Kebohongan Dian.

" Berhenti bersikap posesif ke aku ya! Apa aku pernah bersikap begini saat kamu bersama El? Nggak kan, jadi please jangan mencurigai aku. Lagian kamu tidak kenal semua teman aku. " Balas Dian sembari beranjak ke kamar mandi.

" Tapi kamu itu istri aku." Teriak Andara.

 " Mas, jika aku istri mas! Harusnya mas buat aku nyaman berada di dalam rumah, bukan nyaman di luar rumah seperti sekarang ini." Balas Dian tentunya dengan nada berteriak dari dalam sana.

" Oh, jadi kamu nyalain aku! Apa kamu lupa? Kamu yang minta aku buat nikahi Elana." Balas Andara membuat sambil menendang pintu kamar mandi, membuat Dian terkejut di dalam sana." Kamu yang membuat semuanya seperti ini jadi jangan pernah merasa yang paling tersakiti disini. Kamu tahun aku bersikap seperti ini agar anakku nyaman dan tumbuh dengan baik tolong mengerti itu Diana."

" Tenang saja Mas, aku ngerti kok! Paling mengerti mala." Sahut Dian lagi, setelah itu mereka sama-sama terdiam. Andara terdiam karena rasa bersalahnya untuk Dian, sementara Dian terdiam karena kehabisan kata kata.

...\=\=\=\=\=\=\=...

Andara menghampiri Dian yang tengah Duduk di depan meja rias sambil mengeringkan rambutnya.

" Sayang maaf ya! Aku nggak bermaksud buat ngomong kasar sama kamu! Aku hanya khawatir, kamu pergi seharian dan nggak ada kabar. Sayang kamu jangan gitu lagi ya." Pinta Andara sembari berjongkok di samping Dian dan menggenggam kedua tangannya.

" Kita lupain aja aku capek mau istirahat." Sahut Dian seraya beranjak meninggalkan Andara. Perlahan Dian naik keatas ranjang dan berbaring di sana.

Tidak ingin kekesalan istrinya semakin berlanjut, Andara pun mengikuti Dian sembari ikut berbaring di sampingnya.

" Sayang kamu marah?" Tanya Andara tanpa dosa, Lelaki itu melingkarkan tangannya di pinggang Dian dan mengecup tengkuk istrinya itu, membuat Dian merasa risih.

"Aku tidak marah kok, Aku hanya capek dan butuh istrinya." Jawab Dian. Ia mencoba menjauhi Andara, tetapi suaminya itu tidak memberikan Dian kesempatan. Dan kalau sudah seperti ini, Dian tahu akhirnya akan seperti apa. Walaupun tidak ingin Dian tetap menuruti, walaupun terpaksa Dian tetap bersikap seolah menikmati semuanya.

Apa masih pantas semua ini di sebut pernikahan, di saat semua yang dia jalani merupakan sebuah kebohongan. Dian mencoba menghilangkan rasa cintanya dengan bersikap masa bodoh kepada Andara. Berpura-pura masih mencintai padahal mulai mati rasa, memilih bertahan karena nggak mau, dia dan orang tuanya menanggung malu, dan Dian tetap melayani Andara karena kewajibannya sebagai seorang istri.

Setelah selesai mendapatkan kepu*s*nnya Andara mulai memejamkan matanya, sementara Dian masih senang tiasa terjaga.

" Mas." Panggil Dian, sedangkan lelaki itu hanya menjawab dengan bergumam dengan mata tetap terpejam." Mas bisa nggak sih ngomong  sama mama! Jangan suka membanding bandingkan Aku sama El. Aku juga nggak mau ya, berada di posisi ini." Ujarnya berharap  kali ini sang suami mau mengerti dan memberi pengertian untuk mertuanya itu.

Andara kembali membuka kedua matanya dan menatap dengan hangat wajah Dian. " Sayang aku juga sudah sering ngomong sama mama, dan akhirnya mama nyalain aku karena terlalu sayang dan manjain kamu, lagian ya sayang, aku yakin mama itu nggak bermaksud untuk membanding-bandingkan kamu sama El! Semua ini hanya_"

" Hanya apa? Hmmm hanya perasaan aku saja gitu! Aku yang terlalu Naif dan selalu berpikir kalau mama suka membanding-bandingkan aku dengan El, iya." Sahut Dian. Mulai kesal lagi dengan suaminya.

" Bukan seperti itu sayang. Tolong buang pikiran kamu tentang, membanding-bandingkan kamu sama El. Karena Baik aku, mama atau pun orang lain tidak ada yang bermaksud untuk membandingkan kamu sama El." Sanggah lelaki itu. Membuat Dian semakin tersulut.

" Mas, asal kamu tahu ya, itu semua bukan hanya pemikiran aku saja, tapi memang kenyataannya seperti itu. Lagian sampai kapan sih mama kamu ada disini. " Sambungnya.

" Oh, jadi kamu nggak suka kalau mama aku datang kesini, kamu keberatan dengan hal itu. Di, kalau kamu cemburu sama El, jangan lampiaskan ke mama. Kamu lupa! Kamu yang memberikan aku izin untuk menikahi El jadi jangan kekanak-kanakan Di. " ketus Andara, tanpa dia tahu kata-katanya itu melukai hati Dian." Sudahlah aku mau tidur, aku lelah karena banyak pekerjaan di kantor. " Lelaki itu kembali memejamkan matanya lagi, kali ini dengan berbaring memunggungi Dian tanpa sempat melihat cairan bening yang jatuh tanpa Permisi dari kedua sudut mata istrinya.

Ternyata posisi Dian selamanya mungkin akan seperti ini. Andara yang dia harapkan bisa menjadi tempat mengadu, justru bersikap seperti begini, rasanya lelaki itu semakin menjauh dari genggamnya. Dian ikut memejamkan matanya samping Andara, ingin rasanya di segera terlelap dan melupakan semua kata-kata Andara barusan. Tetapi Hatinya terlalu sakit. Air matanya juga tidak mau berhenti dan terus terjatuh. Untuk kesekian kalinya Dian kembali menangis dalam diam.

Bukan karena dian bodoh! Sebab berpura-pura bahagia di saat hatinya banyak menyimpan luka yang tak bisa di luapkan, itu rasanya begitu sesak dan teramat sakit. Hanya air mata yang mampu meringankan sedikit rasa sakit itu.

...\=\=\=\=\=\=\=\=...

Keesokan harinya Dian terbangun dengan mata sembah, ia tidak tahu jam berapa dia tertidur dan seperti biasanya Dian tidak menemukan keberadaan Andara.

Dengan perlahan wanita itu beranjak dari tempat tidurnya, ia berjalan kearah balkon! Untuk menikmati udara pagi, sayangnya pemandangan di bawah sana membuat Dian tersenyum.

Tidak ada yang tahu seperti apa perasaan Dian, setiap kali dia harus menyaksikan keharmonisan keluarga kecil Andara dan Elana. 

Seperti pagi hari ini, Pemandangan dimana Andara bermain bersama Alesya dan di temani Elana, selalu berhasil menyentil Ulu hatinya.  Belum lagi perubahan sikap Andara kepadanya seiring berjalannya waktu. Entah Andara sadar atau tidak, yang pasti hal itu sangat terasa dan terlihat jelas untuk Dian. 

Andai langkah Dian tidak sejauh ini, mungkin semuanya akan berbeda cerita. Dan Seandainya rasa yang Dian punya tidak sedalam itu untuk Andara, mungkin wanita itu akan memilih berpisah dari pada harus berada di posisi ini. Tapi apa mau dikata semua sudah terjadi, menyesal pun tidak akan mengembalikan semua ke tempat semula, yang bisa Dian lakukan hanya menjalani sampai dia merasa lelah dan melepaskan andara atau tetap bertahan walau dia tahu lukanya akan semakin sakit dari ini. 

" Selamat pagi." Ucap Dian wanita itu menguatkan dirinya untuk menghampiri mereka yang tengah bermain di taman. 

" Pagi Sayang." 

" Pagi Mbak! Sya, Jawab salam Tante." Pinta El kepada putrinya yang baru genap 2 tahun itu. 

" Pagi Tante." Ucap Alesya dengan suara cadelnya.

" Loh kok panggil tante." Protes Andara. Sementara Dian hanya tersenyum mengejek dirinya sendiri.

" Mama yang minta! Kenapa kalian keberatan? " Tanya Nyonya Wartika, entah sejak kapan wanita paruh bayah itu sudah berada di antara mereka. " Lagian sudah benar kok Kalau Alesya memanggil Dian dengan sebutan tante." Lanjutnya lagi.

" Ma, Alesya itu anak aku dan Dian istri aku jadi wajar jika, Alesya memanggil Dian ibu." Sahut Andara. Lelaki itu tidak habis pikir dengan ajaran mamanya.

" Enak aja! Kalau dia mau di panggil ibu, buat anaknya sendirilah, kenapa harus mengharapkan panggil ibu dari anak wanita lain. " Balas mamanya andara sembari meliris sinis ke arah Dian. Sedangkan Dian sendiri hanya memutar bola matanya jengah dengan sikap ibu mertuanya. Wanita itu berbalik meninggalkan Andara yang terus berdebat dengan ibunya. Sebab Dian tahu jika Dia membuka mulutnya, itu akan menyakiti hati mertuanya.

Jadi jangan salah menilai sikap Dian, jika selama ini dia bersikap baik dan selalu mengalah kepada suami dan mertuanya. Semua itu hanya untuk menunjuk jika kedua orang tuanya mendidik dia dengan baik.

.......

.......

.......

.......

...Bersambung....

Terpopuler

Comments

evvylamora

evvylamora

t*l*l jd perempuan

2023-11-26

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Dian bodok aja, bukan pulang k rmh ortu, buat apa di rmh mertua yg hanya di buat tempat tatakan kotoran. thour plase Dian biar minta cerai aja lah.

2023-08-08

0

Sukliang

Sukliang

mana cabe mana cabe ya
mau sumpel ke mulut mertua bau tanah

2023-06-15

0

lihat semua
Episodes
1 AWAL SEGALANYA.
2 Keinginan mertua.
3 Hari paling menyakitkan.
4 Senyum dibalik luka
5 Lain dihati lain dibibir
6 Apa salah ku?
7 Perdebatan menantu dan mertua.
8 Posisi yang sama
9 Doa yang sama.
10 Api cemburu
11 Pembelaan Ken.
12 Permintaan seorang ayah.
13 Kemari lah, jadi aku?!
14 Menikmati weekend
15 Kebohongan Dian.
16 Salah paham.
17 Rooftop
18 Kehadiran Hani
19 Do'a Hani
20 Pertengkaran.
21 Hari yang menyakitkan.
22 Kabar baik.
23 Pertanyaan yang menyakitkan
24 AHYAN GIOVANNI BAGASKARA
25 Semua untuk Ahyan.
26 Sampai pada batasnya.
27 Apa maksudnya ini?
28 Kamu sungguh menyebalkan.
29 Perdebatan Andara dan Dion.
30 Rencana Dion.
31 Hari persidangan
32 Kejutan untuk keluarga Bagaskara
33 Kesempatan.
34 Kamar yang sama.
35 Menantu pilihan
36 Gila kamu El!
37 Masalah untuk keluarga Xavier
38 Konferensi pers
39 Penolakan bersyarat.
40 Takut jatuh cinta?
41 Ulang tahun Lisa
42 Dukungan untuk kalian
43 Menjenguk El
44 Di, Nikah yuk!
45 Karena aku cinta
46 Pertemuan dua keluarga.
47 Semua karena Hani.
48 Pernikahan berkedok perjodohan.
49 Ungkapan perasaan Ken
50 Undangan ulang tahun
51 Ini bukan perjodohan
52 Berbagi kebahagiaan
53 Mantan suami, istrinya.
54 Hadiah untuk Hani
55 Sakit yang berkali-kali.
56 Selamat jalan Alesya.
57 Apa ini karma?
58 Hak dan kewajiban.
59 Hanya mesin pencetak
60 Pemandangan yang indah
61 Mulai dari nol
62 End (Karma tak semanis kurma.)
63 Extra part: Rencana berlibur.
64 Extra part: Jatuh cinta lagi dan lagi
65 Epilog
66 Baca ya
67 S2. Part1
68 S2, part 2.
69 S2. part 3
70 S2. part4
71 S2 part5
72 S2 part6.
73 S2 the finale.
74 Terima kasih
Episodes

Updated 74 Episodes

1
AWAL SEGALANYA.
2
Keinginan mertua.
3
Hari paling menyakitkan.
4
Senyum dibalik luka
5
Lain dihati lain dibibir
6
Apa salah ku?
7
Perdebatan menantu dan mertua.
8
Posisi yang sama
9
Doa yang sama.
10
Api cemburu
11
Pembelaan Ken.
12
Permintaan seorang ayah.
13
Kemari lah, jadi aku?!
14
Menikmati weekend
15
Kebohongan Dian.
16
Salah paham.
17
Rooftop
18
Kehadiran Hani
19
Do'a Hani
20
Pertengkaran.
21
Hari yang menyakitkan.
22
Kabar baik.
23
Pertanyaan yang menyakitkan
24
AHYAN GIOVANNI BAGASKARA
25
Semua untuk Ahyan.
26
Sampai pada batasnya.
27
Apa maksudnya ini?
28
Kamu sungguh menyebalkan.
29
Perdebatan Andara dan Dion.
30
Rencana Dion.
31
Hari persidangan
32
Kejutan untuk keluarga Bagaskara
33
Kesempatan.
34
Kamar yang sama.
35
Menantu pilihan
36
Gila kamu El!
37
Masalah untuk keluarga Xavier
38
Konferensi pers
39
Penolakan bersyarat.
40
Takut jatuh cinta?
41
Ulang tahun Lisa
42
Dukungan untuk kalian
43
Menjenguk El
44
Di, Nikah yuk!
45
Karena aku cinta
46
Pertemuan dua keluarga.
47
Semua karena Hani.
48
Pernikahan berkedok perjodohan.
49
Ungkapan perasaan Ken
50
Undangan ulang tahun
51
Ini bukan perjodohan
52
Berbagi kebahagiaan
53
Mantan suami, istrinya.
54
Hadiah untuk Hani
55
Sakit yang berkali-kali.
56
Selamat jalan Alesya.
57
Apa ini karma?
58
Hak dan kewajiban.
59
Hanya mesin pencetak
60
Pemandangan yang indah
61
Mulai dari nol
62
End (Karma tak semanis kurma.)
63
Extra part: Rencana berlibur.
64
Extra part: Jatuh cinta lagi dan lagi
65
Epilog
66
Baca ya
67
S2. Part1
68
S2, part 2.
69
S2. part 3
70
S2. part4
71
S2 part5
72
S2 part6.
73
S2 the finale.
74
Terima kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!