Di dalam sebuah ruangan, terdengar suara merdu milik seorang lelaki tampan yang tengah mengaji. kulit putih dan mata tajam nya menambah nilai plus.
Zakaria Al Farizi nama lelaki tampan itu. Mempunyai sifat penyayang, sabar, dan ramah pada siapa pun. Anak sulung dari kiyai Hasan dan umi Inayah ini baru saja pulang dari mesir. Setelah semua urusan nya di mesir selesai, kiyai Hasan meminta nya menetap di indonesia dan membantu mengurus pesantren.
Zakaria sendiri memiliki usaha restaurant, dia merintis usaha nya dari awal tanpa campur tangan abi dan umi nya. Sewaktu kuliah dulu dia sambil bekerja, sedikit demi sedikit mengumpul kan uang dan membuka rumah makan sederhana pada awal nya.
Tapi karena kegigihan dan kerja keras nya dalam mengola usaha membuat rumah makan sederhana itu berubah menjadi restaurant.
Bahkan saat ini dia sudah mempunyai banyak anak cabang yang tersebar di berbagai kota. Tidak mudah dia menjalan kan usaha nya selama delapan tahun ini, jatuh bangun sudah dia lalui karena banyak nya saingan dalam berbisnis.
Tapi karena dia selalu sabar dan tidak pernah meninggal kan shalat, serta rajin dalam bersedekah membuat nya bisa melalui semua itu. Bukan kah harta tidak akan pernah berkurang jika kita rajin bersedekah, dan itu sudah terbukti pada Zakaria. Dia memperoleh semua harta nya murni karena allah.
Restaurant yang di beri nama Ikhlas itu sudah terkenal, mereka menyajikan berbagai menu hidangan yang menggugah selera. Dari masakan nusantara ala rumahan hingga masakan luar negeri semua tersedia.
Zakaria mempunyai adik perempuan yang masih remaja bernama Intan Juwita dan sepupu yang bernama Ayub Habasyi. Dia menjadikan Ayub sebagai tangan kanan nya dalam mengurus usaha restaurant. Ayub sendiri sudah menjadi seorang yatim piatu dari umur sepuluh tahun.
Ayah nya meninggal karena sakit gula basah yang di derita nya, sedangkan ibu nya meninggal pada sore hari setelah pemakaman sang ayah, dan itu membuat duka terdalam bagi Ayub.
Kehilangan kedua orang tua dalam sehari membuat nya tidak memiliki semangat hidup, hingga kiyai Hasan dan umi Inayah membawa Ayub ke rumah mereka dan mengangkat nya menjadi anak. Orang tua Ayub sendiri adalah anak paman dari kiyai Hasan, oleh sebab itu mereka membawa Ayub pulang agar bisa melupakan duka nya dan bermain bersama Zakaria yang kebetulan mempunyai usia yang sama.
Kalau Zakaria mempunyai restaurant sebagai usaha nya maka lain dengan Ayub. Dia sendiri malah membangun sekolah yang jauh dalam pedesaan, dengan alasan agar bisa berbagi ilmu pada mereka yang membutuh kan.
Intan sendiri masih berumur delapan belas tahun dan sudah menjadi penghadal Qur'an terbaik. Bahkan dia sering di kirim ke pesantren lain mewakiki pesantren nya sendiri dalam berbagai acara. Sifat nya yang ceria dan mudah bergaul membuat nya banyak di sukai para santriwati. Intan sendiri sangat menyukai sesuatu yang menurut nya sangat luar biasa.
Anak didikan kiyai Hasan dan umi Inayah memang sangat sholeh dan sholeha. Mereka semua sudah di ajarkan mandiri sedari kecil tanpa pilih kasih. Bahkan kepada Ayub pun mereka lakukan sama tanpa ada nya perbedaan.
"Shodaqallahul adzim." Terdengar sura Zakaria menyudahi ngaji nya.
Setelah membereskan semua peralatan nya dia turun kebawah dan bergabung untuk memulai makan siang.
-----
-----
-----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
ig@aya_yaww
*Allah kak pakai huruf besar:)
2023-05-16
3
Fikavindia
mampir nih
2022-10-31
1
O Z
keluarga sukses nih
2022-03-07
1