumah sakit ini.” Setelah mengatakan itu, Gabby berbalik, kemudian meninggalnya Nael yang diam terpaku.
Gengs anakku belum sehat bener, masih rewel jadi baru bisa up seadaanya. Doain ya semoga cepet sembuh, biar bisa up rutin.
Di bawah ini ada bab promo kalau ga mau baca skip aja, jarinya jangan jahat ya.
HAI, GENGS JANGAN DI BULLY YA. HEHE.
kisah tentang istri yang tak dianggap dan seorang gengster.
Judul novel Cinta Viona.
hai gengs, otor mau promo boleh ya, boleh dong heheh.. Novel ini judulnya cinta Viona.Tayang di K*B*M AP p. mau tanya-tanya dan pembelian koin bisa wa di 088222277840 di tulis di sini bab 10, jadi kalau kalian penasaran dan mau baca, kalian tinggal ke sana aja ya cari judul novel Cinta Viona.
Cinta Viona
bab 10
Entah berapa lama Viona memeluk Geisha yang pasti ia memeluk putrinya begitu erat, menyalurkan rasa sedih dan rasa pedih yang ia rasakan.
Setelah puas menangis, Viona melepaskan pelukannya dari Geisya, kemudian menghapus air mata putrinya, sedangkan Geisya mengelus pipi Viona. “Mommy, jangan menangis, aku berjanji akan memakan masakan Mommy,” ucap Geisya lagi membuat hati Fiona semakin pedih.
Viona menggeleng. “Kita beli saja oke, Mommy akan membelikan makanan untukmu,” jawab Viona. Viona bangkit dari duduknya, kemudian ia pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka agar wajahnya tidak terlihat sembab.
“Ayo!” ajak Viona, ia mengajak Sang Putri untuk pergi ke tokonya. Tapi sebelum ke toko, ia ingin mengajak Sang Putri sarapan diluar sekarang.
Viona merubah pola pikirnya, ia akan mengusahakan apapun yang terbaik untuk Geysa, sekalipun ia tidak mempunyai uang.
Kaena ia sadar, Geisya sudah terlalu lama menderita dan ia tak mau membuat Geisha semakin menderita karena Ia tak bisa memberikan apa yang di mau oleh putrinya.
Setidaknya, Jika ia tidak bisa memberikan Geisha mainan atau hal lain, ia harus bisa memberikan makanan yang terbaik untuk putrinya.
••••
Geisya dan Viona Akhirnya sampai di restoran yang tak jauh dari apartemen mereka. Dan setelah sampai ia langsung memesan 1 paket sarapan untuk Geisha saja, sedangkan ia akan memakan roti di toko.
10 menit kemudian, akhirnya makanan yang dipesan oleh Viona sampai, bukannya senang Geisha malah tampak terlihat murung, ketika melihat hanya satu piring yang datang pertanda ibunya tidak memesan dan reaksi Geisha tidak luput dari pengamatan Viona.
“Geisya kau kenapa? Ayo makan!" ucap Vioan. Namun Geisha tampak terdiam, kemudian menoleh kearah sang Ibu.
“Mommy, apa Mommy tidak memesan?” tanya Geisha.
“Mommy akan makan di toko saja, kau makan oke,” Viona jawab Viona. Geisha menggeleng. "Kita makan saja berdua," ucap gadis kecil itu. Membuat Viona ingin sekali menangis haru. Walaupun umur Geisha cukup masih kecil tapi ia seolah mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh sang ibu.
“Kau saja yang makan, Mommy akan makan nanti.” Viona manyuapakan makanan ke mulut Geisha.
“Mommy, aku kenyang, Mommy saja yang makan,” cap Geisha. Namun Viona menggeleng, ia tahu putrinya sedang berbohong dari dari sorot matanya Viona tahu bahwa Geisha masih menginginkan makanan itu dan itu benar-benar membuat dada Viona berdenyut nyeri.
Seumur hidupnya, ia tidak pernah memikirkan makanan. Tapi sekarang, melihat makanan di depannya saja ia ingin sekali menangis, terlebih lagi melihat reaksi putrinya.
“Mommy akan makan nanti, Mommy masih mempunyai roti di tas," jawab Viona lagi. Tanpa mendengar jawaban putrinya, ia langsung menyuapkan makanan ke mulut Geisha.
Setelah mereka selesai, Viona bangkit dari duduknya dan mengajak Geisya untuk pergi lalu membayar makanan di kasir. Setelah itu, mereka menaiki taksi untuk pergi ke toko.
Saat sampai di toko, kening Viona mengerut saat melihat ada beberapa orang berpakaian seperti preman di depan tokonya.
“Maaf kalian siapa?” tanya Viona saat mendekat.
Seseorang menoleh ke arah Viona, lalu menatap Viona dari atas sampai bawah.
“Kau yang menyewa toko?” tanya lelaki itu, lelaki itu ia berbicara dengan Ketus dan sedikit keras, membuat Viona langsung mundur. Lalu ia menggendong Geisha Karena Geisha terlihat ketakutan.
“I-ia, saya yang menyewa di sini,” jawab Viona dengan gugup.
“Kosongkan toko ini, toko ini akan di segel, karena pemilik toko ini menjadikan bangunan ini sebagai jaminan dan karena dia tidak membayar hutang, toko ini kami sita," ucap preman tersebut.
Dunia Viona seketika berhenti berputar, lututnya melemas jiwanya terasa direbut paksa dari raganya. Ia menatap orang-orang itu dengan tatapan tak percaya.
Viona menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian menatap salah satu lelaki itu dengan mata membasah, berharap lelaki itu iba kepadanya.
“Pa-Paman, saya sudah membayar biaya sewa toko selama 1 tahun. Jadi saya tidak bisa pergi Sebelum saya mendapat ganti rugi,” ucap Viona terbata-bata. Ia memeluk Geisha semakin erat, karena merasa tubuh Geisha bergetar.
“Kami tidak peduli, itu bukan urusan kami! yang terpenting kau kosongkan tempat ini secepatnya. Kami memberi waktu 2 hari.” setelah mengatakan itu, para orang-orang itu pun pergi, meninggalkan Fiona yang Diam Terpaku.
“Mommy!” Panggil Geisha terbata-bata, ketika merasakan tubuh Viona seperti hampir saja terjatuh.
Viona, berusaha menegakkan tubuhnya. Perlahan, ia berjalan untuk masuk ke dalam toko.
“Geisha, Kau tunggu di sini dulu oke. Mommy, ingin pergi ke kamar mandi,” ucap Viona. Setelah mendudukan Geisha di sofa, Ia pergi ke kamar mandi untuk menumpahkan tangisannya. Ia tak sanggup untuk tak menangis.
Setelah puas menangis di toilet Viona, terpikirkan sesuatu. Ia merogoh saku untuk mengambil ponsel, kemudian ia menelpon pemilik toko yang menyewakan toko itu kepadanya, setidaknya ia ingin uangnya kembali.
Ia sudah menyewa toko itu selama 1 tahun dengan harga yang sangat mahal, setidaknya ia bisa mendapatkan setengan uangnya kembali.
Viona mengacak rambutnya setelah beberapa kali memanggil. Namun tidak ada sahutan. Pemilik toko itu tidak menjawab panggilannya, membuat Viona ketar-ketir, apalagi ia tidak tahu di mana tempat tinggal pemilik toko tersebut, mereka hanya bertemu saat pemilik toko membersihkan toko itu.
Satu minggu kemudian.
ini sudah satu minggu berlalu Semenjak orang-orang itu menyuruh Viona untuk mengosongkan toko dan 3 hari lalu, Viona sudah membersihkan tokoh-tokonya, ia membagikan bunga-bunga yang ada di toko nya pada orang-orang karena, bunga-bunga itu tidak bisa lagi dijual.
Dan setelah ia memberikan kunci toko pada Preman tersebut, ia dan Geisha hanya berdiam diri di apartemen, agen penjualan pun belum menghubunginya. Padahal, ia sangat berharap apartemen ini bisa terjual secepatnya.
ia sudah tidak punya pemasukan lagi, uang di rekeningnya semakin menipis sedangkan biaya hidup harus terus berjalan, dan ia harus secepatnya mencari pekerjaan agar bisa terus bertahan hidup di negara ini.
Tiba- tiba, Viona terpikirkan sesuatu ia yang sedang berbaring langsung bangkit dari berbaringnya, ia menoleh ke arah Geysa yang sedang tertidur, kemudian ia turun dari ranjang, dan ia langsung keluar dari kamar untuk pergi ke apartemen Frans.
Dan disinilah Viona berdiri, ia berdiri di depan pintu Apartement Frans. Ia tidak punya pilihan lain selain bertanya pada Frans dan meminta tolong Frans mencarikan pekerjaan untuknya.
Ia tidak punya siapa-siapa disini, tidak ada teman, tidak ada keluarga, hingga ia memberanikan diri untuk datang ke apartemen Frans berharap Frans bisa memberikan info tentang pekerjaan yang bisa ia lakukan sambil membawa Geisha.
Setelah bisa menguasai diri, perlahan, Viona mengangkat tangannya lalu memencet bel apartemen Frans. Jantung Viona berdetak dua kali lebih cepat ketika ia memencet bel.
Namun, belum ada sahutan dari dalam. Setelah memencet bel beberapa kali, terdengar suara klik, pertanda Frans membuka pintu apartemen miliknya, dan setelah itu, pintu terbuka sosok Frans keluar dengan bertelanjang dada dan rambut acak-acakan, di beberapa bagian leher Frans terdapat bercak merah dan sekarang, Viona tahu Kenapa Frans tak kunjung membuka pintu.
“Ada apa?” tanya Frans dengan dinginnya. Ia menatap Viona dengan tatapan mengejek bercampur mencemooh.
“Fr-Frans," ucap Viona terbata-bata, ia begitu gugup saat akan mengatakan niatnya yang meminta Frans mencarikan pekerjaan untuknya.
“Cepat katakan, kau mau apa?” ketus Frans, seketika Viona memejamkan matanya. kemudian ia mulai berbicara.
“Fe-Frans, apakah aku bisa meminta tolong padamu?” tanya Viona, ia menghentikan ucapannya sejenak untuk melihat reaksi Frans, dan reaksi Frans sungguh membuat dadanya berdenyut nyeri ketika Frans terlihat mencemooh dirinya.
“Kau mau minta tolong apa?” tanya Frans.
“Frans, Bisakah kau memberikan aku pekerjaan. Aku ingin bekerja sambil membawa putriku,” jawab Viona dengan gugup, Frans tampak berpikir, kemudian melihat Viona dari bawah ke atas.
“Kau mau melayani lelaki hidung belang, jika kau mau, kau bisa mendapat bayaran yang banyak disana,” Jawab Frans, disertai kekehan membuat Viona langsung terdiam.
“Apa lelaki itu tidak memberikan lagi uang padamu?” tanya Frans, Viona tidak mampu menjawab, ia hanya mampu menundukkan kepalanya.
“Mommy.” tiba-tiba terdengar suara dari arah belakang membuat Viona menoleh, ternyata saat Viona keluar, Geisha terbangun dan ia langsung menyusul Viona karena pintu apartemennya tidak tertutup, dan saat melihat sang ibu dia langsung memanggil Viona.
Saat mendengar suara Geysa, Frans menoleh kearah Geisha, ia tertegun saat melihat wajah Geisha yang begitu mirip dengannya. Namun tak lama, ia tersadar, ia tidak mempunyai urusan dengan anak itu, begitulah pikirnya.
Melihat tatapan Frans kepadanya, Geisha langsung berlari kearah sang Ibu dan bersembunyi di belakang tubuh Viona, karena menurut Geisya tatapan Frans begitu menakutkan.
“Frans bisakah kau mencarikan pekerjaan yang layar, aku ingin memberi makan putriku dengan uang yang baik,” ucap Vioana, ia menahan pedih saat berbicara dengan Frans.
Mendengar ucapan Viona, Frans tertawa begitu nyaring, “Kenapa kau tidak menyimpan anak itu saja di panti asuhuhan jika tidak ada yang peduli padamu dan pada anakmu,” jawab Frans, membuat dada Viona kembang kempis. Padahal, Geiysa adalah putri Frans juga. Tapi, Frans malah tega berkata demikian.
Vioana berusaha menekan dirinya untuk tidak mengamuk pada Frans, karena Frans satu-satunya orang yang mungkin bisa membantunya. Ia hanya ingin bekerja untuk menghidupi dirinya dan menghidupi Geisha.
“Frans, dia putriku, aku tidak mungkin meninggalkannya di Panti Asuhan. Bisakah kau memberikan pekerjaanku yang layak pekerjan yang layak, aku hanya ingin memberi makan putriku dengan uang yang bersih.”
Mendengar ucapan Viona, Frans tertawa. dimata Frans, Viona Begitu bodoh dan begitu Naif. Tak ingin terus berhadapan dengan Viona, Frans mundur, kemudian menutup pintu tanpa menjawab ucapan dari Viona, membuat Viona terperanjat kaget karena Frans menutup pintunya dengan keras.
Baru saja Viona, akan memencet bel lagi untuk memohon pada Frans. Tapi ia mengurungkan niatnya ketika mendengar tangisan Geisha, Rupanya, Geysa menangis karena terkejut akibat Frans menutup pintu apartemen dengan keras.
Beberapa hari kemudian
“Taruh dia di sana!” titah Frans pada Viona.
“Fe-Frans, kau menyuruh putriku untuk menunggu di gudang?" tanya Viona dengan terbata-bata. Ia menatap Frans dengan tatapan tak percaya.
Setelah pembicaraan malam itu, Viona tidak berhenti meminta pekerjaan pada Frans dan akhirnya karena Frans merasa risih, ia memberi pekerjaan pada Viona pekerjaan yang bisa membawa Geisha.
Tapi sayangnya, Geisha tidak bisa ikut bekerja dan Viona harus menyimpan Geisha di gudang yang ada lantai atas.
“ Jika kau mau bekerja simpan dia di sana. Jika tidak, pulang saja!” ketus Frans membuat Viona menggigit bibirnya.
“Ba-baik, Frans, Aku akan menyusulmu ke bawah,” ucap Viona setelah itu Frans meninggalkan Viona dan Geisha.
Dan setelah Frans pergi, bulir bening langsung terjatuh dari pelupuk mata Viona, saat melihat gudang yang ada di depannya. ”Mommy apa aku harus menunggu disini?” tanya Geisya, Vioana tampak terdiam, tangis yang berupa isakan berubah menjadi tangisan yang kencang.
Tanpa menjawab ucapan putrinya, Vioana menarik lembut tangan Geisha untuk masuk ke gudang. Di gudang itu, hanya ada satu lemari dan beberapa barang-barang yang tertumpuk.
Viona membuka ranselnya, kemudian ia mengeluarkan kaosnya Lalu Iya menyapu lantai dengan kaosnya agar tidak terlalu berdebu. Setelah itu, ia melihat kesana-kemari berharap ada kain di gudang , dan tak lama, ia menemukan kain lalu ia menyimpan kain itu di lantai untuk alas Geysa duduk.
“Geisha kemari!” titah Viona, ia menarik lembut tangan Geysa. “Mommy, apa aku harus menunggu disini sendiri?” tanya Geisha lagi. Matanya melihat kesana-kemari, gudang itu begitu gelap tak ada sinar matahari sedikitpun. dan terlebih lagi gudang itu berada di pojok.
Viona menekuk lututnya dan mensejajarkan dirinya dengan Geisha. “Geisha, Maafkan Mommy. Mommy harus bekerja untuk mencari uang agar kita bisa tetap makan dan kau bisa tetap memakan makanan yang enak,” jawab Viona dengan berderai air mata. Hatinya begitu hancur ketika melihat wajah Geisha yang ketakutan.
Sebelum ia bekerja, Ia mati-matian menahan gengsinya untuk tak menelepon Maxim. Tapi pada akhirnya, ia memberanikan diri menelpon Maxim, berharap kali ini Maxim yang mengangkatnya dan ia akan meminta bantuan lagi pada Maxim.
Tapi sayangnya, nomornya diblokir oleh Maxim. bukan hanya Maxim saja yang memblokir nomornya, keluarganya pun semua tak ada yang bisa dihubungi, nomornya telah diblokir oleh Maxim dan oleh keluarganya.
Hingga mau tak mau, Viona harus bekerja di tempat yang Frans tunjuk.
Saat Geisya masih sibuk melihat kesana kemari, Viona mengeluarkan sesuatu dari tasnya. “Geysa, ini air putih, ini susumu dan ini makanan. jika kau lapar kau makan sendiri oke. Mommy akan secepatnya kembali ke sini,” ucap Viona dengan tangis masih berderai.
Perlahan, tangan kecil Geisha menghapus air mata Viona, kemudian gadis kecil itu berusaha tersenyum.
”Mommy Pergilah! aku akan baik-baik saja disini,” ucap Gadis kecil itu. Bukannya berhenti menangis, Viona malah menangis semakin kencang,
Tangisnya semakin menjadi-jadi, ketika mendengar ucapan dari putrinya. Putrinya bisa saja berkata begitu, tapi dari sorot matanya. Viona tau, bahwa Geysa sedang ketakutan.
Viona membawa Geysa kedalam pelukannya. Ia memeluk Geisha begitu erat. “Geysa, Berjanjilah pada Mommy, kau tidak akan ke mana-mana, tunggu Mommy di sini,” ucap Viona, Geysa pun mengangguk.
“Aku berjanji Mommy.”
Viona melepaskan pelukannya, setelah itu, Viona bangkit dari duduknya, kemudian keluar dari gudang tersebut. Saat ia sudah keluar dari gudang, ia menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke belakang.
ternyata Geisha Sudah terduduk dilantai sambil memeluk lututnya, wajah gadis kecil itu tak bisa dibohongi, bahwa Geisha sedang ketakutan.
“Tuhan, tolong lindungi putriku tolong jaga dia. jangan biarkan dia ketakutan,” lirih Viona, setelah mengatakan itu, Viona melanjutkan langkahnya untuk turun ke bawah dan melakukan pekerjaannya yang bekerja sebagai ....
Yok tinggalin komen yok. Besok udah mulai di kunci ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 603 Episodes
Comments
Sri Yanti
semangat thorr
2023-01-29
0
Elpin Panjaitan
ini cerita sama seperti es campur.......semua diaduk,gk pokus sama satu cerita.
2022-08-06
1
Try Aemonthh
sampai disini cukup menarik thor 👍👍
2022-07-21
0