"Ruby! Balik bareng, yuk!" Ajak Arkan yang sudah menghampiri Ruby yang baru keluar dari kelas.
"Mmmm. Aku balik bareng Ethan!" Jawab Ruby seraya menggamit lengan Ethan dengan erat.
"Bye!" Pamit Ruby pada Arkan dan gerombolannya.
Masih bisa Ethan dengar decakan dari Arkan yang sepertinya tidak suka melihat kedekatan Ruby dan Ethan.
Ya,
Teman dari Rumi itu memang sudah sejak lama naksir Ruby. Namun Ruby selalu saja cuek dan tak menanggapi perhatian dari Arkan. Dan Ruby juga malah sengaja terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Ethan seolah ingin membuat Arkan cemburu.
Entahlah!
Jalan pikiran seorang perempuan kadang memang sukar ditebak.
"Langsung balik!" Ucap Ruby yang sudah duduk di samping kursi pengemudi.
"Tunggu Rumi dulu. Nanti ngamuk dia kalau ditinggal," jawab Ethan seraya merapikan anak rambut Ruby yang berserakan.
"Rumi pulang bareng teman-teman brengseknya! Kenapa harus ditunggu?" Jawab Ruby asal yang langsung membuat telunjuk Ethan mendarat di bibir gadis tersebut.
"Bicara yang baik dan jangan mengumpat, Nona Ruby!" Nasehat Ethan lembut.
"Kau yang mengajariku! Tidak usah berlagak sok polos!" Ruby meninju pundak Ethan dan dua remaja itu tergelak bersama.
****
Ethan melangkah keluar dari restorant dengan langkah lesu. Pemuda itu menghentikan langkahnya sejenak di halaman parkir restorant, lalu mendongakkan kepalanya dan menatap pada langit malam yang terlihat hitam pekat tanpa ada satupun bintang yang bersinar.
Ya,
Sepertinya langit juga sedang bersedih seperti hati Ethan saat ini.
Ting!
Sebuah pesan masuk ke ponsel Ethan.
[Kau dimana? Jadi datang ke reuni malam ini?] -Olivia-
[Tidak! Aku mendadak harus menggantikan temanku shift malam] -Ethan-
[Jadi, pria berkemeja biru yang ada di halaman parkir itu bukan kau?] -Olivia-
Ethan melihat kemejanya sendiri yang memang berwarna biru, karena biru adalah warna kesukaan Ruby.
Ah, sialan!
Sepupu Ethan itu selalu saja bisa menebak!
[Aku rasa bukan, aku sudah di rumah sakit sekarang] -Ethan-
[Kirimkan foto!] -Olivia-
[Maaf ada pasien gawat darurat] -Ethan-
[Lier!] -Olivia-
Ethan tak membalas pesan Olivia lagi, dan pria itu bergegas meninggalkan halaman parkir restorant, lalu menyetop taksi dan berniat untuk pulang ke rumah saja.
Ya,
Pulang ke rumah kedua orang tua Ethan.
Sudah tujuh tahun Ethan tak menginjakkan kakinya di rumah Mom dan Dad-nya tersebut demi membuktikan pada semua orang kalau ia bisa meraih gelar dokternya tanpa campur tangan Mom dan Dad. Sekarang Ethan sudah membuktikannya. Namun Ethan juga sudah terlambat untuk bisa memiliki Ruby. Mungkin tujuh tahun memang terlalu lama untuk Ruby menunggu Ethan. Belum lagi sikap Om Juna yang sudah sangat benci pada Ethan, membuat Ruby tak lagi memiliki alasan untuk tetap menunggu Ethan.
Pedih sekali!
Taksi yang ditumpangi Ethan sudah sampai di depan rumah Mom dan Dad. Rumah yang belum banyak berubah sejak tujuh tahun lalu Ethan meninggalkannya. Lalu di seberang rumah Mom dan Dad juga masih berdiri dengan kokoh rumah milik keluarga Attala.
Rumah yang kini terdapat pagar besi kokoh di depannya, menandakan kalau keluarga itu mungkin sudah menutup diri dari keluarga Ethan dan tak mau menjalin hubungan apapun lagi.
Ethan menatap pilu pada pagar besi berwarna putih tersebut. Mengingat semua moment yang pernah Ethan lakukan bersama Ruby dan Rumi saat dulu mereka masih menjadi teman satu jiwa.
Ya,
Jika Ruby adalah cinta Ethan, maka Rumi adalah jiwa Ethan.
Itulah yang dulu selalu Ethan katakan pada dua saudara kembar tersebut.
Namun sekarang, semuanya sudah hancur tak bersisa. Ethan yang sudah membuat Ruby dan Rumi hancur. Ethan juga yang sudah membuat hubungan dua keluarga menjadi hancur dan porak poranda. Kenapa Ethan harus menjadi manusia sekeji ini?
Kenapa?
Kenapa?
Flashback tujuh tahun yang lalu....
Ekor mata Ethan tak berhenti mengawasi gerak-gerik gadis bergaun ungu lembut yang sedang bercengkerama dengan teman-temannya. Ethan bisa saja mendekat dan mengawasi Ruby dari dekat, namun Ethan hanya tak mau merusak kesenangan gadis itu.
Saat ini Ethan bersama teman-teman sekolahnya sedang merayakan acara perpisahan sekolah khusus para siswa di sebuah kafe yang masih menjadi bagian dari hotel milik keluarga Arthur.
Ethan tetap mengawasi Ruby dari kejauhan sambil menunggu Rumi yang mendadak pergi tanpa kabar.
Mungkinkah Rumi sedang menjemput kekasihnya?
Ethan sebenarnya penasaran dengan seorang gadis misterius dari SMA lain, yang kata Ruby adalah kekasih Rumi. Namun sekuat apapun Ethan mengorek, Ethan hanya menemui jalan buntu dan tak pernah tahu siapa sebenarnya gadis misterius itu.
Benar-benar membuat penasaran!
"Rumi belum datang?" Tanya Olivia saat gadis itu tak sengaja lewat di dekat Ethan.
Olivia dan Ethan adalah sepupu jauh. Namun hubungan mereka selalu akrab dan dekat, terlebih mereka seumuran dan satu sekolah selama tiga tahun terakhir.
"Sedang mencari kekasihnya yang hilang aku rasa," jawab Ethan asal.
"Rumi punya kekasih?" Kedua bola mata Olivia membulat dengan lucu.
"Kau pikir pria itu gay?" Ethan menatap tak senang ke arah Olivia yang langsung tergelak.
"Hubungan kalian berdua mencurigakan!" Olivia menuding pada Ethan masih sambil tergelak.
"Aku pria normal, Via!" Seru Ethan kesal.
"Baiklah, aku percaya! Kau hanya mencintai Ruby," Olivia mengangguk-angguk meskipun raut wajahnya masih tetap mengesalkan.
Ethan berdecak malas.
"Kau sendiri bagaimana? Kenapa tidak datang bersama Youbel?" Ethan akhirnya menemukan bahan untuk mengejek Olivia.
Raut wajah gadis itu langsung berubah merengut.
"Tidak usah membahasnya! Kami tidak ada hubungan apa-apa!" Jawab Olivia bersungut sebelum gadis itu berlalu meninggalkan Ethan.
"Poor Olivia!" Ejek Ethan sekali lagi yang tak di gubris oleh Olivia.
Ethan kembali mengawasi Ruby yang masih bercengkerama dengan teman-temannya. Namun sesaat, Ethan melihat sesuatu yang tak beres pada Ruby yang terlihat sempoyongan.
Ruby kenapa?
Buru-buru Ethan menghampiri kekasihnya tersebut untuk mencari tahu apa yang terjadi. Semakin Ethan mendekat pada Ruby, semakin terlihat wajah Ruby yang memerah serta dipenuhi peluh. Ruby seperti alergi pada sesuatu.
"Ruby kau kenapa?" Tanya Ethan yang sudah dengan sigap menopang tubuh Ruby yang sedikit limbung.
"Badannya sedikit panas, Ethan! Aku rasa Ruby sakit," ujar salah seorang teman Ruby.
"Kau sakit?" Tanya Ethan pada Ruby.
"Entahlah, badanku rasanya panas dan kepalaku sedikit pusing," keluh Ruby seraya menyandarkan kepalanya di dada Ethan.
Ruby merasa begitu nyaman saat kulitnya bersentuhan dengan kulit Ethan.
"Ayo kita keluar dari sini," ajak Ethan yang langsung memapah Ruby untuk keluar dari kafe tersebut.
Ethan tak sengaja berpapasan dengan Olivia lagi saat ia hampir mencapai pintu keluar.
"Ruby kenapa, Ethan?" Tanya Olivia menyelidik.
"Sedikit demam dan tidak enak badan katanya," jawab Ethan.
"Bawa saja ke atas, agar Ruby bisa beristirahat. Aku akan minta karyawan hotel mengirimkan obat untuk Ruby," Olivia mengangsurkan sebuah kunci kamar pada Ethan.
Sebagai salah satu cucu kesayangan di keluarga Arthur, Olivia memang punya satu kamar khusus di hotel milik keluarganya ini untuk gadis itu pakai bersantai atau sekedar melepas penat.
"Baiklah. Nanti setelah Ruby membaik aku akan mengantarnya pulang. Aku juga masih harus menghubungi Rumi," jawab Ethan setuju.
Ethan segera memapah Ruby masuk ke dalam lift yang akan mengantar keduanya menuju ke lantai paling atas. Kamar Olivia memang berada di lantai paling atas.
.
.
.
Flashback nya panjang ini.
Mungkin beberapa bab.
Cerita Olivia ada sendiri, Thor?
😅😅😅😅
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PASTI DIKASIH OBAT PERANGSANG TU SI RUBY...
2023-05-25
0
🌠ning🌠
udah aku baca mksh thor salah satu terfavorit 🙏🏼
2022-08-20
0
Anisatul Azizah
eh ini ceritanya Ruby udah resmi berpacaran sm Ethan sejak SMA ya
2022-08-07
0