+++
Arc 1 : The Births of The Ender.
Bab 2 : Erlangga Saputra.
+++
Bandung, Juli 2127.
Tahun ajaran baru dimulai lagi di negeri ini. Banyak anak-anak yang berangkat ke sekolahnya dengan seragam baru mereka. Begitu juga para siswa dari SMA Bintang Nusa ini.
SMA Bintang Nusa adalah bagian dari Yayasan Bintang Nusa. Sebuah yayasan yang memiliki lembaga pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Dan setiap lembaga pendidikan di bawah yayasan ini dianggap sebagai sekolah elit.
Bukan elit karena bayaran tinggi untuk kualitas pendidikan tinggi, apalagi hanya bayarannya yang tinggi tapi kualitasnya tak tinggi.
Yayasan Bintang Nusa menaruh tarif yang tergolong murah untuk biaya pendidikan di zaman ini, untuk fasilitas yang lengkap bahkan di atas rata-rata. Namun, untuk memasuki sekolah yang berada di bawah yayasan ini bukan lah hal yang mudah.
Memiliki kecerdasan yang tinggi atau pun punya banyak prestasi tak menjamin seorang anak bisa bersekolah di bawah yayasan ini. Satu-satunya syarat untuk masuk adalah dengan melakukan wawancara dengan pihak yayasan. Lalu tinggal menunggu hasil apa diterima atau pun ditolak.
Ukuran penerimaan yang dilakukan tidak berdasar pada nilai pelajaran atau barisan prestasi yang telah dicetak seorang anak. Melainkan berdasarkan pada tes psikologi yang dilakukan oleh para ahlinya. Dan ini lah yang memberi sekolah di bawah Yayasan Bintang Nusa mendapatkan predikat elit.
.
.
.
“P-permisi, Kak Putra!”
Ucap ia, seorang siswi tahun pertama SMA Bintang Nusa pada seorang senior lelakinya.
“Ah, ya? Ada apa?” ucap si senior dengan ramah.
“S-sebelumnya perkenalkan, namaku Citra.”
“Ya, ada apa, Citra?”
“A-aku hanya ingin mem-memberikan ini!”
Citra menyerahkan sebuah kotak kecil yang dibungkus layaknya kado ulang tahun lengkap dengan pita pada seniornya itu.
“Ah, begitu? Terima kasih.” Si senior langsung menerimanya dengan nada bicara dan sikapnya yang begitu sopan, membuat Citra semakin salah tingkah.
“S-sama-sama! T-tolong dibuka, ya! Tapi nanti. T-terima kasih, Kak Putra. Aku permisi dulu!”
Citra langsung meninggalkan si senior yang dipanggilnya Kak Putra itu dengan wajahnya yang merah padam. Putra masih memasang wajah ramahnya sambil melihat kepergian Citra. Setelah beberapa lama ia pun berbalik dan melanjutkan perjalanannya ke kelasnya.
“Ck! Apalagi ini?”
Begitu membalik badannya, wajah ramah Putra langsung menghilang. Digantikan wajah dingin yang bisa membuat setiap orang yang melihatnya merasa sedang menatap kegelapan tak berujung. Nada bicaranya juga menunjukkan perassaannya yang sedikit kurang menyukai pemberian Citra.
“Hoyo..!! Kenapa terlihat jengkel begitu? Jangan salahkan gadis itu, salahmu sendiri selalu memasang wajah palsu di depan orang. Kalau kau pasang wajah aslimu ini setiap saat, pasti kau tak akan repot lagi dengan hadiah-hadiah dari para gadis.”
Seorang lelaki yang seangkatan dengan Putra tiba-tiba muncul di depan Putra, dan mengoceh seperti itu.
“Berisik kau, Esa. Minggir, jangan halangi jalanku.” Ucap Putra dengan nada bicara dingin yang bisa menusuk hati pendengarnya.
“Huhu... Seraam...” ucap Esa sambil memberi jalan.
Saat Putra melewatinya, Esa malah berjalan mengiringi Putra.
“Mau apa kau?” tanya Putra tanpa menoleh.
“Kau tahu? Kita satu kelas tahun ini! Pasti tahun ini akan lebih seru dari tahun kemarin!”
“Cih!” Putra enggan menjawab Esa.
Putra, memiliki nama lengkap Erlangga Saputra. Dan Esa, memiliki nama lengkap Esa Pradana.
Kedua siswa tahun kedua ini adalah siswa populer di SMA Nusa Bintang ini. Mereka sudah cukup menarik perhatian bahkan sejak mereka baru mengikuti masa orientasi sekolah tahun lalu. Dan hanya butuh dua bulan bagi kedua pemuda ini untuk menjadi dikenal oleh seisi sekolah. Keduanya bahkan mampu dengan cepat memikat hati para siswi seniornya.
Kedua pemuda ini sama-sama memiliki wajah yang tak bisa dikatakan tak tampan. Namun, keduanya memiliki tipe wajah yang berbeda.
Esa memiliki wajah yang garang, dan mengeluarkan aura kejantanan yang sangat kuat. Sementara itu, Putra memiliki wajah lembut yang membawa kesejukan bagi mereka yang memandangnya.
Keduanya juga memiliki tubuh yang cenderung kekar dan atletis. Akan tetapi Putra sekilas terlihat langsing sedangkan Esa sangat terlihat ototnya.
Singkat cerita, banyak yang mengatakan bahwa Esa itu bagaikan matahari, sedangkan Putra bagaikan bulan. Esa bagaikan api yang membawa kehangatan, sedangkan Putra bagaikan es yang membawa kesejukan.
Di permukaan, secara umum orang-orang mengetahui kalau kedua pemuda ini berteman dekat bahkan bersahabat. Namun nyatanya bukan lah seperti itu.
Kedua pemuda ini memiliki kepribadian asli yang berbeda dengan yang dilihat oleh publik. Esa hanya punya sedikit perbedaan, antara kepribadian aslinya dan kepribadian yang ia tampilkan. Tapi berbeda dengan Putra yang mana memiliki kepribadian asli yang sangat berkebalikan dengan kepribadiannya yang ditampilkan pada umum.
Erlangga Saputra, adalah seorang pemuda yang hampir mustahil untuk diterima bersekolah di sekolah umum. Biasanya, orang seperti dirinya berakhir bersekolah dengan mengikuti sistem sekolah rumahan. Beruntungnya, SMA Bintang Nusa memiliki sistem yang sedikit berbeda dengan sekolah lain pada umumnya.
Kenapa Putra sulit sekolah di sekolah umum?
Itu karena ia adalah seorang penderita gangguan kejiwaan. Yang mana gangguan kejiwaan yang dideritanya ini bisa membawa bahaya bagi orang lain di sekitarnya.
Karena gangguan kejiwaannya ini pula, Putra memiliki kemampuan untuk menunjukkan kepribadian yang berbeda dari kepribadian aslinya. Di muka publik, Putra terlihat sebagai seorang pemuda yang penuh sopan santun. Ia sangat ramah pada siapa pun. Dan ia juga punya kepedulian tinggi.
Akan tetapi, pada kenyataannya semua itu hanya lah karangan. Ia yang sebenarnya bahkan tak bisa merasakan empat sedikit pun. Ia selalu bersikap ramah pada setiap gadis yang mendekatinya seperti Citra barusan. Namun nyatanya, ia sangat membenci perilaku para gadis ini. Karena menurutnya, para gadis ini hanya melihat kepribadian palsunya. Dan suatu saat, jika mereka melihat kepribadian aslinya, mereka pasti akan lari tunggang langgang.
Sejauh ini, selain pihak keluarga. Hanya Esa seorang yang mengetahui kepribadian asli Putra.
Sebenarnya Esa bisa dibilang sebagai pemuda normal. Hanya saja ia punya sifat narsisme yang sedikit tinggi. Ia akan merasa gatal dan tidak suka, saat ada orang lain yang ia anggap tak pantas, melampaui dirinya. Seperti halnya Putra.
Esa selalu ingin menjadi pusat perhatian, dan di sekolah ini ia merasa tak akan ada yang mampu menyaingi pesona dirinya. Namun kenyataan berkata lain. Karena ada Putra yang berhasil menyaingi pesona Esa.
Karena keinginannya menjatuhkan Putra agar hanya dirinya yang menjadi pusat perhatian. Esa mulai mendekati Putra untuk mengenalnya terlebih dahulu. Dalam proses itu lah, secara tak sengaja Esa menemukan kepribadian asli Putra yang sangat bertolak belakang dengan yang terlihat.
Esa merasa ini adalah kesempatan emas baginya. Ia ingin mempublikasikan kepribadian Putra yang asli pada khalayak ramai. Akan tetapi ia segera mengurungkan niatan itu saat ia lebih mengenal lagi Putra.
Esa sadar dan terus semakin sadar seiring dengan waktu berjalan. Kalau sosok Erlangga Saputra, bukan lah sebuah eksistensi yang bisa ia ganggu. Kalau ia ingin bisa bertahan hidup di dunia ini. Esa sadar, kemampuannya bertahan hidup tak akan mampu bertahan dari Putra.
Dan akhirnya, entah kenapa. Esa pun mendeklarasikan diri sebagai sahabat Putra.
Tentu Putra tak menyukai itu, tapi demi menjaga citranya. Ia pun tak pernah menampik pernyataan itu.
.
.
.
Bersambung...
Terima kasih sudah mampir....
Tolong jangan lupa Like dan Komentarnya, ya...
Sekalian juga masukan kisah ini ke daftar Favorite-mu!
Dan, kalau ada boleh lah bersedekah Vote...
Salam sejahtera untuk semua...
Sampai jumpa di bab berikutnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
senja
kenapa es membawa kesejukan? kan kesannya dingin padahal katanya dia lembut? ramah
2022-02-11
2
Cordius Satya
hoho, penjelasan kepribadian mereka berdua jauh lebih menarik di sini. Ditambah lagi karakter si Erra atau Putra ini nampak lebih hidup.
Ohya di cerita revisi ini mereka SMA ya? seingetku dulu kuliah soalnya....
2022-01-31
2
Cordius Satya
empat typo kah Thor?
2022-01-31
0