Pagi yang cerah. Mentari sangat ceria memancarkan kilauan nya untuk menyinari bumi ini. Namun tidak dengan hati Dea.
Hatinya sangat kacau dan gelisah.
Satu bulan sudah usaha Dea untuk mendapatkan pekerjaan. Namun tidak ada satupun perusahaan yang menghubungi dirinya untuk panggilan kerja.
Dea tak tau harus mencari kerja kemana lagi. Kadang di hati nya terlintas ingin pergi keluar negri menjadi TKW untuk mendapatkan pekerjaan supaya dia bisa membantu menyicil hutang hutang orang tua nya.
Namun Dea tak tega meninggalkan ibu nya jauh jauh.
"Apa yang harus gw lakukan? Gw tak tega melihat ibu kesusahan sendiri untuk mencari uang guna menyicil hutang hutang nya" Dea bertanya tanya sendiri sambil duduk bermenung di halaman samping rumah nya.
"Apa aku pergi aja cari kerja jadi TKW keluar negri untuk menghasilkan uang" Batin Dea.
"Jika aku pergi lalu ibu dengan siapa? Aku tak tega meninggalkan ibu untuk pergi jauh.
Apalagi akhir akhir ini ibu sering pusing. Wajahnya yg slalu terlihat pucat membuat aku semakin tak berani meninggalkan nya sendiri di sini." Dea terisak memikirkan ibunya yang bakal dia tinggal jauh jika dirinya benar benar pergi keluar negri menjadi TKW.
"Apakah ibu mengidap suatu penyakit yang di sembunyikan dari aku? Kalau memang ibu ada penyakit yang di deritanya kenapa ibu menyembunyikan nya dari aku? Bukankah aku anaknya yang harus ibu kasih tau apapun tentang ibu" Dea terisak menangis.
Ggrreeeettt gggrreeet zZzz ponsel Dea bergetar.
mengejutkan Dea dari lamunan dan kesedihannya ....
Dea melihat layar Hp nya.
Ada Nomor baru terera disana sedang memanggilnya.
Sekilas Dea berfikir. Apakah ini panggilan dari salah satu perusahaan dimana dia mencari kerja kemarin.
"Semoga aja ini benar dari salah satu perusahaan yang aku datangi tempo hari" Harap Dea
Dengan gerakan cepat Dea langsung menerima panggilan itu, takut panggilannya akan berakhir.
"Hallo." jawab Dea.
Namun tak ada sahutan yang terdengar dari sang penelpon di seberang sana.
"Hallo .... " Dea mengulangi lagi.
"Hallo De." terdengar sahutan suara menjawab dari sang penelpon.
"Apa kabar De?" tanya si penelpon.
"Baik." jawab Dea.
"Ini siapa?" Dea bertanya karna dia tidak tau siapa yang menelpon dan tidak mengenal nomor yang menelponnya.
"Kamu lagi ngapain?" Si penelpon tak menjawab pertanyaan Dea tapi malah balik bertanya.
"kok balik nanya, memangnya ini siapa?" Dea mencoba memastikan lagi siapa yang menelponnya.
"Sepertinya ini bukan dari perusahaan." Batin dea sedih.
Lama Dea menunggu jawaban dari penelpon namun tak ada jawaban.
"Hallo ... apa masih ada orang? Dea memastikan apakah telponnya masih nyambung atau tidak. Karna tak ada terdengar suara dari dalam telpon yang di genggam Dea.
"Iya hallo." jawabnya singkat
"kamu siapa! kalo gak mau jawab siapa kamu maka aku matiin telponnya, SEKARANG!" tegas Dea.
Dea mulai kecewa dan sedih lagi karna yang menelpon nya bukan dari perusahaan atau orang yang menawarkan pekerjaan tapi malah ini telpon dari orang asing yang tidak Dea kenal.
Tapi setiap mendengar suara pria yang menelpon nya di seberang sana, jantung Dea berdebar debar seakan mengenali suara itu.
"Siapa sih ini." Batin Dea.
"Seakan gw kenal sama suara ini, tapi siapa?" Dea semakin penasaran dengan orang yang menelponnya siang ini.
"Hallo .... Kenapa Diam lagi! kamu siapa?" Dea mencoba bertanya lagi.
"A aa Aku Deon" Deon merasa gugup.
"Bolehkan aku save nomor hp mu? tanya Deon memberanikan diri bertanya pada Dea.
"Owh Deon, Boleh." jawab Dea singkat.
"nyimpan Hati gw juga boleh, bahkan boleh banget wkwkwk wkwkw" batin Dea sambil tersenyum bahagia.
"Dea, Ntar malam kamu ada acara gak?" Tanya Deon.
"Nggak, emang kenapa?" jawab Dea.
"kalau kamu gak keberatan aku mau mengajak kamu makan malam di luar." jawab Deon to the poin pada maksud dan tujuannya.
"Makan dimana? gak jauh jauh kan?" tanya Deon.
"Gak jauh kok, ntar malam aku jemput kamu. Kita cari kafe yang dekat aja." jawab Deon.
"Okey .... "balas Dea.
"Kalau begitu telpon nya aku tutup dulu ya. Sampai jumpa ntar malam" tutup Deon.
"Ya ..." balas Dea singkat.
Setelah telponnya mati, Dea langsung berlari menuju kamarnya untuk mencari baju yang cocok untuk dipakai ntar malam pergi bersama Deon.
Kesedihan yang tadi menyelimuti hati Dea bahkan sempat membuat nya meneteskan air mata sudah hilang entah kemana.
Raut wajah yang murung tak bersemangat beberapa menit lalu kini berganti dengan wajah berseri dan senyuman sumringah.
Begitulah jika sudah dilanda kasmaran.
dari tangis bisa jadi tawa dan dari murung bisa berganti ceria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Maheera Indra
jejak dulu ya tor...
2022-02-02
0
Nn sy
Thor aku juga mau dong nyimpen hatinya 🤣🤭
2022-01-30
0
Erna Queena
Ahh begitulah cinta.. 😍
2022-01-26
0