...Menyimpan Rasa Season 2...
Entah kenapa tiba-tiba aku terlibat dalam sebuah ikatan pernikahan dengan seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan sudah aku anggap sebagai kakak aku sendiri yaitu kakak Yudha, padahal sebenarnya aku masih menyimpan rasa terhadap temanku yaitu Arya, namun apa boleh buat semua telah terjadi dan itu pula yang membuat aku depresi dan tak tahu harus bagaimana menghadapi semuanya.
Kemudian di suatu ketika seseorang di dalam masa laluku hadir kembali, dan kemudian membawaku kepada kenyataan bahwa aku tidak mencintai laki-laki yang di jodohkan orang tua ku padaku. Lalu aku harus bagaimana ketika aku harus menghadapi dia yang tak ku cinta sementara dia sudah menjadi suamiku.
Dia hanya terdiam tapi bukan berarti dia menutup-nutupi semuanya, dia hanya berusaha untuk tidak melakukan sesuatu hal yang terlihat bodoh, apalagi di tambah dengan ayahnya yang kurang perduli padanya.
"Apa artinya aku dimatanya!" Ujarnya yang hampir meneteskan air matanya
"Cowok itu siapa ya?" Ujarku
"Hei kamu!" Panggilku
Nengok kanan kiri...
"Cewek itu kenapa sih?" Ujarnya dalam benaknya
"Iya kamu!" Ujarku kembali seraya sambil mendekati cowok tersebut
Pertemuan yang unik, namun kemudian mengubah segalanya...
Rasa yang kita anggap pergi ternyata masih ada, cuma ada kata antara aku dan juga dia, fotonya saja masih ku simpan tetapi tidak ku pajang hanya ku taru di lemariku dan ku letakkan di bagian paling dalam, itu pun jarang sekali aku sentuh. Dia memang berbeda bukan seperti Raisa yang ku kenal dahulu, hanya tinggi badannya saja yang masih sama, orang bilang kalau cinta apapun bisa terjadi tapi ini berbeda cuma sebuah rasa yang tiba-tiba nempel kemudian dia pergi entah kemana. Kayak Dejavu dia ilang terus datang dia pergi kemudian kembali, sebuah rasa yang tersimpan dengan penuh kehangatan kasih sayang tetapi banyak hal pula yang membuat itu istimewa.
***
Teori konspirasi bermula saat rembulan bertemu dengan malam, kemudian mereka menyapa dibalik kejauhan sembari menunggu sang fajar datang meski sebenarnya waktu fajar menyingsing itu sangat lama dan juga menyita waktu, kemudian rembulan terpaksa untuk menunggu datangnya matahari namun ketika fajar menyingsing, rembulan redup dan tak mampu menyapa matahari. Kisahnya hampir sama kayak kamu dan aku yang gak mungkin bisa bertemu karna banyaknya halangan dan juga rintangan, ditambah dengan kalkulasi waktu dimana fakta menyatakan bahwa rembulan dan matahari itu berbeda, matahari hanya ada saat pagi dan juga siang sedankan rembulan hanya ada dimalam hari. Sama kayak aku dan kamu yang gak mungkin bersatu karena kamu ya kamu sedangkan aku hanya seseorang yang menunggu di balik kejauhan sambil berkata "sudahlah, kamu mungkin sudah dengan yang lain" aku cuma bisa apa? Aku cuma seseorang yang membungkukkan badanku sambil bertahan dan gak sanggup buat berdiri kembali meski aku terjatuh.
Hanya diam yang merawat asa, dan hanya pelik yang melawan kerinduan karena hati ini mungkin bukan milik kamu dan aku juga bukan seseorang yang pantas buat kamu, terimakasih sudah kasih kenangan terindah meski kita cuma dua orang yang gak suka saling menyapa. Alam terkadang menyapaku dengan sapuan musim yang dibalut dengan langit yang tersenyum manis kepadaku, bak melodi musim semi terkadang ia merayuku dengan alunan melodi dan nada yang terlukis dengan merdu. Namun aku tak sadar, aku hanya bergeming tak sadarkan diri, renungku sambil mengelus dada "semoga aku dapat melihat mentari esok pagi" kemudian saat aku terbangun diantara sepi dengan pikiranku yang melayang aku selalu mengutuk diriku karena aku tak mampu mengubah alur perjalanan hidupku.
Aku barusadar bahwa cinta itu terkadang menyiksamu, dengan rayuan manja ia datang kemudian ia pergi kembali seperti kupu-kupu yang merayu sebuah bunga kemudian ia memetik sebuah kenangan dibalik keindahan. Aku bersyukur meski begitu aku juga tak semudah itu merangkai kata, aku terbiasa berpura-pura tersenyum meski sebenarnya aku membohongi diriku dengan sejuta ada yang ku coba untuk ku hindari. Dibalik kejauhan aku memilih untuk tetap setia sendiri dengan mencoba mengubur setiap kenangan yang pernah aku alami dalam-dalam, meski aku bukanlah seseorang yang sekuat itu untuk bisa tetap berdiri bertahan. Dalam keheningan malam aku berbisik dan berkisah kepada rembulan "sepi, aku tak ingin sendiri. Setiap permasalahan terjadi dan menghampiri aku terus-menerus seperti sebuah metamorfosis yang sempurna, padahal khayalku tak sejalan dengan kenyataan" dalam hati aku hanya bisa mengutuk diriku sendiri meski aku sadar aku cuma orang bodoh yang penakut dan juga selalu menghindar.
"Apa bedanya aku dengan sebuah rintik hujan, ia datang dengan tetesan kemudian pergi menggenangi dengan sebuah sapaan yang tak lain dan tak bukan hanya menyisakan luka"
Kamu begitu berarti dan istimewa dihati selamanya rasa ini, tak mungkin terganti. Aku hanya terdiam diam seribu bahasa, namun kamu datang dan pergi menyisakan luka di dada. "Jangan hanya terdiam dan bersikap seolah hanya kamu yang tersakiti aku juga"
"Memangnya kamu anggap aku apa?" Ujarnya
"Apa aku cuma seseorang yang tiba-tiba hadir dan kemudian pergi meninggalkan kenangan?" Ujarnya lagi tegas sembari menggenggam tanganku
Jerit tangisnya terdengar meski sebenarnya dia sama sekali tak terlihat mengeluarkan air matanya di pipinya.
"Gersang langit sepertinya tak mendukung kita" ucapnya kembali sembari mencoba memegang tangan ku seraya tak ingin melepaskannya
"Hentikan!!" Ucapku sembari mencoba melepaskan tangannya
"Kamu kenapa sih?" Tanyanya kembali
Kemudian aku bersikeras untuk pergi meninggalkannya...
Tak ku sangka dia bisa berbuat seperti itu...
Di balik kejauhan aku melihat kak Yudha dan juga Arya berkelahi, aku memang tak begitu melihat karena saat itu aku belum tiba di tempat itu.
"Udah gue bilang jauhin Raisa!" Ujarnya
"Apa hak Lo, nyuruh gue begitu" jawabnya
"Raisa milik gue!" Ujarnya
"Maksud Lo? Apa gue gak salah dengar?" Jawabnya sambil mengeluh dan kemudian memarahinya
Arya pun tersulut emosi dan kemudian mendorong dan menjatuhkan kak Yudha dengan bogem mentah ditangannya, yang kemudian di tambah dengan pukulan kak Yudha yang kemudian membuat Arya babak belur. Pertengkaran dan perkelahian tak mungkin dihindari mereka bak jagoan yang saling menyerang satu sama lain, hingga kemudian aku datang di tengah-tengah perkelahian antara mereka berdua.
"STOP!!" Ujarku
"Aku bilang berhenti!!" Ujarku sembari meneteskan air mata
"Kalian kayak anak kecil tau gak!" Ujarku sembari mencoba menengahkan mereka, namun mereka tak mendengar ku mereka tetap berkelahi sampai akhirnya aku terjatuh
"RAISA!" Ujar mereka berdua
Aku cuma menangis dan tak kuasa menahan jerit tangis ku, aku bukan barang yang begitu saja kalian perebutkan aku hanya manusia biasa.
"Berhenti aku bisa bangun sendiri!" Ujarku
"Raisa!!" Ujarnya sembari mencoba menggenggam tangan ku
"Jangan pegang dia!" Ujar Arya
Kemudian tangan Arya juga memegang tanganku
Akhirnya mereka saling menggenggam tanganku, namun aku tak kuasa menahan tangis air mataku.
Ketika kamu dihadapkan dalam dua pilihan dan kamu tak tahu harus memilih yang mana?. Sosok cowok yang kamu cintai namun tak bisa kamu miliki atau sosok cowok yang tidak kamu cintai namun selalu mencoba untuk mengubah hati kamu. Seandainya diantara salah satunya bisa membuat aku bahagia, mungkin semua peristiwa dalam hidupku ini tak terjadi seperti ini.
Ini kisah ku...
"Gak biasanya, seperti ada sesuatu yang aneh" ujarku dalam kalbuku
Hari ini aku berjalan melintasi waktu dengan berjuta harapan dalam benakku...
"Aku berharap semoga Raisa suka sama kado yang aku kasih!" Ujarku
"Arya Lo mau kemana?" Tanya Rian
"Biasa!" Jawabku
"Wes wangi amat!" Ujarnya
"Ia lumayan tadi nemu parfum!" Jawabku
"Wanginya kayak gue kenal, jangan-jangan parfum gue dia pake" ujarnya dalam benaknya
"Udah dulu gue mau satnight dulu ya!" Ujarku
"Okeh bos!" Jawab Rian
Aku tak sadar bahwa saat itu adalah terakhir kali aku bertemu Raisa...
"Sa, aku!" Ujar Kak Yudha
"Mau apalagi sih kak Yudha kemari!" Ujar Raisa
Dia berlinang air mata dan saat itu aku melihatnya tepat di depan rumahnya sedang bersama Yudha, cowok sialan yang paling ku benci. Tega-teganya dia merebut Raisa dari ku saat aku hendak mengutarakan perasaan ku kepadanya.
Saat itu aku mendengar percakapan antara Yudha dan juga Raisa, dan ternyata mereka berdua telah di jodohkan. Saat itu aku terdiam dan aku tak kuat melihat apa yang ada didepan mataku, rasanya hatiku hancur lebur berantakan dan aku menjatuhkan kado yang ingin aku berikan kepada Raisa.
Mungkin saja saat itu aku hanya akan menjadi seseorang yang tak tahu malu, aku hadir di waktu yang salah. Dia bukan milikku dan begitupun aku tak pantas untuk memilikinya, dan saaat aku hendak pulang Raisa melihat aku dan kemudian..
"Arya!" Panggil Raisa dikejauhan
Aku cuma melihat dia di spion motorku, rasanya masam minggu itu akan menjadi malam minggu yang menyedihkan buat aku.
Cinta tak bisa dipaksakan tapi kalau dia memang bukan jodohku lalu aku bisa apa?.
Aku teringat tentang dirinya yang mengajakku untuk mendekat, namun lambat lain dia menjauh, apakah aku terlalu egois jika aku hanya mengharapkan dirinya saja sementara cintanya bukan untuk diriku. Aku selalu memandang wajahnya di kejauhan, aku memang tak terlalu mengingat semua masa-masa itu tetapi saat dia menyatakan itu rasanya aku keluh dan bergetar namun aku sadar dia bukan siapa-siapa bagiku. Andai saja dia tahu meski dalam kejauhan aku akan selalu tetap menjaganya dalam kesendirian dan juga kesedihannya. Tetapi bila dia mengingatku maka dia akan menjadi kembali ke sosoknya yang dahulu namun sementara itu aku merasa tak terlalu suka dengan sifatnya yang dahulu.
Hujan turun nampak terlihat pepohonan dan daun yang tersemat sembari menguraikan sang waktu yang membuat ku merasa haru dan biru meski begitu aku bahagia kala hujan turun dimana aku bisa merasakan kebahagiaan yang berbeda, andai saja ibuku masih hidup mungkin keadaan ku tak seperti ini.
Aku tak bisa berkata-kata, apa yang bisa aku bicarakan langit saja terdiam namun tak jua aku berharap bila saatnya tiba apa mungkin semua akan berubah. Hitam bukan putih dan ini juga mungkin bukan karena dia, siapa dia? Seseorang yang hadir di kesunyian malam, seseorang yang selalu mengganggu tidurku. Aku hanya tak mampu berkeluh kesah, aku juga tak mampu berkata-kata. Aku hanya diam seribu bahasa, mungkin saja Tuhan tahu apa yang aku rasakan tapi aku hanya bisa diam dan mencoba menutupi semuanya.
Maafkan aku yang tak pernah bisa memilih dan juga bukan seorang pemilih, hanya saja aku bukan seseorang yang pantas untuk menjadi seorang pemeran utama dalam sebuah kisah cinta, bahkan dalam kisah nyata. Cinta itu terkadang membuat aku merasa bahwa aku hanya seseorang yang cuma bisa menjadi salah satu diantara kisah cinta, maafkan aku yang terlalu egois dan tak mampu untuk menjauh dari kenyataan. Namun aku bisa apa, ketika aku menyimpan hanya saja aku cuma punya rasa dan biarkan aku tetap menyimpannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments