BAB 31. SILVIA

Setelah kontrol dari rumah sakit, kini kehamilan Rahael sudah menginjak delapan bulan. Galang lebih over proktektif mengingat sejarah kehamilam Rahael. Entalah, Galang sering was-was saja bila melihat Rahael sibuk meskipun di kasir dan di bantu Rin.

Dan semenjak kedatangan dua teman Rahael membuat toko Galang semakin pesat. "Ya!setiap teman atau rekannya datang pasti menuju toko Galang untuk membeli oleh-oleh.

Seperti hari ini secara tiba-tiba.

"Pagi mbak! Bisa saya bertemu dengan mbak Rahaelnya!"

Sejenak Rin menatap siapa yang mengajaknya bicara, kemudian membalas pertanyaan wanita ini. "Sebentar ya mbak," ucap Rin .

"M ... maaf dengan mbak siapa?" tanya Rin lagi.

"Oh ... maaf saya silvi!Pasti mbak Rahaelnya tahu."

"Sebentar ya mbak, saya tanya bapak dulu," ucap Rin sembari berlalu ke atas, tak berapa lama Silvi melihat karyawan itu telah turun kembali .

"Silakan mbak, langsung ke atas saja," ucap Rin mempersilahkan.

Begitu di atas Silvi melihat Rahael berdiri di samping laki-laki yang tengah mengenggam tangannya .

"Rahael ... panggil Silvi."

Sesaat Silvi berdiri di ujung tangga, memindai dari atas hingga ke bawah sosok Rahael.

Seketika Silvi membekap mulutnya sendiri. Agar tak mengeluarkan suara terkejutnya, Silvi perlahan mendekati Rahael dan langsung memeluknya .

"Rahael ... panggil Silvi dengan tangisnya."

"Maafkan aku, Rahael," ucap Silvi di tengah isaknya.

Mendapatkan pelukan dari wanita ini. Galang merasakan Rahael mengenggam tangannya makin erat. Sesaat Rahael menatap lekat seakan takut Galang tinggal.

Galang tersenyum membalas tatapan Rahael dan mengangguk tanda setuju.

"Silvi ... mendengar panggilan Rahael, Silvi langsung melepas pelukannya sembari mengusap air matanya dan menatap Rahael.

"Maaf, Mas! Kenalkan saya Silvi sahabat Rahael," ucap Silvi sembari mengulurkan tangannya.

Galang yang mendapat uluran tangan dari Silvi langsung menyambutnya.

"Kenalkan saya suami Rahael. Galang!!" jawab Galang sembari menjabat tangannya.

"Duduk mbak," ucap Galang mempersilahkan.

Sesaat kemudian Silvi menundukkan wajahnya membisikkan sesuatu ke telinga Rahael.

"Maaf, Mbak saya tinggal ke bawah," ucap Galang.

Silvi hanya mengangguk dan Rahael masih menatap Silvi dengan ragu.

Sebelum beranjak pergi sejenak Galang mengusap pucuk kepala Rahael, sambil berlalu ke dapur menemui Bi Narmi dan setelahnya Galang turun ke bawah.

Entalah, Galang hanya ingin memberi kebebasan pada silvi dan Rahael mungkin dengan tidak adanya Galang. Silvi dan Rahael akan bebas bercerita.

Benar, belum juga Galang turun.

"Rahael ... sapa Silvi keras dan seketika memeluk kembali.

"Maafkan aku Rahael, bukan niatku untuk meninggalkanmu sendirian di sana."

"Maafkan aku Rahael."

"Kamu kemana Rahael? Kenapa kau tak menjawab telfonku?" tanya Silvi memburu.

Tak menjawab pertanyaan Silvi kini tiba-tiba Rahael memeluk Silvi dengan erat, tangisnya luruh dalam rangkulan Silvi.

"Maafkan aku silvi, maaf !" hanya itu yang terucap dari mulutnya.

Kini kami saling berpelukan menangis bersama, hingga beberapa saat setelah kami puas menangis dengan mengikis air mata kami masing-masing.

"Sudah berapa bulan Rahael?" tanya Silvi.

Kini Silvi melihat Rahael tersenyum.

"Delapan bulan," jawab Rahael sembari kembali menyusut air matanya.

Tak ada kata-kata yang dapat Silvi ucapkan

sembari Silvi mengelus perut Rahael dan kembali Silvi menatap wajahnya.

"Selamat ya?" ucap Silvi.

Rahael hanya tersenyum .

Entalah, banyak perubahan yang Silvi rasakan saat ini. Ini bukan Rahael yang dulu yang Silvi kenal.

"Rahael. Maaf! Dua hari setelah kita wisuda aku di jemput orang tuaku dan aku di ajak pindah ke kota B."

"Rahael, Maaf. Saat dalam perjalanan hp ku hilang otomatis semua nomor ku hilang dan aku baru tahu kamu di sini dari intan dan kinan, Rahael," jelas Silvi pelan.

"Aku memang sengaja kemari Rahael, untuk menemuimu, bukan maksudku untuk menghilang, sekali lagi maafkan aku ya?" Kembali Silvi melihat Rahael hanya tersenyum.

Tak banyak yang Silvi bicarakan pada Rahael, saat ini seakan ada pembatas yang menghalangi antara kami berdua.

Mungkin ini cukup untuk meminta maaf

dan Silvi pun tak mau memaksa Rahael untuk jujur dan bercerita, kenapa saat itu dia menghilang.

Merasa waktu Silvi juga nggak banyak. Akhirnya Silvi berpamitan untuk pulang, merangkul Rahael sekali lagi.

"Terima kasih mau menerima dan mendengar penjelasanku," ucap Silvi lagi.

Kini Rahael kembali mengangguk dan tersenyum. "Hati-hati Silvi!" Hanya itu kata terakhir yang Silvi dengar.

Sekembalinya di bawah.

"Terima kasih Mas," ucap Silvi pada mas Galang.

"Sama-sama Mbak," jawab Galang

Sekilas Silvi menatap Galang saat berjalan ke atas. 'Suami yang siaga batin Silvi.'

BAB 32 .GELISAHNYA RAHAEL

Malam ini setelah pertemuannya dengan Silvi Rahael terlihat gelisah, sudah jam sebelas malam Rahael tak kunjung terlelap.

"Kok belum tidur bumil," panggil Galang dan yang Galang panggil hanya berbalik dan menggeleng.

Menyandarkan kepala di sandaran ranjang.

"Sini," ucap Galang sembari merengkuh kepala Rahael untuk bersandar di bahunya.

"Mau cerita sama, Mas?"

Rahael hanya menatap sembari tersenyum

"Nggak ada yang penting Mas, Silvi hanya meminta maaf."

"Tapi bumilnya Mas, kok gelisah."

Galang terdiam sesaat.

"Aku takut bila laki-laki itu datang menemui Rahael dan meminta anak ini," ucap Rahael pelan.

Seketika pikiran Galang ambyar, benar juga yang di katakan Rahael.

"Terus terang Mas, jika itu sampai terjadi.

Entah, apa yang bisa Rahael lakukan," ucap Rahael cemas.

Sejenak Galang menatap mata Rahael yang mulai berkaca-kaca.

"Sssttt ... jangan menangis Rahael, ingat pesan Bidan Sumi," ujar Galang sembari memeluk Rahael.

Rahael hanya mengangguk. "Tidur ya?" pinta Galang pada bumil.

"Mau di usap?" tanya Galang. Terlihat Rahael kembali mengangguk.

Tak berapa lama Galang melihat Rahael sudah terlelap.

Pikiran Galang malam ini sudah kemana mana hingga tak terasa Galang pun sudah tertidur sembari merangkul Rahael.

Pukul tiga pagi Galang terbangun, pandangan Galang kini mendapati Rahael termenung menatap keluar jendela.

Bayangannya yang tidak begitu tinggi dengan perut buncitnya nampak jelas kalau dia tengah memikirkan sesuatu.

"Kenapa?" tanya Galang.

Rahael hanya menggeleng.

"Cerita Rahael, mungkin Mas bisa bantu," sembari mendekap tubuhnya dari bekakang.

"Mas, bantu Rahael keluar dari perasaan takut mas. Jujur saat ini Rahael benar-benar takut," ucap Rahael tersekat.

"Rahael, ada Mas di sini. Jangan takut Mas akan bantu Rahael, semampu Mas dan sebisa Mas. Mas janji akan itu."

Pagi telah bergulir kami tak melanjutkan tidur melakukan shalat tahajud dan menunggu subuh datang .

Pikiran kami benar-benar terasa lelah mendengar adzan subuh Galang membentangkan sajadah, sesaat Rahael mengikuti di belakang. Sesaat kami kembali menyerahkan diri pada sang pencipta dengan harapan esok akan kembali baik.

Seusai shalat subuh Galang mendekati Rahael.

"Rahael ... panggil Galang, sembari melihat Rahael melepas mukenanya.

"Ya, Mas."

"Mau pangil Ibu sama Bapak kesini? Nemani kamu atau mau lahiran di kota M?" pinta Galang.

Sesaat senyum Rahael kembali mengembang.

"Rahael mau yang nomer satu Mas, kangen sama Ibu dan masakannya."

"Lagian itung-itung nemani Rahael lahiran kayaknya ramai, enak Mas."

Galang terkekeh mendengar ucapan Rahael, kemudian ku toel hidungnya yang agak tertutup pipi tembemnya.

"Ini baru bumilnya Mas," ucap Galang sembari mencium pipinya, secara reflek Rahael mendorong Galang.

"Ingat janji apa itu, sama ibu," ucap Rahael.

"Ish ... kau itu halal Rahael, nggak apa-apa yang cium juga suami kamu!" Bela Galang karena malu.

"Hm ... istri kecilku," ucap Galang sembari duduk di samping Rahael.

"Eee, kok deket-deket lagi!" teriak Rahael.

Galang semakin geli di buatnya dan semskin ingin menggoda.

"Jangan begitu ... tiap malam itu loh, tidur juga sudah aku rangkul, aku usap Rahael."

"Sudah, Mas turun ke toko gih, sudah siang, kasihan anak-anak di bawah," ucap Rahael tersipu sembari mendorong tubuh Galang.

Masih di ujung tangga. "Mas ... nanti Rahael ikut turun ya?" pinta Rahael dan aku hanya megangguk.

Inilah kesenangan Galang saat menggoda isteri kecilnya dengan gaya Rahael yang lucu.

Masih jam delapan pagi toko tak begitu ramai di sela-sela kesibukan, Galang melihat orang yang selalu memborong semua oleh-oleh di toko.

Kini Nono yang sedang melayani laki-laki itu. Memandang sekilas saat dia melepas kaca matanya.

Entalah , saat ini perasaan Galang tiba-tiba was-was dan sekilas pria ini tampak sesekali menoleh ke atas.

Galang beranjak ke atas untuk memberitahu Rahael untuk tidak turun kebawah.

Tetapi belum sampai kaki Galang menginjak anak tangga, Galang melihat Rahael sudah berada di dua anak tangga menuju ke bawah, mengenggam tangannya dengan segera Rahael tersenyum pada Galang.

Di sengaja atau tidak pria itu mengekor

di belakang Galang dan tak begitu jauh.

Galang dan Rahael menuju kasir dan beberapa saat setelah Rahael duduk ia kembali memakai kaca matanya.

Saat ini hanya berpikiran positif yang Galang punya mengingat dia adalah pelanggan.

Setelah semuanya terbayar lunas pria itu bergegas keluar dengan sedikit tergesa sembari mengikis air matanya.

BAB 33. MAWAN

Mawan laki laki seumuran dengan Rahael mungkin sedikit setahun lebih tua dari Rahael. Laki laki yang mengejar Rahael semenjak SMA.

Laki laki yang rela tinggal kelas setahun demi bisa berdekatan dengan Rahael yang di cintainya sejak pandangan pertamanya.

Gila memang itu yang selalu di ucapkan teman teman sekelasnya, namun sayang cintanya bertepuk sebelah tangan .

Entah, apa yang membuatnya terus mengejar Rahael dan terus mendapatkan penolakan.

Seperti sebuah obsesi besar untuk mendapatkan Rahael hingga Mawan melakukan rencana gila pada Rahael.

Mengingat pesta sekolah di adakan di hotel seperti mendapat angin surga, sebuah rencana di buat matang dan tak ingin ada kesalahan dan penolakan lagi.

Dengan kekuasaan orang tua dan bantuan seorang pria dewasa untuk mendapatkan obat yang di inginkan, meski harus membayar fulus yang lumayan banyak.

Ya...kini dia harus mencari kesempatan yang pas untuk melancarkan aksinya, saat ini memang Mawan sedikit mabuk dan mengingat setiap penolakan Rahael membuat dia nekat untuk melancarkan aksinya.

Seperti mendapat undian, saat mengetauhi silvi meninggalkan Rahael sendirian.

Mawan melancarkan aksinya dengan di bantu beberapa temannya untuk menghalangi silvi di toilet.

"Ya, memang itu pun tidak lah gratis

setelah berhasil menjebak Rahael, secara tiba tiba hpnya berdering.

"Ya, mamanya menelfon mengabarkan bahwa papanya mendapat kecelakaan

Mendapat berita itu membuatnya harus bergegas .

"Ya, dengan menaruh baju Rahael di atas ranjang dan menuliskan sesuatu di secarik kertas berharap Rahael tahu apa yang terjadi dan akan menunggunya.

Dengan tergesa gesa Mawan keluar dari kamar hotel dan menemui pelayan hotel dan berpesan untuk keselamatan Rahael dan membantunya esok pagi.

Namun keadaan berkata lain, saat Mawan tiba di rumah sakit itu, hanya siasat mamanya saja agar mau menurutinya untuk pindah ke Bali dan kuliah di sana.

"Ya, menurut adalah jalan satu satunya agar

demi masa depan dan Rahaelnya juga.

Hingga akhirnya tiga bulan setelah kejadian itu, Mawan kembali menghubungi Rahael tapi entalah mulutnya seperti terkunci saat Rahael membalas panggilannya.

Hingga akhirnya pertemuan sekilasnya dengan Rahael di suatu mall terbesar di kota M.

"Ya, saat itu Mawan melihat Rahael berjalan beriringan dengan seorang pria yang mungkin umurnya beberapa tahun lebih tua dari Rahael.

" Ya..saat itu hati Mawan kembali sakit .

Hingga akhirnya Mawan bertekad untuk memata-matai nya .

Namun sudah hampir tiga hari Mawan mencoba untuk berhenti di depan rumahnya namun tak pernah sedikit pun Mawan melihatnya.

Yang hanya Mawan lihat laki-laki yang bersama nya di mall.

Akhirnya tanpa sengaja Mawan membuka ig yang lama tak Mawan aktifkan.

Melihat intan dan kinan berfoto selfi di depan toko Rahael.

Awal melihatnya, setelah sekian lama membuat dada Mawan berdenyut. Saat Mawan melihat Rahael telah berbadan dua.

Tak ada perubahan hanya tubuhnya saja yang nampak berisi, pipinya yang agak

tembem dan perutnya yang besar sungguh jantung Mawan serasa terus di pacu.

Sengaja memborong semua aksesoris dan oleh-oleh lainnya agar pria yang bersama Rahael tak curiga dan yang Mawan lihat mereka seperti pasangan suami isteri.

Beberapa hari Mawan terus datang dan melihat situasi untuk mendekati Rahael. Namun, suaminya seperti suami yang siaga dan over protec .

BAB 34. MAWAN 2

Mawan kembali kehabisan akal rasa putus asanya kini sudah di ubun ubun keinginan untuk memilik Rahael kembali tersulut dan merasa yakin Jika anak yang di kandung Rahael itu adalah anaknya .

Sudah hampir dua minggu Mawan meninggalkan pulau Bali dan memang waktu dua minggu di berikan mamanya untuk wisata ke kota S .

Pagi ini Mawan sudah bertekad akan menemui Rahael tanpa masker dan tanpa kacamata .

Masih pukul delapan Mawan sudah ada di toko Rahael dengan langkah yakin dia memasuki toko yang menjadi langganannya

Berjalan berkeliling sembari melihat keatas menunggu kedatangan Rahael turun .

Hari ini toko agak sepi, mungkin kalau agak siang bakalan rame.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya yang ditunggu muncul juga berjalan perlahan menuruni tangga, berhenti sesaat, sembari mengusap perutnya .

Mawan melihat hari ini semua karyawan sibuk dengan pekerjaanya sendiri-sendiri

Rahael sedang menuju kasir, Mawan melihat laki-laki yang bersamanya belum turun atau mungkin, mungkin pergi itu pemikiran Mawan saat ini.

Lama bergelut dengan pikiran akhirnya Mawan tekad kan untuk mendekati Rahael.

Rahael yang tak sadar akan kedatangan Mawan, saat itu Rahael sedang menghitung uang di kasir .

ketika karyawan yang bertugas di kasir datang menghampiri dan menyapa .

"Pagi Bu," sapa wanita ini.

Baru Rahael mengangkat wajahnya Mawan tersenyum.

"Rahael," sapa Mawan saat itu.

Rahael tak menjawab, tetapi tubuhnya tergetar dan wajahnya kini memucat dengan keringat yang tiba-tiba muncul.

"Rin ... " teriak Rahael. "Panggil Mas Galang."

"Rin tolong ... "

Mendengar teriakan Rahael semua karyawan mendekat dan melihat Mawan saat memegang tangan Rahael.

"Rahael, ini aku! Mawan Rahael."

Sesaat Mawan melihat Rahael memegang perutnya sembari menangis.

"Mas Galang ... "teriak Rahael lebih keras.

Mendengar teriakan istrinya Galang yang berada di gudang langsung bergegas lari ke arah kasir.

Melihat aku duduk dan memegang tangan Rahael seketika laki-laki ini mencengkeram Mawan dan menghajar Mawan habis-habisan. Entah, wajah Mawan seperti apa saat ini dan tubuh Mawan juga jadi sansaknya. Pukulan itu terhenti saat karyawanya berteriak.

"Pak! Ibu-ibu pendarahan."

Seketika dilepasnya tangannya dari tubuh Mawan, segera menghampiri Rahael dan mengangkatnya.

"No! Tolong bawa mobil dan antar ke rumah sakit," titah Galang sebelum menutup pintu mobil.

"Rin! Tutup pintunya dan toko juga tutup!!" perintah Galang.

"Ayo No cepat!!" teriak Galang.

Mawan yang terduduk dengan luka lebam di seluruh wajahnya, masih terkejut dengan semua yang terjadi dan masih melihat kegusaran Mawan. Hingga suara penjaga toko menyadarkan Mawan.

"Maaf, Pak! Toko akan kami tutup, sebaiknya Bapak atau Masnya ke Dokter untuk mengobati luka Mas," ucap penjaga toko.

"Cepat No!!" teriak Galang lagi saat melihat Rahael semakin lemah.

Beberapa menit kemudian begitu sampai

di rumah sakit .

"No cepat daftar di bagian UGD, supaya Ibu cepat di tangani," ucap Galang sembari membopong tubuh istrinya.

Tak berapa lama setibanya di UGD para perawat segera melakukan penanganan dan tindakan lebih lanjut .

"Pak tolong isi formulir dan administrasinya,"

ucap perawat.

Setelah membayar administrasi dan mengisi formulir, Galang kembali ke ruang UGD menunggu kabar dari Dokter.

Hampir satu jam menunggu terasa lama.

Begitu panggilan atas nama Rahael di sebut Galang bergegas menuju ke dalam ruangan.

"Dengan suaminya nyonya Rahael," ucap sang Dokter saat Galang tiba.

"Ya, saya Dok!" jawab Galang.

"Duduk Pak! Apa isteri anda pernah mengalami ini sebelumnya?" tanya Dokter. Galang hanya mengangguk.

"Beruntung Pak masih bisa di selamatkan."

"Tapi maaf kondisi ibunya agak melemah dan memang harus istirahat total karena ini juga mendekati lahiran."

"Jadi !! Biarkan nyonya Rahael rawat inap sampai siap melahirkan.

"Ya....saran saya, sebaiknya operasi sesar saja, melihat kondisi istri Bapak yang masih belia dan kehamilan anak kembar.

Mendengar semua ucapan Dokter, Galang hanya mengiyakan. 'Ini semua demi bumil kecilku dan dua anak-anak batin Galang.'

Di tunggu hingga dua jam Pak, hingga penanganan selesai baru bisa di pindah ke ruang paviliun," jawab sang Dokter, membuyarkan lamunan Galang.

Hampir dua jam menunggu. Hingga akhirnya Rahael di dorong keluar untuk pindah ruangan .

Galang mengikuti dari belakang, menatap bumil kecilku, terpasang selang infus di tubuhnya tak terasa air mata Galang menetes. 'Begitu besar perjuangan kita Rahael, ucap batin Galang.'

Saat ini melihat Rahael seperti ini membuat Galang semakin takut. Sesampainya di ruangan, Galang merebahkan dirinya di atas sofa, lelah hati dan pikiran yang saat ini Galang rasakan.

Melihat Rahael mulai mengerjapkan mata dan memindai sekitarnya, sesaat menatap ke arah Galang.

"Mas! panggil Rahael.

Meraih tangannya. "Sudah istirahat! Jangan berpikiran macam-macam Rahael," pinta Galang.

Terpopuler

Comments

Indah Nihayati

Indah Nihayati

semangat thor

2022-03-01

2

lihat semua
Episodes
1 Rahael
2 BAB 31. SILVIA
3 BAB 35 . MAWAN
4 BAB 36 . JANJI LAKI LAKI
5 BAB 37 . JANJI LAKI LAKI
6 BAB 40 . MODUS NYA GALANG
7 BAB 41. MODUSNYA GALANG 2
8 BAB 42. BEGADANG
9 BAB 43. BANCAAN
10 BAB 44 . KEYAKINAN RAHAEL
11 BAB 45. GALANG SALTING
12 BAB 46. MAWAN LAGI
13 BAB 46 . MASIH MAWAN LAGI
14 BAB 47 . MASIH MAWAN
15 BAB 48 . MERAJUK
16 BAB 49 . KABAR GEMBIRA
17 BAB 50 . BI NARMI
18 BAB 51 . LUCUNYA TWIN GEMBUL KU
19 BAB 52 . RENCANA GALANG
20 BAB 53 . TELEPON SIANG HARI
21 BAB 54 . KHAWATIR
22 BAB 55 . TINGGAL DI SINI SAJA
23 BAB 56 . TINGGAL DI SINI SAJA 1
24 BAB 57. AKHIRNYA
25 BAB 58 . TIBA TIBA
26 BAB 59 . BERDUA DI RUKO
27 BAB 60 . MASIH DI RUKO
28 BAB 61 . MASIH RUKO 2
29 BAB 62 . KEDATANGAN
30 BAB 65 .
31 BAB 66. PAMIT
32 BAB 67 . ANEH
33 BAB 68 . PERGI BERDUA
34 BAB 69. MASIH DI MALL
35 BAB 70 .
36 BAB 71 . MAWAN TERAKHIR
37 BAB 72 . MASIH MAWAN TERAKHIR
38 BAB 73 . RUKO BARU
39 BAB 74 . GELISAH
40 BAB 75 . TRAGIS
41 BAB 77 . MIRIS
42 BAB 77 . SENANG
43 BAB 78 . CERITA
44 BAB 79 . UNTUK SELAMANYA
45 BAB 82 . BERITA BAHAGIA
46 BAB 83 . KELAHIRAN DAN TAMAT
47 BAB 84 . RENUNGAN RAHAEL
48 BAB 85 . TENTANG RAHAN DAN RAYHAN
49 BAB 86 . ADA APA RAHAN
50 BAB 87 . ADA APA RAHAN LAGI
51 BAB 88 . RENCANA
52 BAB 89 . BERANGKAT
53 BAB 90 . SEMINGGU DI KOTA S
54 BAB 91 . HARI PERTAMA DI KOTA S
55 BAB 92 . HARI KEDUA KEJUTAN
56 BAB 93 .
57 BAB 94 . RUMIT
58 BAB 95 . PENJELASAN
59 BAB 96 . SANG MANTAN
60 BAB 97 . CURAHAN HATI TWIN R
61 BAB 98 . RAHAEL YANG GONDOK
62 BAB 99 . PULANG YUK
63 BAB 100 . KAKEK SAKIT
64 BAB 101 . EYANG RAHAYU
65 BAB 102 . RUMAH EYANG PANJI
66 BAB 103 . RUMAH EYANG PANJI LAGI
67 BAB 104 . MASIH DI RUMAH EYANG
68 BAB 105 . KENANGAN
69 BAB 106 . PERJALANAN INI
70 BAB 107 .
71 BAB 108 . PERSIAPAN PULANG
72 BAB 109 . CALON MANTU
73 BAB 110 . KETEMU YANG DI MAU
74 BAB 111. HATI RAHAEL
75 BAB 111. HATI RAHAEL
76 BAB 112 . PERKENALAN EYANG PANJI
77 BAB 113 . AMPLOP WASIAT
78 BAB 114 . PERSIAPAN PINANGAN
79 BAB 115 . HARI H PINANGAN
80 BAB 116 . MASIH H PINANGAN
81 BAB 117 .
82 BAB 118 . ALUN ALUN MALAM HARI
83 BAB 119 . MEMAKSA
84 BAB 120 . BERKUMPUL ITU MENYENANGKAN
85 BAB 121 . ANEH
86 BAB 122 .
87 BAB 123 . HASIL YANG MENGEJUTKAN
88 BAB 124 . MALAM PERTAMA
89 BAB 125 . NGANTEN BARU
90 BAB 126 .
91 BAB 126 . PERSIAPAN UNTUK RAHAN
92 BAB 127 . MP NYA RAHAN
93 BAB 128 . NGUNDU MANTU 1
94 BAB 129 . NGUNDU MANTU 2
95 Bab 1. pengumuman
96 Bab 2. Pengumuman
97 Bab 3. Ijin Ibu
98 Bab 4. Perpisahan Sekolah
99 Bab 5. Silvia dan Bi Jum
100 Bab 6. Rahael
101 Bab 7. Diamnya Rahael
102 Bab 8. Rencana Rahael
103 Bab 9. Sedih
104 Bab 10. Sedih 2
105 Bab 11. Pertanyaan
106 Bab 12. Pengakuan
107 Bab 13. penyesalan Bu Rahayu
108 Bab 14. Pencarian
109 Bab 15. Semangat
110 Bab 16. Mang Udin dan Bi Jum
111 Bab 17. Tak ada tolakan
112 Bab 18. Tentang Galang
113 Bab 19. Perjanjian.
114 Bab 20. Nomor asing
115 Bab 21. pingin Gudeg komplit
116 Bab 22. Ternyata yang di rindukan yang bawa Gudeg
117 Bab 23. Cerita pagi hari
118 Bab 24. Kegalauan Galang
119 Bab 25. Keinginan Galang
120 Bab 26. Keberangkatan
121 Bab 27. Keberangkatan 2
122 Bab 28. penjelasan untuk Rahael
123 Bab 29. Semangat Bumil
124 Bab 30. Teman Lama
125 Bab 31. Silvia
126 Bab 32. Gelisahnya Rahael
127 Bsb 34. Mawan
128 Bab 34. Mawan 2
129 Bab 35. Mawan
130 Ban 36. Janji laki- laki
131 Bab 37. Janji laki- laki
132 Bab 38. Pagi yang menghebohkan
133 Bab 39. Duo Nenek
134 Bab 40. Modusnya Galang
135 Bab 41. Modusnya Galang 2
136 Bab 42. Begadang
137 Bab 43. Bancaan
138 Bab 44. Keyakinan Rahael
139 Bab 45. Galang salting
140 Bab 46. Mawan lagi
141 Bab 47. Masih Mawan lagi
142 Bab 48. Masih Mawan
143 Bab 49. Merajuk
144 Bab 50. Kabar Gembira
145 Bab 51. Bi Narmi
146 Bab 52. Lucunya Twin Gembulku
147 Bab 53. Rencana Galang
148 Bab 54. Telepon Siang Hari
149 Bab 55. Khawatir
150 Bab 56. Tinggal Di Sini Saja
151 Bab 57. Tinggal Di Sini Saja 1
152 Bab 58. Akhirnya
153 Bab 59. Tiba-Tiba
154 Bab 60. Berdua Di Ruko
155 Bab 61. Masih Di Ruko
156 Bab 62. Masih Ruko 2
157 Bab 63. Kedatangan
158 bab 64. kedatangan mawan
159 Bab 65. Masih Mawan Cs
160 Bab 66. Ketauhan
161 Bab 67. Pamit
162 Bab 68. Aneh
163 Bab 69. Pergi Berdua
164 Bab 70. Masih Di Mall
165 Bab 71. Pertanyaan Jebakan
166 Bab 72. Mawan Terakhir
167 Bab 73. Masih Mawan terakhir
168 Bab 74. Ruko Baru
169 Bab 75. Gelisah
170 Bab 76. tragis
171 Bab 77. Miris
172 Bab 78. Senang
173 Bab 79. Cerita
174 Bab 80. Untuk Selamanya
175 Bab 81. Hidup Baru
176 Bab 82. Akhirnya
177 Bab 83. Berita Bahagia
178 Bab 84. Kelahiran dan tamat
179 Bab 85. Renungan Rahael
180 Bab 86. Tentang Rahan dan Rayhan
181 Bab 87. ada apa Rahan
182 Bab 88. ada apa Rahan lagi
183 Bab 89. Rencana
184 Bab 90. Berangkat
185 Bab 91. seminggu di kota S
186 Bab 92 . Hari pertama di kota S
187 Bab 93. Hari Kedua Kejutan
188 Bab 94. Emosi
189 Bab 95. Rumit
190 Bab 96. Penjelasan
191 Bab 97. Sang Mantan
192 Bab 98. Curahan hati Twin R
193 Bab 99. Rahael yang gondok
194 Bab 100. Pulang Yuk
195 Bab 101. Kakek Sakit
196 Bab 102. Eyang Rahayu
197 Bab 103. Rumah Eyang Panji
198 Bab 104. Rumah Eyang Panji lagi
199 Bab 105. Masih di rumah Eyang Panji
200 Bab 106. Kenangan
201 Bab 107. Perjalanan ini
202 Bab 108. Kota S
203 Bab 109. Persiapan Pulang
204 Bab 110. Calon Mantu
205 Bab 111. Ketemu yang di mau
206 Bab 112. Hati Rahael 1
207 Bab 113. Perkenalan Eyang Panji
208 Bab 114. Amplop Wasiat
209 Bab 115. Persiapan Pinangan
210 Bab 116. Hari Pinangan
211 Bab 117. Masih Hari Pinangan
212 Bab 118. Pinangan untuk Ais
213 Bab 119. Alun-Alun Malam Hari
214 Bab 120. Memaksa
215 Bab 121. Berkumpul itu menyenangkan
216 Bab 122. Aneh
217 Bab 123. Periksa
218 Bab 124. Hasil yang mengejutkan
219 Bab 125. Malam pertama
220 Bab 126. Nganten Baru
221 Bab 127. Berkunjung
222 Bab 128. Persiapan untuk Rahan
223 Bab 129. Mp nya Rahan
224 Bab 13O. Ngundu mantu1
225 Bab 131. Ngundu mantu 2
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Rahael
2
BAB 31. SILVIA
3
BAB 35 . MAWAN
4
BAB 36 . JANJI LAKI LAKI
5
BAB 37 . JANJI LAKI LAKI
6
BAB 40 . MODUS NYA GALANG
7
BAB 41. MODUSNYA GALANG 2
8
BAB 42. BEGADANG
9
BAB 43. BANCAAN
10
BAB 44 . KEYAKINAN RAHAEL
11
BAB 45. GALANG SALTING
12
BAB 46. MAWAN LAGI
13
BAB 46 . MASIH MAWAN LAGI
14
BAB 47 . MASIH MAWAN
15
BAB 48 . MERAJUK
16
BAB 49 . KABAR GEMBIRA
17
BAB 50 . BI NARMI
18
BAB 51 . LUCUNYA TWIN GEMBUL KU
19
BAB 52 . RENCANA GALANG
20
BAB 53 . TELEPON SIANG HARI
21
BAB 54 . KHAWATIR
22
BAB 55 . TINGGAL DI SINI SAJA
23
BAB 56 . TINGGAL DI SINI SAJA 1
24
BAB 57. AKHIRNYA
25
BAB 58 . TIBA TIBA
26
BAB 59 . BERDUA DI RUKO
27
BAB 60 . MASIH DI RUKO
28
BAB 61 . MASIH RUKO 2
29
BAB 62 . KEDATANGAN
30
BAB 65 .
31
BAB 66. PAMIT
32
BAB 67 . ANEH
33
BAB 68 . PERGI BERDUA
34
BAB 69. MASIH DI MALL
35
BAB 70 .
36
BAB 71 . MAWAN TERAKHIR
37
BAB 72 . MASIH MAWAN TERAKHIR
38
BAB 73 . RUKO BARU
39
BAB 74 . GELISAH
40
BAB 75 . TRAGIS
41
BAB 77 . MIRIS
42
BAB 77 . SENANG
43
BAB 78 . CERITA
44
BAB 79 . UNTUK SELAMANYA
45
BAB 82 . BERITA BAHAGIA
46
BAB 83 . KELAHIRAN DAN TAMAT
47
BAB 84 . RENUNGAN RAHAEL
48
BAB 85 . TENTANG RAHAN DAN RAYHAN
49
BAB 86 . ADA APA RAHAN
50
BAB 87 . ADA APA RAHAN LAGI
51
BAB 88 . RENCANA
52
BAB 89 . BERANGKAT
53
BAB 90 . SEMINGGU DI KOTA S
54
BAB 91 . HARI PERTAMA DI KOTA S
55
BAB 92 . HARI KEDUA KEJUTAN
56
BAB 93 .
57
BAB 94 . RUMIT
58
BAB 95 . PENJELASAN
59
BAB 96 . SANG MANTAN
60
BAB 97 . CURAHAN HATI TWIN R
61
BAB 98 . RAHAEL YANG GONDOK
62
BAB 99 . PULANG YUK
63
BAB 100 . KAKEK SAKIT
64
BAB 101 . EYANG RAHAYU
65
BAB 102 . RUMAH EYANG PANJI
66
BAB 103 . RUMAH EYANG PANJI LAGI
67
BAB 104 . MASIH DI RUMAH EYANG
68
BAB 105 . KENANGAN
69
BAB 106 . PERJALANAN INI
70
BAB 107 .
71
BAB 108 . PERSIAPAN PULANG
72
BAB 109 . CALON MANTU
73
BAB 110 . KETEMU YANG DI MAU
74
BAB 111. HATI RAHAEL
75
BAB 111. HATI RAHAEL
76
BAB 112 . PERKENALAN EYANG PANJI
77
BAB 113 . AMPLOP WASIAT
78
BAB 114 . PERSIAPAN PINANGAN
79
BAB 115 . HARI H PINANGAN
80
BAB 116 . MASIH H PINANGAN
81
BAB 117 .
82
BAB 118 . ALUN ALUN MALAM HARI
83
BAB 119 . MEMAKSA
84
BAB 120 . BERKUMPUL ITU MENYENANGKAN
85
BAB 121 . ANEH
86
BAB 122 .
87
BAB 123 . HASIL YANG MENGEJUTKAN
88
BAB 124 . MALAM PERTAMA
89
BAB 125 . NGANTEN BARU
90
BAB 126 .
91
BAB 126 . PERSIAPAN UNTUK RAHAN
92
BAB 127 . MP NYA RAHAN
93
BAB 128 . NGUNDU MANTU 1
94
BAB 129 . NGUNDU MANTU 2
95
Bab 1. pengumuman
96
Bab 2. Pengumuman
97
Bab 3. Ijin Ibu
98
Bab 4. Perpisahan Sekolah
99
Bab 5. Silvia dan Bi Jum
100
Bab 6. Rahael
101
Bab 7. Diamnya Rahael
102
Bab 8. Rencana Rahael
103
Bab 9. Sedih
104
Bab 10. Sedih 2
105
Bab 11. Pertanyaan
106
Bab 12. Pengakuan
107
Bab 13. penyesalan Bu Rahayu
108
Bab 14. Pencarian
109
Bab 15. Semangat
110
Bab 16. Mang Udin dan Bi Jum
111
Bab 17. Tak ada tolakan
112
Bab 18. Tentang Galang
113
Bab 19. Perjanjian.
114
Bab 20. Nomor asing
115
Bab 21. pingin Gudeg komplit
116
Bab 22. Ternyata yang di rindukan yang bawa Gudeg
117
Bab 23. Cerita pagi hari
118
Bab 24. Kegalauan Galang
119
Bab 25. Keinginan Galang
120
Bab 26. Keberangkatan
121
Bab 27. Keberangkatan 2
122
Bab 28. penjelasan untuk Rahael
123
Bab 29. Semangat Bumil
124
Bab 30. Teman Lama
125
Bab 31. Silvia
126
Bab 32. Gelisahnya Rahael
127
Bsb 34. Mawan
128
Bab 34. Mawan 2
129
Bab 35. Mawan
130
Ban 36. Janji laki- laki
131
Bab 37. Janji laki- laki
132
Bab 38. Pagi yang menghebohkan
133
Bab 39. Duo Nenek
134
Bab 40. Modusnya Galang
135
Bab 41. Modusnya Galang 2
136
Bab 42. Begadang
137
Bab 43. Bancaan
138
Bab 44. Keyakinan Rahael
139
Bab 45. Galang salting
140
Bab 46. Mawan lagi
141
Bab 47. Masih Mawan lagi
142
Bab 48. Masih Mawan
143
Bab 49. Merajuk
144
Bab 50. Kabar Gembira
145
Bab 51. Bi Narmi
146
Bab 52. Lucunya Twin Gembulku
147
Bab 53. Rencana Galang
148
Bab 54. Telepon Siang Hari
149
Bab 55. Khawatir
150
Bab 56. Tinggal Di Sini Saja
151
Bab 57. Tinggal Di Sini Saja 1
152
Bab 58. Akhirnya
153
Bab 59. Tiba-Tiba
154
Bab 60. Berdua Di Ruko
155
Bab 61. Masih Di Ruko
156
Bab 62. Masih Ruko 2
157
Bab 63. Kedatangan
158
bab 64. kedatangan mawan
159
Bab 65. Masih Mawan Cs
160
Bab 66. Ketauhan
161
Bab 67. Pamit
162
Bab 68. Aneh
163
Bab 69. Pergi Berdua
164
Bab 70. Masih Di Mall
165
Bab 71. Pertanyaan Jebakan
166
Bab 72. Mawan Terakhir
167
Bab 73. Masih Mawan terakhir
168
Bab 74. Ruko Baru
169
Bab 75. Gelisah
170
Bab 76. tragis
171
Bab 77. Miris
172
Bab 78. Senang
173
Bab 79. Cerita
174
Bab 80. Untuk Selamanya
175
Bab 81. Hidup Baru
176
Bab 82. Akhirnya
177
Bab 83. Berita Bahagia
178
Bab 84. Kelahiran dan tamat
179
Bab 85. Renungan Rahael
180
Bab 86. Tentang Rahan dan Rayhan
181
Bab 87. ada apa Rahan
182
Bab 88. ada apa Rahan lagi
183
Bab 89. Rencana
184
Bab 90. Berangkat
185
Bab 91. seminggu di kota S
186
Bab 92 . Hari pertama di kota S
187
Bab 93. Hari Kedua Kejutan
188
Bab 94. Emosi
189
Bab 95. Rumit
190
Bab 96. Penjelasan
191
Bab 97. Sang Mantan
192
Bab 98. Curahan hati Twin R
193
Bab 99. Rahael yang gondok
194
Bab 100. Pulang Yuk
195
Bab 101. Kakek Sakit
196
Bab 102. Eyang Rahayu
197
Bab 103. Rumah Eyang Panji
198
Bab 104. Rumah Eyang Panji lagi
199
Bab 105. Masih di rumah Eyang Panji
200
Bab 106. Kenangan
201
Bab 107. Perjalanan ini
202
Bab 108. Kota S
203
Bab 109. Persiapan Pulang
204
Bab 110. Calon Mantu
205
Bab 111. Ketemu yang di mau
206
Bab 112. Hati Rahael 1
207
Bab 113. Perkenalan Eyang Panji
208
Bab 114. Amplop Wasiat
209
Bab 115. Persiapan Pinangan
210
Bab 116. Hari Pinangan
211
Bab 117. Masih Hari Pinangan
212
Bab 118. Pinangan untuk Ais
213
Bab 119. Alun-Alun Malam Hari
214
Bab 120. Memaksa
215
Bab 121. Berkumpul itu menyenangkan
216
Bab 122. Aneh
217
Bab 123. Periksa
218
Bab 124. Hasil yang mengejutkan
219
Bab 125. Malam pertama
220
Bab 126. Nganten Baru
221
Bab 127. Berkunjung
222
Bab 128. Persiapan untuk Rahan
223
Bab 129. Mp nya Rahan
224
Bab 13O. Ngundu mantu1
225
Bab 131. Ngundu mantu 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!