"Ada kak Rohim juga?" Tanya Maya yang baru saja selesai bebersih.
"Iya, Maya habis dari mana?" Tanya Rohim pada Maya.
"Maya tadi setelah selesai bawa kambing ke hutan, ikut ibu buat membeli tempe di atas."
"Oh iya, terus tempenya sudah matang?"
"Ya belum kak, kan baru di bawa hehe, bentar lagi jadi."
Kemudian Maya kembali ke dapur untuk membantu ibunya memasak. Maya tinggal bersama ibu, kakak pertama dan istrinya, serta satu keponakan yang umurnya tidak jauh dengan Maya.
Kakak kedua dan ketiga ikut istrinya, sedang kakak keempat Maya, sedang merantau keluar kota dan sudah setahun lebih tidak pulang. Selain karena jaraknya yang sangat jauh, biaya transportasi juga sangat mahal, bisa bisa uangnya habis di jalan.
Sebenarnya ibu Maya tidak mengizinkan hal tersebut, tetap kakak pertama Maya terus membujuk, bagaimanapun wanita di desa kurang di butuhkan tenaganya. Jika ada yang mengundangnya untuk bekerja, pasti gajinya sangat sedikit, sedangkan tenaga yang di keluarkan sangatlah banyak.
"Ibu?" Tanya Maya sambil membalik gorengan tempe di wajan.
"Kenapa May?"
"Ibu kenapa bengong, bisa bisa tempenya jadi gosong semua."
"Hm .."
"Ibu kenapa, mikirin kak Sri lagi ya?"
"Iya, kapan ya dia pulangnya. Sudah lama sekali dia tidak pulang, ini mungkin sudah dua tahun."
"Ih ibu mah, ini baru setahun lebih dua bulan."
"Oh iya? bukan dua tahun?"
"Ngaco ibu mah, ini sudah selesai Maya bawa ke depan dulu."
"Iya.. Mau setahun sebulan atau bahkan sebulan, rasa rindu tidak bisa di hentikan dengan sendirinya kecuali bertemu, namanya seorang ibu wajar bisa aku selalu rindu dengan anakku yang jauh."
_____
kemudian keluarga kecil itu makan bersama dengan perbincangan yang random, dari masalah pertanian, pengelolaan wisata, bahkan anak tetangga, tentu saja karena mereka lucu.
Setelah malam hari Rohim pulang, Maya dan ibunya sudah tertidur di dalam kamar.
Rumah mereka sederhana, terbuat dari kayu dan berlantai tanah, diterangi cahaya remang remang lampu lima wat warna kuning, tidak lupa dengan televisi tabung hitam putih.
Dengan ekonomi yang sangat sulit ini, tidak heran bahwa Maya hanya sekali membeli tas dan sepatu selama lima tahun sekolahnya, tentu saja tas yang ia gunakan sudah tidak layak pakai, pada akhirnya dia ganti menggunakan kantong plastik. Bahkan untuk sekolah dia tidak memiliki uang saku.
Karena keadaannya yang demikian, seringkali dia di ejek oleh teman temannya.
Saat jam istirahat Maya selalu pergi kebelakang sekolah untuk bersembunyi dan akhirnya bermain di selokan sambil mencari ikan, namun Maya tidak sendirian. Dia memiliki teman laki laki yang juga satu kelas dengannya, sama sama tidak memiliki uang jajan. Tadinya mereka hanya diam dan bermain sendiri sendiri, namun lama lama keduanya menjadi akrab, namanya Dino.
Dino berasal dari desa sebelah, sekolah yang Maya tempati memang menampung anak anak dari berbagai desa di dekatnya. Sekolah di wilayah ini memang sangat sedikit dan jaraknya bisa di bilang lumayan jauh, apalagi tidak di akses oleh kendaraan umum, hanya mengandalkan sepeda saja, itupun kalau mereka mampu secara uang dan tenaga.
Jalannya naik turun, berliku dan tidak beraspal.
🌱🌱🌱🌱
Cerita saat ini bertema tahun 90an, bertempat pedesaan wilayah gunung atau dataran tinggi.
Cerita ini berasal dari kisah nyata dan beberapa bumbu tambahan.
terimakasih telah membaca ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
sari
s
2020-06-05
0
sari
dE
2020-06-05
1
sari
d
2020-06-05
0