...Babak Baru...
Hujan turun nampak terlihat pepohonan dan daun yang tersemat sembari menguraikan sang waktu yang membuat ku merasa haru dan biru meski begitu aku bahagia kala hujan turun dimana aku bisa merasakan kebahagiaan yang berbeda, andai saja ibuku masih hidup mungkin keadaan ku tak seperti ini.
Aku tak bisa berkata-kata, apa yang bisa aku bicarakan langit saja terdiam namun tak jua aku berharap bila saatnya tiba apa mungkin semua akan berubah. Hitam bukan putih dan ini juga mungkin bukan karena dia, siapa dia? Seseorang yang hadir di kesunyian malam, seseorang yang selalu mengganggu tidurku. Aku hanya tak mampu berkeluh kesah, aku juga tak mampu berkata-kata. Aku hanya diam seribu bahasa, mungkin saja Tuhan tahu apa yang aku rasakan tapi aku hanya bisa diam dan mencoba menutupi semuanya.
Maafkan aku yang tak pernah bisa memilih dan juga bukan seorang pemilih, hanya saja aku bukan seseorang yang pantas untuk menjadi seorang pemeran utama dalam sebuah kisah cinta, bahkan dalam kisah nyata. Cinta itu terkadang membuat aku merasa bahwa aku hanya seseorang yang cuma bisa menjadi salah satu diantara kisah cinta, maafkan aku yang terlalu egois dan tak mampu untuk menjauh dari kenyataan. Namun aku bisa apa, ketika aku menyimpan hanya saja aku cuma punya rasa dan biarkan aku tetap menyimpannya.
***
Satu putaran ku lewati dengan orang yang sama, namun di satu putaran lagi aku lewati bersama orang yang berbeda, aku hanya menyesal sudah memilih orang yang salah dan saat itu seketika aku mencoba menghindar dari masa lalu yang menyakitkanku.
Sedih boleh tapi jangan sampai kehilangan arah dan juga harapan, yakin saja sedih yang kita alami saat ini pasti akan berubah menjadi kebahagiaan suatu hari nanti.
Dwi Arya Dhika: biasa dipanggil Arya
Cowok cool tetapi juga lucu namun sikapnya yang nyebelin terkadang malah membuat semua teman-temannya menjauhinya, meski begitu dalam hal pelajaran matematika dia yang nomor satu walaupun sebenarnya dia sedikit pandai tapi dia agak lugu dan polos. Padahal tampangnya keren tetapi jiwanya yang polos malah membuat dia terlihat manis, aku sebenarnya tidak terlalu akrab dengan dia tapi karna peristiwa waktu itu saat kami hendak ke sekolah dan hampir kehujanan, dia malah satu payung dengan ku. Entah kenapa kejadian itu malah membuat aku awkward banget, tapi itu kenangan yang lucu juga sih.
Adrian Martadinata: biasa di panggil Rian
Sejak dia berpacaran dengan Ara dia selalu saja berantem padahal mereka berdua terlihat sangat cocok tapi mereka selalu bertengkar, ditambah lagi Ara selalu saja curhat sama aku. Kuping aku jadi capek dengerin dia tapi ya karna dia teman aku jadi mau apa lagi, demi sahabat. Sedangkan Rian tipe cowok yang konyol terkadang dia suka mencari perhatian sama cewek-cewek padahal dia sudah punya pacar. Meski sifatnya yang kekanak-kanakan tetapi dia termasuk cowok yang ganteng tingginya saja 170cm dan dia juga termasuk salah satu anggota tim basket di sekolah, berkat Rian CS tim basket sekolah kita akan masuk ke tim nasional basket.
Keiziara Cynthia Bella: atau yang akrab di panggil Ara
Cewek cantik blasteran yang sangat terkenal dan populer di sekolah bukan hanya sebagai cewek yang cantik tetapi dia juga termasuk salah satu anggota Cheerleaders yang terkenal bukan hanya karena postur tubuhnya yang tinggi semampai tetapi dia dia juga mempunyai visual yang cantik maka dari itu banyak sekali cowok-cowok yang dekat dengannya, entah kenapa dia sekarang jadi dekat dengan ku dan sering curhat tentang pacarnya yaitu Rian.
Bianca Raisa Andriana biasa di panggil Raisa entah kenapa dalam cerita ini aku dinobatkan sebagai pemeran utamanya padahal dalam cerita ini aku hanya berada di tengah-tengah cerita, gak banyak sih yang aku ceritakan tapi di setiap cerita aku lebih banyak sebagai pencerita. Aku bukan siapa-siapa bukan pupa seorang produser atau sang pembuat naskah cerita, kalau saja aku sang pembuat cerita aku juga tak mau dengan cerita yang menyedihkan ini. Tapi mau bagaimana lagi semuanya memang ada disini, aku anak pertama dan satu-satunya di keluarga ku.
"Aku cuma bisa berharap namun semua hanya sebuah harapan" Ujarnya
Sudah beberapa tahun berlalu, diikuti dengan perubahan yang juga terus terjadi pada diriku. Gak banyak yang berubah masih sama seperti dahulu. Aku Arya masih dengan sosok yang sama, sosok laki-laki yang gak pernah bisa mencoba buat berbicara cuma bisa menutup-nutupi perasaan dan memendamnya dalam hati. Dan sementara itu, dengan beranjaknya waktu, satu demi satu hari berganti dan merubahku untuk menjadi seorang cowok yang bisa berani dan mencoba untuk tidak egois lagi. Namun kala itu, takdirpun terjadi dan tiba-tiba aku bertemu lagi dengan sosok gadis yang aku cintai yang tak lain dan tak bukan ialah Raisa.
Kejadiannya hampir sama seperti saat pertama kali kita bertemu, saat di halte dan kondisinya hujan lebat.
"Mana sih payung, perasaan gue bawa deh!" Ujarku sembari mencari payung yang biasanya aku bawa di tasku
Kala itu cuacanya sangat gelap dan juga mendung, hujan turun sangat lebat maklum sudah mau masuk akhir tahun pasti di Jakarta langganan hujan dan juga banjir. Btw sekarang aku tinggal di Jakarta dan sudah tidak tinggal di Bandung lagi lantaran aku di pindah tugaskan di Jakarta, sekarang aku menjadi salah satu karyawan BUMN dan aku bersyukur karena aku bisa bekerja di kota besar yaitu Jakarta, selain aku bekerja aku juga menyelesaikan studiku yaitu S1 di salah satu Universitas ternama di Jakarta.
"Eh Arya ngapain Lo?" Tanya temanku Joni yang merupakan salah satu karyawan di perusahaan tempat ku bekerja juga
"Ini gue lagi nyari payung!" Ujarku
"Repot banget!" Ujarnya
"Iya nih!" Jawabku
"Yaudah bareng gue aja!" Jawabnya sembari mengajakku ke mobilnya
"Enggak usah, gue naik angkot ajah!" Ujarku
Kebetulan saat itu mobilku sedang ada di bengkel.
"Gak apa, ayo!" Ungkapnya sekali lagi
"Hmm, gak usah Lo pulang aja duluan. Nanti istri Lo nungguin Lo dirumah!" Ujarku
Joni memang seumuran denganku tetapi dia sudah lebih dahulu menikah dan juga telah memiliki seorang anak.
"Owh ywdh gue balik duluan ya!" Ujarnya sembari masuk ke mobilnya
"Iya!" Jawabku sembari menengok ke arahnya
Nampaknya aku sudah hampir basah kuyup, dan tak ku lihat pula bis yang menuju ke arah rumahku.
"Gimana nih?" Tanyaku sembari menengok ke arah jam tanganku yang ternyata menunjukkan pukul jam setengah enam sore
"Haduh udah hampir Maghrib, gimana nih?" Ujarku dalam benakku
Dan tiba-tiba ada suara handphone berdering, ringtonenya hampir mirip kayak suara handphone aku. Tapi saat aku cari ke dalam tasku ternyata bukan handphone aku yang berbunyi, saat itu aku melihat seorang perempuan yang sedang mengangkat telepon suaranya kayak tak asing lagi, tapi siapa dia?.
"I..ia ma, nanti aku pulang ntar dulu ini lagi nungguin hujan" ujarnya sembari menelpon
"Suara itu...?" Ujarku sembari menengok ke samping
"Dia?" Ujarku sembari merasa tak percaya dengan apa yang aku lihat
Wajahnya masih tak berubah masih manis seperti dahulu, dia masih terlihat polos dan lugu meski dia menggunakan stelan blezer hitam dan juga rok serta dengan riasan di wajahnya.
"Dia, seperti...." Ujarku sembari melihat gadis itu di kejauhan sampai-sampai aku tak sadarkan diri karena aku hampir saja tersiram air got di aspal ketika bis tiba-tiba menghampiri di depanku
Saat itu dia menaiki bis yang juga sama denganku, aku hanya terdiam dan kemudian aku teringat dan saat itu aku beranjak dan menaiki bis yang aku tumpangi. Aku merasa bahagia karena bisa berdekatan lagi dengan sosok gadis impianku, yang telah lama tak bertemu. Namun apa dia tak mengingatku?.
"Permisi!" Ujarnya sembari berdiri di sampingku karena saat itu kondisi bis yang aku tumpangi sangat ramai
"I..ia" jawabku gagap tak karuan
Apa benar dia Raisa, tapi mengapa dia tak mengenali aku?. Apa yang terjadi padanya?.
Perjumpaan aku dengan dirinya membuat aku mengenang masa-masa indahku kalaku bersamanya, namun apa yang terjadi kenapa dia tak mengenalku? Apa banyak hal yang berubah dari diriku? Padahal kita berdiri di tempat yang sama dan saling berhadapan. Bahkan kala sopir bis mengerem mendadak dan dia hampir terjatuh, aku mencoba untuk memegang tangannya supaya dia tak terjatuh.
"Aduh" ucapnya sembari menengok ke arahku dia jatuh tepat di dadaku dan kita saling bertatapan tetapi...
"Maaf mas!" Ujarnya sembari meminta maaf pada diriku
"Owh iya mba!" Jawabku, ada apa ini? Kenapa dia? Apa dia bukan Raisa? Tapi wajahnya sangat mirip.
"Mba.."
Kala aku hendak bertanya padanya kemudian dia malah berhenti di dekat perempatan jalan.
"Kiri Bang!" Ujarnya terburu-buru
"Sepertinya bukan dia" ujarku dalam benakku
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments