"Mas! saat Rahael memanggil.
"Kangen ibu," ucap Rahael.
"Sabar! Mas sudah beri kabar tetapi nggak bisa langsung datang ya? Mungkin besok pagi baru berangkat Rahael," ucap Galang lagi.
Setelah beberapa saat duduk terdiam.
"Rahael, Mas keluar sebentar ya?" ucap Galang dan Rahael hanya mengangguk menghiyakan.
Belum sampai ujung ruang paviliun. "Mas, seseorang memanggil Galang."
"Kau lagi!" ucap Galang sembari menatap dengan tajam.
"Mau apa? Kau, mau menganggu istri ku ha!!"
Saat ini emosi Galang kembali memuncak. "Jika kau hanya mengusik ketenangan istriku pergilah," usir Galang.
Membuang napas kasar sejenak untuk meredakan emosinya. Sambil mengambil hp, Galang menghubungi seseorang.
"Rin tolong ke rumah sakit temani ibu, saya ada urusan sebentar," ucap Galang.
Kemudian menutup panggilan ketika orang yang Galang hubungi menyanggupi.
Dengan langkah panjang Galang menyeret laki-laki ini. Hingga tiba di taman rumah sakit. Tak mungkin Galang akan membicarakan ini di hadapan Rahael.
Setelah duduk dan diam beberapa saat.
"Kenalkan aku Galang suami Rahael dan kau!!
Aku Mawan Mas," jawab laki-laki ini.
"Apa yang kau ingin kan, hem !! Mengejar obsesimu kepada istriku, belum puas kau memberinya luka, menyakitinya dan memberinya trauma, aku raup wajahku sesaat dengan kasar .
"Maaf !! Itu yang terucap."
"Semua memang salahku, aku hanya ingin bertanggung jawab."
Seketika Galang menatap wajah Mawan.
"Kau, serius!!"
"Bagaimana dengan orang tuamu? Apa mereka tahu apa yang kau perbuat?" tanya Galang dan sesaat Mawan hanya menggeleng.
"Terus apa yang akan kau lakukan. Membuat nya malu di hadapan orang tuamu
menghinanya lagi. Bagus sekali anak manja!"
"Apapun yang kau lakukan, akan sia-sia karena aku tak akan melepaskan Rahaelku! Ingat itu."
"Tak aku pungkiri itu memang anakmu tapi ingatlah dan kamu lihat sendiri bagaimana keadaan Rahael, jika kau menginginkannya
perjuangkanlah. Tetapi, aku tak menjamin Rahael akan menyetujuinya."
"Berpikirlah dengan cerdas, bila kau ingin melihat anakmu dan Rahael baik-baik saja jangan lakukan itu.
"Wan! Lupakan obsesimu pada Rahael
itu bukan cinta wan, sadari itu."
"Lepaskan Rahael, demi anak-anakmu.
Galang menatap pria yang duduk di sampingnya, jelas terlihat tatapan nya jauh kedepan.
"Wan!" panggil Galang sembari menyandarkan tubuhnya di kursi taman.
"Kau tahu! Beberapa bulan ini yang Rahael alami, kau tahu saat melihatnya menangis dan merintih dalam tidurnya, merasakan kecemasan dan ketakutan saat bertemu denganmu. Jujur sakit wan! Kata maaf pun mungkin tak akan bisa mengobati lukannya."
"Ini kedua kalinya Rahael mengalami pendarahan. Karena rasa ketakutannya padamu, walaupun melihatmu secara sekilas dan saat ini untung masih bisa di selamatkan.
"Pikirkan ini sekali lagi, lupakan egomu.
Karena orang tuamu juga menginginkan
yang terbaik untukmu, jika boleh memberi saran bereskan kuliahmu dan kejar masa depan mu pikirkan ini wan!!" ucap Galang lagi.
Galang berdiri. Pikirkan baik-baik, kau masih muda jangan salah jalan lagi. Ini no hp ku. Jika kau berubah pikiran hubungi aku. Semua ini demi anak-anak mu juga," ucap Galang sambil berlalu meniggalkan Mawan.
Setelah beberapa langkah Galang memalingkan tubuhnya untuk melihat sekilas, tubuh Mawan kini tertunduk lesu di bangku taman.
Galang melangkahkan kakinya menuju paviliun di mana Rahael di rawat, cukup lama Galang meninggalkan Rahael sekitar satu jam, beruntung Rini datang dan menemani Rahael.
Berhenti di kantin membeli beberapa cemilan, air mineral dan kopi hitam panas untuk meredakan pening di kepalanya.
Memasuki kamar, Galang sedikit lega saat mendengar suara tawa Rahael.
"Assalammualaikum wr. wb," ucap Galang saat memasuki kamar.
"Waalaikum salam wr. wb," jawab yang di dalam kamar.
"Terima kasih Rin," ucap Galang.
"Sama-sama Pak," timpal Rini.
"Kalau begitu saya balik ke toko Pak."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Indah Nihayati
semangat trus thor
2022-03-01
0
5.13.13.1
suami yang penyabar,,,, kalau ada di dunia nyata kayaknya 1000 banding 1, mungkin,,,
2021-12-19
2