Suasana dimeja kantin tempat mereka berkumpul tiba tiba hening mencekam.
lima belas menit telah berlalu.
Rina, Dea dan Eli masih sibuk dengan fikiran nya masing masing.
Nggak ada satupun di antara mereka yang membuka suara kembali.
padahal tujuan utama mereka ke kantin untuk mengisi perut mereka yang dari pagi belum di isi sarapan karna mereka buru buru harus pergi kesekolah untuk menghadiri pengumuman kelulusan sekolah.
"Ada yang lagi kompetisi nih kayaknya." Eli bersuara duluan memecah keheningan diantara mereka.
"Siapa yang kompetisi?" tanya Dea bingung.
"Kompetisi apa?" sahut Rina yang ikut penasaran.
"Kepo," balas Eli pada kedua sahabatnya sambil menjulurkan lidahnya.
"Ya ... Kalau gak mau ngasih tau kenapa lo omongin?" balas Rina kesal.
"Mau tau atau mau tau banget?" goda Eli.
"Nggak mau tau!" jawab Rina dan Dea serentak.
"Ha ha ha ..." Bukannya marah. Eli tertawa puas melihat kedua sahabat nya kesal pada diri nya.
"Ketawa?ada yg lucu??" sungut Rina kesal pada Eli.
"Ada ... Kucing gue di rumah lucu nya pake buangeet nget nget nget ...." jawab Eli semakin memancing kekesalan Rina.
"Nggak nyambung," Sela Dea.
"Nyambung kemana?" balas Eli terus memancing kekesalan teman-teman nya.
"Nyambung ke perut gue ... Puas lo!" jawab Rina yang di balas tawa puas dari Eli.
"Semakin banyak bicara semakin teriak teriak nih cacing minta di isi." Seru Rina sambil memegang perut nya.
" Cacing cacing gw juga udah berdemo dari tadi." Sahut Dea.
"Kalian mau pesan apa?" Tanya Eli.
"Gw soto ayam sama minum nya es teh aja."Jawab Dea.
"Lo mau pesan apa Na?" Tanya eli kepada Rina.
" Hmmm.. Sama kayak Dea aja deh." Jawab Rina.
" Sama apanya??" Goda Eli sambil menaik turunkan alisnya.
"Terserah lo." Sungut Rina.
"Iya deh." jawab Eli.
Eli nggak mau memancing kekesalan kedua sahabat nya lebih lama lagi.
"Gw pesan sama ibu kantin dulu ya." Balas Eli sambil beranjak pergi mendekati ibu kantin yang lagi asyik mengambilkan menu untuk pesanan yang lain.
"Bu, pesan soto ayam tiga dan minuman nya es teh tiga ya bu!" Minta Eli pada ibu kantin.
"Iyaa neng, tunggu sebentar ya...." Balas ibu kantin.
" Siap bu." Jawab Eli sambil mengangkat jempol nya.
"Ada tambahan yang lain neng?" tanya bu kantin lagi.
"Itu aja bu, ntar kalo ada yang lain aku kabarin" jawab Eli.
Ibu kantin mengangguk sambil berlalu mengambilkan pesanan Eli dan kedua sahabat nya.
"Kenapa ya... Cacing cacing di perut gw gak bisa di ajak kompromi untuk tidak berdemo terus menerus" Ucap Rina.
"Yaa... Karna tuh cacing juga mau di mengerti." Jawab Dea asal.
"Seperti cinta Deon pada mu yang butuh di mengerti." Goda Rina sambil tertawa.
"Deeon?? kenapa bawa bawa Deon segala sih, ntar kedengaran sama orangnya." Sahut Dea.
"Kalau kedengaran sama orang nya juga gak apa apa kali. Dia gak bakal marah sama gw." Jawab Rina acuh.
"Deon itu udah lama suka sama Lo" Sela Eli.
"Hanya saja dia gak berani mengungkapkan nya sama Lo, dia takut aja." Sambung Rina.
"Kenapa?? Emang gw makan orang." Balas Dea.
"Takut ditolak, katanya...." Sambung Eli.
"Nggak percaya gw." Jawab Dea gak percaya.
Sebenar nya Dea juga suka sama Deon semenjak pertama dia ketemu Deon di sekolah tempat mereka mengenyam pendidikan.
Tapi dia gak mau mengungkapkan pada Deon karna gak mau harga diri nya jatuh jika setelah dia mengungkapkan rasa suka nya pada Deon malah di tolak karna dia gak tau Deon suka apa tidak sama Dia, mana tau Deon punya pacar fikir nya.
"Kalau gak percaya tanya aja sama orang nya langsung!" Pinta Rina.
"Bettul tul tul." Sambung Eli menyetujui ide Rina.
"Sebenarnya Lo juga punya rasa yang sama dengan Deon, iya kan?" Tuding Eli.
" Apaan sih... Kenapa pesanan kita lama sekali ya?" Kilah Dea mengalihkan pembicaraan.
"Apa ibu kantin nya lupa dengan pesanan kita?" Tambah nya lagi yang sudah mengambil ancang ancang untuk pergi dari tempat duduk nya untuk menemui ibu kantin supaya teman teman nya tidak menanyakan hal serupa lebih lanjut lagi.
" Ooooppz... mau kemana??" Dengan sigap Eli dan Rina secara bersamaan memengang tangan Dea yang hendak pergi.
"Mau menemui ibu kantin. Menanyakan pesanan kita." Jawab Dea.
"Tunggu aja disini. Bentar lagi juga di antar ibu kantin nya." Kata Eli.
"Iyaa... Biasanya kan juga begitu. Pasti di antar ke meja kita kok." Rina membenarkan perkataan Eli.
Dea duduk dengan malas, dia tau karakter kedua sahabatnya. Mereka kalo udah kepo pasti mengorek sampai ke akar akarnya.
Terpaksa Dea duduk dengan menekuk wajahnya.
"Nggak usah menghindar gitu deh, kita kan cuma memastikan aja." Tutur Rina.
"Memastikan apa??" jawab Dea malas.
"Memastikan perasaan Lo pada Deon. Apa cinta Deon berbalas atau malah bertepuk sebelah tangan." Rina menuntut kepastian perasaan Dea.
"Kenapa gw berasa lagi di sidang perkara ya?" Jawab Dea.
Disela pembicaraan mereka, ibu kantin datang membawakan pesanan mereka.
"Silahkan neng. Soto ayam tiga dan es teh tiga?" Ibu kantin memastikan pesanan mereka...
"Iya bu, terimakasih ya" Jawab mereka bersamaan.
Dibalas anggukan dan senyum oleh ibu kantin.
"Jadi gimana De?" Tanya Rina yang keponya minta ampun.
"Gimana apanya?" Dea pura pura tidak tau maksud pertanyaan Rina.
"Yang tadi." Jawab Rina.
"Yang tadi mana?" Dea pura pura lupa.
"Jangan pura pura lupa de, tentang perasaan Lo sama Deon." Jelas Eli langsung pada inti pertanyaan....
"Nih makanan udah datang. Ntar keburu dingin, nggak enak." Dea mengalihkan pembicaraan lagi.
"Kenapa sih De, lo slalu mengalihkan pembicaraan? kayaknya lo gak mau jujur sama kita?" Tuduh Eli.
" Iya... kita ini sahabat lo, kok berasa kayak orang lain." Rina menunjukkan wajah sedih pada Dea.
"Bukan gitu, hanya sajaa..." Dea menggantung kata katanya.
"Hanya saja apa??" Rina dan Eli semakin kepo terhadap perasaan Dea.
Mereka yakin bahwa Dea juga punya perasaan yang sama dengan Deon.
"Gw takut Na." Jawab Dea.
"Takut kenapa?" Tanya Rina.
"Takut dengan perasaan ini. Gw hanya anak pembantu sedangkan Deon anak pengusaha.
Gw dan dia tidak mungkin bisa bersatu walaupun gw punya perasaan lebih kepada Deon, apalagi perasaan gw ini hanya bertepuk sebelah tangan Na." Tutur Dea.
"Tapi Deon juga suka sama lo De, dia sendiri yang bilang sama gw." Pungkas Rina.
"Sejak kapan? Kalau memang dia suka sama gw kenapa dia tidak pernah menyatakan perasaan nya gw? Lo jangan mengada ada. Gak mungkinlah Deon seriusan suka sama gw, sedangkan Tiwi yang primadona di sekolah ini aja sudah di tolak. Apa lagi gw." Dea tersenyum hambar.
Tiwi adalah gadis cantik berkulit putih, tinggi bak seorang model, body nya yang seperti gitar spanyol menambah keanggunannya.
Tiwi anak seorang pengusaha tekstil terbesar di kota itu yang mempunyai banyak cabang perusahaan di kota kota besar lainnya.
Dia jadi primadona di sekolah nya SMA Negri Nusa Bangsa.
banyak laki laki yang tergila gila pada nya namun slalu di tolak karna dia sangat mencintai Deon.
Tapi sayang, Deon menolak nya.
Namun tolakan dari deon tak membuat nya menyerah, dia slalu berusaha mendapatkan cinta Deon.
"Gw gk bohong. Deon pernah bilang sama gw kalau dia suka sama lo tapi belum berani mengungkapkan nya." Jawab Rina jujur.
"Mungkin aja pas bilang sama lo dia lagi bercanda. Mana mungkin Na dia serius, secara gw hanya upik abu miskin anak dari seorang pembantu. Cantik juga nggak.
Noh lihat Tiwi yang udah cantik nya gak ada saingan tambah kaya raya lagi.
Penerus tunggal perusahaan Bokapnya, udah ditolak ratusan kali, apalagi gw." Jawab Dea pesimis.
"Jangan pesimis gitu De, kalo gw liat slama ini dia emang benar suka sama lo.
Gw sering liat dia curi curi pandang sama lo, hanya saja lo aja yang gak peka." jawab Rina.
"Hhmmm... Yuk makan dulu, udah dingin sotonya dari tadi." Potong Dea.
"Gw mah udah hampir habis." jawab Eli.
Mereka menghabiskan makanan mereka tanpa ada yang bersuara satupun di antara mereka.
"Kali ini biar gw yang bayar. Gw traktir untuk makanan kali ini" Ujar Rina setelah makanan mereka habis.
"Terimakasih Rica...." Eli langsung memeluk Rina.
"Apaan tuh Rica?" Tanya Rina.
"Rina cantik...." Jawab Eli.
"Emang gw cantik udah dari jabang bayi." Ujar Rina membanggakan diri.
"Iya deh, Rina yang paling cantik sejagat raya." Ledek Dea.
"Thanks ya udah traktir kita, kalau tau bakal ditraktir gw pasti udah pesan lebih banyak makanan dari tadi." Sesal Dea.
"kalo lo mau pesan lebih banyak lagi gak apa apa. Pesan aja sama bu kantin." Jawab Rina.
"Bener nih? boleh buat dibungkus gak?" Tanya Dea antusias.
"Boleh boleh aja. Tapi bayar sendiri!" Jawab Rina yang diselingi tawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
auliasiamatir
jadi inget masa masa sekolah,
2022-09-07
0
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
maksa nih si rina hihi
2022-01-26
0
Istrinya Jungkook🌻
nyicil dulu ya mak☺️🙏
2022-01-25
0