Kantor Ayah

Setelah mengeprint laporan yang di ketiknya, Davina langsung mematikan computer nya dan beranjak dari tempat duduknya.

"Ve, ini tolong berikan sama Bu Jova ya," ucap Davina meminta tolong.

"Mau kemana kamu?" tanya Venus saat ia melihat Davina sudah menyandangkan tasnya.

"Ada sedikit urusan, dan aku sudah izin kok sama Bu Jova."

Belum sempat Venus menanyakan hal yang lain, Davina sudah keluar dari ruangannya.

Davina mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, sebelum keluar dari kantornya. Ia berniat untuk menghubungi Ayahnya sebelum ke kantor.

"Halo! Ayah sekarang ada di kantor?"

"Sekarang Ayah lagi keluar untuk makan siang. Mungkin jam 1 nanti baru sampai ke kantor.

"Oh, ya sudah, nanti Davina datang ke kantor Ayah jam satu."

"Ok."

"Sudah dulu ya, Yah."

Tutt.

🍁 Cafe Blink.

Siang hari ini Bagas sengaja mengajak Istri dan Putri pertamanya untuk makan siang bersama di sebuah cafe untuk membicarakan tentang permintaan Leon. Rencanya tadi pagi ia ingin membahas masalah ini dengan Putrinya itu, tapi karena sekretarisnya menghubunginya dan memberitahukannya bahwa ada meeting penting, jadi ia harus pergi ke kantor pagi - pagi.

Bagas memberikan lirikan mata agar Istrinya menyampaikan dan menjelaskan hal ini pada putrinya. Laras mulai menjelaskan semua yang ia dengar dari suaminya semalam kepada putri mereka serta menunjukkan foto David.

"Aku nggak mau Bunda, menikah dengan pria jelek seperti itu," tolak Clara. Penampilan yang ada di foto itu sangat menyeramkan baginya, walaupun Laras sudah menyakinkan bahwa pria yang di foto itu sangat Kaya raya, tapi Clara sangat teguh dengan pendiriannya.

"Ok. Nggak apa - apa," ucap Bagas. Ia sudah tahu akan jawaban putri pertamanya ini. Kali ini harapannya hanya Davina.

Setelah makan siang yang berakhir dengan penolakan dari Clara. Bagas kembali ke kantornya dengan harap - harap cemas.

'Bagaiman jika Davina juga tidak mau' batin Bagas.

"Davina saat ini masih di dalam perjalanan menuju kantor Ayahnya, jarak dari kekantornya menuju ke kantor Ayahnya cukup jauh, walaupun sudah memakan waktu selama satu jam ia belum sampai kesana karena adanya kecelakaan lalu lintas sehingga membuat jalanan bertambah macet.

Akhirnya Davina memutuskan untuk mengabari Ayahnya dengan mengirimi pesan bahwa ia akan sedikit terlambat sampai kantor.

To : Ayah

Yah, aku akan sedikit telat karena adanya kecelakaan lalu lintas.

Bagas yang sudah berjalan gelisah karena putri keduanya belum sampai juga.

Ting.

Setelah membaca pesan dari Davina, Bagas bisa bernafas sedikit lega lalu membalas pesan putrinya.

To : Davina

Ok. Ayah menunggu. Langsung naik aja kelantai 20 . Bilang sama sekretaris Ayah bahwa kamu sudah punya janji.

Telepon di ruangan Bagas berdering dan ia langsung mengangkatnya.

"Halo Pak! Ada Pak Yohanes ingin menemui, anda," ujar Sisil Sekretaris Bagas.

"Oh, suruh beliau masuk ke ruangan saya sekarang,"

"Baik Pak."

Yang Bagas tahu, Yohanes ini adalah nama dari asisten pribadi Leon. Jadi pasti ada sesuatu yang ingin di sampaikan atau di bahas oleh Yohanes jika harus datang di kantornya.

Tok.. tok.. tok..

"Masuk!" Teriak Bagas. Sudah dia menduga siapa yang mengetuk pintu itu.

"Silahkan masuk, Pak Yohanes," ucap Sisil sambil membuka pintu untuk Yohanes.

"Terima kasih, Mbak Sisil," ucap Yohanes dengan tersenyum. Mendapatkan senyuman manis dari pria setampan Yohanes pasti membuat semua wanita meleleh, begitu juga dengan Sisil, saat ia menutup pintunya dia terus memegang dadanya.

"Uughh,, ganteng abis cuy, andaikan jadi bos gue, tiap hari gue rela di suruh lembur gak usah di bayar," gumam Sisil pelan.

Bagas langsung mempersilahkan Yohanes untuk duduk. " Ekhm, begini Pak Bagas, kedatangan saya kemari karena Pak Leon meminta saya untuk menanyakan jawaban anda."

"Oh, begitu ya bukannya Leon memberikan waktu kepada saya lima hari, jadi masih ada dua hari lagi waktu bagi saya untuk mengabarkannya sendiri kepadanya." jelas Bagas.

'Damn!' Umpat Yohanes dalam hati. Ia sama sekali tidak tahu tentang batas waktu yang di berikan oleh Papinya kepada Bagas. Biasanya Papinya tidak pernah memberikan waktu yang terlalu lama untuk seseorang berpikir. Bahkan ia pasti akan memutuskan secara sepihak.

"Oh, begitu ya, Pak. Mungkin Pak Leon lupa Pak, tentang jangka waktunya, soalnya tadi beliau meminta saya untuk datang kemari." ujar Yohanes memberikan alasan logis.

Davina yang baru sampai di lantai 20 bergegas ingin langsung masuk ke ruangan Ayahnya. Tapi ia ingat bahwa Ayahnya berpesan agar memberitahu sekretarisnya dulu bahwa ia sudah punya janji dengan Ayahnya.

"Selamat siang Mbak. Saya Davina ingin bertemu dengan Ayah saya Bagas dan sudah membuat janji. " ujar Davina memperkenalkan dirinya. Mungkin bagi karyawan Ayahnya ini belum pernah melihatnya datang kesini.

Sisil menatapnya dengan tatapan yang tidak percaya saja. Karena Bosnya sama sekali tidak menceritakan tentang anaknya yang lain selain Clara dan Abian.

Davina yang melihat tidak ada tanggapan dari sekretaris Ayahnya langsung menerobos masuk.

Ceklek...

Pintu terbuka...

"Ayah!" Teriak Davina.

Tapi saat menyadari bahwa Ayahnya tidak sendirian di ruangan itu, dia langsung terdiam. Ada seorang pria muda yang bersama dengan Ayahnya.

Pria muda itu terkejut saat melihat kehadiran Davina yang begitu tiba - tiba. Dalam hatinya ia bertanya - tanya apa hubungan gadis ini dengan Pak Bagas.

"Maaf Pak, saya sudah mencegah Mbak ini untuk masuk sebelumya," jelas Sisil. Tidak ingin di tegur oleh atasannya karena lalai menjalankan tugasnya.

"Tidak apa - apa, Sisil. Ini Davina putri saya." Bagas memperkenalkan Davina pada Sisil membuat Sisil tercengang sesaat namun sesaat kemudian ia menyadari bahwa itu bukan urusannya dan keluar dari ruangan atasannya itu.

'Bukankah dia Gadis yang bertemu denganku tadi pagi, tapi kenapa sepertinya dia tidak mengenaliku? Dan Pak Bagas bilang Gadis ini adalah putrinya?' gumamnya dalam batin.

"Ayah, aku benar - benar butuh uang itu sekarang? Bisakah, Ayah?" tanya Davina kepada Bagas tanpa melihat ke arah pria yang ada di depannya.

Tapi tanpa Davina dan Bagas sadari, pria yang ada di depan mereka terus memperhatikan dan mendengar percakapan mereka.

"Davina sekarang kamu keluar dulu, Ayah masih ada tamu," bisik Bagas.

"Tapi... Ayah!"

Jangan lupa like, komen dan vote.

Terpopuler

Comments

Rima Solikah

Rima Solikah

Ya Allah bang sekarang malah nyamar jadi asisten bapak lu, nanti nyamar jadi apa lagi?

2021-12-22

3

Rima Solikah

Rima Solikah

bukannya lupa bang tapi davina nggak lihat kalau Abang di situ wkwk:v

2021-12-22

3

lihat semua
Episodes
1 Butuh Uang
2 Memanfaatkan Kesempatan
3 Membuat perjanjian
4 Kantor Ayah
5 Penasaran
6 Mencari Informasi
7 Menerima Perjodohan
8 Izin Cuti
9 Rumah Sakit
10 Minta Solusi
11 Surat Kontrak
12 Rasa Penasaran
13 Ketahuan
14 Tapi Kenapa?
15 Siap Mendengarkan Acara Ceramah
16 Teman Yang Menyebalkan
17 Mengajak Davina Bertemu
18 Perempuan Bar - Bar
19 Gadis Bar - bar Vs Pria Menyebalkan
20 Mengubah Isi Surat Kontrak
21 Venus Yang Penasaran
22 Ada Apa?
23 Ena - Ena Yang Banyak
24 Mencoba Gaun Pengantin
25 Si Kancil Dan Si Keong
26 Anak Nakal
27 Hari Pernikahan
28 Kekesalan Davina
29 Balada Buka Resleting
30 Tidak Gratis
31 Sudah Siap?
32 Acara Resepsi
33 Rencana Malam Pertama
34 Berbagi Kehangatan
35 Metode Skin To Skin
36 Gara - Gara Mami
37 Lagi lagi, Cucu Yang Di Bahas
38 Terkejut
39 Memanas - Manasi David
40 Jaehyun Dari NCT
41 Tak Rela
42 Protes David
43 Kena UUD (Ujung - Ujungnya Duit)
44 Tingkah David Yang Polos
45 Ada Apa Sayang?
46 Kamu Menyakiti Ku?
47 Gadis Yang Merepotkan
48 Tawaran Kuliah
49 Masih Ada Kesempatan
50 Kenapa Lagi?
51 Habis Manis Sepah Di Buang
52 Bertemu Riko
53 Tak Ingin Memberi Harapan Palsu
54 Masih Kesal
55 Tak Sabar Lagi
56 Ciuman Keduamu
57 Apa lagi?
58 Karena Aku Bukan Bos
59 Membuat Davina Cemburu
60 Aku Ingin Bebas
61 Takut Terbongkar
62 Makan Malam Di Restoran
63 Menginap
64 Kejadian Pagi Sebelum Berangkat Ke Kantor
65 Gara - Gara Telepon
66 Pria Menyebalkan
67 Kembalikan Ponselku
68 Davina Dan Rangga
69 Bertemu Cinta Pertama
70 Ajakan Makan Siang
71 Hamil
72 Tak Banyak Bertanya
73 Aku Tidak Mau
74 Terlihat Bahagia
75 Tingkah Aneh Davina
76 Kapan Berbulan Madu?
77 Butiran Debu
78 Kekesalan Mami Karina
79 Sarapan Pagi Bersama Rangga
80 Kamu Ku Pecat!
81 Jangan Mengaturku!
82 Kedatangan Alexa
83 Terlalu Lelah Berdebat
84 Rencana Mami Karina
85 Menunggu Seseorang
86 Voucher Makan Malam
87 Perdebatan Venus dan Riko
88 Patah Hati
89 Alasan Mami Karina
90 Alvin dan Davina
91 David Mabuk
92 Sarapan Berdua
93 Menagih Bayaran
94 Membawa Barang Davina
95 Masih Bingung
96 Ancaman David
97 Hilangnya Davina
98 Si Mata Duitan
99 Panti Asuhan
100 Kalah Taruhan
101 Memilih Menu
102 Menyatakan Cinta Lagi
103 Amarah David
104 Memberi Pelajaran
105 Khawatir
106 Rumah Venus
107 Menginap Di Rumah Venus
108 Sikap Davina
109 Gugup
110 Pengakuan Davina
111 Sikap Aneh David
112 Membuat Kue
113 Meminta Pendapat Davina
114 Kue Brownies
115 Mendinginkan Pikiran
116 Mengantar David Ke Hotel
117 Bikin Keponakan
118 Fantasi Liar
119 Akhirnya Malam Pertama Sesungguhnya
120 Memo Kecil
121 Tagihan Billing Hotel
122 Mengikuti Rencana Daffa
123 Daffa Dan Venus
124 Mungkin Kerasukan Jin Ular
125 Hilda Dan Daffa
126 Dokter Cinta
127 Kasih Kode
128 Menunggu Kedatangan Venus
129 Perdebatan Venus Dan Daffa
130 Keributan Daffa Dan Venus
131 Tingkah Aneh David
132 Ancaman David
133 Ingin Tau
134 Kekesalan Venus
135 Bertemu Di Kafe
136 Rencana Venus Dan Daffa
137 Kerumah Davina
138 Ketakutan Daffa Dan Tawa David
139 Perjuangan Daffa Membujuk David
140 Membangunkan Venus Dan Daffa
141 Pergi Ke pasar
142 Buat Mancing Tuyul
143 Sampai Di Pasar
144 Perdebatan Daffa Dan David
145 Bertemu Davina
146 Masih Ada Harapan
147 Butuh Sedikit Pencerahan
148 Makan Siang
149 Langkah Pertama
150 Ke Cafe
151 Dasar Buaya
152 Dasar Cowok Labil
153 Pergi Ke Karaoke
154 Memberikan Saran
155 Rencana David
156 Mengikuti Keinginan Daffa
157 Mode Akting
158 Kedatangan Mami Karina
159 Hukuman Dari Mami Karina
160 Sudah Tidak Sabar
161 Syuting Drama Dadakan
162 Pengakuan Davina
163 Perdebatan Venus Dan Daffa
164 Keluhan David
165 Drama Di Kantin Rumah Sakit
166 Permintaan Venus
167 Kekhawatiran Papih Leon
168 Diskusi Ibu Dan Anak
169 Gombalan Dari Suami
170 Bergabungnya Papi Leon
171 Panggilan Sayang Khusus
172 Perdebatan Kaum Bucin Dan Kaum Buaya
173 Mengingat Kembali Kejadian Di Apartemen
174 Rencana Perjodohan Untuk Daffa
175 Kepusingan Daffa
176 Daffa Dan Kekesalannya Pada David
177 Perintah Davina
178 Berasa Jadi Supir
179 Drama Manja David Dan Perdebatannya Dengan Daffa.
180 Ajakan David
181 Terpaksa Berbohong
182 Mencari Si Bucin
183 Pengumuman
184 Kesedihan Venus
185 Permintaan David
186 Menuju Ke Kota B
187 Kekhawatiran Mami Karina
188 Nasib Daffa
189 Selalu Bertengkar
190 Perubahan David
191 Kejutan Untuk Venus
192 Bertemu Teman Lama
193 Syarat Dari Davina
194 Kegalauan Daffa
195 Saran Dari David
196 Pertanyaan Davina
197 Penampilan Baru Daffa
198 Pendapat Davina
199 Tingkah Aneh Daffa
200 Mencoba Memberikan Motivasi
201 Ajakan Venus
202 Bernegosiasi
203 Perubahan Daffa
204 Membuat Daffa Kesal
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Butuh Uang
2
Memanfaatkan Kesempatan
3
Membuat perjanjian
4
Kantor Ayah
5
Penasaran
6
Mencari Informasi
7
Menerima Perjodohan
8
Izin Cuti
9
Rumah Sakit
10
Minta Solusi
11
Surat Kontrak
12
Rasa Penasaran
13
Ketahuan
14
Tapi Kenapa?
15
Siap Mendengarkan Acara Ceramah
16
Teman Yang Menyebalkan
17
Mengajak Davina Bertemu
18
Perempuan Bar - Bar
19
Gadis Bar - bar Vs Pria Menyebalkan
20
Mengubah Isi Surat Kontrak
21
Venus Yang Penasaran
22
Ada Apa?
23
Ena - Ena Yang Banyak
24
Mencoba Gaun Pengantin
25
Si Kancil Dan Si Keong
26
Anak Nakal
27
Hari Pernikahan
28
Kekesalan Davina
29
Balada Buka Resleting
30
Tidak Gratis
31
Sudah Siap?
32
Acara Resepsi
33
Rencana Malam Pertama
34
Berbagi Kehangatan
35
Metode Skin To Skin
36
Gara - Gara Mami
37
Lagi lagi, Cucu Yang Di Bahas
38
Terkejut
39
Memanas - Manasi David
40
Jaehyun Dari NCT
41
Tak Rela
42
Protes David
43
Kena UUD (Ujung - Ujungnya Duit)
44
Tingkah David Yang Polos
45
Ada Apa Sayang?
46
Kamu Menyakiti Ku?
47
Gadis Yang Merepotkan
48
Tawaran Kuliah
49
Masih Ada Kesempatan
50
Kenapa Lagi?
51
Habis Manis Sepah Di Buang
52
Bertemu Riko
53
Tak Ingin Memberi Harapan Palsu
54
Masih Kesal
55
Tak Sabar Lagi
56
Ciuman Keduamu
57
Apa lagi?
58
Karena Aku Bukan Bos
59
Membuat Davina Cemburu
60
Aku Ingin Bebas
61
Takut Terbongkar
62
Makan Malam Di Restoran
63
Menginap
64
Kejadian Pagi Sebelum Berangkat Ke Kantor
65
Gara - Gara Telepon
66
Pria Menyebalkan
67
Kembalikan Ponselku
68
Davina Dan Rangga
69
Bertemu Cinta Pertama
70
Ajakan Makan Siang
71
Hamil
72
Tak Banyak Bertanya
73
Aku Tidak Mau
74
Terlihat Bahagia
75
Tingkah Aneh Davina
76
Kapan Berbulan Madu?
77
Butiran Debu
78
Kekesalan Mami Karina
79
Sarapan Pagi Bersama Rangga
80
Kamu Ku Pecat!
81
Jangan Mengaturku!
82
Kedatangan Alexa
83
Terlalu Lelah Berdebat
84
Rencana Mami Karina
85
Menunggu Seseorang
86
Voucher Makan Malam
87
Perdebatan Venus dan Riko
88
Patah Hati
89
Alasan Mami Karina
90
Alvin dan Davina
91
David Mabuk
92
Sarapan Berdua
93
Menagih Bayaran
94
Membawa Barang Davina
95
Masih Bingung
96
Ancaman David
97
Hilangnya Davina
98
Si Mata Duitan
99
Panti Asuhan
100
Kalah Taruhan
101
Memilih Menu
102
Menyatakan Cinta Lagi
103
Amarah David
104
Memberi Pelajaran
105
Khawatir
106
Rumah Venus
107
Menginap Di Rumah Venus
108
Sikap Davina
109
Gugup
110
Pengakuan Davina
111
Sikap Aneh David
112
Membuat Kue
113
Meminta Pendapat Davina
114
Kue Brownies
115
Mendinginkan Pikiran
116
Mengantar David Ke Hotel
117
Bikin Keponakan
118
Fantasi Liar
119
Akhirnya Malam Pertama Sesungguhnya
120
Memo Kecil
121
Tagihan Billing Hotel
122
Mengikuti Rencana Daffa
123
Daffa Dan Venus
124
Mungkin Kerasukan Jin Ular
125
Hilda Dan Daffa
126
Dokter Cinta
127
Kasih Kode
128
Menunggu Kedatangan Venus
129
Perdebatan Venus Dan Daffa
130
Keributan Daffa Dan Venus
131
Tingkah Aneh David
132
Ancaman David
133
Ingin Tau
134
Kekesalan Venus
135
Bertemu Di Kafe
136
Rencana Venus Dan Daffa
137
Kerumah Davina
138
Ketakutan Daffa Dan Tawa David
139
Perjuangan Daffa Membujuk David
140
Membangunkan Venus Dan Daffa
141
Pergi Ke pasar
142
Buat Mancing Tuyul
143
Sampai Di Pasar
144
Perdebatan Daffa Dan David
145
Bertemu Davina
146
Masih Ada Harapan
147
Butuh Sedikit Pencerahan
148
Makan Siang
149
Langkah Pertama
150
Ke Cafe
151
Dasar Buaya
152
Dasar Cowok Labil
153
Pergi Ke Karaoke
154
Memberikan Saran
155
Rencana David
156
Mengikuti Keinginan Daffa
157
Mode Akting
158
Kedatangan Mami Karina
159
Hukuman Dari Mami Karina
160
Sudah Tidak Sabar
161
Syuting Drama Dadakan
162
Pengakuan Davina
163
Perdebatan Venus Dan Daffa
164
Keluhan David
165
Drama Di Kantin Rumah Sakit
166
Permintaan Venus
167
Kekhawatiran Papih Leon
168
Diskusi Ibu Dan Anak
169
Gombalan Dari Suami
170
Bergabungnya Papi Leon
171
Panggilan Sayang Khusus
172
Perdebatan Kaum Bucin Dan Kaum Buaya
173
Mengingat Kembali Kejadian Di Apartemen
174
Rencana Perjodohan Untuk Daffa
175
Kepusingan Daffa
176
Daffa Dan Kekesalannya Pada David
177
Perintah Davina
178
Berasa Jadi Supir
179
Drama Manja David Dan Perdebatannya Dengan Daffa.
180
Ajakan David
181
Terpaksa Berbohong
182
Mencari Si Bucin
183
Pengumuman
184
Kesedihan Venus
185
Permintaan David
186
Menuju Ke Kota B
187
Kekhawatiran Mami Karina
188
Nasib Daffa
189
Selalu Bertengkar
190
Perubahan David
191
Kejutan Untuk Venus
192
Bertemu Teman Lama
193
Syarat Dari Davina
194
Kegalauan Daffa
195
Saran Dari David
196
Pertanyaan Davina
197
Penampilan Baru Daffa
198
Pendapat Davina
199
Tingkah Aneh Daffa
200
Mencoba Memberikan Motivasi
201
Ajakan Venus
202
Bernegosiasi
203
Perubahan Daffa
204
Membuat Daffa Kesal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!