Rooftop

Terkadang orang yang lagi kecewa itu tidak tahu arah dan tujuan. Mereka hanya mengikuti kemana langkah kaki membawa. Sama halnya seperti Dian kekecewaan dan kesalahpahaman nya kepada Andara membawa dia sampai di rooftop rumah sakit.

Wanita itu berdiri dan bersandar pada tembok pembatas sambil menatap Indahnya langit senja dengan air mata yang terus menetes dari kedua sudut matanya.

Entah mengapa Dian merasa Kehadiran anak kedua Andara ini, akan semakin menggoyahkan posisi Dian di rumahnya sendiri. Ya rumah itu adalah rumah Dian! Lebih tepatnya rumah pemberian Andara untuknya, di tahun kedua pernikahan mereka, sekaligus hadiah atas kehamilannya waktu itu.

Tapi sayang kehamilannya tidak bertahan lama, karena Dian terjatuh dari tangga saat usia kandungannya baru memasuki bulan ke lima.

Terjatuh dengan posisi perut yang mendarat lebih dulu di anak kan tangga dan sedikit terguling ke bawah, membuat Dian pendarahan hebat. Hampir saja ia meregang nyawa dan rahimnya di angkat, tetapi Dian, maupun keluarganya menolak hal itu, bahkan tim medis terbaik yang di pilih tuan Xavier untuk membantu putri mereka. Melakukan Segala daya dan upaya untuk menolong Dian.

Dan upaya yang di lakukan tim medis terpilih itu berhasil menyelamatkan Dian dan Rahimnya. Tetapi ia di nyatakan akan sulit memiliki anak di kemudian hari.

Hal itu membuat Dian merasa kecewa pada dirinya sendiri, sebab dia tidak hati-hati. Walaupun Jatuhnya Dian dari tangga itu, di sebabkan oleh keteledoran Asisten rumah tangganya yang tidak teliti saat mengepel lantai tangga rumah mereka, Sehingga membuat Dian terpeleset dan berakhir di rumah sakit.

Sakit, Kecewa dan sedih harus di rasakan Dian saat kehilangan calon Anaknya. Dan menyebabkan Dian hampir depresi. tetapi Andara maupun keluarganya meyakinkan serta menguatkan Dian. " Sayang nggak papa, kamu ikhlas ya! Mungkin belum sekarang kita di berikan kepercayaan, tapi aku yakin kamu bisa hamil lagi nanti ." Ucap Andara sambil mengusap punggung Dian. Ucapan yang sama juga di terima dari keluarganya. Bahkan Andara dan keluarga Dian tidak mempermasalahkan ucapan dokter yang mengatakan Dian akan sulit punya anak di kemudian hari, toh Dian hanya di vonis sulit memiliki anak bukan tidak bisa, sekecil apapun, harapan itu masih ada untuk Dian.

Perlahan tapi pasti Dian mulai bangkit dari Dukanya, berkat dukungan dan cinta dari suami dan keluarganya. Tapi sekarang masalahnya berbeda, sanggup Diana melewati hal itu nanti.

" Ngapain disini?" Pertanyaan itu sontak membuat Dian terkejut, wanita itu langsung cepat-cepat mengusap kedua pipinya. Sebab ia kenal betul suara itu. " Kakak nggak berniat untuk berpikiran sempit kan?" Tanya orang itu lagi.

" Nggak kok, kakak cuma lagi cari Angin! Capek keliling-keliling." Jawabnya sembari membalik dan menemukan Dion Adiknya. " Kamu sendiri ngapain disini. Nggak berniat untuk berpikiran sempit kan?" Ejek Dian dengan pertanyaan yang sama.

" Nggaklah! Yang ada dia bakalan menang menang dan besar kepala nanti." Jawab Dion begitu Ambigu. Sembari menyesap nikotin yang di bawah. Lelaki sengaja naik ke rooftop untuk menyesap nikotin itu di sana. Mala bertemu dengan kakaknya.

" Siapa? Ria." Tanya Dian lagi.

" Nggak usah pura-pura! Lagian Ria siapa? dia juga nggak penting buat Aku."

" Kalau nggak penting nggak mungkin kamu nikahi."

"Jangan salah ya Kak, aku nikahi dia, biar anaknya bisa jadi hiburan buat mama, yang terus merengek minta cucu. " Jelasnya kepada sang kakak. Yang hanya di tanggapi dengan menaikkan kedua bahunya.

" Terus Melly gimana? Udah dapat kabar?" Tanya Dian. Dan Dion hanya menggeleng kepalanya.

" Dia seakan hilang di telan bumi kak. Dan sekarang aku hanya bisa berharap dia baik-baik saja dimana pun dia berada." Ucap Dion dengan tulus.

" Kamu cinta banget ya sama Dia."

" Ya, aku sangat mencintainya bahkan melebihi aku mencintai diri aku sendiri." Jawab Dion sambil menatap jauh ke depan.

" Melly dan mama? Siapa yang lebih kamu cintai." Tanya Dian lagi, entah kenapa wanita itu jadi banyak bertanya.

Dion tertawa." Kakak mau bandingkan aku sama suami kakak. " Ejeknya. Seraya menarik tubuh sang kakak dan memeluknya. " Aku mencintai Melly melebihi apapun begitu pun dengan mama. Karena cinta yang aku kasih ke mama berbeda dengan yang aku kasih untuk Melly, jadi jangan pernah meminta aku untuk memilih salah satu diantara mereka, karena mereka sama-sama penting buat aku." Jelasnya sembari mengecup puncak kepala Kakaknya.

" Sekarang jawab aku! Kenapa kakak disini." Giliran Dion yang bertanya.

" Kan kakak sudah jawab tadi, kakak lagi cari Angin." Ucap Dian sembari melepaskan pelukan mereka.

" Cari angin kok nangis! Mending kakak Cerita sama aku ada apa?" Desak Dion lagi.

" Sumpah Dek, kakak baik-baik aja! Kamu nggak perlu khawatir."

" Yakin."

" Sangat yakin malah."

" Baiklah Anggap saja aku percaya. Tapi satu yang harus kakak ingat, jika suatu hari nanti dia sia-siakan Kakak. Kakak harus ingat Kakak itu cantik, kakak baik, kakak mandiri, kakak pintar dan kakak bisa menemani dan menerima dia dalam situasi apapun. Jadi kalau dia sia-siakan kakak. Kakak jangan pernah bertanya kekurangan kakak dimana. Karena aku tahu Dia yang tidak bersyukur memiliki kakak. Soal anak itu rahasia tuhan. " Dian tersenyum sembari mengangguk." Kakak masih mau disini atau mau ikut aku turun? "

" Kakak ikut kamu aja Dek." Dion mengangguk. Sembari menggenggam tangan kakaknya dan melangkah bersama-sama meninggalkan rooftop itu.

Sampainya di ruang Luna, Dian di buat terkejut! Karena teman yang dia cari adalah istri dari sahabat Adiknya. Mereka pun bercerita dan tertawa bersama sehingga Dian sedikit melupakan masalah rumah tangganya.

Tepat jam Delapan malam, barulah Dion dan Dian pamit pulang! Sebelum kembali kerumahnya Dion lebih dulu mengantar sang kakak. " Terima kasih ya Dek! Kamu hati-hati ya, jangan ngebut." Ucap Dian begitu ia tiba di depan rumahnya.

" Siap kak! Aku langsung balik ya, udah malam." Dian mengangguk. Sembari menatap mobil Dion yang perlahan menjauh.

Begitu mobil Dion menghilang dari pandangannya Dian berbalik untuk masuk kedalam rumah. Ia menatap bangunan berantai dua di hadapannya itu. Entah kenapa Dian merasa semakin asing di rumah ini.

Dia yang pertama datang sekaligus menjadi tuan rumah di rumah itu, perlahan-lahan menjadi seperti kerabat jauh yang hanya sekedar mampir sesaat, terus pergi dan akan mampir di waktu senggang.

Semua itu bisa terjadi karena dia tidak menemukan kenyamanan di rumah itu lagi. Bahkan Anak Andara yang harusnya memanggil dia dengan panggilan Bunda, ibu atau mama justru memanggilnya dengan panggilan tante. Dan lebih menyakitkan untuk Dian, sikap mertuanya yang semakin hari semakin menjadi. 'Mbak mulai hari ini jangan pernah berharap sama siapapun. Karena yang tahu bahagia mbak cuma mbak sendiri. Mbak mau di hargai, mau di sayangi. Semua harus dari diri mbak sendiri dulu. Jika mbak bisa menghargai dan menyayangi diri mbak, orang lain juga akan sayang dan hargai mbak begitu pun sebaliknya. Mau bahagia atau tidak di mulai dari diri sendiri.' Kata-kata Luna kembali terngiang di kepalanya." Benar yang di katakan Luna. Ayo Di, Kamu bisa. " Wanita itu menguatkan tekadnya dan melangkah dengan anggun masuk kedalam rumahnya.

.......

.......

.......

.......

...Bersambung....

...Happy reading.. 💔💔...

Terpopuler

Comments

Lina aja

Lina aja

y betul itu....hargailah diri sendir baru bisa di hargai orang lain

2022-10-30

0

Nini Andriani

Nini Andriani

gemes mbayangkn bertahun2 menderita lahir bathin 😡

2022-05-18

0

Betti Murniatiningsih

Betti Murniatiningsih

next

2022-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 AWAL SEGALANYA.
2 Keinginan mertua.
3 Hari paling menyakitkan.
4 Senyum dibalik luka
5 Lain dihati lain dibibir
6 Apa salah ku?
7 Perdebatan menantu dan mertua.
8 Posisi yang sama
9 Doa yang sama.
10 Api cemburu
11 Pembelaan Ken.
12 Permintaan seorang ayah.
13 Kemari lah, jadi aku?!
14 Menikmati weekend
15 Kebohongan Dian.
16 Salah paham.
17 Rooftop
18 Kehadiran Hani
19 Do'a Hani
20 Pertengkaran.
21 Hari yang menyakitkan.
22 Kabar baik.
23 Pertanyaan yang menyakitkan
24 AHYAN GIOVANNI BAGASKARA
25 Semua untuk Ahyan.
26 Sampai pada batasnya.
27 Apa maksudnya ini?
28 Kamu sungguh menyebalkan.
29 Perdebatan Andara dan Dion.
30 Rencana Dion.
31 Hari persidangan
32 Kejutan untuk keluarga Bagaskara
33 Kesempatan.
34 Kamar yang sama.
35 Menantu pilihan
36 Gila kamu El!
37 Masalah untuk keluarga Xavier
38 Konferensi pers
39 Penolakan bersyarat.
40 Takut jatuh cinta?
41 Ulang tahun Lisa
42 Dukungan untuk kalian
43 Menjenguk El
44 Di, Nikah yuk!
45 Karena aku cinta
46 Pertemuan dua keluarga.
47 Semua karena Hani.
48 Pernikahan berkedok perjodohan.
49 Ungkapan perasaan Ken
50 Undangan ulang tahun
51 Ini bukan perjodohan
52 Berbagi kebahagiaan
53 Mantan suami, istrinya.
54 Hadiah untuk Hani
55 Sakit yang berkali-kali.
56 Selamat jalan Alesya.
57 Apa ini karma?
58 Hak dan kewajiban.
59 Hanya mesin pencetak
60 Pemandangan yang indah
61 Mulai dari nol
62 End (Karma tak semanis kurma.)
63 Extra part: Rencana berlibur.
64 Extra part: Jatuh cinta lagi dan lagi
65 Epilog
66 Baca ya
67 S2. Part1
68 S2, part 2.
69 S2. part 3
70 S2. part4
71 S2 part5
72 S2 part6.
73 S2 the finale.
74 Terima kasih
Episodes

Updated 74 Episodes

1
AWAL SEGALANYA.
2
Keinginan mertua.
3
Hari paling menyakitkan.
4
Senyum dibalik luka
5
Lain dihati lain dibibir
6
Apa salah ku?
7
Perdebatan menantu dan mertua.
8
Posisi yang sama
9
Doa yang sama.
10
Api cemburu
11
Pembelaan Ken.
12
Permintaan seorang ayah.
13
Kemari lah, jadi aku?!
14
Menikmati weekend
15
Kebohongan Dian.
16
Salah paham.
17
Rooftop
18
Kehadiran Hani
19
Do'a Hani
20
Pertengkaran.
21
Hari yang menyakitkan.
22
Kabar baik.
23
Pertanyaan yang menyakitkan
24
AHYAN GIOVANNI BAGASKARA
25
Semua untuk Ahyan.
26
Sampai pada batasnya.
27
Apa maksudnya ini?
28
Kamu sungguh menyebalkan.
29
Perdebatan Andara dan Dion.
30
Rencana Dion.
31
Hari persidangan
32
Kejutan untuk keluarga Bagaskara
33
Kesempatan.
34
Kamar yang sama.
35
Menantu pilihan
36
Gila kamu El!
37
Masalah untuk keluarga Xavier
38
Konferensi pers
39
Penolakan bersyarat.
40
Takut jatuh cinta?
41
Ulang tahun Lisa
42
Dukungan untuk kalian
43
Menjenguk El
44
Di, Nikah yuk!
45
Karena aku cinta
46
Pertemuan dua keluarga.
47
Semua karena Hani.
48
Pernikahan berkedok perjodohan.
49
Ungkapan perasaan Ken
50
Undangan ulang tahun
51
Ini bukan perjodohan
52
Berbagi kebahagiaan
53
Mantan suami, istrinya.
54
Hadiah untuk Hani
55
Sakit yang berkali-kali.
56
Selamat jalan Alesya.
57
Apa ini karma?
58
Hak dan kewajiban.
59
Hanya mesin pencetak
60
Pemandangan yang indah
61
Mulai dari nol
62
End (Karma tak semanis kurma.)
63
Extra part: Rencana berlibur.
64
Extra part: Jatuh cinta lagi dan lagi
65
Epilog
66
Baca ya
67
S2. Part1
68
S2, part 2.
69
S2. part 3
70
S2. part4
71
S2 part5
72
S2 part6.
73
S2 the finale.
74
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!