BAB 5

Jam istirahat sekolah tiba, Maya yang enggan untuk keluar kelas termenung di mejanya. Sambil beberapa kali menyentuh buku pelajaran, Maya berkata dalam hati 'tidak apa, tidak jajan bukanlah hal yang memalukan, lagian di sekolah kan tempat untuk mencari ilmu bukan makanan.' katanya untuk menguatkan diri sendiri.

Saat semua temannya sudah pergi keluar, Maya perlahan meninggalkan kelas dan pergi ke belakang sekolah seperti biasanya. Namun bedanya, kali ini dia tidak melihat Dino disana.

"Ku~ pu kupu yang lucu, ke - mana engkau terbang? hi~ lir mudik mencari, bunga bunga yang kembang~ berayun ayun - pa~ da tangkai yang lemah. Ti~ dakkah sayapmu / merasa lelah?" Maya menyanyikan lagu lagu yang dia pelajari sedari dulu, mungkin di sebut lagu anak anak? dia juga menyanyikan banyak lagu lainnya sambil bermain, dia membuat boneka dari daun singkong, dia cukup mahir dalam hal ini. Jika dia tidak bisa memiliki boneka, maka dia akan membuatnya sendiri. Di rumah juga ada beberapa boneka yang terbuat dari baju bajunya yang sudah tidak bisa di pakai, kain kain di gunting kecil dan di jahit membentuk boneka. Walau bonekanya tidak terlalu bagus, tapi tak apa karena itu hasil karyanya sendiri.

Setelah lelah dengan yang dia lakukan, dia kembali ke dalam kelas, kebetulan sekali bel masuk telah berbunyi, dan pelajaran di mulai kembali.

Maya bukanlah anak yang pintar, tapi dia juga tidak terlalu bodoh, Maya paling bagus nilainya dalam membuat kerajinan karena dia akan sangat sabar membuatnya. Dia juga ahli dalam bidang atletik seperti lari dan lempar turbo.

Namun jangan di tanya, nilai pelajarannya memang lumayan sedikit, setidaknya itu bagus karena dia tidak di bawah KKM.

Sebentar lagi Maya akan melakukan ujian kelulusan, dia belajar cukup rajin. Dia ingin setidaknya punya satu saja pelajaran yang nilainya bagus di ujian kelulusan, karena hanya ada 3 pelajaran yang menentukan nilai untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi.

Maya sangat sadar akan kemampuan dirinya, setidaknya tidak salah baginya karena telah berusaha. Sehingga apapun hasilnya nanti dia tidak akan kecewa pada diri sendiri yang telah menyerah sebelum pertandingan.

Seringkali Maya merasa kesal pada para juara bertahan di kelasnya, mereka seperti hanya bermain dan bermain tapi selalu mendapatkan juara, itulah yang kadang dinamakan usaha tidak bisa mengalahkan talenta.

---

Maya pulang sekolah dengan hati riang, tentu saja setelah suntuk di sekolah dia akan mengembala kambing kambing sambil mencelupkan dirinya kedalam sungai.

Bayangan seperti itu yang terus berputar putar di kepala Maya selama perjalanan pulang.

"assalamualaikum.."

"--"

"Assalamualaikum, ibuk.. mas?"

"--"

"ASSALAMUALAIKUM!!"

"--"

"Oalah tidak ada orang, sudah sampe teriak teriak ga ada yang jawab, harusnya tu bilang kek kalau ga ada orang di rumah."

Gerutunya sambil memasuki rumah.

"Sepi banget, pada kemana ya? biasanya jam segini ibu di rumah deh"

Maya sudah masuk kedalam kamar dan bersiap untuk pergi mengembala kambing kambingnya.

Cuaca di luar cukup terik dan panas, rasanya agak sedikit malas, tapi jika mengingat sungai, itu sangat membuatnya bersemangat.

🌱🌱🌱🌱

Hai hai hai, terimakasih sudah mampir di novelku ya, jangan lupa untuk like komen share dan support aku 😄

Terimakasih ❤️

salam hangat dari micchan untuk semua readers yang sudah menyempatkan waktunya, micchan sayang kalian semua 😍

Terpopuler

Comments

zafira

zafira

semangat kakak💪

2020-07-11

0

sari

sari

c

2020-06-09

0

sari

sari

x

2020-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!