Perempuan Dari Hindustan..

"Astaghfirullah hal'adziim.." Teriak ketiga pemuda hampri bersamaan. Mereka terkejut saat hendak menggeser lemari, tiba tiba pintu lemari terbuka sendiri.

Yang bikin mereka kaget adalah di dalam lemari itu ada sesosok perempuan dengan kondisi lemas terkulai.

"Bagaimana bisa di lemari ada orangnya sih Mik.? pantes tadi berat banget.." Keluh Mithun.

"Bukankah tadi pas kita naikkin lemari ini, kita udah cek sama sama kalau d idalamnya kosong.?" Bela Mikki.

"Terus bagaimana bisa gadis ini ada di dalam.? Bisa gawat ini.."

"Lihat deh wajahnya, pucat banget. Apa dia mati.?" Ucapan Mizan sontak membuat ketiganya makin panik.

"Yang benar aja kamu kalau ngomong.?"

"Coba Thun cek nadinya Thun.? Bisa gawat kalau ini cewek mati beneran.? " Dengan perlahan, Mithun berjongkok. Badan Mithun gemetar saat tangannya mengecek pergelangan tangan gadis dalam lemari.

"Nadinya masih berdetak.." Ketiganya langsung bernafas lega.

"Terus ini gimana urusannya.? Mau dibawa kemana gadis ini.? Mana udah malam lagi.?"

"Bawa rumah sakit saja.."

"Ntar siapa yang nanggung biayanya.? Trus kalau ditanya macam macam, kita jawab apa.?"

"Lah trus dibawa kemana.? ke kantor polisi.? Mana aku berani.? Apa lagi kondisi dia kaya gini.? Niatnya nolong, malah kita dijadikan tersangka, ih ngeri.."

Ketiga pemuda itu nampak begitu frustasi. Sepulangnya mengambil barang barang dari kosan Mikki karena pemuda itu sudah habis kontrak kerja dan akan ikut kerja sahabatnya, malah apes dengan kejutan tak terduga.

"Begini aja deh Thun, gimana kalau kita bawa dia ke kios kamu.?"

"Kamu gila, nggak nggak nggak, ngga bisa, enak aja."

"Terus mau ditaruh dimana.?"

"Ini kan lemari kamu Mik, ya dibawa kerumah kamu aja dong.."

"Kamu mau lihat aku malam ini hidup untuk terakhir kalinya Thun, kamu tahu sendiri babeh aku gimana."

"Ya udah dibawa ke rumah Mizan aja kalau gitu.?"

"Jangan gila Thun, gimana nama bapak baik abah nanti.? bisa hancur karir abahku karena anaknya bawa gadis tak dikenal di rumahnya."

"Trus dimana.? apa kita buang saja.?"

"Kamu benaran pengin kita masuk penjara apa gimana.?"

"Ya kan ngga ada yang lihat.?"

"Thun, memang ngga ada yang lihat. tapi kita punya Tuhan Thun. kamu mau, gara gara ide kamu, kita semua masuk neraka.?"

"Ya ampun Mizan, kan kita bisa memohon dan berdoa minta ampunan.."

"Eh kalau tadi pas cewek ini naik, disekitar tempat itu ada cctv gimana.? mikir dong Thun.?"

"Terus mau dibawa kemana hah.? Asal jangan ke kios, aku setuju.."

"Kamu ngga ada jiwa penolongnya sama sekali sih.? dia cewek loh. sepertinya dia juga bukan orang sini. apa salahnya nolong coba.? kamu kan di kios hidup sendirian. apa susahnya sih.? Toh cuma sebentar, nunggu cewek ini sadar. setelah sadar baru kita tanyain macam macam.."

Pemuda bernama Mithun mendengus sebal. Dia terdiam dan berpikir sejenak. Tak lama kemudian.

"Okeh deh aku setuju, nyampe dia sadar, ngga lebih."

"Okeh, kita pindahin cewek ini di depan, trus kita masukin lemari ke daalam rumahku. baru kita cabut."

"Baiklah.."

Dan mereka melakukan sesuai apa yang di rencanakan.

Beberapa lama kemudian mereka bertiga sudah berada di dalam kios. Gadis itu mereka baringkan di tikar yang diambil dari lantai atas.

mereka bertiga duduk dikursi yang biasa digunakan untuk tempat duduk para pelanggan yang suka makan seblak disitu.

"Sepertinya dia bukan orang sini deh Thun.." Ujar Mizan sesaat setelah mereka melepas penat.

"Ya memang bukan orang sini, kamu tadi lihat kan, dia entah darimana datangnya tahu tahu sudah ada di dalam lemari."

"Maksud aku, dia bukan asli cewek indonesia. bukan cewek daerah kita ini.."

"Iya ya Zan, cantiknya beda. hidungnya lihat. tajam, kaya omongan tetangga.."

"Mana mungin, bisa jadi dia orang kota, mungin dia saudaranya artis. Artis juga banyak yang cantik dengan wajah sama seperti dia.."

"Tapi firasatku dia bukan orang sini.."

"Apaan sih Zan, ribet banget. ya tinggal ditunggu saja nyampai dia sadar, biar jelas semuanya.."

Dan mereka pun kembali terdiam dalam pikiran masing masing. Tak lama kemudian,

"Euughhh.." Gadis itu mengeluarkan suara lirih, matanya bergerak walau masih terpejam. Ketiga pemuda itu pun tersentak kaget. dan mereka langsung mendekat.

"Paanee.." Ucap gadis itu lirih.

"Dia ngomong apa.?" Tanya mikki.

"Ngga tahu, ngga jelas.." Jawab Mizan.

"Paanee..?" Ucap gadis itu lagi lirih.

"Panen.? Apa yang panen.? ngomong yang bener dong mba..?" Ujar Mithun.

"Paanee.." Jawab gadis itu sembari menggerakkan tangannya yaang lemah menunukkan gaya orang mau minum. Dan mereka ertiga langsung mengerti.

"Oh MInum.? Dia minta minum, cepat ambilin." Mithun segera bangkit mengamnl air minum yang tak jah darinya.

Mithun memangku kepala gadis itu dan dengan pelan mengarahkannya untuk minum.

Setelah dirasa cukup, Mithun membaringkan gadis itu kembali. Gadis itu mulai mengerjap membuka matanya. Da perlahan memandang ke arah tiga pemuda yang juga sedang memandangnya. Wajahnya langsung berubah panik. Dia bangkit dan bergerak mundur. Dia memandang sekelilimg kemudian dia menatap ketiga pemuda itu lagi.

"Main kahaan hoon."

"Apa.? Dia ngomong apa.?"

"Ntar dulu, ntar dulu, sepertinya dia ngomong pake bahasa india.." Jawab Mithun

"Nah bener kan.? berarti dia memang bukan dari negara sini.." ujar mizan

"Coba Thun tanya pake bahasa india.."

"Aku mana bisa..'

"Lah gimana sih.? masa ngga bisa.? kamu kan cinta banget sama lagu lagu india dan filmnya.."

"Ya bukan berarti aku bisa bahasanya kali Mik. cuuma paham. tahu kan maksudku..?"

"sama aja bohong.. coba ditanya pakai bahasa inggris thun..?' Dan Mithun pun mencobanya.

"Who are you..?"

"I'm Sanjana.."

"where are you from..?"

"Hindustan.."

"Beneran dia dari india. Gila. kok bisa sih, coba tanya tanya lagi?"

"Tanya aapan..?'

"ya apaan kek, alamat rumah nama orang tua atau apa.."

'Tapi dia kelihatan ketakitan tahu.."

"tengan kita orang baik baik kok neng, tenanga ya..'"

Dia mana ngerti bahasa kita miki. yang ada dia makin takut.

Namun tiba tiba gadis bernama sanjana itu menangis sesenggukan dan perlahan makin mengeras.

hal itu membuat ketiga pemuda yang memandangnya mengerutkan dahi.

"kenapa dia menangis sangat keras.?"

"Aduh, kalau ada yang mendengar bagaimana.?"

"ngga mungkinlah Thun, oraang tertutup gini."

"Coba deh Zan , kamu tenangin dia.."

"Aku ngga bisa ngomongnya, kamu aja Thun.."

Mithun nampak berpikir, namun sejenak kemudian entah dapat keberanian darimana, mithun mendekat. Ini pertama kalinya seorang Mithun mendekat dan bersikap lembut dengan perempuan.

Mithun mengusap lembut kepala Sanjana pelan. Gadis itu menatap Mithun. Sanjana melihat ada ketenangan dimata Mithun. Dan tiba tiba

Greep

Sanjana memeluk Mithun sambil nangis. Mithun mematung dan gemetar. Mizan dan MIkki matanya membulat sempurna Takjub.

Terpopuler

Comments

Ta..h

Ta..h

anget tun di peluk cewek cantik 🤩🤩.

2024-10-01

0

Garis pena

Garis pena

lumayan bisa dapat pelukan ya babang mithun 😁😁

2022-03-08

0

buk e irul

buk e irul

cemungut ya bang 🙏

2022-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!