PART 2

Reina kini berjalan menyusuri hutan, tujuanya yaitu sungai, ia ingin mandi dan berganti pakaian karna terasa bau dan lengket.

Akhirnya setelah sekian lama ia berjalan ia menemukan sungai yang mengalir jernih dan terlihat segar, ia menatap sekeliling sungai tersebut memastikan tidak ada orang lain di sekitarnya.

Setelah memastikan ke adaan sekitar jika hanya dirinya yang ada di sana. Ia pun membuka pakaiannya dan lalu masuk kedalam sungai yang mengalir tersebut da berendam.

Reina mengeluarkan sabun dan perlengkapan mandi yang ada di dalam gelangnya.

Setelah selesai, ia menganti pakaian yang ada di gelang Reina, kini ia terlihat segar, Reina melihat sekelilingnya, dan ia beruntung hutan ini ternyata banyak tumbuhan obat dan makanan/buah ataupun sayur di dalamnya.

Reina pun memetik segala jenis tanaman yang ia ketahui untuk menyembuhkan Racun yang ada di tubuhnya, dan sayuran yang bisa ia masak untuk di makan olehnya, setelah dapat ia meraciknya dengan alat yang selalu ia gunakan di zaman nya yang terdapat di gelangnya, setelah obat itu selesai ia pun memakan makanannya dan obat tersebut, dan di tambah dengan obat yang telah di miliki oleh Reina sebelumnya.

Reina penasaran dengan wajah dari gadis yang tubuh nya kini ia tempati, Reina mengeluarkan cerminnya.

" Ternyata kau sangat cantik tapi terlihat sangat pucat dan kurus, Griselda maafkan aku, mungkin aku akan hidup sesuai dengan ke inginanku, namun jika mereka pun ikut mengusik ku, maka mereka akan mati ditangan ku''

''Kau tidak perlu menyalahkan ku karna tidak berniat untuk membalaskan dendammu, karna aku pun tidak mengingikan untuk hidup di tubuhmu ini." ucap Reina menyeringai.

"Dan kali ini aku akan mengganti nama tubuh ini menjadi nama ku, Reina Azelia" Reina tersenyum menatap cermin, berharap jika Griselda bisa mendengarnya dan mengikuti ke inginan Reina.

Reina telah memutuskan jika dirinya di kehidupan barunya akan mendirikan kembali mafianya bahkan mungkin sebuah kerajaan.

Reina kembali berjalan menyusuri hutan, ia berjalan lebih dalam lagi, karna menurut ingatannya, ini adalah hutan yang sangat di hindari oleh manusia namun bagi Reina sesuatu yang di hindari adalah sesuatu yang sangat di sukainya karna akan sangat menantang, karna Reina sangat menyukai hal - hal yang sangat berbahaya.

Tidak terasa Reina telah berjalan cukup lama ia heran dengan keadaan hutan, yang menurut mereka hutan ini sangat berbahaya namun nyatanya selama ia berjalan hingga sampai di lapisan paling dalam hutan, tidak adanya hal yang berbahaya yang terjadi pada dirinya, justru ia menyukai hutan ini yang masih terjaga akan keindahan alamnya.

Reina menemukan sebuah gua ia pun berjalan ke arahnya karna hari sudah mulai gelap dan Reina berencana untuk istirahat dan makan bahkan untuk tidur di dalam gua tersebut.

Saat memasuki gua Reina merasakan udara hangat dari dalam gua, Reina merasa heran dan penasaran, dan ia pun berjalan lebih dalam lagi dan menemukan sebuah kolam dangkal yang berbentuk bulat dengan air yang hangat namun di tengah kolam air hangat itu, terdapat pedang yang sudah usang dan berkarat bahkan terlihat rapuh yang tertancap pada sebuah batu yang berbentuk bulat.

Pedang yang terlihat usang dan berkarat itu masih terlihat sangat bagus karna terdapat ukiran naga pada pedang tersebut yang masih terlihat jelas, hingga membuat Reina ingin menyetuh pedang itu, karna kolam dangkal tersebut sangat licin akhirnya Reina terpeleset namun ia memegang pedang yang tertancap itu sebagai pegangan agar tidak terjatuh, dan ternyata pedang itu terasa bergoyang dan Reina pun mencabutnya.

Pedang tercabut cahaya pun keluar dari seluruh dinding gua bahkan batu bekas yang tertancap pedang yang telah tercabut, Reina memejamkan matanya karna terasa sangat silau, ketika ia rasa jika cahaya telah meredup ia pun membuka matanya dan yang pertama ia lihat adalah sebuah pedang yang terlihat cantik dengan warna hitam bercampur merah, warna kesukaannya, yang barada di tangannya, namun kemudian dia di kagetkan dengan suara seseorang yang memanggilnya.

"Nona?"

Reina menatapnya dengan tatapan kagum dan gemas, di depannya ada seekor naga namun masih terlihat kecil dan sangat lah lucu menurutnya, bahkan naga itu memanggil dia nona.

Tunggu dia bisa bicara

"Kau naga, kau bisa berbicara?"

"Benar nona saya seekor naga suci yang menjaga pedang yang anda pegang saat ini."

"Pedang ini, apa kau akan mengambilnya?"

"Tidak nona pedang itu sudah menjadi millikmu."

"Benarkah, mengapa?"

"Karna nona sudah berhasil mencabut pedang tersebut yang tertancap di batu itu setelah ribuan tahun."

"Ribuan tahun !" Dahi Reina mengkerut pantas pedang itu terlihat sangat usang dan bahkan terlihat rapuh, numun kini pedang tersebut kembali ke bentuknya semula, terlihat seperti baru.

"Benar dan aku sebagai naga akan menjadi bawahanmu yang akan selalu patuh."

Reina tersenyum "Tapi, kaukan naga dan kecil."

"Nona aku adalah naga atau hewan suci sebagai mana jika tuan ku dia semakin kuat, aku akan bertumbuh juga menjadi lebih besar bahkan aku pun bisa berubah menjadi manusia."

"Jadi maksudmu secara tidak langsung aku masih sangat lemah !" Ucapnnya selidik dengan nada yang dingin.

"Maaf nona jika aku menyingungmu." Naga itu tertunduk tidak berani menatap tuanya.

Reina tertawa " hahaha tenang lah aku tau jika aku masih sangat lemah karna ini bukan lah tubuh ku, dan tubuh ini banyak sekali Racun, namun aku sudah meminum obat untuk melawan racun di tubuh ini, tapi sepertinya akan sangat lama tubuh ini akan terbebas dari racun."

Naga itu tersenyum "Aku tau kalo nona bukan jiwa yang asli pemilik tubuh ini, dan nona tidak perlu khawatir karna sekarang ada aku yang membantumu, dan karna kau pemilik pedang naga maka kau pun pemilik ruang dimensi." Naga itu mendekat ke arah Reina dan menatap gelang yang di pakai Reina, dan dia seperti merapalkan sebuah mantra yang membuat gelang tersebut bersinar terang dan membuat tampilan gelang tersebut semakin cantik.

Reina ia mengerutkan kening nya ketika mendengar naga itu tau identitasnya yang bukan jiwa asli tubuh yang di tempati olehnya, namun ia pun heran dengan apa yang di lakukan naga pada gelangnya.

"Apa yang kau lakukan pada gelang ku?"

"Aku hanya membuat sebuah dimensi dengan gelang mu yang membuat kau bisa masuk ke dalam nya."

Reina semakin heran dan meresa tidak percaya dengan yang ia dengar.

"Cobalah, aku tau nona tidak mempercayainya."

"Bagaimana aku melakukannya."

"Nona hanya tinggal menyentuh nya dan berkata, masuk !"

Reina pun melakukan apa yang di katakan naga itu.

Reina, ia seperti tertarik oleh sesuatu dan ketika sudah tidak terasa tarikannya, ia pun membuka matanya, mata Reina pun membulat sempurna seketika melihat pemandangan yang ada di hadapannya, di depannya ada sebuah rumah yang ia tempati di kehidupan pertamanya, di sekelilingnya banyak tanaman obat, sungai dan taman bunga mawar hitam yang sangat Reina sukai, Reina melihat ke arah naga itu dengan tatapan seperti penuh banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada naga tersebut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

**Biasakan meninggalkan jejak setelah membaca 😊😊

LIKE

KOMEN

VOTE

TERIMAKASIH YANG SUDAH MAMPIR 😊😊**

Terpopuler

Comments

Ayu Dani

Ayu Dani

mampir Thor

2024-03-22

0

Oi Min

Oi Min

di Eropa ada mitos kek gini jga y?? kirain cuma di timur aja yg ada

2023-09-16

0

❤ yüñdâ ❤

❤ yüñdâ ❤

ternyata kantong ajaib doraemon punya saingan niihh gelang ajaib 😄😄😄

2021-12-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!