Selama beberapa minggu ini Nia melihat keadaan Mamanya sudah lebih baik. Nia memutuskan untuk sekolah.
Di kantin
Nia mendapat telepon dari rumah sakit, muka Nia mendadak pucat, bibirnya sedikit gemetar.
" Nia kamu gak apa ?"tanya Olivia melihat perubahan muka Nia.
Nia tidak menjawab pertanyaan Olivia,Nia langsung bangkit dari duduknya meninggalkan Olivia. Nia berjalan menuju ruang guru denga sesikit berlari kecil.
Tok... tok..
"Masuk."
Nia berjalan masuk kedalam ruangan itu.
"Pak saya mau izin... "kata Nia matanya berkaca kaca, menahan tangisnya.
Pak Aron mengizinkannya dia tahu keadaan Mamanya Nia. Aron tidak tega melihat murid kebanggaannya menangis apalagi didepannya sendiri, nanti malah dirinya tidak bisa mengendalikan emosinya.
"Nia....! "panggil Olivia, Nia melihat kebelakang.
"Pak Aron menyuruh Aku menemaini kamu... Hah... "kata Oliv sambil mengambil napas.
(Flashback) Olivia
"Dipanggil Olivia Laurench segera ke ruanggan Bapak Aron.. " Suara Mixcrovon.
"Waduh kenapa nama aku dipanggil?" Batin Olivia, cemas.
Olivia berjalan menuju ruang Pak Aron, di depan ruangan Pak Aron, Olivia mengetuk pintu.
Tok..tok ...
"Masuk."kata pak Aron, Olivia masuk ke ruangan pak Aron.
Olivia hendak membuka mulutnya tapi didahului Aron.
" Olivia kamu temani Tania... Bapak rasa di punya masalah." Kata pak Aron dengan tegas
"Baik pak... Saya pergi dulu... "jawab Olivia heran tidak paham.
(Flash back) Olivia selesai
Nia dan Olivia segera menuju rumah sakit di mana Mamanya di rawat. Saat sudah sampai di depan rumah sakit Nia tidak berani melangkakan kakinya ke dalam ruangan Mamanya di rawat.
" Kenapa Nia..? " Tanya Olivia cemas.
Nia memeluk Olivia, Dia menangis dalam pelukan Olivia.
" Kamu kenapa Nia... Jangan bikin cemas dong..." Bujuk Olivia ikut sedih melihat Nia menangis dalam pelukannya.
Dia tidak pernah melihat sahabatnya selemah ini. Setelah sudah mulai tenang Nia dan Olivia masuk ke ruangan mamanya, Nia melihat Mamanya.
"Ma... Kenapa Mama tinggalin Nia Ma... "tangis Nia melihat muka Mamanya sangat pucat pasi tanganya bahkan sangat dingin.Olivia tidak percaya apa yang dia liat.
Olivia ikut menangis karena dia sudah mengangap Mama Nia adalah Mamanya juga.
"Udah Nia kamu harus ikhlaskan kepergian Mama kamu... "kata Olivia sambil memengang bahu Nia memberi semangat pada sahabatnya ini.
"Ma... Ma... Ma.... Dengerin Nia Ma... "tangis Nia sambil menguncang tubuh Mamanya
Melihat hal itu Olivia membawa Nia keluar ruangan. Olivia berusaha menenangkan Nia.
"Sudahlah Nia... "kata Olivia menenangkan Nia.
"Liv gimana nih ... Mama Aku udah pergi...
Kakak gak bisa di hubungi... Hiks... Hiks..." Kata Nia sambil mengusap air matanya.
Melihat hal tersebut Olivia mencoba menghibur Nia, tidak tega Olivia melihat sahabatnya menangis.
"Kamu tidak mau mencoba menghubungi Kakakmu... "Kata Olivia menghibur Nia.
"Liv pinjam ponsel kamu aku mau coba televon Kakak.."Kata Nia sambil mengghapus air matanya.
"Nih... Udah jangan nangis lagi bengkak matamu nanti jadi bunga kembang loh..! " goda Olivia, Nia tidak memperdulikan hal itu.
Nia mencoba menghubungi kaknya tapi tidak juga di angkat. Pikiran Nia mulai kemana mana lagi.
" Liv Kak Amel gak angkat... "Lirih Nia sambil menahan air matanya.
"Udah sabar... Nanti Kak Amel pas televon balik kok.. "hibur Olivia.
Nia terus mengunggu televon dari Kakaknya tapi tidak ada yang menelevon. Hari dimana Mamanya di makamkan hanya ada Nia, Olivia, dan tetangga lainnya.
Nia menangis dimana hari kepergian Mamanya Kakaknya tidak ada bersama dia, malah sahabatnya yang selalu disisinya .
Upacara pemakaman sudah selesai semua orang sudah bubar tinggal Nia dan Olivia.
"Ma... tenang aja yah.. aku bakal cari Kakak. Ma... Juga pantau aku dari sana yah.. !" kata Nia sambil menghapus air matanya.
"Tante jangan khwatir aku akan menjaga Nia.. "kata Olivia, memengang bahu Nia mencoba memberi semngat.
Nia dan Olivia meninggalkan tempat pemakam, pulang kerumah Nia.
"Liv kamu tinggl di sini ajah di rumah gak ada siapa siapa lagi... "kata Nia.
"Bilang aja takut !" goda Olivia.
"Kata siapa?! "jawab Nia dengan tegas.
"Iya... aku bakal tinggal disini barang kamu.. "kata Olivia sambil tersenyum ceria.
"Tapi dengan satu syrat?" Olivia mulai serius.
-
-
-
-
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments