Sementara itu di sebuah rumah mewah di negara India, sebuah keluarga sedang berkumpul penuh kekhawatiran karena salah satu anggota keluarga dari mereka kabur dari rumah.
Mereka lah keluarga Sing Rayzada, keluarga dari gadis bernama Sanjana yang telah kabur karena menolak dijodohkan.
Sang ibu terlihat menangis dibahu sang anak pertama, sedangkan sang ayah meremas surat yang ditinggalkan putrinya dengan penuh amarah.
Sementara sang kakak kedua sibuk menghubungi beberapa orang yang mungkin mengetahui dimana adiknya berada.
"Bagaimana Arjun.?" Tanya sang ayah yang akrab dipanggil Ladu Sing.
"Semua yang aku hubungi, tidak ada yang tahu dimana Sanjana bi."
"Karan, apa kamu sudah nyuruh orang untuk nyari.?"
"Sudah Abbi, tapi sampai detik ini belum ada kabar dari mereka.
"Semua ini salah Abbi, Ammi sudah bilang Sanjana tidak mau dijodohkan, tapi kenapa Abbi tidak mau dengar. Sudah tiga kali abbi selalu memaksa keinginan Abbi, sudah tiga kali juga Sanjana menunjukan kalau lelaki pilihan Abbi selalu lelaki yang berkelakuan buruk, kenapa Abbi masih saja memaksakan kehendak abbi.? Kenapa bi.? hiks hiks.?" Ujar Nandini, istri dari Ladu Sing.
"Tapi Abbi melakukan semua ini untuk kebaikan Sanjana mi.."
"Kebaikan Sanjana apa kebaikan bisnis Abbi sendiri.?"
"Ammi..!!"
"Benarkan.? yang ammi bilang memang benarkan.? abbi menutup mata abbi, seolah olah tak melihat kelakukan setiap lelaki yang akan dijodohkan dengan abbi. iya kan.?"
"Ammi sudah, emosi tidak akan menyelesaikan masalah mi." Ucap Karan mencoba menenangkan sang ibu.
"Kalau terjadi apa apa sama Sanjana diluar sana, Ammi tidak akan pernah memaafkan abbi seumur hidup ammi, mending untuk sementara kita pisah bi. ammi akan tinggal dirumah lama.." Nandini langsung bergegas pergi.
"Ammi, ammi jangan ngomong kaya gitu mi, abbi jangan diam saja, ammi..!!!" Teriak Karan mengejar sang ibu pergi. Arjun pun tak kalah panik melihat kedua orangtuanya bertengkar.
"Bi.."
"Biarkan abbi sendiri Arjun.." Arjunpun terdiam, dia menatap sang abbi dengan tatapan yang tak bisa di jelaskan. Arjun melangkah bergegas menyusul sang Ammi.
Sedangkan Ladu Sing diam terpaku. Perlahan dia terduduk. Dia tidak menyangka istrinya akan bersikap semarah ini karena putrinya. Dia tidak pernah mendapatkan kemarahan dari seorang istri hingga seperti ini. Semarah apapun Nandini, tak pernah sekalipun tercetus keinginan untuk berpisah. Tapi sekarang. Ladu Sing mendesah.
###
"Naiklah.." Perintah seorang pemuda lembut kepada wanita yang sudah nampak lelah dan pucat. Wanita itu menganguk kemudian dia mendudukan diri di jok belakang. Tak lama kemudian motorpun melaju pelan.
"Peganglah bajuku, nanti kamu jatuh.." Dan gadis itu menuruti perintah itu. " Kita cari makan dulu.."
Karena malam sudah menjelang larut, Yang ada hanya pedagang nasi goreng dan lamongan di sekitar pinggir jalan. Pemuda bernama Mithun pun menghentikan laju motornya di depan warung nasi goreng.
"Kamu nunggu disini bentar. aku kesitu." Dan gadis itu mengangguk pelan.
Mithun masuk kewarung tenda dan memesan dua bungkus nasi goreng. Beberapa saat kemudian setelah menunggu, diapun keluar dengan menenteng tas plastik berisi nasi goreng. Tanpa kata kata, Mithun langsung menyalakan motornya lagi kemudian motor itu dia kemudikan ke arah kiosnya.
"Kamu masuk dulu dan tunggu aku, aku mau memasukkan motor disebelah sana.." kata Mithun sambil menunjukkan bangunan di belakang kiosnya. Gadis bernama Sanjana itu mengangguk, dan dia masuk kemudian duduk ditempat seperti tadi.
Mithun masuk dari arah pintu lain dengan dua piring di tangannya. Dia meletakkan piring itu dimeja dimana Sanjana berada, kemudian dia mengambil air minum.
"Kamu doyan masakan Indonesia nggak.?" Dan Sanjana mengangguk. "Makanlah.."
Dengan tangan gemetar, Sanjana mengambil sesendok dan melahapnya. Mithun pura pura cuek sambil makan, padahal ujung matanya sesekali merilik gadis dihadapannya yang masih terlihat gemetar. Suasana pun menjadi sunyi menemani dua insan yang tengah makan nasi goreng.
Sanjana menghentikan makannya, dahi Mithun mengkerut, karena nasi goreng Sanjana masih terlihat banyak.
"Di habiskan.."
"Apa saya boleh menginap semalam disini.?" Tanya Sanjana pelan. Sepertinya dia masih sedikit takut.
"Habiskan dulu makanannmu, soal itu nanti kita bicarakan setelah makan." Jawab Mithun dan Sanjana mengangguk kemudian melanjutkan makannya.
Tak lama kemudian mereka terlihat sudah menghabiskan makanannya. Mithun beranjak membawa piring dan gelas kotor ketempat pencucian gerabah.
Mithun melangkah kembali duduk setelah beberapa saat lalu mencuci piring kotor yang baru digunakan.
"Saya di kejar orang.." Ucap Sanjana tiba tiba, membuat dahi Mithun mengkerut."Saya tadi dikejar dua orang, saya takut, saya melihat mobil kamu, saya naik untuk bersembunyi."
"Bagaimana bisa.? Apa yang terjadi.?" dan Sanjana pun menceritakannya dengan lengkap kejadian yang dialaminya.
"Apa orangtuamu tahu, kamu dinegara ini.?"
"Tidak, aku pergi tanpa pamit." Mithun tercengang. "Tapi aku ada alasannya kenapa aku pergi.."
"Apapun alasannya, kamu tetap salah kalau pergi seperti itu, bisa jadi orangtuamu sekarang lagi khawatir mencari kamu.."
"Aku tahu, tapi aku tidak mau dijodohkan lagi.?"
"Dijodohkan.?"
"Sudah tiga kali aku mau dijodohkan abbi.."
"Abbi.?"
"Ayahku.."
"Oh.."
"Semua pria yang dijodohkan abbi punya sifat yang buruk. Tapi abbi tetap saja mau mencari yang lain. Dia tidak mau peduli sama sekapi apa yang aku inginkan."
"Yang kamu inginkan.?"
"Aku ingin menikah dengan laki laki yang mencintai aku dan aku cintai juga.."
"Ya kamu bawa laki laki itu kehadapan orangtuamu, atau suruh dia minta restu keorang tuamu.?"
"Laki lakinya belum ada." Ucapan Sanjana membuat Mithun terkekeh pelan dan Sanjana ikutan terkekeh juga.
"Kenapa memilih kabur ke Indonesia.?"
"Karena aku suka di Indonesia.."
"Loh, bukankah kebanyakan orang orang tuh kalau keluar negeri lebih suka ke Jepang, Korea, Amerika, London.."
"kalau kabur ke negara negara itu ya percuma, bisa saja keluargaku cepat tahu, itu negara yang mudah dipikirkan."
"Emang orangtuamu tidak tahu negara ini.?"
"Ya pasti mereka tahu, cuma nggak mungkin akan kepikiran kalau aku ada disni.."
"Kamu lumayan lancar berbahasa indinesia, kapan belajarnya.?"
"Enam bulan yang lalu, belajar selama setahun, terus sebelum kuliah belajar enam bulan.."
"Berarti kamu pernah ke Indonesia.?"
"Iya, dulu pas pertukaran pelajar selama enam bulan, sekitar enam tahun yang lalu.."
"Apa yang kamu suka dari Indonesia.?"
"aku suka indonesia karena wisata dan kulinernya, orang orang yang ramah, dan aku merasa aman disini karena orang orangnya baik."
"tidak semua orang terlihat baik.."
"Iya sih, tapi aku beruntung, aku ditolong orang baik seperti kamu.."
Degg,
Hati Mithun berdesir.
"Bukankah aku tadi mengusir kamu.?"
"Tapi kamu tak sungguh sungguh, buktinya kamu datang menjemputku" Ucap Sanjana sambil tersenyum manis membuat mata Mithun terpaku menatapnya.
Sampai kapanpun, kamu orang yang tidak akan pernah aku lupakan.." Dan merekapun saling menatap nyaris tak berkedip..
@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Ta..h
cie cieee mitun 🤩🤩🤩.
2024-10-01
0
Garis pena
aku selalu ngakak pas bagian ladu sing 😂😂 terbayang si inspektur yg selalu minta tolong sama bocil 😆😆
2022-03-08
0
Duwi Hariani
aku mampir kak! mmpir balik ya ke novel ku " terjebak cinta janda muda "
2021-12-13
1