Disalah satu rumah yang berada dijalan Nusantara RW.028 tampak seorang ibu - ibu tengah uring - uringan masuk kedalam rumah dengan tubuh berbau amis,sang suami yang tengah berada diruang tengah dengan memegang koran yang tak sempat dibacanya pagi tadi spontan tertawa terbahak - bahak melihat kondisi sang istri bermandikan cairan kuning dan cangkang telur yang berada di rambut istrinya tersebut.
"Hahaha...buk ingat umur dong masak seperti anak SD,ulang tahun pake acara lempar telur segala" ujar bapak Supriyadi ayahnya Baskoro kepada sang istri.p
"Jangan bicara sembarangan ibuk sedang kesal!!!" sarkas ibu Tuti kepada suaminya itu dengan ekspresi wajah tampak emosi.
"Lalu dari salon mana ibuk perawatan lagian ibuk kok mau sih pake lulurnya disuruh sampai dirumah" ujar pak Supriyadi lagi - lagi masih dengan tawa terbahak.
"Salon Hongkong,untuk membeli kebutuhan dapur aja selalu kurang karena bapak tidak pernah memberi uang bulanan lebih boro - boro mau ke salon"
"Lantas dengan alasan itu lalu ibu mandi telur secara gratis iya gitu, wahai istriku siapakah gerangan orang yang berbaik hati merelakan telur - telurnya dipakai ibu untuk luluran?"
"Irma puas ayah!" sarkas buk Tutik dengan penuh emosi,tak ingin menjadi bahan tertawaan suaminya iapun segera bergegas masuk kedalam kamar mandi dan segera membersihkan diri,telah berulang kali buk Tuti melumuri sabun ditubuhnya akan tetapi bau amis di badannya tak kunjung hilang hingga rasa kesalnya kembali mencuat "Awas kamu Irma akan ku balas nanti" ucapnya lirih kedua matanya kini tertuju pada botol shampo dan iapun segara membalurkan satu botol shampo ke badannya,aroma amis ditubuhnya kini sudah hilang.
Sedangkan suaminya yang masih berada diruang tengah sedang melamun kan seseorang,saat tadi mendengar nama yang disebut oleh sang istri membuat hayal pak Supriyadi terbang melayang kemasa lalu tampak matanya mulai berkaca - kaca "maafkan aku Irma" bisik nya didalam hati
Buk Tuti yang baru saja keluar dari kamar segera menuju keruang tengah "Pak....pak....bapak" ucap buk Tuti memanggil sang suami namun sepertinya pak Supriyadi masih larut dalam kenangan masa lalunya hal tersebut membuat buk Tutik semangkin kesal dan akhirnya melemparkan handuk ke wajah sang suami membuat suaminya tersebut tersadar dari lamunannya.
"Ada apa lagi sih buk" ujar pak Supriyadi seketika.
"Bapak sedang melamun ya pasti bapak tengah membayangkan Irma kan" ucap buk Tuti pada suaminya dengan wajah marah,melihat singa betina sudah mulai bangun nyali pak Supriyadi pun mendadak ciut
"Wah ibu sudah wangi rupanya" ujar pak Supriyadi mengalihkan topik.
"Bapak jangan mengalihkan pembicaraan pak,bapak tahu tidak kenapa ibuk bisa bertengkar dengan perempuan gila itu ditoko Kho Acong barusan"
"Sudahlah buk kenapa ibuk terus saja mencari gara - gara dengan Irma buk" ujar bapak Supriyadi kepada istrinya akan tetapi buk Tuti semangkin marah pada suaminya.
"Kenapa bapak bilang ibuk yang mencari masalah bapak membela perempuan gila itu ya" sarkas buk Tutik meradang.
"Bapak tidak membela buk,biasanya kan selalu begitu buk"ujar pak Supriyadi menunduk namun matanya melirik kearah istrinya tersebut ia sekedar berjaga - jaga kalau saja singa betina ini mendadak mengamuk.
"Ini semua gara - gara bapak yang selalu mencuri kesempatan untuk mendekati kembali perempuan gila itu,kemarin bapak sengaja kan lewat didepan rumahnya dan bapak lirik - lirik kepadanya?"
Ucapan buk Tuti spontan membuat pak Supriyadi sesaat terdiam tak bergeming " Kenapa singa betina ini bisa tau ya" batinnya
"Jadi benar bapak masih suka dengan perempuan gila itu ya!" sarkas buk Tutik pak Supriyadi mencoba menyangkal ucapan yang dituduhkan kepada dirinya " Ti..tidak buk lagian itu semua sudah masa lalu sedangkan ibuk adalah masa depan bapak" ujar pak Supriyadi melancarkan jurus terakhirnya dengan memasang senyuman manis pada sang istri, ucapan pamungkas tersebut ternyata bisa meredam amarah buk Tutik kini wajah buk Tuti berubah merona merah jambu.
Disebuah danau Baskoro bersama kekasih dan para sahabatnya sedang menyusun rencana,Baskoro tampa membuang waktu ia segera menghubungi Angel dan Khalista sahabat kekasihnya itu,Baskoro segara meminta bantuan pada mereka untuk membujuk ibu kekasihnya itu agar memperbolehkan pujaan hatinya ikut acara perayaan kelulusan mereka di puncak.
Ternyata Angel dan Khalista sama sekali tidak keberatan mereka malah dengan senang hati akan melakukan tugas dari Baskoro tampa diminta sekalipun.
Baskoro tersenyum sumringah ia merasa sangat optimis dengan kemampuan Angel dan Khalista sahabat kekasihnya itu.
"Sekarang tersenyum dong sayang,mas yakin ibumu bakal mengizinkan kali ini" ujar Baskoro membelai lembut wajah Arumi, senyuman indah kembali merekah dibibir Arumi hingga mata Baskoro tak berkedip dibuatnya.
"Ehem mengucap bro, istighfar" ujar Faisal yang sedang melihat adegan romantis sepasang kekasih tersebut.
"Tumben lu waras kali ini boy" ucap Ardy segera menoyor kepala Fahri.
"Nih anak bukan lagi waras,tapi lagi mabok bro ni anak mabok micin"timpal Baskoro yang disambut tawa terbahak-bahak Ardy dan Desta.
"****** asli ngakak gue" ujar Desta terbahak
"Gue cuma takut kita rame - rame pada khilaf bro,secara pacar kita semua tidak berada disamping kita saat ini iya kan " ujar Faisal dengan serius sedangkan Baskoro mendelik tajam.
"Coba aja lu berani gue akan karungin terus gue buang kesungai amazon biar jadi santapan ikan piranha lu"
"Widihhh sadis banget lu bro,gue kan cuma bercanda" gerutu Faisal
"Mangkanya jangan asal ngebacot lu, tambahin kapasitas otak lu jangan cuma 2gb" ujar Baskoro ketus.
"Wait, emang lu punya pacar boy,sejak kapan?" tanya Ardy antusias,Faisal mengangguk dan tersenyum.
"Gilak lu ndro,emang gimana perasaan lu saat bersama pacar lu itu, kerena setahu gue biasanya juga lu cuma ngerasain cinta satu malam sama tante - tante ****** ya kan,pake pelet dukun mana lu sampai ada cewek yang mau sama lu yang setengah waras gini" celetuk Desta terbahak.
"Dukun dari gunung kidul puas!" dan rasanya asal lu pada tau bukan sekedar ser - ser bahkan nge-fly bro" ujar Faisal kesal.
Baskoro memeriksa kening Faisal dengan tangannya lalu segera bangkit "Ayo sayang kita pulang ni anak penyakit gilanya sudah kumat daripada ketularan mending kita cabut sayang" ujar Baskoro meraih tangan Arumi membantu kekasihnya berdiri,Faisal melotot sementara yang lain kembali ngakak guling - guling.
"Nggak asik gue ikutan cabut bro" sungut Faisal melangkah menuju motornya mendahului Baskoro.
"Woi boy lu mo kemana sih,buru - buru amat,masih sore bencong aja pulang pagi boy" gurau Ardy.
"Tumben bisa sewot juga tu anak" ujar Desta
"Pms kali tu anak,mending kita juga cabut bro, takut nya ada yang ketiga" timpal Ardy yang disambut anggukan oleh Desta mereka segera berlari menyusul Baskoro yang sudah berada diatas motornya.
Arumi hanya tersenyum melihat tingkah polah sahabat kekasihnya itu "kamu tidak usah heran sayang mereka bertiga itu kalau lagi kumat suka barengan sayang" gurau Baskoro yang melihat kekasihnya sedang tersenyum lewat kaca spionnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Ryoka2
Kayaknya aku tau nih kata yang disensor ini😂
2022-03-15
0
Ryoka2
Saran Thor, habis koma pakai spasi 🥰😁
2022-03-15
0
Tinta Hitam
mampir lagi kak, semangat terus yaa 💪
2022-01-20
1