Al dan Jo sedang dalam perjalanan menuju kantor Jo, namun di tengah jalan Al berubah pikiran.
"Jo, sebaiknya turunkan aku didepan saja."
Jo langsung menoleh sebentar dan kembali fokus pada kemudinya.
"Apa maksudmu? Apa kau tersinggung dengan ucapanku? Ayolah Al, aku cuma bercanda." Ucapnya sambil geleng geleng kepala.
"Bukan, aku tidak tersinggung, walau sebenarnya kau teman yang tidak punya akhlak, tapi aku maklum karena kau sahabatku yang paling baik."
"Lalu?" Jo kembali menoleh sejenak.
"Aku akan ke rumah nenek. Aku akan menemui nenek sebentar, dan
aku rasa ini saat yang tepat, jam segini pasti papa berada di kantor."
"Apa kau tidak mau menemui Papa dan mama mu?" tanya Jo serius.
Al diam, kembali teringat pada rencana awalnya yang berantakan. Sebenarnya dia ingin menemui orangtuanya sekaligus mengenalkan Cintya, tapi apa boleh buat. Al mengembuskan napas berat.
"Dengar Al, sebaiknya kau pikir ulang rencana mu.."
"Aku akan tetap menikahi Cintya, aku mencintai nya." tegas Al.
"Tapi dia tidak mencintai mu." potong Jo tidak mau kalah.
"Dah turun!" Jo menghentikan mobilnya di jalanan yang lengang dan sepi.
"Thanks ya." Al membuka pintu lalu turun. Dan langsung memesan taksi yang kebetulan melintas.
Jo kembali melanjutkan perjalanannya menuju kantor.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Dilain tempat Chelsea tiba di kediaman orangtuanya dengan taksi.
Dia menekan bel dengan tidak sabar. Pintu terbuka, terlihat wajah bibik yang kaget melihat nona mudanya ada di depan mata.
"Bibiiik!" serunya dengan penuh kebahagiaan.
"Mama mana Bik?'
"Nyonya ada di belakang non,"
Chelsea langsung masuk dan berlari ke belakang mencari ibunya, bibik tersemyum melihat nona mudanya yang tak berubah, selalu ramah dan ceria.
"Mama...." panggil Chelsea dan langsung menghambur wanita paruh baya yang sedang asyik menanam bunga.
"Caca... sayang!" wajah bu Ratna sangat terkejut melihat putrinya ada di hadapan nya saat ini, tanpa pemberitahuan. Dia berdiri dan langsung saja Chelsea memeluknya, tak lupa mencium wajah wanita yang sangat dia rindukan.
"Mama.." lirih Chelsea yang tiba tiba menangis.
"Lho, kok nangis?" Bu Ratna berubah panik. Dia melerai pelukan anaknya dan menatap wajahnya.
"Caca sedih, nggak bisa hadir di pernikahan kakak, Hua..." Chelsea kembali ke sifat aslinya manja.
Bu Ratna geleng kepala melihatnya, "Mama pikir ada apa? sudah ayo masuk."
Ratna menarik Chelsea masuk ke rumah setelah melepas sarung tangan dan meletakkan pacul kecil yang dia gunakan tadi.
"Ma.." Chelsea merengek dengan manja.
"Jangan lebay Ca, minggu depan diadakan unduh mantu di rumah kita, setelah kakak mu kembali dari bulan madu."
"Mama mau ngadain pesta?" Caca terkejut, lagi lagi dia tertinggal informasi.
"Kejutan, menyambut pengantin baru kembali, awas ya jangan bocorin sama kakak mu."
"Sip bos!" Caca segera mengangkat tangannya memberi hormat.
Bu Ratna terus berjalan sambil geleng geleng kepala melihat kelakuan anak gadisnya.
"Sudah sana mandi, mama akan siapin makanan"
"Siap Bu boss."
Chelsea segera berlari menaiki tangga menuju kamar yang sudah lama dia tinggalkan.
Saat membuka pintu, Chelsea tersemyum lebar, kamar yang sangat dia rindukan, semua masih sama, tertata rapi dan bersih. Pasti setiap hari dibersihkan oleh bibik, pikirnya.
Chelsea langsung masuk dan membaringkan tubuhnya di kasur, bayangan wajah Al melintas, dia tersenyum. Cowok yang dingin, cuek, nyebelin tapi ngangenin batinnya.
Tak butuh waktu lama, Chelsea bangkit, gadis itu teringat akan hadiah yang sudah dia siapkan untuk kakak iparnya. Chelsea berjalan menuju koper yang di letakkan bibi di sudut kamarnya.
Seketika dia tersadar, mengapa koperku berubah warnanya? sepertinya aku belum lupa jika koper yang aku bawa berwarna biru kesayangan aku, kenapa warnanya jadi hitam begini, pikirnya.
Chelsea mendekat dan membuka koper tersebut, matanya membola sempurna. Isi koper sesuai dengan dugaannya, ini bukan koper miliknya, lagi dia membulatkan matanya sempurna bahkan mulutnya ikut menganga. Refleks dia menutupnya dengan telapak tangannya.
"Ini koper om ganteng," seketika senyum terbit di bibirnya.
"Aku bisa ketemu lagi dengannya, yes! kali ini aku akan membuatmu terpana dan jatuh cinta padaku, om' ucapnya pelan.
Chelsea langsung membuka koper tersebut, dia mencari sesuatu yang bisa di jadikan petunjuk, tapi tidak ada. Hingga di bagian paling bawah tanpa sengaja dia memegang sebuah map, pelan dia membukanya.
ini pasti milik om ganteng itu,
Chelsea membaca isinya, ini kontrak kerjasama dan disini jelas tertulis Gibran Al Habsi, "berati om ganteng itu namanya Gibran. Om Gi, Uh.. nama yang keren untuk orang yang keren.'"
Lagi dia membaca dengan teliti, tidak ada nomor ponsel yang bisa dia temukan, senyum sumringah yang awalnya merekah kini layu dan berubah masam.
Chelsea meletakkan kembali map tersebut dan menutup kopernya. Dengan langkah gontai dia berjalan menuju kamar mandi.
Selesai mandi Chelsea turun dan makan bersama mamanya. Setelah itu dia ijin untuk bertemu dengan Ririn sahabatnya. Chelsea sudah mengiriminya pesan untuk bertemu di kafe Senja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Al sudah berdiri di depan rumah neneknya, rumah keluarga besar Zein. Setelah memantapkan hati, Al berjalan masuk. Satpam di depan sempat terkejut, namun mereka mempersilahkan tuan mudanya untuk masuk.
Al menekan bel, pintu terbuka dan alangkah terkejutnya dia mendapati Zahra yang membuka pintu.
Lama keduanya terdiam, Zahra sungguh tak percaya dengan apa yang dia lihat di depan matanya, benarkah penglihatannya ini? Zahra tak berkedip, Dia takut jika dia berkedip bayangan di depan matanya akan menghilang.
"Ma-ma" terdengar lirih dan nyaris tak bersuara.
Al langsung terduduk lemas di hadapan wanita yang sangat dia rindukan selama ini. Wanita yang paling dia cintai, cinta pertama di dalam hidupnya. Al meraih tangan mamanya dan menggenggam tangan hangat itu, tangan yang dulu selalu mengusap dan membelainya dengan penuh cinta.
Zahra mampu merasakan kehangatan tangan sang putra, hangat sama seperti biasanya. Setetes air mata jatuh membasahi wajah Zahra, kini dia sadar ini bukan mimpinya.
Zahra bisa merasakan bahu putranya yang berguncang menahan isakannya. "Mama, maafin Al," lirih dan penuh penyesalan.
Zahra tak bisa menahan cairan bening yang sejak tadi menggenangi matanya,mengalir deras seperti hujan yang membasahi bumi. Di dalam hatinya dia tak putus mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, akhirnya Allah menjawab doanya, kini putranya telah kembali. Pria yang sangat dia rindukan dalam diam, dan selalu dia doakan dimanapun dia berada.
Zahra mengusap lembut kepala putra sulungnya itu, perlahan dia menarik tubuh yang bersimpuh di hadapannya itu dan memeluknya.
Al memeluk erat tubuh wanita yang sangat dia rindukan itu. Begitu sebaliknya Zahra juga mendekap erat putra yang telah lama dia rindukan dan yang selalu dia sebutkan di dalam doanya.
"Siapa Ma, kok lama ba-nget?" kalimat mika terputus melihat pria yang memeluk ibunya. Haru dan rindu terpancar jelas di wajahnya.
"Kak Al," ucapnya pelan.
Al melerai pelukannya dan menoleh, dia langsung mendekat dan memeluk adiknya, "Maafin kakak mika, gara-gara keegoisan kakak, kamu menjadi korban." ucap Al dengan penuh penyesalan.
"Duduk dulu kak," mika mengajaknya duduk.
"Bik, buatin minum ya!"
"Maafin kakak mika, kakak menghancurkan hidup kamu, kakak memang egois dan pengecut." ucap Al lagi.
"Sudahlah kak, aku tidak apa apa, kakak bisa lihat kan, aku baik baik saja. Mas Haikal juga sangat baik dan sayang padaku."
"Maafin kakak, " lagi Al memohon dengan penuh penyesalan. Dibalas anggukan dan senyum kecil dari bibir Mikayla, namun tulus dan ikhlas.
"Ma, nenek mana?" Al teringat tujuannya datang ke tempat ini.
"Nenek ada di dalam kamar, siapa yang memberi tahu munenek sakit?" Zahra bertanya dengan lembut.
Dia sudah memaafkan semua kesalahan putranya dan menerimanya dengan lapang dada. Zahra selalu menganggap apa yang terjadi sudah takdir Allah.
"Aku yang memberitahu kakak, Ma! nenek terus memanggil nama kakak, aku tidak tega." lirihnya.
"kamu ingin bertemu nenek? ayo!" ucap Zahra berdiri dan berjalan menuju kamar, diikuti Al dari belakang.
Gimana pertemuan Al dengan nenek?
Apakah dia bertemu dengan Zein?
tunggu di chapter selanjutnya,
Jika likenya banyak, mamie up dua episode perhari.
Tinggalkan jejak dengan like, vote dan poin seikhlasnya. Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Tiah Sutiah
semoga papa zien mau memaap kan al
2022-03-12
3
BirVie 💖🌈☁️
mewek dong jadi Zahra😢
Al minta maaf lah dg keluarga mu...
2022-01-08
3
BirVie 💖🌈☁️
udah happy
2022-01-08
0