Setelah Sadar..

Setelah keadaan sedikit tenang, gadis bernama Sanjana itu kini duduk berhadapan dengan tiga pria yang memandangnya dengan pandangan penuh tanya. Wajah Sanjana masih terlhat jelas sedikit ketakutan, meski beberapa saat yang lalu dia merasaakaan ketenangan dan kelembutan dari salah satu pria di hadapannya.

Ketiga pra itu juga sudah tahu kalau gadis India dihadapannya itu bisa berbahasa indonesia sejak beberapa saat yang lalu, gadis itu mengucapkan kata "Aku takut.." Saat dia mendekap tubuh mithun.

"Jelaskan.? Kenapa kamu bisa ada di mobil kami.?" Tanya Mithun dengan memasang wajah dingin.

Gadis itu tak langsung jawab, karena masih dalam mode takut dan bingung. Bahkan tangannya gemetar saat hendak mengambil gelas berisi air.di hadapannya.

"A_ku tadi."

"JELASKAN..!!!"

"Mithun.." hardik kedua temannya karena nggak suka dengan sikap Mithun yang mendadak dingin terhadap wanita di hadapannya.

"Dari tadi disuruh jelaskan malah diem mulu.." Ujar Mithun sebal.

"Ya ngga perlu maen bentak gitu dong. Orang dia lagi takut.."

"Jangan takut, kita nggak bakalan ngapa ngapain kok, tenang saja, minumlah." Ucap Mizan lembut.

"Kamu sudah makan..?"

"Kamu apa apaan sih mik.? Malah nawarin dia makan.? yang ditanya tu alasan dia, kenapa bisa masuk lemari kamu, mencurigakan tahu ngga Mik.."

"Makanya sabar. Kalau semakin di bentak bukannya dia mau ngomong, yang ada takut dia.."

"Kalau kamu nggak mau ngasih kita penjelasan, mending kamu keluar dari sini.."

"Thun, kamu nggak salah.? Ini jam berapa.? Yang bener saja.? kenapa sih, kamu tiba tiba jadi kayak gini..?"

"Mumpung dia sudah sadar Mik, aku ngga mau ada masalah, dari tadi kita tanya, tapi sama sekali nggak ada penjelasan dari dia, kita nggak tahu asal usul dia, lihat, dia ngga bawa apa apa, cuma ada tas kecil di pinggangnya, maksud dia apa coba, dia juga bisa bahasa Indonesia. apa dia seperti anak anak jalanan itu yang suka menghentikan truk truk dan naik secara paksa.?"

"Kamu mikirnya kejauhan Thun.."

"Aku ngga mau kita ada masalah Mizan, ngerti nggak sih.? Udah, daripada lama lama kamu diem ngga mau menjelaskan, lebih baik kamu nggak usah jelaskan, kamu pergi dari sini CEPAT..!!!" Sanjana terlonjak. Airmatanya pun kembali luruh. Saking takutnya akhirnya dia berdiri

"Kamu jangan keterlaluan Thun.."

"Jangan takut, nggak apa apa, kamu disini saja.."

"Pergi sendiri atau saya tarik paksa HAH..!!"

Sanjana makin ketakutan melihat wajah Mithun yang merah padam. Dengan berat hati akhirnya dia berdiri dan beranjak ke arah pintu keluar dengan derai airmata, kemudian dia berlari hingga keluar Kios itu dan memilih lari kesembarang arah.

"Gila kamu Thun, Zan kejar gadis itu.."

Mikki dab Mizan langsung bergegas keluar kios mengejar Sanjana, namun sayang sekali meski jalan terang dan suansa agak sepi, mereka nggak menemukan Sanjana, padahal belum ada tiga menit, gadis itu keluar dan berlari

Kios Mithun sebenarnya sangat staregis, letaknya di salah satu sisi dari perempatan jalan raya. makanya Mikki dan Mizan agak bingung. entah arah mana yang Sanjana pilih, tapi yang pasti, Sanjana sudah tak kelihatan dari jarak pandang Mikki dan Mizan.

Sementara Mithun, dia sedikit syok dan terkejut. Dia nggak nyangka bisa bersikap seperti itu. Tak dipungkiri, Saat Sanjana tiba tiba menangis sambil memeluknya, entah ada perasaan aneh apa yang membuat jantungnya berdegup lebih kencang. Apalagi Sanjana memeluknya dalam waktu yang cukup lama. perasaannya jadi tak karuan. Karena bagi Mithun, seumur hidup ini, baru ada wanita yang memeluknya, bahkan menangis dalam pelukan itu. Mithun terduduk, terpaku, matanya nyaris tanpa berkedip.

"Kamu nggak waras ya Thun, ngusir perempuan yang sedang ketakutan tengah malam kaya gini, Tadi siang aja kamu berharap ada gadis India di mobilmu dan saat harapanmu dikabulkan, apa yang kamu lakukan.? nggak nyangka aku.." Ujar Mikki sesampainya dia kembali mencari Sanjana.

"Kamu kenapa sih jadi kaya gini.? biasanya banyak gadis yang genit aja kamu tanggepin, tapi ini ada cewek sepertinya butuh petolongan malah kamu usir. ngga habis pikir aku.."Sambung Mizan.

"mending kita pulang Zan, biarkan dia merenungi perbuatannya, toh kalaupun ada bahaya dengan gadis itu, dia salah satu menjadi penyebabnya. Sini kunci mobilnya Thun, biar aku yang ngembaliin ke pak Rt.." Tanpa menjawab kedua sahabatnya, Mithun merogoh sakunya, mengambil kunci mobil dan menyerahkannya ke Mikki. Dan mereka pun pergi sekalian mencari sekli lagi gadis India itu.

Mithun masih diam terpaku di tempatnya. Dia terbayang wajah pucat dan sedih Sanjana. Dia pun akhirnya kalut sendiri. Ditambah lagi dia memikrkan ucapan Mkki dan Mizan. Dia mengusap kasar wajahnya. Dia mencoba bersikap masa bodo. Dia beranjak menutup pintu kios dan menguncinya lalu melangkah hendak naik ke lantai atas dimana dia biasanya tidur. Namun saat dia mencapai anak tangga, dia kembali terbayang wajah pucat dan sedih serta takutnya Sanjana. Dan diapun akhirnya merasa tak tega. Segera dia beranjak keluar Kios mencari Sanjana ke berbagaai arah.

Sementara Sanjana, Setelah cukup jauh tadi dia berlari, kini dia berjalan tak tentu arah. Badannya begitu terasa sangat lemah, Airmatanya berkali kali menetes.

Sanjana melihat sebuah halte bus, Dia mengarahkan langkahnya kesana, karena benar benar sudah sangat letih. Dia duduk disana dan menekuk kakinya,

"Abbi, Ammi Sanjana takut, tolong Sanjana. hiks hiks hiks.." Dia merintih semakin terisak. Dia benar benar tidak pernah menyangka sama sekali, rencana yang sudah dia rancang secara sempurna, jadi berantakan seperti ini. Rencana pelarian diri dari sebuah prosees perjodohan malah membuatnya terdampar di negeri orang yang dia sendiri nggak tahu dimana letak daerah ini. Keadaanya semakin memprihatinkan, karena barang barangnya sekarang entah berada dimana. yang tertinggal, kini hanya satu pakaian yang melekat dibadan serta tas berisi beberapa lembar uang serta kartu identitas.

Sanjana begitu sangat kebingungan, Apa yang harus dia lakukan sekarang. Dan kemana dia akan minta tolong.

Begitu juga Mithun. Dia mengemudikan motornya ke segala arah. Dia berinisiatif naik motor agar pencariannya bisa lebih luas. Dia harus menemukan gadis India itu bagaimanapun caranya. Hanya itu yang saat ini dia pikirkan.

"Kemana larinya gadis itu..?" Gumamnya, matanya tak henti hentinya melihat ke berbagai arah. Hingga tatapannya terpaku pada gadis yang sedang menutup wajahnya dengan kedua lutut di sebuah halte. Matanya terpaku, hatinya berdesir. Mithun mengentikan motornya, dan dia turun serta berjalan ke arah gadis yang dia cari.

Tangis Sanjana semakin menderas. Dia berjongkok dan meletakkan wajahnya di kedua lututnya, Dia menangis dan menangis. hanya itu yang bisa dia lakukan saat ini. Hingga tiba tiba..

"Sanjana.."

Gadis itu tersentak begitu dia mendengar ada yang menyebut namanya. Tangisnya berhenti sejenak. Dia mendongak. Dia melihat pria yang tadi mengusirnya.

"Ikutlah.." Dengan lembut pria itu menyodorkan tangannya. Tangis Sanjana semakin mengeras dan dia

Greepp

Untuk kedua kalinya Sanjana memeluk tubuh pria yang sama.

@@@@@@@

Terpopuler

Comments

buk e irul

buk e irul

aduh dapet pelukan lagi si babang mithun 😘

2022-01-18

0

Tina Imut

Tina Imut

covernya keren kak, gimana bikinnya?

2021-12-18

1

Darren Ciyut

Darren Ciyut

manggilnya Thun? astaga😭

2021-11-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!