Bab 2

...Bukan Dia...

Perjumpaan aku dengan dirinya membuat aku mengenang masa-masa indahku kalaku bersamanya, namun apa yang terjadi kenapa dia tak mengenalku? Apa banyak hal yang berubah dari diriku? Padahal kita berdiri di tempat yang sama dan saling berhadapan. Bahkan kala sopir bis mengerem mendadak dan dia hampir terjatuh, aku mencoba untuk memegang tangannya supaya dia tak terjatuh.

"Aduh" ucapnya sembari menengok ke arahku dia jatuh tepat di dadaku dan kita saling bertatapan tetapi...

"Maaf mas!" Ujarnya sembari meminta maaf pada diriku

"Owh iya mba!" Jawabku, ada apa ini? Kenapa dia? Apa dia bukan Raisa? Tapi wajahnya sangat mirip.

"Mba.."

Kala aku hendak bertanya padanya kemudian dia malah berhenti di dekat perempatan jalan.

"Kiri Bang!" Ujarnya terburu-buru

"Sepertinya bukan dia" ujarku dalam benakku

***

Teori konspirasi bermula saat rembulan bertemu dengan malam, kemudian mereka menyapa dibalik kejauhan sembari menunggu sang fajar datang meski sebenarnya waktu fajar menyingsing itu sangat lama dan juga menyita waktu, kemudian rembulan terpaksa untuk menunggu datangnya matahari namun ketika fajar menyingsing, rembulan redup dan tak mampu menyapa matahari. Kisahnya hampir sama kayak kamu dan aku yang gak mungkin bisa bertemu karna banyaknya halangan dan juga rintangan, ditambah dengan kalkulasi waktu dimana fakta menyatakan bahwa rembulan dan matahari itu berbeda, matahari hanya ada saat pagi dan juga siang sedankan rembulan hanya ada dimalam hari. Sama kayak aku dan kamu yang gak mungkin bersatu karena kamu ya kamu sedangkan aku hanya seseorang yang menunggu di balik kejauhan sambil berkata "sudahlah, kamu mungkin sudah dengan yang lain" aku cuma bisa apa? Aku cuma seseorang yang membungkukkan badanku sambil bertahan dan gak sanggup buat berdiri kembali meski aku terjatuh.

Hanya diam yang merawat asa, dan hanya pelik yang melawan kerinduan karena hati ini mungkin bukan milik kamu dan aku juga bukan seseorang yang pantas buat kamu, terimakasih sudah kasih kenangan terindah meski kita cuma dua orang yang gak suka saling menyapa. Alam terkadang menyapaku dengan sapuan musim yang dibalut dengan langit yang tersenyum manis kepadaku, bak melodi musim semi terkadang ia merayuku dengan alunan melodi dan nada yang terlukis dengan merdu. Namun aku tak sadar, aku hanya bergeming tak sadarkan diri, renungku sambil mengelus dada "semoga aku dapat melihat mentari esok pagi" kemudian saat aku terbangun diantara sepi dengan pikiranku yang melayang aku selalu mengutuk diriku karena aku tak mampu mengubah alur perjalanan hidupku.

Aku barusadar bahwa cinta itu terkadang menyiksamu, dengan rayuan manja ia datang kemudian ia pergi kembali seperti kupu-kupu yang merayu sebuah bunga kemudian ia memetik sebuah kenangan dibalik keindahan. Aku bersyukur meski begitu aku juga tak semudah itu merangkai kata, aku terbiasa berpura-pura tersenyum meski sebenarnya aku membohongi diriku dengan sejuta ada yang ku coba untuk ku hindari. Dibalik kejauhan aku memilih untuk tetap setia sendiri dengan mencoba mengubur setiap kenangan yang pernah aku alami dalam-dalam, meski aku bukanlah seseorang yang sekuat itu untuk bisa tetap berdiri bertahan. Dalam keheningan malam aku berbisik dan berkisah kepada rembulan "sepi, aku tak ingin sendiri. Setiap permasalahan terjadi dan menghampiri aku terus-menerus seperti sebuah metamorfosis yang sempurna, padahal khayalku tak sejalan dengan kenyataan" dalam hati aku hanya bisa mengutuk diriku sendiri meski aku sadar aku cuma orang bodoh yang penakut dan juga selalu menghindar.

"Apa bedanya aku dengan sebuah rintik hujan, ia datang dengan tetesan kemudian pergi menggenangi dengan sebuah sapaan yang tak lain dan tak bukan hanya menyisakan luka"

Kamu begitu berarti dan istimewa dihati selamanya rasa ini, tak mungkin terganti. Aku hanya terdiam diam seribu bahasa, namun kamu datang dan pergi menyisakan luka di dada. "Jangan hanya terdiam dan bersikap seolah hanya kamu yang tersakiti aku juga"

Jangan berbisik, bunyinya di langit hening terdengar langkah kaki seseorang berjalan. Aku menengok ke arah kanan dan kiri ku, seperti ada seseorang yang memperhatikan diriku hanya saja aku mencoba untuk berpura-pura tak tahu.

Jarak terkadang membuatnya menjadi asing, membuat seseorang tak percaya akan kekuatan cinta. Silangit yang sama kamu berada, namun belum kamu temukan satu sosok pilihan-Nya.

Bagiku hidup hanya selalu hitam dan putih, kebahagiaan akan selalu berbanding lurus dengan kesedihan. Kita hanya menunggu waktunya bergiliran bukan?

Begitupun dengan kesunyian.

Hari ini terasa ramai, mungkin esok kita akan berdialog lagi dengan kesendirian.

Meski dalam keramaian aku masih merasa kesepian, entah kenapa sunyi sepi ku rasa tanpa seseorang yang bisa menemani ku di kesendirian ini, tak terasa sudah semakin jauh aku berjalan sendiri. Egois ku rasa bila aku mengeluh saja tanpa mau berusaha, entah kenapa goresan pena ku sampai pada titik kosong dimana tinta hitam yang ku tulis diatas kertas putih ternyata telah habis, setiap yang ku tulis sesuai dengan perjalanan hidup dimana hati menangis menjerit menceritakan setiap perjalanan hati yang lirih, meski sang waktu berbicara dengan nada yang lirih sambil di temani sang piano yang terus berbunyi dengan merdunya seperti melodi sendu yang menohok hati. Jarum jam terus berdetak kencang ke arah sumbu yang tak terbatas dengan penuh ke haluan aku terus bertanya kepada diriku sendiri, hari ini apakah akan lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya atau malah akan memberikan aku kesibukan uang sebenarnya membawaku pada rasa takut untuk memulai perubahan.

"Sepertinya aku mengenal gadis itu?" Ujarku dalam hati

"Bukan kah itu Raisa?" Ungkapku

Ehmm.

Sebenarnya aku tak enak hati jika diam saja tanpa menegurnya, tapi aku tak berdaya karena aku melihat dia juga menengok ke arah ku lalu sambil tersenyum manis di depan ku.

"Apa aku tak salah lihat?, Sepertinya ia melihat ke arah ku dan tersenyum manis" ujarku luluh

"Eh, kamu kayaknya aku kenal deh?" Ujar Raisa sembari berfikir mengingat wajah Arya yang polos dan lugu

"Kamu bukannya Arya?" Tanyanya

"Iya, hmmm kamu?" Sebenarnya aku kenal siapa dia tapi aku pura-pura tak kenal karena aku malu lagi pula aku jadi ke-GR-an ngeliat senyuman manisnya

"Aku Raisa, masa kamu lupa sih sama aku?" Ungkap Raisa sambil tersenyum manis

"Owh iya, aku baru ingat" ucapku polos

"Kamu lucu deh" ujar Raisa sambil tertawa

"Senyuman kamu manis" ujar Arya

Kemudian Raisa tersipu malu.

"Kenapa jadi awkward moment gini padahal kita lagi ngobrol tapi kok canggung banget" ujar Raisa dalam hati

"Ehmmm" Arya pura-pura batuk

"Owh btw, kamu bawa payung Sa?" Tanya ku mencairkan suasana

"Owh aku bawa kok" jawabnya

"Aku boleh bareng gak?" Tanya ku

"Owh iya bareng aja yuk!" Jawab Raisa sambil mengambil payung

Dan akhirnya Arya dan Raisa masuk ke gerbang sekolah sambil memegang payung berduaan

"Haduh kenapa jantungku" ujar Arya dari hatinya

Kembali nada berirama dengan merdu sayup terdengar gemericik hujan yang turun tetes demi tetes, aku baru teringat ini awal bulan November di mana setiap akhir tahun pasti musim penghujan, aku sampai lupa membawa payung padahal kereta sudah hampir tiba di stasiun.

"Bagaimana ini nanti aku kehujanan dan basah kuyup" ucap ku dalam hati

Sembari menunggu kereta tiba di stasiun, nampak ku lihat teman sekelas ku Raisa.

"Entah kenapa, apa yang aku rasakan dan aku alami, tubuhku kaku dan gemetar, tak bisa berbicara..." Ujar Arya

"Dia kenapa ya?" Ujar Raisa dalam hati

"Eh ini kenapa si Arya jadi...." Ujar Raisa sambil mereka berdua tak sengaja menyentuh tangan masing-masing

"Maaf" ujar Arya

Kemudian sampai di kelas mereka berdua tak mengobrol lagi.

Suatu perjalanan hidup saat kamu mencoba melupakan setiap masa lalu yang udah terjadi tapi yang kamu alami adalah saat kamu melihat sosok orang yang ada di depan mata kamu ternyata tak lain dan tak bukan adalah sosok orang yang berbeda dari yang kamu kenal.

Aku bukan pilihan, tapi aku juga tak sanggup untuk memilih. Rasanya ini tak adil bagiku, namun juga melewati setiap batas dalam hidupku. Aku yang berusaha untuk melupakan setiap hal yang ada dalam hidupku, aku yang hanya bisa mencoba untuk melupakan setiap masalah dalam hidupku.

***

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!