Sariii..!!
Suara Jully yang lebih bisa dikatakan pekikan yang cukup keras telah membuat seisi kelas mengarahkan perhatiannya kepada dirinya, tak terkecuali seorang lelaki yang tadinya cuek akan sekitarnya kini pandangannya hanya mengarah ke Jully. Sembari tersenyum, bibirnya menggumamkan sesuatu. Entah apa itu...
30 menit sebelum bel masuk berbunyi...
Seorang lelaki menghentikan motornya di samping gerbang sekolah, dilihat dari seragam yang dipakainya dia juga seorang siswa SMA tersebut, SMA yang sama dengan Jully. Dia terlihat ingin memasuki gerbang sekolah dengan menuntun motornya, namun langkahnya terhenti ketika dia melihat seorang gadis turun dari sebuah mobil dengan tersenyum ceria, gadis itu melambaikan tangannya untuk seseorang yang ada di dalam mobil tersebut sebelum mobil itu melaju pergi meninggalkan halaman sekolah. Ya, gadis itu adalah Jully. Siswa lelaki itu mengikuti Jully dari belakang saat memasuki gerbang sekolah, tentu saja dengan senyuman yang terus tersungging di bibirnya. Entah kenapa dia tersenyum seperti itu ketika melihat Jully, mungkin dia kagum akan kecantikan seorang Jully Mahardika, tapi bukankah cewek cantik di sekolah itu cukup banyak? Bahkan yang lebih cantik dari Jully pun banyak. Entahlah, bukankah rasa suka seseorang dengan orang yang lainnya mempunyai kadar yang berbeda, termasuk lelaki tersebut. Mungkin...
Lelaki itu terus mengikuti Jully sampai seorang gadis menghampiri Jully yang tak lain adalah Kansari, dia tertawa geli melihat interaksi kedua gadis tersebut yang menurutnya sangatlah lucu. Ditengah keasyikannya memperhatikan Jully dan temannya tiba-tiba...
"Hai Wick! Mau sampai kapan kamu bengong sambil senyam senyum gak jelas kaya gini? Ni motor gak ingin kamu parkirin dulu?" Dia tersentak kaget melihat seorang laki-laki berseragam yang sama dengan dirinya tiba-tiba berdiri disampingnya. Ahh.. Ternyata lelaki yang dari tadi mengikuti Jully adalah Wicky, Ananda Wicky Raharja. Dan lelaki yang telah mengusik pemandangan cantik Wicky adalah sahabatnya sendiri, Aleando Putra.
"Hah.. Kamu masuk sekolah ini juga Le?" Tanyanya balik yang dibalas anggukan oleh Ale.
"Dan kamu sepertinya masih betah megangin motormu seperti itu." Sindir Ale sambil melirik ke arah tangan Wicky dan motornya. Wicky yang rupanya telah sadar akan kebodohannya refleks menabok jidatnya sendiri, sementara Ale hanya menggelengkan kepala melihat kebodohan sahabatnya itu.
"Ya udah abang parkirin ini motor dulu ya beb. " Goda Wicky sambil menowel pipi cubby Ale dengan tingkah genit, hingga keluarlah makian Aleando untuknya,
"Anjrit!! Aku masih normal ya Wick!!" Dengan bergidik jijik dia mencoba menghilangkan bekas tangan Wicky yang menyentuh pipinya tadi, sementara Wicky hanya terkekeh geli melihat ekspresi Aleando. Begitulah mereka berdua, Wicky lebih suka menggoda Ale yang mempunyai wajah lebih cantik dari wajah cowok pada umumnya, gak tahu dulu ibunya ngidam apa ya?
Wicky pun langsung menggiring motornya ke tempat parkir sekolah khusus siswa dan dia baru sadar bahwa gadis incarannya sudah hilang dari pandangan matanya. Tepat setelah itu bel masuk berbunyi dan suara pengumuman untuk berkumpul di lapangan terdengan dari spiker sekolah. "Mungkin sudah menuju lapangan", pikirnya.
"Ah.. Ini semua gara-gara Ale!!" Geramnya sambil menjambak rambutnya frustasi.
Hampir 30 menit berlalu setelah upacara penerimaan siswa baru usai. Wicky mulai mencari kelas barunya, tentu saja dia tidak sendiri, masih dengan si cantik Aleando yang selalu setia menemaninya.
"Kira-kira kita satu kelas gak ya Wick?" Tanya Ale.
"Mana abang tahu sayang... Abang kan bukan cenayang." Jawab Wicky santai sambil menaikkan bahunya, masih saja menggoda Ale, sementara yang digoda membalas dengan pelototan lucu. Wicky kembali terkekeh melihat ekspresi Ale yang menurutnya memang lucu.
"Udah ah cepet kita cari kelasnya, tuh..di sana papan pengumumannya." Wicky merangkul bahu Ale dan segera menyeret cowok jangkung itu menuju papan pengumuman yang dimaksud Ketos tadi sewaktu upacara penerimaan siswa.
"Aku di kelas X-3" Ucap Ale setelah menemukan namanya di papan pengumuman masuk di daftar kelas X-3.
"Aku juga dong... Di kelas X-3 juga." Kata Wicky yang menunjukkan namanya terdapat juga di daftar yang sama dengan daftar kelasnya Aleando.
"Waahh... Ternyata kita sekelas lagi Wick." Tutur Ale sambil tersenyum.
"Sepertinya bebeb seneng banget satu kelas sama abang." Goda Wicky lagi.
"Najis!" Ale segera melangkah pergi setelah berhasil menggetok kepala Wicky dengan bolpoin yang dia ambil dari saku bajunya.
"Aw..! Kok aku malah digetok sich?" Omelnya sambil mengusap usap kepalanya yang terasa tak begitu sakit. Bukan Wicky namanya kalau digetok bolpoin gitu saja lantas menyerah, justru dia gencar menggoda Aleando, namun herannya kok bisa Aleando bertahun tahun bersahabat dengan Wicky yang notabene adalah cowok jahil yang reseh. Ya... Begitulah persahabatan mereka.
"Oe beb, tungguin abang dong..." Wicky segera mengejar Ale tanpa memperdulikan tatapan aneh dari siswa lain yang ada disekitarnya.
Setibanya di kelas ternyata di dalam sana sudah ramai dengan teman-teman barunya. Wicky melihat Ale yang sudah menduduki bangku barunya, diapun menghampiri sahabatnya itu dan duduk di bangku kosong di sebelahnya.
Selang beberapa waktu, masuklah Ketos tampan pujaan siswi-siswi sekolah ini ke dalam kelas mereka. Wigih Sasongko.
"Selamat pagi adik-adik semuanya, harap duduk dengan tenang." Interupsi si Ketos yang sedari dia masuk ke kelas itu begitu ramai, sebenarnya ramai karna cewek-cewek di dalam kelas itu pada heboh karena kedatangnya, si Ketos tampan memang selalu menjadi idola sekolah bukan?
"Sebelumnya saya perkenalkan diri dulu, nama saya Wigih Sasongko, mungkin kalian masih ingat karena sebelumnya kita sudah bertemu di upacara penyambutan tadi dan saat ini saya menjabat sebagai Ketua OSIS." Jelas si Ketos.
"Di sini saya akan... " Tiba-tiba perkataannya tertahan oleh suara ketukan pintu kelas.
"Masuk" Jawabnya.
Kemudian terdengarlah suara perempuan setelah pintu terbuka, tapi Wicky tak memperdulikannya, itu bukanlah hal penting baginya.
"Maaf kak saya terlambat, saya baru dari toilet." Kata perempuan barusan yang ternyata siswa baru juga di kelasnya.
"Gak papa, masuk saja lalu cari bangku yang masih kosong." Jawab Wigih yang dibalas ucapan terimakasih oleh perempuan tersebut.
Tak lama kemudian terdengarlah pekikan suara perempuan yang cukup keras,
"Sariii...!!"
Ternyata suara perempuan yang terlambat tadi dan berhasil membuat seisi kelas menatap ke arahnya termasuk Wicky. Dan seketika waktu seakan berhenti saat itu juga. Wicky perlahan menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Perempuan itu.. Ah bukan, gadis itu mempunyai tinggi dan tubuh yang ideal, rambut hitam panjang lurus sebatas punggung dibiarkan terurai indah dan ia memiliki senyum yang cantik. Dialah Jully Mahardika, gadis yang sudah menjadi pusat perhatian Wicky di awal pagi harinya ini. Wicky pun bergumam lirih yang hanya bisa didengar dirinya sendiri.
Akhirnya... "KETEMU!"
"Oke adik-adik tolong hadap ke depan semuanya, saya akan menjelaskan apa saja peraturan yang harus ditaati di sekolah kita ini." Suara si Ketos kembali terdengar yang membuat seisi kelas kembali memperhatikannya. Namun tidak dengan Wicky, dia tetap menatap ke arah Jully. Rupanya Jully menyadari jika ada seseorang yang menatap kearahnya dan dirinya balik menatap orang itu. Tentu saja Jully tahu orang itu adalah Wicky, karena kejadian ini juga pernah dialaminya dulu. Sementara Wicky yang tengah ditatap balik oleh Jully sedikit kaget, tapi dia kembali tersenyum untuk menutupi kegugupannya.
🌸🌸🌸
Jully POV
"Sar... " Panggilku lirih sambil menyikut lengan Kansari.
"Apa?" Jawabnya singkat.
"Cowok itu terus ngelihatin aku Sar..." Aku memang sengaja menggoda Sari, aku ingin tahu reaksinya seperti apa dan ini tidak ada diceritaku dulu, kalau dulu aku hanya diam saja mengetahui Wicky tersenyum menatapku, sangking takutnya kali ya karena baru pertama itu ditatap cowok ganteng hehe... Tapi lain halnya sekarang ini.
"Hah cowok?!" Langsung kubungkam mulut toa milik Sari, ini bocah memang selalu lepas kendali, untung tanganku gercep buat bungkam dia sebelum dia bikin masalah, yang tadi aja aku sudah malu, bagaimana mungkin aku tambah lagi dengan yang ini...
"Sstt...pelanin suaramu!" Kataku geram.
"Upss, sorry" Jawab Sari sambil meringis.
"Lihat sebelah kananmu arah jam dua, dari tadi ngelihatin aku terus." Jelasku yang langsung diikuti oleh Sari.
"Ganteng Jull" Haddaahh ni anak benar-benar...
"Iiss.. Matamu itu yaaa gak bisa lihat yang bening dikit." Decahku sebal.
"Mau gimana lagi mata ini tidak dapat didustakan." Jawab Kansari sok puitis.
"Tapi tetap aja serem kalau dilihatin terus seperti itu." Alasanku berpura-pura.
"Naksir kali sama kamu." Balas Sari enteng.
"Hahh?!" Aku kembali berpura-pura kaget, tentu saja aku tahu kalau si ganteng itu naksir aku. Duhhh... Narsisku kumat, sorry gaes tapi yang ini fakta.
"Welcome back to my youth"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Erna Dianti
cie cieee author ada yg naksir tuh..si cowok ganteng
2021-11-29
0