Nael menunjukkan tangannya yang gemetar pada pada Gebby, kemudian Gebby menarik laci dan mengambil kertas beserta pulpen.
“Bisakah anda mencoba untuk menulis di sini?!” titah Gebby, membuat Nael mengerutkan keningnya.
“Kenapa aku disuruh menulis disini?” tanya Nael, membuat Gebby menahan nafas, karena ekpresi Nael benar-benar menyebalkan.
Gebby tersenyum kesal, ia menarik lagi kertas dan pulpen lalu menyimpannya ke laci. Kemudian menatap Nael kembali. “Apa anda sudah lama mengalami ini?” tanya Gebby.
Nael tanpa berpikir, kemudian mengangguk-anggukan kepalanya. “Pokoknya sudah sejak lama," jawabnya lagi, membuat Gebby mengatupkan bibirnya.
“Apa ada gejala lain yang yang anda rasakan atau gejala yang lebih parah dari ini, jika ada, mungkin kami harus melakukan pembedahan di otak anda, karena bisa jadi, ini bagian dari saraf otak anda,” ucap Gebby lagi. Ia terlalu malas untuk bertanya pada Naell. Karen Nael menjawab pertanyaannya dengan asal.
Mata Nael membulat ketika mendengar otaknya akan dibedah. “Yang bermasalah tanganku, bukan otakku!” jawabnya lagi.
Gebby memencet tombol untuk memanggil suster, kemudian suster masuk ke ruangan Gebby.
“Tolong arahkan Tuan ini untuk melakukan pemeriksaan lanjutan,” ucap Gebby lagi
Rupanya ia lebih memilih untuk menyuruh Nael melakukan pemeriksaan ctscan otak.
“Silahkan Tuan l!ikut saya,” ucap suster tersebut, membuatnya menoleh.
“Kita tidak jadi berkonsultasi?” tanya Nael.
“Lebih baik anda langsung diperiksa saja Tuan,” jawab Gebby lagi. Seketika itu juga, Nael bangkit, lalu mengikuti langkah suster.
“Kenapa dia menyebabkan sekali?” omel Gebby. Tak lama, ponsel Gebby berdering. Satu pesan masuk dari Arsen, ternyata Arsen mengajaknya makan siang bersama di restoran yang tak jauh dari rumah sakit.
Gebby tersenyum, kemudian ia bangkit dari duduknya, lalu membuka jas dokter lalu keluar dari ruangan.
Saat sampai di restoran, kening Gaby mengerut saat melihat Arsen sedang duduk bersama Kristin. Ia pun menghampiri Arsen lalu menarik kursi hingga Arsen terpanjat.
“Bukankah kau mengajakku makan bersama?” tanya Gebby, saat menghampiri Arsen. Ia menatap tak suka pada Kristin.
“Maaf, nona Gaby. Kebetulan saya bertemu tuan arsen di sini, dan saya ingin memberikan berkas pada tuan Arsan,” dusta Kristin. Padahal, jelas-jelas Ia datang bersama Arsen.
Tiba-tiba, Gebby merasa bersalah karena telah menatap Kristin dengan tatapan kesal.
“Maafkan saya Nona Kristin, kita akan berdiskusi di kantor. Saya ingin makan bersama istri saya," ucap Arsen, membuat Gebby merasa bersalah.
“Tidak, tidak, apa-apa, kau bergabung saja di sini!” jawab Gebby membuat Arsen menyeringai diam-diam.
Ia sedang bersandiwara di hadapan Gebby, karena Arsen, ingin membuktikan seolah Gebby lebih penting daripada segalanya. Padahal tentu saja tidak begitu.
“Tidak Gebby, aku ingin makan siang berdua denganmu,” jawab Arsen lagi membuat Gebby tersentuh.
“Kalau begitu, saya permisi!” pamit Kristine.
“Arlrsen kau tidak seharusnya mengusir dia!” ucap Gebby.
“Tidak apa-apa, aku hanya ingin makan berdua denganm. Aku akan mendiskusikan pekerjaan nanti di kantor," jawab Arsen lagi. “Gebby, aku ingin pergi ke kamar mandi dulu, kau tidak apa-apa aku tinggal sendiri,” ucap Arsen. Gebby pun mengangguk.
“Jangan lama-lama, Ar. Setelah mengatakan itu, Arsen bangkit dari duduknya, kemudian saat Arsen pergi ke kamar mandi, ponsel arsen berdering. Ternyata Arsen melupakan ponselnya di meja.
“A-apa ini." Mata Gebby membulat saat melihat isi pesan itu yang berisi ....
Satu bab dulu ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 603 Episodes
Comments
Purwanti Kurniawan
arsen bisa bisanya ngajak makan istri di tinggalin ke kamar mandi main dah di kamar mandi
2023-08-20
0
Sri Lestari
tunggu karmamu arsen
2023-04-10
0
myla amalia
Arsenal tak taudiuntung
2023-03-17
0