Bab 5

**Teruntuk para pembaca, maaf apabila kalian lama menunggu updatean cerita saya 🙏🏻. Mood nulis saya kadang naik turun, kadang pula penyakit malas saya kambuh terlebih saya menulis di dua lapak sekaligus.

Jujur saya mulai malas lanjut cerita saya disini, kenapa? karna sistem kontrak yang mungkin membuat saya rugi banyak. Saya bukan penulis yang di kontak, awal nulis masik fine - fine aja sebelum pembaharuan sistem kontrak di lapak ini. Andai saja saya nggak ikutkan cerita ini lomba, mungkin sudah saya terbitkan 😌 secara cerita saya sudah banyak yang di terbikan oleh para penerbit saya.

Mungkin setelah cerita ini selesai, saya bakal balik lagi ke habitat saya semula. 8,86K pembaca saya menunggu saya kembali untuk mereka. Finally, selamat menikmati, dan jangan lupa vote dan komentar kalian ku tunggu.

Salam hangat,

Baekhyun_G**

*****

Aku menatap langit - langit ruangan kerja Ayahanda kaisar Wei. Sejak insiden kecerobohanku yang membuatku kembali mengulang dari awal, aku masih disini tanpa niat untuk beranjak. Bayangan Bo Qing terus berputar, hal itulah yang membuatku masih betah disini dan melanjutkan hukuman seorang diri.

Sejak beberapa jam yang lalu, putra mahkota Liang pamit untuk istirahat di kediamannya yang ada di istana bagian timur. Mungkin karna hari sebentar lagi beranjak pagi, saudaraku itu memilih pulang dan tidur lebih dulu dikarnakan besok ia harus menghadiri rapat antar para pejabat pemerintahan juga memantau pengadilan setelahnya.

Aku mendesah, kutatap buku salinan tulisan tanganku yang bahkan belum setengah. Suara desahan yang keluar dari bibir mungilku kembali terdengar memenuhi ruangan kerja Ayahanda kaisar Wei yang sepi. Saat ini aku memilih untuk beristirahat sejenak. Selain karna tengkukku yang terasa kaku, juga karna sedari tadi aku terus menguap karna ngantuk.

Wajar saja jika aku sangat mengantuk. Hari mulai beranjak dini hari, dan aku bahkan belum memejamkan mataku barang sejenak hanya karna bayangan pemuda yang begitu ingin kujadikan pegawal pribadi terus terbayang - bayang dalam kepalaku. Membayangkan jika pemuda itu di ambil oleh orang lain membuatku kembali memaksakan diri untuk melanjutkan salinanku.

Aku kembali menegakan tubuhku, mengambil kuas yang kutaruh dalam wadah tinta. Aku kembali mulai menulis dengan penuh kehati-hatian. Kondisiku yang begitu mengantuk membuatku harus sangat hati - hati karna tak ingin membuat kesalahan yang sama dan mengharuskanku kembali mengulang.

Kupaksakan mataku untuk terus terjaga, aku terus menuliskan setiap kata dan kalimat dalam buku peraturan ke dalam buku salinan yang kini mendapat coretan dan goesan indah dari setiap huruf yang menjadi serangkaian kata yang menciptakan sebuah kaliamat yang membuat kepalaku dilanda pusing saat membaca setiap poin peraturan yang ada.

"Demi dewa langit, mengapa harus begitu banyak peraturan seperti ini?" keluhku

"Setiap bawahan dilarang menjalin hubungan gelap. Baik tabib, perawat, prajurit, kasim, dayang, dan pelayan ketahuan menjalin sebuah hubungan gelap, keduanya akan di keluarkan dari istana" aku membaca poin peraturan yang entah keberapa, entah mengapa aku merasa tidak setuju dengan poin peraturan tersebut.

"Apakah menjalin hubungan antara lawan jenis adalah sebuah dosa? mengapa sampai harus dikeluarkan dari istana? apa salah mereka? Hanya karna saling mencintai, mereka harus kehilangan pekerjaan. Bagaimana jika keduanya terlahir dari keluarga rakyat jelata? bagaimana mereka akan makan dan melanjutkan hidup mereka?" Aku terus mengeluarkan gerutuan dan protes ketidak setujuan akan peraturan tersebut sambil mencatat poin peraturan tersebut. Saking seriusnya aku menyalin, aku sampai tak menyadari Ayahanda kaisar Wei berjalan mendekatiku yang masih sibuk berkutat dengan menyalin.

"Mereka harus tetap di keluarkan. Bagaimanapun jika keduanya tinggal, mereka tidak akan fokus dalam pekerjaan mereka. Selain itu sebelum mereka memasuki istana, mereka telah bersumpah untuk mengabdi pada kerajaan dan melepas masa depan mereka seperti menikah dan memiliki keluarga. Jika mereka saling mencintai dan ingin menikah, salah satu dari mereka bisa mengundurkan diri dan pasangannya tetap tinggal untuk bekerja" jawab Ayahanda kaisar Wei yang berhasil mengalihkan pandanganku pada pria paruh baya yang masih terjaga sama sepertiku.

"Ayahanda, apa yang anda lakukan disini?" tanyaku terkejut saat menyadari kehadirannya

"Tentu saja untuk bekerja" balas kaisar Wei

"Sepagi ini?" tanyaku lagi

"Yah sepagi ini. Ayahanda kadang suka bekerja di jam- jam seperti ini sebab tak ada yang mengganggu ataupun mengusik pekerjaan Ayahanda" jawab kaisar Wei yang membuatku mengangguk.

"Ayahanda mengapa harus ada peraturan seperti ini?" tanyaku pada Ayahanda kaisar yang baru saja duduk dikursi kebesarannya.

"Dulu peraturan itu awalnya tidak ada, namun kakek buyut mulai menerapkan peraturan tersebut saat para bawahan banyak yang lebih mementingkan hubungan asmara mereka dari pada pekerjaan. Terlebih lagi banyaknya kasus dayang dan pelayan yang hamil di luar nikah, bahkan melahirkan secara diam - diam di istana hingga menimbulkan kekacauan dan masalah. Alhasil peraturan itupun mulai diterapkan dan di tegaskan hingga kini" jawab Ayahanda kaisar Wei

"Lalu bagaimana jika mereka menolak keluar di istana?" tanyaku untuk kesekian kalinya

"Mereka akan dikeluarkan secara paksa dan tidak terhormat" jawab kaisar Wei dengan sabar

"Apabila ada dayang ataupun pelayan yang ketahuan hamil, ataupun melahirkan diluar nikah lalu pasangannya menolak mengaku menghamili atau mengakui anaknya karna tak ingin dikeluarkan, apa yang akan pengadilan kerajaan lakukan?" tanyaku dengan raut wajah penasaran

"Lan'er mengapa kau begitu tertarik dengan poin peraturan ini?" tanya kaisar Wei balik

"Aku hanya penasaran saja" jawabku

Kaisar Wei mengangguk, ia lalu menjawab "Kami tidak akan langsung mengambil keputusan dengan gegabah. Sebelumnya kami akan memproses kasus tersebut, mencari tahu dan menyelidiki sebelum menjatuhkan hukuman" aku menangguk lalu mengerti.

"Terima kasih atas kemurahan hati Ayahanda menjawab pertanyaanku" kataku lalu kembali melanjutkan salinanku.

Perlahan suasana dalam ruangan kerja Ayahanda dilanda sepi. Hanya ada suara lembaran demi lembaran yang di balik oleh kaisar Wei, juga hanya ada suara goresan dan coretan dari kuas yang ku pegang. Kami dilanda keseriusan dan ketekunan dalam mengerjakan tugas masing - masing hingga tak menyadari waktu terus berlalu dengan cepat hingga tak terasa malam telah berganti pagi.

Kaisar Wei menutup gulungan terakhir yang telah ia baca, ia lalu merenggangkan tangannya keatas seraya melemaskan otot - ototnya yang terasa kaku. Saat ia beranjak bangun dari kursi kebesarannya, ia baru tersadar jika putrinya kini tengah tertidur dengan kepala yang ia taruh di atas permukaan meja.

Kaisar Wei menggeleng, ia menutup buku salinan yang sudah pertengahan. Putri kecilnya itu berhasil mencatat sebagian dari buku peraturan hanya dalam semalam. Kaisar Wei tidak tahu hal apa yang membuat putrinya begitu niat dan nekat mencatat peraturan kerajaan dengan semangat membara. Yang kaisar Wei tahu, putri kecilnya sudah sangat bekerja sangat keras.

Tak ingin membuat putrinya tidur dengan posisi yang tidak nyaman, kaisar Wei lantas mengangkat putrinya dan membawanya kembali ke kediamannya yang ada di pavilium Shan. Sepanjang perjalanan menuju istana bagian barat, banyak pasang mata yang menatap kaisar Wei. Seketika senyum mereka terbit dengan hati mereka yang entah mengapa terasa hangat. Mungkin karna kasih sayang kaisar Wei pada putrinya membuat mereka seakan - akan turut merasakan kehangatan tersebut.

Kaisar Wei pun kini tiba di pavilium Shan, ia lalu menaruh putrinya dengan begitu hati - hati. Setelah membarikan putrinya, ia lalu menyelimutinya hingga menutupi dada. Kaisar Wei mengecup kening putrinya dengan penuh sayang lalu menarik diri dan berkata "Ayahanda tidak tau hal apa yang membuatmu begitu gigih ingin menyelesaikan hukumanmu, tapi Ayahanda begitu kagum dengan semangatmu-, kaisar Wei menjeda seraya tersenyum hangat - selamat tidur putri kecil kami" tambah kaisar Wei sebelum beranjak meninggalkan putrinya yang kini tersenyum dalam tidurnya

.

.

.

.

.

**TBC

Rabu, 29 April 20

29 April 20**

Terpopuler

Comments

Hman Pedang

Hman Pedang

kaisar yang sangat baik, ,,jadi panutan 😊😊

2023-05-19

4

Afifah Nazzmi

Afifah Nazzmi

tetap semangt dong crt y bgs trs GK terlalu panjang crt jd sy TDK merasa bosan

2021-10-13

1

@ladin.

@ladin.

bisa bisanya gua gak fokus baca, baru sadar kalau dia putri kerajaan.. di otak gua dia putri perdana mentri atau putri jendral. 😆😆😆😆

sorry thor.. 😁😁😁

2021-05-01

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!