Memanfaatkan Kesempatan

Mendengar jawaban suaminya. Laras langsung membulatkan matanya dan menutup mulutnya dengan tangan, Karena ia masih tidak percaya apa yang telah di ucapkan oleh suaminya.

" Kamu bercanda, Mas?"

"Tidak Laras."

itu foto yang dia dapatkan dari seorang pria yang mengaku sebagai asisten pribadi Leon hari ini. Jadi mana mungkin ia bercanda.

Melihat raut wajah suaminya yang serius membuat Laras yakin bahwa apa yang yang di ucapkan suaminya adalah kenyataan.

"Ya sudah Mas, Aku mau tidur," ucap Laras suaranya terdengar malas. dan membelakangi suaminya.

"Ya, besok aku akan coba tanyakan dulu pada Clara apakah dia mau menikah dengan David atau tidak."

'Jangan di tanya pasti jawaban Clara tidak mau'. ucap Laras dalam hati kemudian memejamkan matanya.

Sedangkan Bagas sudah bisa menebak bahwa putri pertamanya pasti akan menolak dan Bagas punya rencana untuk menikahkan Davina dengan David. Apalagi Bagas tahu saat ini Davina sedang membutuhkan uang. Jadi dia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta Davina agar mau menikah dengan David. itulah tujuan sebenarnya kenapa Bagas mau membantu Davina.

"Maafkan Ayah, Davina. Ayah terpaksa melakukan ini karena ingin menepati janji Ayah yang dulu pada Leon sahabat Ayah" ucap Bara dalam hati. lalu memejamkan matanya.

Dari rumah Ayahnya sampai ke rumah sakit, ia menggunakan taxi karena jalanan yang sepi dan gelap membuatnya sedikit takut. Setelah ia sampai di rumah sakit, ia masuk ke dalam rawat inap kamar Ibunya yang sedang terbaring dengan selang yang terpasang di hidung Ibunya.

Davina memegang tangan Ibunya, dan berkata" Ibu jangan pernah tinggalkan aku. Ibu harus bertahan, aku akan melakukan apapun demi kesembuhan Ibu" ucap Davina. Air mata kembali membanjiri wajahnya yang cantik. Hari ini ia merasa menjalani hari yang terasa panjang dan sulit tak lama Davina akhirnya tidur karena kelelahan.

*****

Ke esokkan harinya, Vera yang sudah terbangun dari tidurnya melihat ke arah Davina, putri tunggalnya kini sudah beranjak dewasa.

Walaupun usianya masih 19 tahun ia sudah memiliki banyak aktivitas setiap hari. pagi hari ia bekerja dan malam hari ia bekerja part time di sebuah cafe yang tak jauh dari kantornya. Semua ia lakukan untuk mendapatkan uang yang banyak agar bisa melanjutkan pendidikannya ke perguruan Tinggi. Davina bekerja sebagai staf Admin di salah satu perusahaan terkenal di kota K yaitu di Daehan Group.

Melihat Ibunya yang sudah membuka matanya membuat Davina menghampiri Ibunya dan memberikan seulas senyuman dan ucapan selamat pagi.

"Davin..." panggil Vera.

"Iya, Ada apa, Bu?"

"Maafkan Ibu," ucap Vera sambil menangis. Vera merasa menjadi seorang Ibu yang tidak berguna untuk anaknya, seharusnya di usia Davina sekarang ia harus melanjutkan ke perguruan tinggi tapi malah mengurusi dirinya yang sakit.

"Bu, Ibu tidak akan kesalahan apapun, padaku. Kenapa harus meminta maaf?" tanya Davina sambil mentap ibunya.

"Maaf, karena selama ini Ibu selalu menyusahkanmu?"

"Ibu tolong jangan pernah berbicara seperti itu lagi, selama ini Davina tak pernah merasa di susahkan oleh ibu?" ucap Davina dengan lembut.

Tak lama suster dan Dokter Candra yang menangi Vera datang keruangannya untuk memeriksa keadaan Ibunya.

Setelah pemeriksaan selesai, Dokter Candra meminta Davina agar segera ke ruangannya.

Tok tok tok...

"Masuk!" Sahut Candra yang sedang memeriksa hasil laboratorium milik Vera.

"Permisi, Dok" ucap Davina yang langsung duduk berhadapan dengan Dokter Candra.

"Nona Davina, Setelah saya teliti lebih lanjut, Secepatnya kita harus melakukan operasi transplantasi ginjal itu. jika tidak akan sangat membahayakan keadaan Ibu Vera." jelas Dokter Candra.

"Baik, Saya mengerti, Dok. Segera akan saya mengurus administrasinya," ucap Davina

Setelah itu Davina langsung keluar dari ruangan Dokter Candra dan berpamitan dengan ibunya untuk pergi bekerja. dan Davina berencana akan pergi ke kantor Ayahnya saat jam makan siang.

Sebelum benar - benar meninggalkan rumah sakit. Davina meminta tolong pada Bibi Irma, yang merupakan tetangga sekaligus teman ibunya untuk menjaga ibunya dan menghubunginya jika terjadi sesuatu pada ibunya.

"Bi, aku titip ibu yah?"

"Iya, Davina. Kamu nggak usah khawatir. saya akan menjaga ibu kamu disini" jawab Bi Irma dengan suara lembut.

"Terima kasih banyak, Bi" balas Davina tulus, Jika tidak ada Bi Irma, yang maubmembantu menjaga ibunya ia tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa lagi."

Setelah berpamitan pada Bi Irma dan ibunya, Davina la nemilih naik bus menuju kantornya.

Suasana pagi ibu kota K sangatlah ramai dan jalanan menjadi macet. Dengan sedikit berlari

akhirnya Davina berhasil mendapatkan sebuah bus yang tujuannya ke arah perusahaanya bekerja.

Setelah sampai di halte bus dekat perusahaan. Davina melirik jam tangannya yang hampir menunjukkan pukul delapan pagi. Dengan setengah berlari memasuki gerbang perusahaannya yang besar itu. Namun pada sudah sampai pada pintu lobi ia tidak sempat melihat kedepan karena sedang terburu - buru.

Bruk.

Saat ini posisi Davina sedang berada di atas tubuh seorang pria yang di tabraknya. Karena pada waktu Davina akan jatuh pria tersebut langsung menarik tubuh Davina agar tidak jatuh ke belakang. Hingga pada akhirnya mereka berdua ambruk di lantai.

saat ini posisi mereka sangatlah dekat seperti orang yang sedang berciuman, tetapi karena wajah Davina yang tertutupi rambut, ia tidak sempat memperhatikan wajah pria itu. Dari belakang ada suara wanita " Anda tidak apa - apa, Pak Presdir?" Setelah mendengarkan kata 'Presdir' Davina buru - buru langsung bangun dari tubuh pria tersebut.

"Maaf Pak," ucap Devina. Sambil menundukkan kepalanya. Devina sama sekali tidak berani menatap wajah pria itu. Apalagi setelah wanita itu mengucapkan kata 'Presdir'. Yang Devina tahu setelah mendengar gosipnya di Departemenya Presdir baru mereka yang baru dua hari memimpin perusahaan ini sangat tampan dan umurnya masih muda.

"Hmm,," Hanya itu yang di ucapkan oleh pria itu dan berlalu tanpa melihat Devina lagi. Sebenarnya pria itu sedang terburu - buru untuk pergi ke bandara, untuk menjemput Maminya sehingga ia tidak memperhatikan jalan.

"Ah, telat lima menit," desah Devina pelan saat sudah mengabsen dirinya di mesin absensi.

Desahannya sampai terdengar oleh sahabat sekaligus teman satu timnya di bagian Administrasi yang bernama Venus.

Venus yang tidak sengaja baru masuk dari ruangannya karena baru dari toilet untuk menambah warna bibirnya.

"Siap - siap potong gaji, ya" goda Venus.

Memang peraturan di perusahaan ini sangat ketat, tidak boleh terlambat walau hanya satu menit saja dan jika telat maka gaji akan di potong 100.000 per jam lalu aturan lainnya jika tidak masuk tanpa keterangan gajinya selama 3 hari tidak akan di bayarkan oleh perusahaan. Terdengar kejam memang, tetapi aturan itu di buat agar semua karyawan bisa disiplin dan tepat waktu.

"Vina... Panggil Venus. Sebagian besar temannya di kantor memanggil namanya dengan sebutan "Vina" katanya lebih gampang untuk menyebutkan.

"Ada apa, Ve?" tanya Davina yang sedang mengetikkan tugas yang baru saja di berikan ole Bu, Jova. Kepala admin mereka.

"Lo, udah tahu belum tentang Presdir baru yang ada di perusahaan kita?"

"Belum dan nggak mau tahu," ucap Davina cuek dan masih fokus dengan kerjaannya. ia harus menyelesaikannya sebelum makan siang dan setelah itu dia akan izin setengah hari kepada Bu Jova, untuk pergi ke kantor Ayahnya."

Terima kasih sudah membaca..

Jangan lupa, like, komen dan vote.

Terpopuler

Comments

Rima Solikah

Rima Solikah

Presdir nya tipe" dingin, kebanyakan sifat dingin pasti bucin akut ni pak Presdir

2021-12-19

3

rxmas

rxmas

ternyata bang David cuek, up nya pelan" aja kak. biar kakak konsentrasi buat selesain cerita sebelumnya

2021-12-19

3

lihat semua
Episodes
1 Butuh Uang
2 Memanfaatkan Kesempatan
3 Membuat perjanjian
4 Kantor Ayah
5 Penasaran
6 Mencari Informasi
7 Menerima Perjodohan
8 Izin Cuti
9 Rumah Sakit
10 Minta Solusi
11 Surat Kontrak
12 Rasa Penasaran
13 Ketahuan
14 Tapi Kenapa?
15 Siap Mendengarkan Acara Ceramah
16 Teman Yang Menyebalkan
17 Mengajak Davina Bertemu
18 Perempuan Bar - Bar
19 Gadis Bar - bar Vs Pria Menyebalkan
20 Mengubah Isi Surat Kontrak
21 Venus Yang Penasaran
22 Ada Apa?
23 Ena - Ena Yang Banyak
24 Mencoba Gaun Pengantin
25 Si Kancil Dan Si Keong
26 Anak Nakal
27 Hari Pernikahan
28 Kekesalan Davina
29 Balada Buka Resleting
30 Tidak Gratis
31 Sudah Siap?
32 Acara Resepsi
33 Rencana Malam Pertama
34 Berbagi Kehangatan
35 Metode Skin To Skin
36 Gara - Gara Mami
37 Lagi lagi, Cucu Yang Di Bahas
38 Terkejut
39 Memanas - Manasi David
40 Jaehyun Dari NCT
41 Tak Rela
42 Protes David
43 Kena UUD (Ujung - Ujungnya Duit)
44 Tingkah David Yang Polos
45 Ada Apa Sayang?
46 Kamu Menyakiti Ku?
47 Gadis Yang Merepotkan
48 Tawaran Kuliah
49 Masih Ada Kesempatan
50 Kenapa Lagi?
51 Habis Manis Sepah Di Buang
52 Bertemu Riko
53 Tak Ingin Memberi Harapan Palsu
54 Masih Kesal
55 Tak Sabar Lagi
56 Ciuman Keduamu
57 Apa lagi?
58 Karena Aku Bukan Bos
59 Membuat Davina Cemburu
60 Aku Ingin Bebas
61 Takut Terbongkar
62 Makan Malam Di Restoran
63 Menginap
64 Kejadian Pagi Sebelum Berangkat Ke Kantor
65 Gara - Gara Telepon
66 Pria Menyebalkan
67 Kembalikan Ponselku
68 Davina Dan Rangga
69 Bertemu Cinta Pertama
70 Ajakan Makan Siang
71 Hamil
72 Tak Banyak Bertanya
73 Aku Tidak Mau
74 Terlihat Bahagia
75 Tingkah Aneh Davina
76 Kapan Berbulan Madu?
77 Butiran Debu
78 Kekesalan Mami Karina
79 Sarapan Pagi Bersama Rangga
80 Kamu Ku Pecat!
81 Jangan Mengaturku!
82 Kedatangan Alexa
83 Terlalu Lelah Berdebat
84 Rencana Mami Karina
85 Menunggu Seseorang
86 Voucher Makan Malam
87 Perdebatan Venus dan Riko
88 Patah Hati
89 Alasan Mami Karina
90 Alvin dan Davina
91 David Mabuk
92 Sarapan Berdua
93 Menagih Bayaran
94 Membawa Barang Davina
95 Masih Bingung
96 Ancaman David
97 Hilangnya Davina
98 Si Mata Duitan
99 Panti Asuhan
100 Kalah Taruhan
101 Memilih Menu
102 Menyatakan Cinta Lagi
103 Amarah David
104 Memberi Pelajaran
105 Khawatir
106 Rumah Venus
107 Menginap Di Rumah Venus
108 Sikap Davina
109 Gugup
110 Pengakuan Davina
111 Sikap Aneh David
112 Membuat Kue
113 Meminta Pendapat Davina
114 Kue Brownies
115 Mendinginkan Pikiran
116 Mengantar David Ke Hotel
117 Bikin Keponakan
118 Fantasi Liar
119 Akhirnya Malam Pertama Sesungguhnya
120 Memo Kecil
121 Tagihan Billing Hotel
122 Mengikuti Rencana Daffa
123 Daffa Dan Venus
124 Mungkin Kerasukan Jin Ular
125 Hilda Dan Daffa
126 Dokter Cinta
127 Kasih Kode
128 Menunggu Kedatangan Venus
129 Perdebatan Venus Dan Daffa
130 Keributan Daffa Dan Venus
131 Tingkah Aneh David
132 Ancaman David
133 Ingin Tau
134 Kekesalan Venus
135 Bertemu Di Kafe
136 Rencana Venus Dan Daffa
137 Kerumah Davina
138 Ketakutan Daffa Dan Tawa David
139 Perjuangan Daffa Membujuk David
140 Membangunkan Venus Dan Daffa
141 Pergi Ke pasar
142 Buat Mancing Tuyul
143 Sampai Di Pasar
144 Perdebatan Daffa Dan David
145 Bertemu Davina
146 Masih Ada Harapan
147 Butuh Sedikit Pencerahan
148 Makan Siang
149 Langkah Pertama
150 Ke Cafe
151 Dasar Buaya
152 Dasar Cowok Labil
153 Pergi Ke Karaoke
154 Memberikan Saran
155 Rencana David
156 Mengikuti Keinginan Daffa
157 Mode Akting
158 Kedatangan Mami Karina
159 Hukuman Dari Mami Karina
160 Sudah Tidak Sabar
161 Syuting Drama Dadakan
162 Pengakuan Davina
163 Perdebatan Venus Dan Daffa
164 Keluhan David
165 Drama Di Kantin Rumah Sakit
166 Permintaan Venus
167 Kekhawatiran Papih Leon
168 Diskusi Ibu Dan Anak
169 Gombalan Dari Suami
170 Bergabungnya Papi Leon
171 Panggilan Sayang Khusus
172 Perdebatan Kaum Bucin Dan Kaum Buaya
173 Mengingat Kembali Kejadian Di Apartemen
174 Rencana Perjodohan Untuk Daffa
175 Kepusingan Daffa
176 Daffa Dan Kekesalannya Pada David
177 Perintah Davina
178 Berasa Jadi Supir
179 Drama Manja David Dan Perdebatannya Dengan Daffa.
180 Ajakan David
181 Terpaksa Berbohong
182 Mencari Si Bucin
183 Pengumuman
184 Kesedihan Venus
185 Permintaan David
186 Menuju Ke Kota B
187 Kekhawatiran Mami Karina
188 Nasib Daffa
189 Selalu Bertengkar
190 Perubahan David
191 Kejutan Untuk Venus
192 Bertemu Teman Lama
193 Syarat Dari Davina
194 Kegalauan Daffa
195 Saran Dari David
196 Pertanyaan Davina
197 Penampilan Baru Daffa
198 Pendapat Davina
199 Tingkah Aneh Daffa
200 Mencoba Memberikan Motivasi
201 Ajakan Venus
202 Bernegosiasi
203 Perubahan Daffa
204 Membuat Daffa Kesal
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Butuh Uang
2
Memanfaatkan Kesempatan
3
Membuat perjanjian
4
Kantor Ayah
5
Penasaran
6
Mencari Informasi
7
Menerima Perjodohan
8
Izin Cuti
9
Rumah Sakit
10
Minta Solusi
11
Surat Kontrak
12
Rasa Penasaran
13
Ketahuan
14
Tapi Kenapa?
15
Siap Mendengarkan Acara Ceramah
16
Teman Yang Menyebalkan
17
Mengajak Davina Bertemu
18
Perempuan Bar - Bar
19
Gadis Bar - bar Vs Pria Menyebalkan
20
Mengubah Isi Surat Kontrak
21
Venus Yang Penasaran
22
Ada Apa?
23
Ena - Ena Yang Banyak
24
Mencoba Gaun Pengantin
25
Si Kancil Dan Si Keong
26
Anak Nakal
27
Hari Pernikahan
28
Kekesalan Davina
29
Balada Buka Resleting
30
Tidak Gratis
31
Sudah Siap?
32
Acara Resepsi
33
Rencana Malam Pertama
34
Berbagi Kehangatan
35
Metode Skin To Skin
36
Gara - Gara Mami
37
Lagi lagi, Cucu Yang Di Bahas
38
Terkejut
39
Memanas - Manasi David
40
Jaehyun Dari NCT
41
Tak Rela
42
Protes David
43
Kena UUD (Ujung - Ujungnya Duit)
44
Tingkah David Yang Polos
45
Ada Apa Sayang?
46
Kamu Menyakiti Ku?
47
Gadis Yang Merepotkan
48
Tawaran Kuliah
49
Masih Ada Kesempatan
50
Kenapa Lagi?
51
Habis Manis Sepah Di Buang
52
Bertemu Riko
53
Tak Ingin Memberi Harapan Palsu
54
Masih Kesal
55
Tak Sabar Lagi
56
Ciuman Keduamu
57
Apa lagi?
58
Karena Aku Bukan Bos
59
Membuat Davina Cemburu
60
Aku Ingin Bebas
61
Takut Terbongkar
62
Makan Malam Di Restoran
63
Menginap
64
Kejadian Pagi Sebelum Berangkat Ke Kantor
65
Gara - Gara Telepon
66
Pria Menyebalkan
67
Kembalikan Ponselku
68
Davina Dan Rangga
69
Bertemu Cinta Pertama
70
Ajakan Makan Siang
71
Hamil
72
Tak Banyak Bertanya
73
Aku Tidak Mau
74
Terlihat Bahagia
75
Tingkah Aneh Davina
76
Kapan Berbulan Madu?
77
Butiran Debu
78
Kekesalan Mami Karina
79
Sarapan Pagi Bersama Rangga
80
Kamu Ku Pecat!
81
Jangan Mengaturku!
82
Kedatangan Alexa
83
Terlalu Lelah Berdebat
84
Rencana Mami Karina
85
Menunggu Seseorang
86
Voucher Makan Malam
87
Perdebatan Venus dan Riko
88
Patah Hati
89
Alasan Mami Karina
90
Alvin dan Davina
91
David Mabuk
92
Sarapan Berdua
93
Menagih Bayaran
94
Membawa Barang Davina
95
Masih Bingung
96
Ancaman David
97
Hilangnya Davina
98
Si Mata Duitan
99
Panti Asuhan
100
Kalah Taruhan
101
Memilih Menu
102
Menyatakan Cinta Lagi
103
Amarah David
104
Memberi Pelajaran
105
Khawatir
106
Rumah Venus
107
Menginap Di Rumah Venus
108
Sikap Davina
109
Gugup
110
Pengakuan Davina
111
Sikap Aneh David
112
Membuat Kue
113
Meminta Pendapat Davina
114
Kue Brownies
115
Mendinginkan Pikiran
116
Mengantar David Ke Hotel
117
Bikin Keponakan
118
Fantasi Liar
119
Akhirnya Malam Pertama Sesungguhnya
120
Memo Kecil
121
Tagihan Billing Hotel
122
Mengikuti Rencana Daffa
123
Daffa Dan Venus
124
Mungkin Kerasukan Jin Ular
125
Hilda Dan Daffa
126
Dokter Cinta
127
Kasih Kode
128
Menunggu Kedatangan Venus
129
Perdebatan Venus Dan Daffa
130
Keributan Daffa Dan Venus
131
Tingkah Aneh David
132
Ancaman David
133
Ingin Tau
134
Kekesalan Venus
135
Bertemu Di Kafe
136
Rencana Venus Dan Daffa
137
Kerumah Davina
138
Ketakutan Daffa Dan Tawa David
139
Perjuangan Daffa Membujuk David
140
Membangunkan Venus Dan Daffa
141
Pergi Ke pasar
142
Buat Mancing Tuyul
143
Sampai Di Pasar
144
Perdebatan Daffa Dan David
145
Bertemu Davina
146
Masih Ada Harapan
147
Butuh Sedikit Pencerahan
148
Makan Siang
149
Langkah Pertama
150
Ke Cafe
151
Dasar Buaya
152
Dasar Cowok Labil
153
Pergi Ke Karaoke
154
Memberikan Saran
155
Rencana David
156
Mengikuti Keinginan Daffa
157
Mode Akting
158
Kedatangan Mami Karina
159
Hukuman Dari Mami Karina
160
Sudah Tidak Sabar
161
Syuting Drama Dadakan
162
Pengakuan Davina
163
Perdebatan Venus Dan Daffa
164
Keluhan David
165
Drama Di Kantin Rumah Sakit
166
Permintaan Venus
167
Kekhawatiran Papih Leon
168
Diskusi Ibu Dan Anak
169
Gombalan Dari Suami
170
Bergabungnya Papi Leon
171
Panggilan Sayang Khusus
172
Perdebatan Kaum Bucin Dan Kaum Buaya
173
Mengingat Kembali Kejadian Di Apartemen
174
Rencana Perjodohan Untuk Daffa
175
Kepusingan Daffa
176
Daffa Dan Kekesalannya Pada David
177
Perintah Davina
178
Berasa Jadi Supir
179
Drama Manja David Dan Perdebatannya Dengan Daffa.
180
Ajakan David
181
Terpaksa Berbohong
182
Mencari Si Bucin
183
Pengumuman
184
Kesedihan Venus
185
Permintaan David
186
Menuju Ke Kota B
187
Kekhawatiran Mami Karina
188
Nasib Daffa
189
Selalu Bertengkar
190
Perubahan David
191
Kejutan Untuk Venus
192
Bertemu Teman Lama
193
Syarat Dari Davina
194
Kegalauan Daffa
195
Saran Dari David
196
Pertanyaan Davina
197
Penampilan Baru Daffa
198
Pendapat Davina
199
Tingkah Aneh Daffa
200
Mencoba Memberikan Motivasi
201
Ajakan Venus
202
Bernegosiasi
203
Perubahan Daffa
204
Membuat Daffa Kesal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!