BAB 3
Rey kemudian Membanting kan linggis tersebut ke mobil yang menabrak mobilnya, sembari ia meneriaki nya agar keluar.
"Hey bajingan, keluar kau!!"
Sementara Maera yang tampak ketakutan, tak tau harus berbuat apa.
"Dave, bagaimana ini?" Tanya Maera dengan nada ketakutan pada Dave.
"Tenanglah kau, ini semua karenamu, aku akan beri pelajaran pada si banci ini!"
"Kenapa jadi aku yang salah lagi?"
Dave pun keluar dari mobil nya. Dengan gaya yang percaya diri, Dave pun membalas tantangan Rey.
"Hey, berani-beraninya kau menghancurkan mobilku! Kau pikir karena mobil mu lebih mahal kau bisa seenaknya?"
"Hhhh, Kau sudah berbuat salah dengan menabrak mobilku, tapi sekarang malah kau yang lebih marah, apa kau sudah tidak waras?." Rey pun tersulut amarah mendengar ocehan Dave.
"Bukankah kau yang ceroboh tidak bisa menghindari mobil ku dengan cepat? Apa tidak lihat aku sedang membawa wanita bersamaku?"
"Apa kau tidak melihat aku membawa seorang anak kecil, hah??"
Maera tiba-tiba ikut keluar, karena dia melihat anak kecil di dalam mobil Rey, dan kepala anak kecil itu terlihat sedikit mengeluarkan darah.
Tanpa memperdulikan Rey dan Dave, Maera menghampiri mobil Rey, ia lalu membuka pintunya, untuk melihat keadaan anak itu.
"Ya ampun sayang, kau terluka? Sini biar aku bantu mengobati lukamu."
"Bibi siapa? Kenapa Bibi mau membantuku?"
"Aku Maera, tentu saja aku mau membantu anak manis sepertimu sayang."
Jasmine hanya bisa menerima, karena ia masih sedikit shock atas kejadian barusan.
"Tunggu sebentar, bibi mencari kotak p3k dulu ya"
Maera pun memeriksa laci di mobil itu untuk mencari perlengkapan darurat P3K.
sementara Rey dan Dave masih saja bertengkar di luar.
"Terima kasih bibi, karena sudah mau mengobati luka ku"
"Sama-sama sayang, dengan senang hati"
Maera memang suka pada anak kecil, maklum saja dia tidak memiliki adik, sedangkan kakak nya telah meninggal saat ia masih kecil.
Maera mencoba mengajak berbicara Jasmine, tujuannya agar Jasmine sejenak lupa dengan luka dan perasaan shock nya. Sembari ia tetap mengobati luka di kepala nona kecil itu.
"Ngomong-ngomong Siapa namamu nona kecil?
Kau belum memperkenalkan namamu."
"Namaku Jasmine bibi Cantik."
"Bibi cantik? Hihihi... Kau bisa saja menggoda ku.
Saat Maera dan Jasmine tengah asik bertanya jawab, Rey kembali ke mobilnya, ia bermaksud untuk mengambil ponselnya.
Namun ia terkejut melihat ada seorang wanita asing berbicara dengan putrinya.
"Hey Nona, kau siapa? apa yang kau lakukan pada putriku?"
"Ma..Ma..Maaf... Tuan, aku hanya..."
Belum usai Maera menyelesaikan kalimatnya, Rey langsung menyingkirkan tangan Maera dari kepala anaknya.
"Ayah... kenapa ayah kasar sekali, bibi Maera kan hanya ingin menolong mengobati luka di kepalaku."
"Sayang, ayah sudah katakan jangan dekat-dekat orang asing."
Sementara Dave kebingungan mencari Maera, ia pun kesal manakala melihat Maera ada bersama Rey dan Jasmine.
"Maera, kenapa kau malah ada di sini? Ayo pergi dari sini!!"
Dave menarik tangan Maera dengan kasar lalu mengajaknya untuk langsung naik ke mobil.
"Apakah semua pria akan berbuat kasar pada wanita ayah?" tanya polos Jasmine lagi pada Rey.
"Maksudmu?
"Paman itu sama dengan ayah, sama-sama tidak bisa memperlakukan wanita dengan baik."
"Jasmine, kau ini berbicara seperti orang dewasa saja"
"Itu kan benar ayah."
"Dasar orang tidak waras, bahkan wanitanya di perlakukan seperti itu." Umpat Rey yang melihat Dave menarik Maera.
"Hmmm... Ayah juga sama saja, aku kasihan pada bibi baik itu. Semoga saja dia tidak memiliki suami seperti ayah dan orang jahat tadi."
"Tentu saja ayah tidak seperti itu sayang"
"Baru saja ayah melakukannya pada bibi itu. Dia kan tadi berniat baik."
"Kau tidak bisa menilai seseorang itu baik, dengan hanya sekali melihatnya."
"Lalu kenapa ayah bisa mengatakan paman tadi tidak baik, ayah saja baru sekali melihatnya."
"Astaga...sulit sekali menjelaskannya.. Hhh ya sudahlah, lupakan saja."
Rey pun menyerah untuk menjawab semua pertanyaan putrinya yang bawel.
"Kau tidak usah sekolah hari ini, kita ke rumah sakit saja."
"Tidak perlu ayah, bibi Maera tadi sudah mengobatinya."
"Bibi Maera? Oh jadi nama wanita itu Maera?"
"Tidak sayang, kita harus mengobati dengan cara yang benar, ke rumah sakit. Lagi pula kau sudah terlambat jika ke sekolah.'
"Pria memang menyebalkan... huh"
"Apa katamu?"
"Tidak ayah, terserah ayah
saja"
Akhirnya Rey dan Jasmine pun kerumah sakit.
Sementara itu di sisi Lain Dave masih saja mengomel pada Maera. dia masih tidak habis pikir, mengapa Maera membantu anak itu.
"Seharusnya kau mendukung ku, bukan malah mengurus anak pria itu!"
"Dave sudahlah, dia hanya anak kecil, apa kau tega melihat anak kecil terluka? lagi pula ini salah mu, kau yang menabrak mereka."
"Kau membela mereka? Apa kau tidak lihat mobil ku hancur begini."
"Dave, setidak nya kita tidak terluka, harusnya kau bersyukur."
"Sittt, Jika bukan karena menginginkan sesuatu darimu sudah kutinggalkan kau dijalan ini" Bisik dalam hati Dave.
...****...
Hai Para pembaca kesayangan yang budiman... Mohon dukungannya untuk karya aku yah, smoga saja kalian suka.
Jangan lupa untuk Like+Komentarnya biar aku makin semangat melanjutkan nya.. Terima kasih semua...
...I LOVE YOU ALL...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Dewi Sagita Dewi
komen pertama dapat apa thor🤭😂😂😎
2022-01-12
1